Jenis Kelamin di Thailand – Thailand, dikenal sebagai Negeri Gajah Putih, bukan hanya populer karena keindahan tempat wisatanya dan kekayaan budayanya yang menawan. Lebih dari itu, negara ini juga menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia karena keunikannya, terutama dalam hal keberagaman gender masyarakatnya. Berbagai identitas gender ini memberi warna tersendiri dalam kehidupan sosial Thailand, menciptakan lingkungan yang inklusif bagi banyak kalangan.
Thailand memiliki reputasi sebagai negara yang memiliki banyak ladyboy serta identitas gender lainnya. Meskipun keberagaman ini belum mendapat pengakuan resmi dari pemerintah, masyarakat Thailand menunjukkan sikap toleransi yang tinggi terhadap berbagai identitas gender yang ada di sekitarnya. Sikap terbuka ini membuat Thailand menjadi tempat di mana setiap orang, terlepas dari identitas gendernya, merasa lebih diterima.
Hal ini tentu menimbulkan rasa ingin tahu bagi banyak orang, khususnya terkait jumlah jenis kelamin atau gender yang dikenal di Thailand. Grameds mungkin pernah mendengar bahwa ada 18 jenis gender yang disebut-sebut eksis di negara ini. Apakah benar demikian? Mari kita bahas jawabannya lebih dalam, sekaligus memahami bagaimana masyarakat Thailand merayakan keanekaragaman ini dalam kesehariannya!
Table of Contents
Ada Berapa Jenis Kelamin di Thailand?
Thailand dikenal dengan sikap masyarakatnya yang sangat toleran terhadap berbagai perbedaan, termasuk perbedaan identitas gender. Ladyboy atau pria yang berpenampilan dan berperilaku seperti wanita telah menjadi salah satu ciri khas Thailand yang menarik perhatian banyak orang. Kepopuleran kelompok ini bukan hanya karena masyarakatnya yang terbuka, tetapi juga karena keanggunan dan pesona mereka yang membuat kehadiran mereka diterima luas di berbagai lapisan masyarakat.
Popularitas ladyboy di Thailand sering kali menimbulkan rasa penasaran mengenai berapa banyak jenis kelamin atau gender yang ada di negara ini. Beberapa orang bahkan percaya bahwa Thailand telah mengakui hingga 18 jenis gender. Namun, untuk memahami hal ini lebih dalam, penting bagi kita untuk membedakan antara istilah “jenis kelamin” dan “gender,” yang sering kali dianggap sama meskipun sebenarnya memiliki makna yang berbeda.
Jenis kelamin, pada dasarnya, merujuk pada karakteristik biologis yang membedakan laki-laki dan perempuan, seperti kromosom, organ reproduksi, dan hormon. Contohnya, laki-laki memiliki testis dan kromosom XY dengan kadar testosteron yang tinggi, sedangkan perempuan memiliki ovarium, kromosom XX, dan kadar estrogen yang dominan. Karakteristik ini bersifat biologis dan umumnya tidak berubah karena telah ditentukan sejak lahir.
Sebaliknya, gender adalah konsep yang lebih fleksibel dan dibentuk oleh norma sosial, mencakup identitas, peran, dan ekspresi yang bisa berbeda di tiap masyarakat. Di Thailand, “18 gender” sebenarnya merujuk pada 18 kategori atau kelompok sosial yang mengidentifikasi diri dengan karakteristik gender yang beragam, bukan pada jenis kelamin biologis. Variasi ini menunjukkan betapa dinamisnya ekspresi gender yang berkembang sesuai dengan norma sosial, yang memungkinkan individu untuk memilih identitas gender yang paling sesuai dengan dirinya.
Perkembangan Gender Anak Dalam Perspektif Psikologi merupakan salah satu buku yang menjelaskan bagaimana konsep gender berkembang dalam perspektif psikologi mulai dari tahap bayi hingga anak-anak akhir yang sangat penting dipahami di masa kini.
Gender merupakan konsep sosial yang berkembang pada diri anak dan dipelajari anak sejak tahap awal kehidupan. Untuk memahami bagaimana konsep gender anak berkembang menuju arah yang lebih kompleks dan matang seiring pertambahan usia, diperlukan referensi yang menjadi acuan. Buku Perkembangan Gender Anak dalam Perspektif Psikologi ini menguraikan bagaimana konsep gender berkembang pada diri anak yang dimulai dari tahap bayi hingga tahap kanak-kanak akhir, di mana konsep gender pada anak berkembang menuju arah yang lebih kompleks dan lebih matang seiring tahapan usia. Penulis menggunakan psikologi perkembangan sebagai pendekatan utama kemudian dibantu oleh pendekatan psikologi sosial dan pendekatan biologis dalam menganalisis dan merefleksikan berbagai referensi sehingga menghasilkan tulisan yang lengkap dan pembahasan yang kritis juga komprehensif. Secara garis besar, buku ini memuat bab-bab dengan bahasan: Memahami pentingnya mempelajari perkembangan gender dan membedakan konsep gender dengan jenis kelamin.
18 Jenis Gender di Thailand
Di Thailand, ada setidaknya 18 jenis gender dengan definisi dan karakteristik yang berbeda-beda. Berikut penjelasan dari 18 jenis gender tersebut.
1. Pria
Jenis gender pertama yang ada di Thailand adalah pria. Sesuai dengan definisi jenis kelamin pria, gender pria memiliki makna yang sama yaitu seseorang yang memiliki testis, penis prostat, kromosom XY dan hormon testosteron yang tinggi.
2. Wanita
Seperti halnya seorang pria, gender wanita di Thailand adalah seseorang yang memiliki karakteristik biologis berupa vagina, rahim, ovarium, kromosom XX dan hormon estrogen yang lebih tinggi.
3. Tom
Berbeda dari dua jenis kelamin di Thailand yaitu pria dan wanita, seorang tom adalah seorang perempuan yang memiliki penampilan seperti laki-laki dan menyukai seorang dee, yaitu perempuan feminim yang menyukai perempuan tomboy.
4. Dee
Dee adalah seorang perempuan yang biasanya menyukai gaya busana khas feminim dan menyukai seorang tom yaitu perempuan dengan penampilan menyerupai laki-laki atau tomboy.
5. Tom Gay
Tom Gay adalah seorang tom biasa akan tetapi memiliki kecenderungan seksual kepada perempuan, tom atau seorang dee.
6. Tom Gay King
Hampir mirip seperti Tom Gay, Tom Gay King adalah seorang wanita yang umumnya memiliki gaya lebih maskulin atau lebih gagah dibandingkan Tom Gay.
7. Bi
Biseksual adalah seorang wanita atau laki-laki yang memiliki ketertarikan seksual terhadap sesama jenis dan lawan jenisnya. Akan tetapi, gender Bi di Thailand adalah sebutan untuk seorang wanita yang memiliki ketertarikan seksual terhadap sesama jenis dan lawan jenis.
8. Boat
Apabila Bi adalah sebutan untuk perempuan maka Boat adalah sebutan untuk seorang laki-laki yang memiliki ketertarikan pada sesama jenis dan lawan jenis.
9. Gay Queen
Gender kesembilan di Thailand ini adalah seseorang yang memiliki jenis kelamin laki-laki dengan gaya busana dan bahasa tubuh feminim seperti wanita serta menyukai pria.
10. Gay King
Kebalikannya dari Gay Queen, seorang Gay King adalah seorang pria yang memiliki bahasa tubuh dan gaya busana maskulin layaknya laki-laki biasa dan menyukai sesama jenisnya.
11. Tom Gay Queen
Identitas gender ini biasanya digunakan oleh seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai Tom dan menyukai seorang Tom yang memiliki gaya feminin.
12. Tom Gay Two Way
Tom Gay Two Way merupakan seorang Tom yang bisa menjadi Tom Gay King atau Tom Gay Queen. Artinya, mereka adalah seorang perempuan yang berpakaian seperti laki-laki dan memiliki keterikatan seksual dengan sesama jenis atau lawan jenis dengan gaya feminin dan maskulin.
13. Lesbian
Lesbian adalah seorang perempuan yang memiliki ketertarikan seksual pada sesama jenisnya.
14. Kathoey atau Lady Boy
Istilah gender satu ini memang sangat familiar, Lady Boy adalah seorang laki-laki yang telah menjalani prosedur operasi plastik untuk mengubah bentuk badan atau wajahnya agar menjadi seperti perempuan.
15. Adam
Adam merupakan seorang laki-laki yang menyukai Tom atau seorang perempuan dengan penampilan maskulin menyerupai laki-laki.
16. Angee
Angee merupakan panggilan yang digunakan untuk seorang Lady Boy akan tetapi memiliki ketertarikan seksual pada Tom.
17. Cherry
Istilah gender ini digunakan untuk mengidentifikasi seseorang perempuan yang memiliki ketertarikan seksual pada laki-laki Gay atau seorang Lady Boy.
18. Samyaan
Gender terakhir yang ada di Thailand adalah Samyaan untuk menyebut seorang perempuan yang memiliki ketertarikan seksual pada seorang Tom, Lesbian dan juga wanita.
Dikarenakan cukup kompleks, pemahaman mengenai gender seringkali disalah pahami. Salah satu cara untuk lebih mengenal dan memahami konsep gender adalah dengan membaca buku Sosiologi Gender yang menjelaskan dengan lengkap bagaimana konsep gender dengan rinci.
Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam masyarakat serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte dan kemudian diperluas menjadi suatu disiplin ilmiah oleh Herbert Spencer. Pembahasan mengenai gender saat ini masih banyak menimbulkan pro dan kontra. Tak hanya itu, pemahaman masyarakat mengenai gender masih belum sepenuhnya tepat. karena masih banyak yang mengartikannya sebagai perbedaan jenis kelamin. Gender itu sendiri merupakan perbedaan peran dan tanggung jawab di antara perempuan dan laki-laki. Selain itu, peran-peran tersebut memiliki perbedaan di setiap wilayah, karena konstruksi sosial dan budaya yang juga berbeda-beda. Untuk itu, peran dan tanggung jawab – tersebut masih dapat berubah-ubah, tergantung konteks sosial dan budaya yang mempengaruhinya. Buku Sosiologi Gender ini adalah buku pengantar perkuliahan, yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang ingin memahami gender secara dasar namun tetap dibahas secara komprehensif. Buku ini disusun sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat pada saat ini. Untuk itu, buku ini tentunya dapat menjadi pegangan utama bagi mahasiswa dan juga dosen sosiologi, terlebih mata kuliah Sosiologi Gender ini merupakan mata kuliah wajib di seluruh Jurusan Sosiologi di Indonesia.
Hukum Jenis-Jenis Gender di Thailand
Thailand dikenal sebagai salah satu negara dengan toleransi tinggi terhadap perbedaan gender, sehingga tidak heran jika negara ini memiliki 18 kategori gender yang diakui secara sosial. Berbagai identitas gender ini membuat Thailand menjadi unik dan dianggap sebagai negara yang terbuka terhadap keragaman gender. Namun, pertanyaannya adalah, apakah pemerintah Thailand mengakui secara resmi berbagai identitas gender tersebut? Bagaimana kebijakan hukum di sana dalam menangani isu ini?
Mengutip dari Hukum Online, masyarakat Thailand memang diberi kebebasan untuk menentukan identitas gendernya sendiri sesuai keinginan atau preferensi seksual mereka. Meski demikian, pengakuan gender yang beragam ini hanya berlaku secara sosial dan tidak tercatat secara resmi dalam sistem hukum negara. Artinya, meskipun seseorang mengubah fisiknya atau mengidentifikasi diri dengan gender tertentu seperti Ladyboy, secara legal mereka tetap diakui berdasarkan jenis kelamin biologis yang dimiliki sejak lahir.
Konsekuensi dari kebijakan ini adalah bahwa individu yang mengidentifikasi dirinya sebagai Ladyboy, misalnya, masih harus memenuhi kewajiban hukum yang berlaku untuk jenis kelamin biologis mereka. Jika mereka lahir sebagai laki-laki, maka mereka tetap diwajibkan mengikuti wajib militer, dan bagi yang beragama Buddha, mereka tetap dapat diwajibkan menjadi biksu. Selain itu, mereka tidak bisa mengubah status jenis kelamin pada dokumen resmi seperti paspor.
Selain keterbatasan dalam dokumen resmi, ada pula aturan lain yang mengharuskan individu tetap menggunakan fasilitas umum sesuai dengan jenis kelamin biologis. Masyarakat yang mengubah penampilan fisik mereka tetap tidak diperbolehkan menggunakan toilet yang dikhususkan bagi jenis kelamin yang berbeda dari jenis kelamin biologis mereka. Ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat Thailand menerima keberagaman gender, regulasi negara belum sepenuhnya mendukung identitas gender di luar kategori laki-laki dan perempuan.
Namun, sejak tahun 2002, Thailand telah menunjukkan kemajuan dalam melindungi hak-hak kaum transgender dan LGBT. Misalnya, homoseksualitas tidak lagi dianggap sebagai penyimpangan mental sesuai hukum setempat. Thailand juga menjadi negara Asia Tenggara pertama yang mengakui pernikahan sesama jenis, suatu langkah yang mendapat perhatian internasional. Kebijakan ini memicu pro dan kontra, menunjukkan bahwa meskipun tantangan masih ada, Thailand mulai mengambil langkah nyata dalam mendukung keragaman gender dan orientasi seksual.
Dalam buku Penegakan Hukum Progresif Untuk Mengatasi Ketidakadilan Gender dijelaskan bagaimana hukum suatu negara dapat melindungi perbedaan gender yang berlaku di masyarakat.
Telah diketahui, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, telah memisahkan dan memilah-milah peran-peran gender, laki-laki dan perempuan. Perempuan dianggap bertanggung jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-laki dalam urusan public atau produksi. Pertanyaannya adalah, apakah peran dan fungsi dalam urusan domestic dan reproduksi mendapat penghargaan yang sama dengan peran publik dan produksi? Jika jawabannya. Perbedaan peran dan fungsi antara laki-laki dan perempuan atau yang lebih tinggi dikenal dengan perbedaan gender yang terjadi di masyarakat tidak menjadi suatu permasalahan sepanjang perbedaan tersebut tidak mengakibatkan diskriminasi atau ketidakadilan. Patokan atau ukuran sederhana yang dapat digunakan untuk mengukur apakah perbedaan gender itu menimbulkan ketidakadilan atau tidak.
Sumber:
- https://www.hukumonline.com/berita/a/begini-cara-hukum-thailand-memandang-ladyboy-lt550003bf7fb9a/?page=2
- https://travel.detik.com/travel-news/d-6847437/banyak-banget-thailand-punya-18-jenis-kelamin-yang-diakui-negara-lho
- https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/gender/
- 17 Rekomendasi Board Game
- 10 Lukisan Termahal di Dunia
- 100 Tebak Tebakan Receh
- 18 Jenis Kelamin di Thailand
- 25 Orang Terganteng di Dunia
- 27 Film Jepang Terbaik Sepanjang Sejarah
- 11 Film Psikologi Barat Maupun Korea
- Apa yang Membuat Bintang Jatuh Bercahaya?
- Berapa Biaya Hidup Di Jakarta
- Boneka Labubu Kenapa Mahal?
- Cara Menggunakan Mendeley
- Contoh Cinta Tanah Air
- Contoh Energi Nuklir
- Karakter Jujutsu Kaisen
- Kenapa Dinosaurus Punah
- Kenapa Tuyul Tidak Mencuri Uang di Bank?
- List Drakor Konglomerat
- Macam-Macam Genre Novel Beserta Contohnya
- Makhluk Mitologi Dunia
- Menjenguk Orang Sakit Bawa Apa
- Nama Princess Disney Terbaru
- Palu Thor
- Pantun Jenaka Beserta Maknanya
- Pazuzu
- Perlengkapan Tedak Siten
- Ryomen Sukuna
- Tugas Sweeper dan Pendaki
- Urutan Silsilah Keluarga Jawa
- Urutan Silsilah Keluarga Sunda
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien