Mata di Tanah Melus – Novel Mata di Tanah Melus adalah karya menarik dari Okky Madasari, seorang sastrawan dan sosiolog Indonesia yang dikenal dengan gaya penulisannya yang sering mengangkat tema-tema berat. Namun, berbeda dari kebanyakan karyanya yang bernuansa “gelap,” novel ini ditulis khusus untuk anak-anak. Dengan gaya yang lebih ringan namun tetap penuh makna, Okky membawa pembaca muda ke dalam dunia yang unik dan penuh pelajaran.
Novel anak setebal 192 halaman ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 22 Januari 2018. Ceritanya mengisahkan perjalanan seorang anak yang mengunjungi tempat baru dan misterius, di mana ia bertemu dengan kehidupan yang aneh dan penuh kejutan. Melalui pengalaman-pengalaman tak terduga tersebut, sang tokoh utama perlahan-lahan memahami hal-hal baru yang menantang cara pandangnya tentang dunia.
Kisah petualangan ini sangat tepat untuk anak-anak, terutama dalam mengajarkan mereka melihat dunia dari perspektif yang segar dan beragam. Tokoh utamanya, seorang anak berusia 12 tahun, menjadi figur yang menginspirasi pembaca untuk berani mengeksplorasi hal-hal baru dan merenungkan pengalaman yang berbeda. Jadi, bagi Grameds yang tertarik dengan cerita petualangan yang penuh makna untuk anak, Mata di Tanah Melus adalah pilihan bacaan yang pas. Mari kita telusuri lebih dalam isi novel ini!
Table of Contents
Profil Okky Madasari – Penulis Novel Mata di Tanah Melus
Okky Madasari merupakan seorang penulis ternama asal Indonesia yang dikenal luas berkat karyanya yang mengkritisi isu-isu sosial. Melalui novel-novelnya, Okky mengangkat tema ketidakadilan, diskriminasi, dan berbagai persoalan kemanusiaan. Di ranah akademis, minat utamanya meliputi sastra, penyensoran, kebebasan berekspresi, serta sosiologi pengetahuan.
Sebagai seorang sastrawan, Okky berhasil memenangkan penghargaan bergengsi Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2012 untuk novel ketiganya yang berjudul Maryam. Okky pernah mencatat sejarah sebagai penerima penghargaan termuda saat berusia 28 tahun. Novel debutnya, Entrok, yang berlatar era Orde Baru di Indonesia dengan fokus pada militerisme dan pemerintahan totaliter, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dipublikasikan pada Juli 2013 dengan judul The Years of the Voiceless. Novel-novel lain, seperti Maryam dan Pasung Jiwa, juga diadaptasi ke dalam bahasa Inggris menjadi The Outcast dan Bound.
Pada Mei 2016, Okky meluncurkan novel kelimanya, Kerumunan Terakhir, yang menyoroti kesulitan generasi muda dalam menghadapi perubahan era, terutama dengan munculnya teknologi modern.
Okky lahir pada 30 Oktober tahun 1984 di Magetan, Jawa Timur. Ia meraih gelar Sarjana Ilmu Politik dari Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada, pada tahun 2005, dan kemudian meniti karier sebagai jurnalis dan penulis. Ia melanjutkan studi S2 di bidang sosiologi Universitas Indonesia pada tahun 2012, ia lulus pada Juli 2024.
Pada 2019, Okky menerima beasiswa penuh untuk melanjutkan studi doktoral di Universitas Nasional Singapura (NUS). Ia menyelesaikan program doktor tersebut pada 2024 dengan disertasi berjudul Sensor dan Produksi Pengetahuan di Indonesia, memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang Ilmu Sosial.
Sinopsis Novel Mata di Tanah Melus
Pesawat kecil kami mendarat di tempat yang asing. Saat pesawat mulai menurun, aku melihat bentangan hijau yang tidak terlalu padat, tetapi juga tidak benar-benar subur. Warna hijaunya tampak kusam dan kering, namun justru menghadirkan kesan ramah dan tidak menakutkan bagiku. Perjalanan menuju salah satu wilayah terluar Indonesia membawa Matara, seorang gadis berusia dua belas tahun, ke dalam petualangan yang luar biasa dan di luar imajinasinya. Realitas baru yang penuh keanehan pun mulai terungkap di hadapannya.
Novel Mata di Tanah Melus adalah karya dari penulis kenamaan Indonesia, Okky Madasari. Biasanya dikenal lewat novel-novelnya yang menggali isu-isu sosial di sekitar kita, kali ini Okky menulis sesuatu yang berbeda dari kebiasaannya. Novel ini bercerita tentang petualangan anak-anak, namun tetap mempertahankan ciri khas Okky Madasari yang sarat dengan nilai-nilai sosial. Melalui cerita ini, pembaca dapat menemukan pelajaran tentang kebebasan, keadilan, dan kebenaran. Novel tersebut juga mengisahkan perjuangan seorang ibu yang gigih memperjuangkan pendidikan yang layak untuk anaknya, serta kritik terhadap metode pengajaran yang keliru, yang pada akhirnya memiliki dampak besar terhadap dunia pendidikan.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Mata di Tanah Melus
Kelebihan Novel Mata di Tanah Melus
Kelebihan dari buku Mata di Tanah Melus ini terletak pada daya tariknya yang mampu memikat hati pembaca, terutama anak-anak, melalui petualangan yang seru dan penuh warna. Dengan karakter utama bernama Mata, seorang anak yang baru lulus SD, cerita ini membawa pembaca ke dalam petualangan eksotis di ujung timur Indonesia yang menghadirkan keindahan budaya dan sejarah yang jarang diketahui banyak orang. Unsur petualangan dalam cerita ini terasa hidup di mana realitas dan imajinasi berpadu menciptakan pengalaman membaca yang menyenangkan.
Salah satu aspek yang membuat cerita ini menarik adalah kehadiran unsur fantasi yang memikat, di mana legenda dan mitos lokal seperti kisah Melus di Tanah Belu diangkat dengan cara yang menghidupkan kembali keajaiban cerita rakyat. Hal ini tidak hanya menambah daya tarik, tetapi juga memberikan sentuhan edukatif yang membuat pembaca, terutama anak-anak, mengenal lebih dalam warisan sejarah dan budaya Indonesia. Kehadiran elemen realisme dalam cerita ini menambah kekuatan narasinya sehingga menciptakan kesan bahwa kisah ini bisa saja berangkat dari pengalaman nyata penulis membuatnya terasa dekat dan autentik.
Buku ini juga sukses menghadirkan nostalgia masa kecil bagi para pembaca dewasa. Petualangan Mata mengingatkan mereka pada masa-masa kecil saat imajinasi tentang petualangan menjelajahi pelosok Indonesia menjadi impian. Sentuhan ini menciptakan hubungan emosional yang mendalam serta menghidupkan kembali semangat anak kecil yang mungkin sudah lama terkubur dalam kesibukan dan kedewasaan.
Ilustrasi dalam buku ini juga sangat bagus dan patut untuk diacungi jempol. Gambar-gambar yang menghiasi halaman-halamannya memberikan dukungan visual yang sangat membantu pembaca, terutama anak-anak untuk tetap terhubung dengan alur cerita. Ilustrasi tersebut dirancang dengan sangat apik. Dengan begitu, pembaca anak anak akan terdorong untuk terus membaca hingga halaman terakhir.
Secara keseluruhan, petualangan yang disajikan dalam buku ini mampu menginspirasi dan membangkitkan emosi pembaca. Ceritanya yang ceria dan penuh warna membuat siapa saja yang membacanya kembali merasakan keseruan masa kecil, seolah-olah ikut terlibat dalam perjalanan penuh keajaiban Mata.
Kekurangan Novel Mata di Tanah Melus
Buku Mata di Tanah Melus memiliki satu kelemahan utama yang cukup mencolok, yaitu hadirnya terlalu banyak pemikiran dewasa yang tersemat dalam sudut pandang tokoh utama yang berusia 12 tahun. Ini berpotensi mengurangi kesan natural dalam alur cerita, terutama bagi pembaca muda yang diharapkan dapat merasa terhubung dengan karakter utamanya. Ketika sudut pandang anak-anak diwarnai oleh pemikiran yang terlalu matang, bagian-bagian cerita tersebut bisa terasa kurang selaras dengan karakter tokoh, khususnya bagi anak-anak yang menjadi target pembaca.
Penyajian cerita yang mengandung terlalu banyak pemikiran dewasa bisa menutupi keaslian perspektif anak-anak. Hal ini bukan hanya mengurangi kebebasan karakter dalam berpetualang sesuai usianya, tapi juga menimbulkan jarak antara karakter dengan pembaca muda. Alih-alih merasakan suasana petualangan yang sederhana dan polos, pembaca dapat menemukan sudut pandang yang lebih kompleks dan mengarah ke pemikiran dewasa, sehingga nuansa masa kanak-kanak pun menjadi kabur.
Akibatnya, karakter utama dalam buku ini kerap tampil dengan pandangan hidup yang terasa lebih cocok untuk orang dewasa. Pembaca muda mungkin merasa sulit untuk terhubung secara emosional dengan karakter yang memiliki perenungan-perenungan mendalam, yang sebenarnya lebih alami pada usia yang lebih dewasa. Hal ini pun bisa mengurangi keasyikan dalam menikmati petualangan yang seharusnya menjadi inti cerita, karena pembaca akan lebih mudah merasa bahwa tokoh utama seakan “terlalu dewasa” untuk usianya.
Pesan Moral Novel Mata di Tanah Melus
Di balik petualangan dan elemen fantasi yang menyenangkan, buku ini juga berhasil menyampaikan pesan moral yang dalam dan reflektif. Pembaca akan diajak untuk merenungkan pentingnya menjaga lingkungan, serta menyadari bahwa ada individu yang bersikap egois dan merusak alam serta kehidupan hewan demi keuntungan pribadi. Buku ini membuka mata pembaca terhadap isu-isu lingkungan yang sering terjadi di wilayah terluar Indonesia, dan melalui kisah Mata, pembaca dapat memahami bahwa rasa ingin tahu anak-anak yang polos sering kali mengungkap ketidakpedulian orang dewasa terhadap hal-hal yang sederhana namun penting.
“Orang dewasa tidak pernah punya jawaban atas pertanyaan yang sederhana. Anehnya, mereka selalu berpura-pura tahu segalanya,” menegaskan bahwa sikap dewasa yang berpura-pura memahami segalanya bisa menutupi kebenaran dan membuat kita lupa untuk peduli terhadap hal-hal mendasar, termasuk kelestarian lingkungan. Refleksi ini mengingatkan kita semua, baik muda maupun tua, bahwa menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama, dan perhatian terhadap hal-hal kecil bisa membawa perubahan besar.
Grameds, itu dia ulasan novel Mata di Tanah Melus karya Okky Madasari. Yuk segera dapatkan novel Mata di Tanah Melus ini hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menyediakan informasi terbaik dan terlengkap untuk kamu. Selamat membaca!
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Parnassus Keliling
Marzio Montecristo, mantan guru matematika dan penggemar berat cerita kriminal, membuka toko buku kecil di Cagliari dengan spesialisasi novel misteri. Toko bukunya bernama “Les Chats Noirs” (kucing hitam), terinspirasi dari dua kucing hitam yang berkunjung ke toko dan sejak itu tidak pernah pergi. Keduanya menjadi daya tarik toko dengan banyak pengikut di Instagram, menyelamatkan toko dari kebangkrutan akibat kejudesan Marzio. Marzio menamai mereka Miss Marple dan Poirot.
Les Chats Noirs juga memiliki Klub Buku Detektif Selasa. Geng yang tampak tidak serasi tetapi nyatanya sangat kompak. Bahkan, setahun lalu, Detektif Selasa membantu Angela Dimase, detektif yang juga teman lama Marzio untuk menyelesaikan suatu kasus.
Nirmala
nir.ma.la: (a) tanpa cacat cela; bersih; suci; tidak bernoda Sejak dipecat, Papa selalu mabuk dan sering memukul Mama dan Kay. Gara-gara itu, Kay menyimpan banyak amarah dalam dirinya dan melampiaskannya ke para adik kelas di sekolah. Kay sampai terancam akan dikeluarkan dari sekolah. Untungnya Frau Holler, wali kelas Kay, percaya Kay anak baik dan membantunya agar tidak dikeluarkan. Untuk itu, Kay harus mengurus Greta, murid pindahan berkebutuhan khusus. Kay sebenarnya kesal sekali dengan Greta yang lamban. Kay bahkan bersekongkol dengan Sven untuk diam-diam merundung Greta. Mampukah ketulusan dan kehangatan Greta mengubah Kay?
Dallergut: Toko Penjual Mimpi
Ada sebuah desa yang hanya bisa kamu kunjungi dalam tidurmu. Tempat paling populer di desa ini adalah Dallergut: Toko Penjual Mimpi yang mengumpulkan dan menjual segala macam mimpi. Toko ini selalu ramai oleh pelanggan manusia dan hewan yang ingin tidur panjang atau tidur siang. Setiap lantainya dilengkapi dengan mimpi-mimpi dari berbagai macam genre istimewa, termasuk mimpi tentang masa kecil, perjalanan menyenangkan, melahap makanan lezat, hingga mimpi buruk dan mimpi misterius.
Di toko ini ada Dallergut, si pemilik toko; Penny, karyawan baru yang ceroboh dan penuh rasa ingin tahu; Aganap Coco, produser mimpi legendaris; dan Vigo Myers, manajer lantai dua. Penny ditugaskan untuk bekerja di lantai satu dengan karyawan veteran, Bibi Weather. Namun, pada hari pertama dia bekerja, mimpi yang paling mahal dicuri ….
Sumber:
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Okky_Madasari
- https://www.goodreads.com/book/show/37863354-mata-di-tanah-melus
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Literature for Teens: The Second Fall
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Momo
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sempurna (Perfect)
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Punk
- The Star Diaries
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang