AUTHOR OF THE MONTH: Okky Madasari Patahkan Paradigma Writer's Block
Okky Madasari baru saja merilis novel anak terbarunya, yang berjudul Mata dan Rahasia Pulau Gapi pada November 2018 lalu. Sedikit membahas di balik pembuatannya, ternyata Okky menerapkan hal baru selama penulisan novel terbarunya itu.
Lewat media sosialnya, Okky melaporkan setiap proses pengerjaan novel Mata dan Rahasa Pulau Gapi kepada followers-nya.
“Saya sengaja bikin kayak live instagram, bukan live video ya maksudnya. Saya menyapa kawan followers, nanti siangnya saya bilang misal sudah nulis 400 kata 500 kata, lalu nanti di akhir hari, saya bilang lagi sudah bisa 1000 kata. Itu selama satu bulan penuh saya begitu, jadi teman-teman Instagram ngikutin betul, mereka betul-betul tahu proses penulisan ini,” ungkap Okky Madasari kepada Gramedia.com baru-baru ini.
Selama satu bulan lebih, dimulai bulan Juni 2018 lalu, Okky Madasari benar-benar membagikan proses penulisannya melalui sosial media. Jika dipikir-pikir, sebenarnya tidak ada untungnya juga membagikan kegiatan penulisan tersebut. Tapi ternyata, Okky punya misi tersendiri mengapa melakukan hal tersebut.
“Itu pertama kali, pengalaman pertama dalam hidup saya membuka proses menulis. Saya ingin menunjukkan proses menulis adalah sesuatu yang real nggak ada mitos, nggak ada yang sifatnya magic semua itu soal konsistensi, kerja keras, dan fokus,” tuturnya.
Dengan membuka proses menulis itu juga, Okky ingin menunjukkan naik turunnya proses yang harus dihadapi seorang penulis. Baginya, sudah pasti seorang penulis akan mengalami masa naik turun dalam proses penulisan, namun dirinya tak percaya adanya writer’s block. Bagi ibu satu anak ini, mogoknya proses menulis hanya karena kurangnya ide ataupun karena rasa lelah.
“Writer’s block itu sebenarnya kan karena kita kehabisan ide, makanya harus riset, break saja dulu, baca buku atau sebagainya, atau simply, capek. Jadi istirahat saja dulu. Nah, teman-teman yang mengikuti saya di Instagram tahu waktu istirahat saya, karena saya bilang hari ini saya istirahat dulu,” ungkapnya.
Selebihnya, tak ada hal spesial atau ritual khusus yang dilakukannya jika sedang menggarap karya terbarunya. Katanya, dia hanya butuh menulis di tempat yang dianggapnya sebagai rumah.
“Saya nggak terlalu harus nulis di kafe atau di tempat apa gitu nggak, yang penting saya merasa nyaman, dan tempat paling nyaman itu rumah, nyaman, pakai daster saja dan sudah.” terangnya.
Kira-kira, Okky Madasari akan membagikan lagi proses menulisnya lagi tidak ya di buku selanjutnya? Sepertinya harus ditunggu bersama-sama.
Buat yang belum mengikuti proses tersebut, mungkin akan jadi pengalaman baru melihat penulis membuka proses penulisan seperti yang dilakukan Okky Madasari.
Sambil menunggu proses penulisan buku selanjutnya dimulai, pastikan kamu sudah membaca dua buku dari seri petualangan Mata yang berjudul Mata di Tanah Melus dan *Mata dan Rahasia Pulau Gapi*.
Pesan bukunya di Gramedia.com, ya!