Aksara Amananunna – Grameds, buku karya Rio Johan, Aksara Amananunna ini merupakan buku yang berisi dua belas cerita yang berbeda dengan latar dan genre yang berbeda-beda. Semua ceritanya diluar prediksi dan diluar pikiran kita atau bisa dibilang semua ceritanya out of the box. Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena akan membuat kamu merasa penasaran dan tentu cocok kamu baca jika ingin mengisi waktu luang. Buku Aksara Amananunna ini diterbitkan pada 8 Juli 2024 oleh Kepustakaan Populer Gramedia dan di dalamnya akan memuat 240 halaman lebih dengan 12 cerita yang sangat bagus.
Buku Aksara Amananunna ini memang membuat penasaran tidak hanya dari setiap ceritanya namun jika kamu membaca judulnya saja sudah penasaran dengan isi buku ini memiliki cerita seperti apa. Judulnya yang unik Aksara Amananunna dan cover buku yang unik membuat buku ini membuat kamu pasti penasaran. Nah grameds, daripada kamu semakin penasaran, kamu bisa membaca artikel dibawah ini yang akan membahas buku Aksara Amananunna mulai dari Sinopsis, Kelebihan dan Kekurangannya. Selamat Membaca!
Table of Contents
Sinopsis Buku Aksara Amananunna
12 manusia 12 zaman 12 cerita Semua berusaha menghadapi sesuatu yang lebih besar dari diri mereka.
Cerita pertama berjudul Undang-undang Antibunuhdiri, berlatar tahun 200an dimana seorang perdana menteri kebingungan karena masyarakatnya digandrungi tren bunuh diri. Karena banyak masyarakatnya yang bunuh diri akhirnya pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur mengenai hal ini.
Cerita kedua, Amananunna di zaman Sumeria harus merasakan pahitnya karma. Pada zaman itu tak ada yang mengenal aksara dan bahasa kemudian menciptakan aksaranya sendiri serta mewariskan kepada keturunan nya namun sayangnya anak yang diharapkan bisa menjadi penerus malah menikah dengan orang lain dengan bahasa yang berbeda bahkan melupakan bahasa orang tuanya.
Tokoh ‘aku’ di zaman modern berusaha lari dari sistem komunitas sadomasokis yang bagai apel terlarang. Ia dibayar mahal untuk melakukan suatu hal dimana memuaskan nafsu para anggota komunitas tersebut dimana tokoh ‘aku’ diberikan kuasa untuk memancing nafsu seksualitas pelanggannya tanpa ada hubungan badan.
Cerita ketiga, Chevalier d’Orange di Perancis merupakan seorang ksatria dengan wajah feminin di abad pertengahan yang mencoba berkompromi pada sistem masyarakat dan keadaan dirinya. Karena wajah dan sosoknya yang menyerupai perempuan maka banyak yang mempertanyakan jenis kelamin ksatria itu dan bahkan hingga masyarakat melakukan musyawarah untuk menentukan jenis kelamin Chevalier.
Cerita seorang pemuda di Ginekopolis, suatu negeri di tahun 8475, diculik dan dipaksa melawan takdir.
Ada juga kisah seorang gadis remaja yang terpaksa menyamar jadi laki-laki karena keadaan, mengikuti lika-liku Nasib, dan akhirnya terhempas dalam situasi tak terduga. Ia bekerja sebagai laki-laki karena akan mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih besar. Ia menyimpan kedoknya karena takut mendapat sanksi hukum dan sosial hingga ada satu orang yang menyerupai dirinya namun dengan berbeda tujuan.
Tentang Penulis Buku Aksara Amananunna
Rio Johan, penulis buku Aksara Amananunna, dikenal sebagai seorang penggemar film, buku, dan video game. Ia lahir di Baturaja pada 28 Agustus 1990. Kumpulan cerpen perdananya, Aksara Amananunna (KPG, 2014), mendapat pengakuan sebagai Buku Prosa Pilihan Majalah Tempo 2014. Novelnya yang berjudul Ibu Susu (KPG, 2017) berhasil meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2018 untuk kategori Karya Pertama dan Kedua.
Selain itu, Rio juga telah menerbitkan berbagai karya lainnya, seperti novel Buanglah Hajat pada Tempatnya (KPG, 2020), kumpulan cerpen Rekayasa Buah (GPU, 2021), novela Karavansara (GPU, 2022), dan kumpulan cerpen Orang Keren Tidak Menengok ke Arah Ledakan (GPU, 2023). Keberagaman genre dan tema dalam karya-karyanya menunjukkan kreativitas dan konsistensinya sebagai penulis produktif.
Sebagai seorang penulis, Rio tidak hanya menghadirkan cerita yang unik tetapi juga mampu meraih berbagai penghargaan bergengsi di dunia sastra. Dengan latar belakang dan minatnya yang luas, karya-karya Rio Johan menjadi salah satu cerminan segar dalam khazanah sastra Indonesia modern.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Aksara Amananunna
Kelebihan Buku Aksara Amananunna
Buku Aksara Amananunna ini memiliki 12 cerita yang berbeda dengan latar belakang tokohnya yang berbeda, latar dan waktu cerita yang berbeda, dan setiap cerita membahas mengenai permasalahan yang ada dan mungkin sering terjadi di kehidupan masyarakat. Tema-tema pada setiap cerita berbeda-beda mulai dari futuristik, klasik, kelainan fantasi, surealis, erotisme dan hal-hal lainnya. Tema-temanya lebih banyak mengarah pada sisi gelap atau sisi lain dari manusia baik saat ini ataupun masa lalu.
Buku ini memiliki twist pada akhir ceritanya yang membuat emosi pembaca seperti roller coaster yang naik turun karena pembawaan cerita yang berbeda-beda. Terkadang pembaca akan merasakan kesedihan, emosi, dan juga ada rasa kurang nyaman dari cerita yang erotis. Namun setiap ceritanya memiliki kesamaan yaitu twist yang ada hampir di akhir cerita sehingga membuat pembaca semakin penasaran dan ingin tau apa yang terjadi hingga akhir.
Buku ini cocok untuk kamu yang baru ingin membaca buku sastra yang cukup rumit dari segi bahasanya. Meski menggunakan beberapa kata-kata sastra yang jarang didengar dan dipahami namun secara keseluruhan tidak mengganggu jalannya cerita dan masih bisa dipahami dengan baik. Ada banyak kata-kata sastra yang bisa kamu cari di internet untuk mengetahui artinya. Jika kamu bosan dengan novel-novel teenlit atau metropop dan ingin mencari nuansa baru dalam membaca maka buku ini bisa menjadi pilihan. Gaya penulisan Rio Johan juga sangat santai dan tidak kaku sama sekali namun masih menggunakan bahasa yang baik dan baku namun tidak sulit dipahami pembaca.
Kekurangan Buku Aksara Amananunna
Buku Aksara Amananunna memiliki kekurangan yang cukup mencolok dalam hal pemilihan kata-kata. Penulis menggunakan banyak istilah yang vulgar dan cenderung saru, yang tidak jarang memengaruhi kenyamanan pembaca. Penggunaan bahasa semacam ini memang mungkin bertujuan untuk memperkuat tema dan nuansa cerita, tetapi bagi sebagian orang, hal ini justru menjadi penghalang untuk menikmati karya secara utuh.
Kata-kata yang vulgar tersebut digunakan dalam beberapa cerita yang mengangkat tema-tema sensitif, seperti pembahasan tentang kelamin, pembunuhan, dan hubungan sesama jenis. Meskipun topik-topik ini relevan dengan alur cerita, gaya penyampaian yang terlalu eksplisit dapat dirasakan kurang sesuai oleh pembaca tertentu. Alih-alih menambah daya tarik cerita, justru ada potensi untuk membuat pembaca merasa tidak nyaman.
Penutup
Nah grameds itu dia adalah ulasan singkat mengenai buku Aksara Amananunna. Buku ini merupakan buku kumpulan cerita dengan 12 cerita berbeda di dalamnya. Setiap cerita pada buku ini memiliki cerita yang menarik yang berbeda satu sama lain. Dari keduabelas cerita didalam buku ini, semuanya memiliki tema mengenai masalah kehidupan saat ini mulai dari masalah gender, seksualitas hingga masalah lain. Buku Aksara Amananunna ini merupakan buku sastra dengan gaya penulisan dan pemilihan kata-kata yang sangat sastrawi sekali. Buku ini wajib menjadi daftar bacaan kamu jika kamu ingin membaca buku sastra.
Jika Grameds tertarik membaca buku Aksara Amananunna. Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca
Penulis: Devina
Rekomendasi Buku Terkait
Orang Keren Tidak Menengok Ke Arah Ledakan Dan Cerita-Cerita Orang Keren Lainnya
Seorang pemuda terpilih menjadi pahlawan Biru dalam satuan kelompok lima pahlawan super, tetapi ada deretan peraturan yang harus dipatuhi, salah satunya dia tidak boleh menengok ke belakang saat terjadi ledakan. Selain itu ada kisah sebuah kota yang geger sebab percaya pada perkataan Aristofanes tentang tiga macam jenis kelamin manusia. Ada juga cerita dua penguasa yang saling berlomba meninggikan benara. Juga makhluk-makhluk dengan nama tombol-tombol stik permainan game bersuara dan menjadi tokoh layaknya manusia. Atau bagaimana jadinya ketika bumi ini diubah menjadi kubus?
Cerita-cerita di buku ini akan melemparkan pembaca ke dunia-dunia yang absurd, dan barangkali juga keren, kepada tokoh-tokoh yang ganjil, dan boleh jadi juga keren, dan juga ke dalam dongeng-dongeng yang ajaib, dan sudah pasti juga keren.
Rekayasa Buah
Sedikit cuplikan dari buku ini, seorang insinyur rekayasa buah berambisi merancang 1000 varian beri, dua insinyur muda berlomba mencuri perhatian seorang gadis cantik melalui rancangan-rancangan buah naga yang baru, seorang insinyur lain diteror oleh buah ceri penumbuh inspirasi yang dirancangnya sendiri, lantas ada cerita tentang betapa repotnya urusan menciptakan buah penyembuh segala penyakit, dan ada juga cerita tentang seorang bintang iklan holografis yang terobsesi menggunakan buah-buahan kosmetik. Kesepuluh dongeng futuristik di buku ini tak hanya bicara tentang betapa ajaibnya buah-buahan, tapi juga tentang betapa ajaibnya nama dan bahasa, juga tentang betapa sesuatu yang serius bisa begitu konyol dan secara bersamaan sesuatu yang konyol bisa begitu serius.
“Rekayasa Buah” adalah kumpulan cerpen kedua Rio Johan, penulis muda berbakat Indonesia, yang bertemakan sains fiksi dan dunia futuristik masa depan. Rio Johan sendiri telah menerbitkan beberapa buku dan meraih penghargaan bergengsi dalam dunia sastra Indonesia, salah satunya Kusala Sastra Khatulistiwa pada 2018 untuk kategori karya pertama dan kedua.
Kamu akan dibuat geleng-geleng kepala tertawa karena cerita-cerita di dalamnya, memahami banyak jenis buah, penilitnya, dan bagaimana buah itu berdampak pada dunia.
Ibu Susu
Dia melihat hujan susu, hujan susu yang datang tiba-tiba, tanpa mega-mega gulita dan tak ada gemuruh guruh dari dewa-dewa. Tak seperti hujan pada umumnya, hujan susu ini tidak menitik atau menetes, tapi lebih seperti menyembur atau memuncrat, seolah-olah ada kantung susu raksasa di langit sana yang sedang diperah oleh Hathor demi kesejahteraan sekalian umat. Yang selanjutnya dia ingat, dia sudah berdiri menatapi segenap rakyatnya yang tengah berhamburan menjejerkan jambangan untuk menadah tiap-tiap semburan susu yang jatuh. Terpujilah dewa-dewi yang agung! Dimuliakanlah Ra! Tapi kemudian hujan susu itu semakin menjadi-jadi sampai tak ada lagi jambangan yang sudi menampung di muka negerinya itu. Air sungai menjadi semakin kental dan kental dan lama-kelamaan jadi semurni susu; gurun-gurun jadi becek dan legit akibat susu; aliran susu juga mengisi tiap-tiap reach tanah dan membasuh lembab tebing-tebing batu; kurma dan gandum jadi ikut-ikutan serasa susu, bahkan badai yang muncul justru menerbangkan bulir-bulir susu alih-alih pasir. Negerinya yang kering seketika menjadi sebasah susu.
- 10 Rekomendasi Judul Novel yang Menarik
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Literature for Teens: The Second Fall
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sempurna (Perfect)
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Punk
- The Star Diaries
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang