The Way of Peace – adalah sebuah buku New Thought yang ditulis oleh James Allen. arya James Allen. Walaupun Allen lebih dikenal karena karyanya yang berjudul As a Man Thinketh, buku The Way of Peace yang terbit pada tahun 1907 ini sebenarnya memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang hubungan penulis dengan Gerakan New Thought. Dalam buku ini, Allen mengacu pada ajaran-ajaran agama Kristen, Buddha, dan Hindu.
Secara garis besar, buku ini adalah risalah yang menyoroti pentingnya meditasi sebagai “jalan menuju keilahian.” Allen mengungkapkan bahwa apa yang kita renungkan akan membentuk diri kita. Jika seseorang bermeditasi pada hal-hal yang egois dan merendahkan, lambat laun ia akan menjadi pribadi yang egois dan merendahkan. Sebaliknya, jika meditasi difokuskan pada hal-hal yang murni dan tidak egois, maka seseorang akan berkembang menjadi sosok yang murni dan tidak egois.
Buku The Way of Peace kini telah tersedia dalam edisi Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit Second Hope pada 4 September 2024. Buku ini memiliki 88 halaman. Gramin sudah menyiapkan ulasan spesial untuk buku ini, jadi jangan lewatkan informasinya, Grameds!
Table of Contents
Profil James Allen – Penulis Buku The Way of Peace
James Allen (28 November 1864 – 24 Januari 1912) adalah seorang penulis filsafat asal Inggris yang dikenal luas karena karya-karyanya yang inspiratif. Ia merupakan pelopor dalam gerakan swadaya dan filsafat praktis yang menekankan kekuatan pikiran dalam membentuk kehidupan seseorang. Buku Allen yang paling terkenal, As a Man Thinketh, diterbitkan pada tahun 1902 dan telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak penulis motivasi dan pengembangan diri hingga hari ini. Karya ini terus diproduksi secara massal dan dihormati sebagai fondasi pemikiran inspirasional modern.
Lahir di Leicester, Inggris, dalam keluarga kelas pekerja, James Allen adalah anak sulung dari dua bersaudara. Ibunya buta huruf, sementara ayahnya, William, bekerja sebagai perajut di pabrik tekstil. Kehidupan Allen berubah drastis pada tahun 1879 ketika ayahnya meninggalkan Inggris menuju Amerika, berupaya mencari pekerjaan dan membangun kehidupan baru bagi keluarga mereka. Namun, ayahnya meninggal hanya dua hari setelah tiba di Amerika, diduga menjadi korban perampokan dan pembunuhan. Kehilangan ini membawa dampak besar bagi keluarga Allen, memaksa James yang saat itu berusia 15 tahun untuk meninggalkan sekolah dan bekerja demi membantu keluarganya yang menghadapi krisis ekonomi.
Perjalanan hidup Allen diwarnai oleh perjuangan keras sebelum akhirnya ia menemukan panggilan hidupnya sebagai penulis. Selama tahun 1890-an, ia bekerja sebagai sekretaris pribadi dan penjual alat tulis di berbagai perusahaan manufaktur Inggris. Pada tahun 1893, ia pindah ke London dan kemudian ke Wales Selatan, mencoba berbagai pekerjaan, termasuk sebagai jurnalis. Di sana, ia bertemu Lily Louisa Oram, yang dinikahinya pada tahun 1895. Kariernya sebagai penulis mulai berkembang pada tahun 1898 ketika ia bekerja untuk The Herald of the Golden Age, sebuah majalah yang memungkinkannya mengintegrasikan minat spiritual dan sosialnya. Pada periode ini, Allen memasuki masa produktif dengan menerbitkan buku pertamanya, From Poverty to Power (1901).
Karya Allen yang paling terkenal, As a Man Thinketh (1903), ditulis berdasarkan bagian Alkitab Amsal 23:7, “Seperti orang yang membuat perhitungan dalam hatinya, demikianlah ia.” Buku kecil ini membawa Allen ketenaran yang bertahan hingga setelah kematiannya. Kesuksesan ini memungkinkan Allen meninggalkan pekerjaannya sebagai sekretaris untuk fokus sepenuhnya pada menulis. Bersama keluarganya, ia pindah ke Ilfracombe, di mana ia menghabiskan sisa hidupnya menulis dan mengedit. Dalam sembilan tahun terakhir hidupnya, Allen menghasilkan 19 karya, termasuk beberapa buku yang diterbitkan setelah kematiannya oleh istrinya, Lily Allen. Lily melanjutkan misi sastra suaminya dengan menerbitkan majalah The Epoch dan mengenang suaminya sebagai penulis yang hanya menulis hal-hal yang telah ia jalani dan buktikan dalam hidupnya. Pesan-pesan Allen terus hidup sebagai panduan bagi banyak orang yang mencari kebahagiaan dan kesuksesan melalui penguasaan pikiran.
Sinopsis Buku The Way of Peace
Aku telah menemukan satu Hukum yang mendasari segalanya, yaitu Hukum Cinta. Aku juga telah menemukan satu cara hidup yang sejati, yaitu kehidupan yang sepenuhnya selaras dengan Hukum Cinta itu sendiri. Selain itu, aku menyadari satu Kebenaran yang hakiki, yakni kebenaran yang berasal dari pikiran yang telah ikhlas menyerah dan hati yang tenteram dalam kepatuhan.
Dengan kesadaran ini, aku bermimpi untuk menulis sebuah buku. Sebuah karya yang mampu menjadi panduan bagi siapa pun—baik yang kaya maupun miskin, terpelajar maupun tak terpelajar, mereka yang terfokus pada dunia maupun yang berorientasi pada akhirat. Buku ini kuimpikan sebagai alat yang membantu setiap orang menemukan dalam dirinya sumber sejati dari segala kesuksesan, kebahagiaan, pencapaian, dan kebenaran. Karena sejatinya, segala hal yang kita cari ada di dalam diri kita sendiri, menunggu untuk ditemukan dan dijalani.
Buku ini terdiri dari tujuh bab:
- Kekuatan Meditasi
- Dua Guru, Diri dan Kebenaran
- Perolehan Kekuatan Spiritual
- Realisasi Cinta Tanpa Pamrih
- Memasuki Ketidakterbatasan
- Orang Suci, Orang Bijak, dan Juru Selamat, Hukum Pelayanan
- Perwujudan Kedamaian Sempurna.
Bab pertama juga berisi puisi, Bintang Kebijaksanaan, yang menangkap esensi buku tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Buku The Way of Peace
Kelebihan Buku The Way of Peace
Buku The Way of Peace karya James Allen merupakan salah satu karya yang menghadirkan intensitas yang cukup tinggi di setiap bagiannya. Dengan narasi yang lugas, Allen langsung menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tanpa bertele-tele sehingga membuat pembaca seolah-olah diajak berdialog langsung dengannya. Buku ini bukan hanya sekadar bacaan ringan yang membuat pembaca terbuai, tetapi lebih seperti cermin yang memaksa kita untuk menilai kembali pola pikir dan tindakan sehari-hari. Allen tidak ragu menegur manusia atas kecenderungan mereka yang egois dan destruktif, sembari menawarkan solusi melalui meditasi dan penghapusan ego demi mencapai ketenangan batin.
Salah satu kelebihan utama buku ini adalah kemampuannya memberikan pembelajaran yang berharga tentang kehidupan. Allen tidak hanya menyampaikan gagasan-gagasan yang abstrak, tetapi ia juga menghadirkan perpaduan yang unik dari ajaran Buddha, Krishna, dan Yesus Kristus. Kombinasi ini menghasilkan pandangan yang toleran dan universal tentang kebenaran dan cinta, sehingga pesan-pesan dalam buku ini relevan bagi pembaca dari berbagai latar belakang.
Hasil terjemahan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Second Hope juga patut untuk diapresiasi. Bahasa yang digunakan tetap mudah dicerna dan dimengerti, tanpa kehilangan esensi dan keindahan dari naskah aslinya. Buku ini adalah pilihan yang tepat bagi siapa saja yang mencari panduan spiritual yang mendalam. Pesan klasiknya yang indah dan penuh makna dapat memberikan perspektif baru tentang kehidupan sehingga menjadikan buku ini sebagai bacaan yang menginspirasi.
Kekurangan Buku The Way of Peace
Salah satu kekurangan dari buku ini yang mungkin dirasakan oleh beberapa pembaca adalah pendekatannya yang dianggap terlalu mengandalkan filosofi Buddhisme, dengan kesan bahwa buku ini berusaha secara halus membentuk Kekristenan menjadi serupa dengan Buddhisme. Penilaian ini tentu bersifat subjektif, karena tidak semua pembaca akan melihat atau merasakan hal yang sama. Bagi sebagian orang, perpaduan ini mungkin terasa menarik dan relevan, tetapi bagi yang lain, bisa saja dianggap kurang menghormati keaslian dari masing-masing tradisi agama.
Kesan ini juga dapat muncul karena penekanan narasi yang lebih condong pada prinsip-prinsip Buddhisme, sehingga pembaca yang memiliki latar belakang religius tertentu mungkin merasa pesan buku ini kurang seimbang atau terlalu memihak pada satu sudut pandang. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa pengalaman membaca bersifat personal dan dipengaruhi oleh keyakinan serta sudut pandang individu. Apa yang bagi sebagian orang terasa seperti penggabungan yang harmonis, bisa dirasakan oleh orang lain sebagai usaha untuk mendominasi satu tradisi dengan tradisi lain.
Pesan Moral Buku The Way of Peace
Pesan moral yang dapat diambil dari buku ini adalah bahwa kebenaran sejati sebenarnya sangat sederhana: kasih, kedamaian, dan keberadaan yang harmonis dengan sesama. Dalam kehidupan yang sering dipenuhi konflik, rasa bersalah, dan perdebatan tentang apa yang benar, buku ini mengingatkan kita bahwa kedamaian sejati dapat tercapai tanpa harus melibatkan rasa bersalah atau penderitaan. Tidak ada dosa dalam berjuang demi cinta, selama perjuangan itu dilakukan dengan niat murni dan hati yang tulus.
Kita sering terjebak dalam perdebatan tanpa akhir tentang siapa yang benar atau salah, namun buku ini menawarkan pandangan yang lebih reflektif: berhentilah bertarung untuk membuktikan kebenaran, dan mulailah hidup dalam kasih. Kedamaian bukanlah sesuatu yang harus dipaksakan atau dipertentangkan, melainkan sesuatu yang hadir ketika kita melepaskan ego dan menerima perbedaan. Dengan menempatkan cinta sebagai inti dari segala hubungan, kita dapat menciptakan kedamaian yang autentik, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain.
Pesan ini menantang kita untuk merenungkan cara kita menjalani hidup sehari-hari. Apakah kita terlalu sibuk memperjuangkan sesuatu yang kita anggap benar, hingga melupakan kedamaian yang bisa diperoleh dengan melepaskan pertikaian? Buku ini mengajak pembaca untuk beralih dari konflik menuju penerimaan, dari perdebatan menuju pemahaman, dan dari egoisme menuju cinta universal. Dengan begitu, kedamaian tidak hanya menjadi impian, tetapi juga sesuatu yang nyata dan dapat dirasakan.
Grameds, itu dia ulasan buku The Way of Peace karya James Allen. Yuk segera dapatkan buku The Way of Peace dan karya-karya James Allen lainnya hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menyediakan informasi terbaik dan terlengkap untuk kamu. Selamat membaca!
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
The Shining Gateway
Para penggemar tulisan-tulisan James Allen di seluruh dunia akan menyambut dengan sukacita buah pena lainnya yang andal. Pada karya ini kita menemukan Sang Perenung dalam salah satu paparannya yang paling dalam, tetapi paling gamblang. Sungguh mengagumkan dia membahas asas-asas fundamental!
Di sini pembaca tidak akan menemukan pernyataan umum yang samar-samar, karena sang penulis mengurai setiap detail pengalaman manusia dengan penuh penghargaan.
Byways to Blessedness
Lihatlah bagaimana segala sesuatu di dunia material tercipta dari permulaan yang kecil. Sungai yang paling perkasa pada awalnya hanyalah sebuah anak sungai yang di permukaannya bisa dilompati oleh belalang dan lalu beterbangan, air bah bermula dari tetes-tetes hujan; pohon ek yang kukuh, yang tangguh menahan badai melewati beribu-ribu musim dingin, awalnya adalah sebutir biji: dan api kecil dari korek api, yang dibuang sembarangan, bisa menjadi penyebab hangusnya seluruh kota.
Men and Systems
Manusia menderita karena dirinya sendiri. Di mana ada akibat, di situ ada sebab. Tempatnya ada di dalam diri, bukan di luar diri. Hal-hal yang dituai manusia saat ini adalah dari jenis yang sama dengan yang mereka semai sebelumnya. Orang yang baik pada hari ini mungkin menuai hasil dari kejahatan di masa lalu; orang yang jahat pada hari ini mungkin menuai hasil dari kebaikan di masa lalu. Dengan demikian, prinsip ilahiah ini menguarkan cahaya yang menerangi kasus-kasus (yang cukup mum) di mana orang baik menderita dan gagal, dan orang jahat menikmati dan makmur. Segala sesuatu sebagaimana adanya tidak muncul tanpa sebab.
Sumber:
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Way_of_Peace
- https://www.goodreads.com/book/show/6067554-the-way-of-peace
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Adat, Kelas, dan Indigenitas
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Kendalikan Uangmu: Yuk, Jadi Financial Planner untuk Diri Sendiri!
- Literature for Teens: The Second Fall
- Leadership Mastery
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Misteri Perpustakaan yang Hilang
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sang Penyelaras Nada
- Sempurna (Perfect)
- Seni Memenangkan Apa Pun ala Sun Tzu
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Night Country
- The Punk
- The Star Diaries
- The Way of Peace
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang