Mahfud Ikhwan
Kambing dan Hujan
Deskripsi
Kisah Kambing dan Hujan menceritakan tentang kisah cinta tak sampai antara dua anak pentolan Kiai Muhammadiyah dan NU di desa Centong. Fauzia (anak dari Kiai NU) dan Miftah (anak Kiai Muhammadiyah) tak bisa dengan leluasa mengutarakan keinginannya untuk menikah, karena buruknya hubungan penganut dua aliran tersebut.
Kisah mereka akhirnya ikut membuka alasan dan asal-usul perselisihan tiada akhir antara Muhammadiyah dan NU disana. Ritme kisah ini yang sebenarnya sangat sederhana, tapi sisi kemanusiaannya sangat mengena.
Walaupun kisah cintanya lumayan manis dan sedikit romantis, tapi kisah Fauzia dan Miftah didalam buku ini hanyalah bahan pelengkap. Ibarat acar di nasi goreng, di mana kita tetap bisa makan nasi goreng tanpa acar. Tapi tentu lebih enak makan nasi goreng yang ada acarnya. Kira-kira begitulah penggambaran tentang komposisi cerita cinta dalam buku ini.
SINOPSIS
Miftahul Abrar tumbuh dalam tradisi Islam modern. Latar belakang itu tidak membuatnya ragu mencintai Nurul Fauzia yang merupakan anak seorang tokoh Islam tradisional. Namun, seagama tidak membuat hubungan mereka baik-baik saja. Perbedaan cara beribadah dan waktu hari raya serupa jembatan putus yang memisahkan keduanya, termasuk rencana pernikahan mereka.
Hubungan Mif dan Fauzia menjelma tegangan antara hasrat dan norma agama. Ketika cinta harus diperjuangkan melintasi jarak kultural yang rasanya hampir mustahil mereka lalui, Mif dan Fauzia justru menemukan sekelumit rahasia yang selama ini dikubur oleh ribuan prasangka. Rahasia itu akhirnya membawa mereka pada dua pilihan: percaya akan kekuatan cinta atau menyerah pada perbedaan yang memisahkan mereka.
Baca Selengkapnya
Detail Buku