in

Bacaan Doa Akhir Tahun Islam Lengkap Beserta Arti dan Manfaatnya

Bacaan Doa Akhir Tahun Islam Lengkap Beserta Arti dan Manfaatnya – Pernahkah Anda melihat kalau sebagian umat muslim melakukan ibadah dengan membaca doa akhir tahun Islam?. Hal seperti ini memang kerap kali dilakukan, pasalnya saat itu menjadi momen penting yang menandakan bahwa akan datang bulan Hijriyah dalam kalender Islami.

Bacaan Doa Akhir Tahun

Holiday Sale

Bicara mengenai amalan di akhir tahun Islam, sejauh ini memang belum ada dalil pasti yang mendukung amalan tersebut. Oleh sebab itu, tidak ada patokan asli bacaan doa. Jadi Anda dapat bebas memilih sesuai dengan keyakinan.

 

Bacaan Doa Akhir Tahun dalam Bahasa Arab

“Bismillaahir-rahmaanir-rahiim, Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma maa ‘amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtani ‘alaihits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha’ rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam”

Memanjatkan permohonan kepada Allah SWT memang lebih baik jika dibaca dalam bahasa Arab. Untuk itu, bagi Anda yang sedang mencari referensi doa akhir tahun dapat menggunakan bacaan berikut ini:

 

Bacaan Doa Akhir Tahun dalam Bahasa Latin

Jika Anda kesulitan membaca doa akhir tahun tulisan Arab, tidak perlu khawatir. Berikut ini terdapat dalam bahasa latin yang akan memudahkan bagi masyarakat  untuk membacanya. Sama seperti sebelumnya, versi bacaannya juga cukup banyak diantaranya seperti:

 

1. Doa akhir tahun yang kitab Maslakul Akhyar

Doa ini dicantumkan oleh Sayid Utsman bin Yahya dalam karyanya Maslakul Akhyar sebagai berikut:

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya:

Ya Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertaubat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk taubat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Maka ampunilah aku.

 

2. Doa Akhir Tahun yang Umum Dibaca

“Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma maa ‘amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtani ‘alaihits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha’ rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam”

Artinya:

Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau. Ya Allah, Apa yang aku lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat, padahal Engkau tidak meridhoi (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada-Mu, maka sungguh aku mohon ampun kepada-Mu, ampunilah aku.

Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku, maka aku mohon kepada-Mu ya Allah, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah. Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.

 

 

Adab Berdoa

doa akhir tahun (1)

Dalam agama Islam, semua umat muslim sangat dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada sang Maha Pencipta, kapan pun dan dimana saja. Namun agar permohonan tersebut cepat dikabulkan serta mustajabah akan lebih baik jika menggunakan adab.

Layaknya seseorang yang meminta sesuatu kepada orang lain harus dengan sopan, begitu juga manusia ketika memanjatkan doa sebagai bentuk permohonan sudah sepatutnya juga memiliki adab-adab tertentu.

Bicara mengenai ada, secara umum terdapat 12 adab yang disunahkan atau dianjurkan untuk dikerjakan ketika seorang hamba hendak memanjatkan doa kepada Allah SWT. Diantaranya yakni meliputi:

 

1. Beniat

Sebelum mulai membaca doa akhir tahun, sebaiknya tanamkan niat dalam dia untuk melakukan amalan tersebut sebagai salah satu ibadah kepada Allah SWT dan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Tanamkan lah dalam diri niat yang ikhlas dan bersungguh-sungguh untuk mengerjakan amalan yang menjadi sunnah Rasulullah tersebut. Karena pada dasarnya kualitas dari sikap seseorang ketika memanjatkan doa menentukan cepat atau lambat permintaan itu dikabulkan oleh Allah SWT.

 

2. Membaca Doa dalam Keadaan Suci

Adab berdoa yang diajarkan Islam yakni sebaiknya memanjatkan permohonan kepada Allah SWT dalam keadaan suci, baik dari hadas besar atau kecil. Maka dari itu, sebaiknya berwudhu dahulu sebelum melakukannya, seperti hadits berikut ini:

Di dalam kitab Imam Bukhari rahimahullah membuat bab tentang mengangkat tangan dalam berdo’a. Dia membawakan beberapa hadits, yaitu dari Abu Musa Al Asy’ari, dia berkata

Artinya:

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a, kemudian mengangkat kedua tangannya, sehingga aku melihat putih kedua ketiak Beliau. [1].

 

3. Membaca Doa Diawali dengan Memuji Allah

Setelah memastikan bahwa Anda telah suci dari hadas maupun najis, berikutnya mulailah memanjatkan doa diawali dengan memuji Allah SWT. Dalam hal ini terdapat banyak jenis dzikir bisa dilafazkan, salah satunya seperti asmaul husna.

Sunnah untuk mengawali doa dengan memuji Allah SWT ini sesuai dengan sabda Rasulullah  shallallhu’alaihi wa sallam yang dijelaskan Syaikh Salim bin ‘Ied Al-ilali Hadizahullah. Hal inilah yang dinamakan at-takhliyyah wabla at-tahliyyah atau membersihkan dahulu sebelum dihiasi dan diisi.

Selain memuji Allah SWT dengan mengucapkan Asmaul Husna, Rasulullah juga memberikan contoh bacaan sebaiknya dibaca sebelum memajatkan doa seperti kalimat yang diajarakan kepada orang Arab Badui dalam hadits berikut ini:

4. Mengawali Doa dengan Membaca Sholawat

Setelah memuji Allah SWT, akan lebih baik jika dilanjutkan dengan bersholawat sebelum memulai membaca doa akhir tahun. Anjuran untuk melakukan amalan ini disebutkan dalam hadits Fudholah bin ‘ Ubaid yang diriwatkan oleh Timidzi dan Abu Daud seperti berikut:

Mengenai perintah bershalawat saat akan memanjatkan doa disebutkan dalam hadits Fudholah bin ‘Ubaid, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.” Kemudian beliau memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan kepada lainnya, “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.”

(HR. Tirmidzi, no. 3477 dan Abu Daud, no. 1481. Abu Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu Thahir menilai sanad hadits tersebut hasan.)

 

Bahkan terdapat salah satu ulama yakni Ibnu Qayyim yang mengungkapkan bahwa sejatinya melafazkan sholawat sebelum berdoa, ibaratnya seperti membaca Al Fatihah ketika sholat. Jadi singkatnya, pujian kepada Nabi Muhammad itu kedudukannya seperti pembukaan.

Menurut hadits dari Umar Radhiyaallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Tirmidzi tersebut, dijelaskan bahwa doa seseorang tidak akan bisa naik ke atas atau terhalangi sebelum orang itu melafazkan sholawat kepada Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa salam.

Sesungguhnya doa itu diam antara langit dan bumi, tidak naik ke atas hingga engkau bershalawat kepada Nabimu shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

(HR. Tirmidzi, no. 486. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini hasan.)

 

5. Membaca Doa Akhir Tahun Sesuai Waktunya

Dalam membaca doa akhir tahun, sangat dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah baik di mushola maupun masjid, namun jika tidak memungkinkan bisa juga boleh dilakukan sendirian di rumah.

Doa akhir tahun ini bisa dibaca pada tanggal 29 atau 30 dzulhijjah, selepas sholat Ashar hingga menjelang Maghrib. Waktu tersebut merupakan saat paling tepat bagi umat muslim memanjatkan doa dan memohon ampunan.

 

6. Membaca Doa Akhir Tahun Sebanyak 3 Kali

Selain membaca doa di waktu yang tepat, akan lebih baik jika permohonan tersebut dilafadzkan dan diulang sebanyak tiga kali. Tentunya anjuran ini dibuat tidak tanpa alasan. Berikut ini terdapat 3 hadits yang dapat dijadikan dasar pedoman.

Hadits yang diriwayatkan dari ‘Amr bin Maimun dari Abdullah:

“Dari ‘Amr bin Maimun dari Abdillah: Bahwasanya Nabi SAW berdoa (mengulang-ulang) sebanyak tiga kali, dan beristighfar (dengan mengulang-ulang) sebanyak tiga kali.” (H.R Baihaqi)

Hadits ini juga diriwayatkan Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Nasa`I, Ibnu Hibban, dan Imam Thabrani.

Hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:

“Dari Anas bin Malik, ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: Orang yang memohon kepada Allah untuk dimasukkan kedalam surga sebanyak tiga kali, maka surga akan berdoa juga: Wahai Allah.. Masukkanlah oleh-Mu orang tersebut kedalam surga. (Begitu juga) orang yang berdoa meminta perlindungan dari neraka (mengulang) sebanyak tiga kali, maka neraka juga akan berdoa untuknya: Wahai Allah… Lindungilah orang tersebut dari neraka” (H.R Baihaqi). Hadits ini juga diriwayatkan oleh ImamAhmad didalam kitab Musnadnya

Hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah:

“Dari Abi Hurairah, ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: tidaklah seorang hamba yang memohon perlindungan dari neraka sebanyak tujuh kali dalam satu hari, kecuali neraka akan berdoa: Wahai Allah sesungguhnya hamba-Mu yang bernama Fulan sungguh telah berlindung kepadamu dari ku, maka lindungilah dia. Dan tidaklah seorang hamba yang meminta (masuk) surga sebanyak tujuh kali dalam sehari, kecuali Surga akan berdoa juga kepada Allah: Wahai Allah, sesungguhnya hamba-Mu yang bernama fulan meminta (dimasukkan) kedalam ku, maka masukkanlah”(H.R Baihaqi).

 

7. Menghadap Kiblat

Agama Islam mengajarkan adab memanjatkan doa yang baik yakni menghadap kiblat. Aturan tersebut merujuk pada firman Allah SWT yang termuat dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 149 – 150 seperti berikut ini:

(Al Baqarah ayat 149)

Terjemahan
Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

Tafsir Ringkas Kemenag RI
Allah mengulangi lagi perintah untuk menghadap Masjidilharam. Dan dari mana pun engkau keluar, wahai Nabi Muhammad, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Pengulangan ini penting karena peralihan kiblat merupkan peristiwa nasakh (penghapusan hukum) yang pertama kali terjadi dalam Islam. Dengan diulang maka hal ini akan tertanam dalam hati kaum mukmin sehingga mereka tidak terpengaruh oleh hasutan orang Yahudi yang tidak rela kiblat mereka ditinggakan.

 

(Al Baqarah ayat 150)

Terjemahan
Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk.

Tafsir Ringkas Kemenag RI
Dan dari mana pun engkau keluar, wahai Nabi Muhammad, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, wahai umat Islam, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Demikianlah, Allah mengalihkan kiblat agar tidak ada alasan bagi manusia untuk menentangmu; agar orang Yahudi tidak bisa lagi berkata, “Mengapa Muhammad menghadap Baitulmakdis, padahal disebutkan dalam kitab-kitab kami bahwa dia menghadap Kakbah?” dan agar orang musyrik tidak bisa lagi berkata, “Mengapa Muhammad menghadap ke Baitulmakdis dan meninggalkan Kakbah yang dibangun oleh kakeknya sendiri?” Dengan pengalihan ini maka ucapan-ucapan itu terjawab, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Mereka akan terus mendebat Nabi dan berkata, “Muhammad menghadap Kakbah karena mencintai agama kaumnya dan tanah airnya.” Terkait sikap orang-orang tersebut, Allah berkata kepada Nabi dan para sahabatnya, “Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk.” Pengalihan kiblat ke Kakbah adalah kenikmatan yang besar karena umat Islam mempunyai kiblat sendiri sampai akhir zaman, dan dengan demikian mereka mendapatkan hidayah dari Allah dalam melaksanakan perintah-perintah Allah.

Mungkin banyak orang bertanya-tanya kenapa berdoa harus menghadap kiblat. Seperti diketahui, bahwa disana terdapat masjidil haram yang menjadi arah pusat ketika umat muslim melakukan ibadah.

Anjuran berdoa dengan menghadap kiblat juga termuat dalam beberapa dalil lain yang menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam melakukan hal tersebut, contohnya seperti hadits berikut ini:

Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu mengisahkan, “Saat perang Badar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memandang kaum musyrikin. Jumlah mereka seribu orang. Sedangkan para sahabat berjumlah 319 orang. Maka Nabiyullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menghadap kiblat, lalu mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa, “Ya Allah, aku memohon pada-Mu agar berkenan menunaikan janji-Mu untukku. Ya Allah, karuniakanlah untukku apa yang telah Kau janjikan. Ya Allah, seandainya Engkau membinasakan pasukan kaum muslimin, niscaya Engkau tidak lagi disembah di muka bumi”. Beliau terus memohon kepada Allah, seraya mengangkat kedua tangannya menghadap kiblat. Hingga sorban beliau terjatuh dari pundaknya. Abu Bakar pun datang untuk mengembalikan sorban beliau ke pundaknya. Lalu duduk di belakang beliau. Abu Bakar berkata, “Wahai Nabiyullah, (aku merasa) permohonanmu kepada Allah sudah cukup. Sungguh Dia akan memenuhi janji-Nya untukmu. Maka Allah ‘azza wa jalla pun menurunkan firman-Nya, “Ingatlah ketika engkau memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu Dia mengabulkannya. “Sungguh Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut”. [QS. Al-Anfal (8): 9]. Maka Allah pun membantu beliau dengan para malaikat”. HR. Muslim.

 

Meskipun begitu, perlu digaris bawahi bahwa adab ini sifatnya anjuran atau sunnah. Bukan berarti kewajiban yang harus dilaksanakan. Karena di beberapa kesempatan Rasulullah juga pernah  berdoa tanpa  menghadap ke arah kiblat, seperti dijelaskan dalam hadits berikut:

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bercerita,

“Saat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang khutbah Jum’at, tiba-tiba berdirilah seseorang seraya berkata, “Kuda-kuda dan kambing-kambing kami mati (kehausan). Mohonkan pada Allah agar berkenan menurunkan hujan”. Maka beliaupun mengangkat kedua tangannya sembari berdoa”. HR. Bukhari.

 

8. Menengadahkan Kedua Telapak Tangan

Adab memanjatkan doa berikutnya yakni dengan menengadahkan kedua telapak tangan. Tentunya hal ini bukan masalah pantas atau tidaknya, namun sesuai sunnah Rasulullah yang disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah seperti berikut:

Tahukah Anda jika menengadahkan kedua telapak tangan itu memiliki cara tertentu. Mengenai ini, Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan bahwa secara umum ada dua teknik melakukan  hal tersebut, yakni meliputi:

  1. Menengadahkan kedua telapak ke wajah dan mengarahkan bagian punggung tangan ke kiblat, sambil memanjatkan doa. Cara ini merujuk dari contoh doa istisqa yang dilakukan langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Menengadahkan kedua telapak ke atas (langit) dan mengarahkan bagian punggung tangan ke bawah (bumi), kemudian dilanjut dengan memanjatkan doa. Cara yang kedua ini merujuk dari hadits riwayat Ibnu Umar, Ibnu Sirin dan Abu Hurairah.

 

9. Mengucapkan Doa dengan Suara Lembut dan Tidak Tergesa-gesa

Ketika berdoa berarti seseorang sedang memanjatkan permohonan atau meminta kepada sang pencipta. Tentu dikondisi seperti itu, sudah selayaknya untuk menunjukkan sikap baik seperti melafazkan doa dengan suara lembut dan tidak tergesa-gesa.

Anjuran atau adab membaca doa dengan suara lembut ini juga terdapat dalam Al Quran surat Al – A’raf ayat 55.

Artinya:

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

 

Selain itu, perintah memanjatkan doa dengan suara lembut juga sesuai dengan sabda Nabi Muhammad yang terdapat dari hadits Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu kemudian diriwayatkan Bukhari dan Muslim seperti berikut ini:

Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad menegur sahabat yang kala itu sedang menaiki lembah bersama Rasulullah sambil bertakbil serta bertahlil dengan suara keras, karena hal ini tidak baik untuk dilakukan dan sesunggunya Allah SWT maha mengetahui.

10. Berdoa dengan Khusyu’

Adab memanjatkan doa yang baik yakni dilakukan dengan khusyuk dan penuh kerendahan hati. Anjuran tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang disampaikan oleh Imam Al Ghazali dalam kitabnya berjudul Ihya’ Ulumiddin, seperti berikut ini:

Perintah untuk berdoa dengan penuh kerendahan hati juga terdapat dalam Al Quran surat Al – Anbiya ayat 90. Di dalamnya Allah SWT berfirman seperti berikut ini:

Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.

Menjaga kekhusyu’an ketika memanjatkan doa kepada Allah SWT memang bukan perkara mudah, namun terdapat beberapa tips atau cara agar tetap fokus saat memohon permintaan kepada sang pencipta yakni seperti:

  1. Mengingat bahwa doa merupakan media komunikasi langsung antara manusia dengan Allah SWT.
  2. Berusahalah untuk menjauhkan pikiran lainnya terutama yang berkaitan dengan urusan dunia sebelum dan saat memanjatkan doa.
  3. Berusaha untuk selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun dan setiap langkah.

 

11. Memanjatkan Doa dengan Penuh Rasa Harap

Ketika memohon sesuatu kepada Allah SWT sebaiknya doa tersebut dipanjatkan dengan rasa penuh harap. Anjuran mengenai hal ini merujuk pada Al Quran tepatnya surat Al A’raf ayat 56, seperti berikut ini:

Artinya:

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.

 

12. Menanamkan Rasa Yakin Doa akan Dikabulkan

Adab terakhir dalam memanjatkan doa yakni menanamkan rasa yakin akan janji Allah SWT bahwa permintaan tersebut pasti dikabulkan. Hal ini sesuai dengan hadist dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu seperti berikut:

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi, no. 3479. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.)

Berdasarkan hadist tersebut, perlu diingat bahwa keyakinan itu sangat penting bahkan ketika memanjatkan doa sekalipun. Yakinlah, bahwa Allah SWT tidak akan pernah ingkar terhadap janjinya dan selalu bersama dengan prasangka umat-Nya.

Itulah sederet adab ketika membaca doa yang diajarkan dalam agama Islam. Semoga dengan begitu, Anda dapat mengetahui amalan-amalan penting untuk dikerjakan agar permohonan segera dikabulkan oleh Allah SWT.

 

Manfaat Doa Akhir Tahun

doa akhir tahun (1)

Setelah mengetahui tentang bacaan doa akhir tahun, baik dalam bahasa Arab, latin dan artinya. Berikutnya, penting juga bagi Anda untuk mengetahui keutamaan atau manfaat yang didapatkan dengan memanjatkan permohonan tersebut.

Mungkin sejauh ini banyak orang yang penasaran, kenapa sebagian besar umat muslim menghabiskan waktu akhir tahun dalam kalender Islam , tepatnya di tanggal 29 dan 30 Dzulhijjah dengan membaca doa dalam waktu cukup lama.

Sebelum itu perlu dipahami bahwa membaca doa akhir tahun dalam kalender Islam merupakan anjuran. Meskipun sampai saat ini belum ada satu hadist pun yang menyatakan bahwa hal tersebut adalah sunnah. Namun, layaknya permohonan pada umumnya pasti memiliki manfaat, diantaranya seperti:

1. Mendapatkan Pengampunan Dosa

Salah satu manfaat membaca doa akhir tahun yakni, mendapatkan pengampunan dosa atas kesalahan yang pernah dilakukan di masa lampau. Seperti diketahui, bahwa manusia setiap saat bisa khilaf dan melakukan berbagai hal kurang baik. Entah karena disengaja maupun tidak.

Jadi sudah sepantasnya bagi manusia untuk memohon agar dosa karena kekhilafan yang pernah dilakukan di masa lampau, baik karena sengaja maupun tidak bisa diampuni oleh Allah SWT melalui doa.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa dalam bacaan doa akhir tahun Islam terdapat sepenggal kalimat permohonan pengampunan atas dosa yang pernah diperbuat. Maka sebagai balasannya Allah SWT akan mengampuni.

Namun jika memang permintaan tersebut dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dan penuh pengharapan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al Mu’minun ayat 118:

Artinya:

Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.”

 

2. Diberikan Rezeki yang Berkah

Selain mendapatkan pengampunan dosa, manfaat lain dari memanjatkan doa akhir tahun yakni diberikan rezeki yang berkah. Sama halnya seperti memohon agar diampuni atas perilaku khilaf, dalam doa akhir tahun juga terdapat permohonan supaya kasih rahmat.

Bisa dipastikan bahwa semua orang menginginkan rezeki yang berkah. Dengan memanjatkan doa, salah satu manfaat bisa didapatkan yakni terkabulnya impian tersebut. Karena Allah SWT akan memberikan jawaban atas permohonan hamba-Nya.

Wa qoola Rabbukumud ‘uuniii astajib lakum; innal laziina yastakbiruuna an ‘ibaadatii sa yadkhuluuna jahannama daakhiriin

Artinya:
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

 

Sesuai dengan ayat tersebut, sebagai umat muslim sudah selayaknya percaya akan janji Allah SWT bahwa semoga doa atau permohonan akan dijawab. Meskipun bentuknya beragam dan bisa jadi tidak sesuai keinginan, namun percayalah yang diberikan adalah jalan terbaik.

 

3. Amal Baik yang Telah Dikerjakan Diterima Allah SWT

Manfaat berikutnya dari membaca doa akhir tahun yakni amal baik yang telah dilakukan selama ini (di masa lampau) bisa diterima. Sesuai janji Allah SWT, sebagai ganti dari perbuatan tersebut akan diberikan pahala.

Tahukah Anda jika amal kebaikan seseorang bisa jadi tidak diterima oleh Allah SWT. Perlu diketahui, jika hal seperti ini bisa saja terjadi karena semua itu terhalang oleh sesuatu. Misalnya perbuatan baik yang dilakukan disertai dengan rasa riya’ atau pamer, dan masih banyak faktor lainnya.

Mengingat hal itu, agar amal dari perbuatan baik yang telah dilakukan selama ini bisa diterima yakni dengan memanjatkan doa, seperti firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 127:

Terjemahan
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Selain dengan memanjatkan doa, agar amal ibadah dari perbuatan baik yang dilakukan seseorang bisa diterima maka harus melakukannya dengan ikhlas. Bukan cuma itu saja, berusaha menjauhkan diri dari penyakit hati seperti riya’, iri maupun dengki terhadap orang lain.

 

4. Diberikan Hidup yang Sejahtera

Semua orang pasti menginginkan hidup yang sejahtera, dengan membaca doa akhir tahun tersebut maka Allah SWT akan memberikan keberkahan, rahmat dan rezeki untuk waktu mendatang, kepada yang memanjatkan permohonan.

Hal tersebut sesuai dengan janji Allah yang terdapat dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 53. Disitu dijelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan rahmat kepada hamba-hambanya yang tidak berputus asa dan selalu memanjatkan doa dengan penuh pengharapan.

Artinya:

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

 

Mungkin selama ini banyak orang tidak sadar, ketika hidupnya sejahtera dan diberikan rezeki serba kecukupan merupakan rahmat dari Allah SWT sebagai balasan dari doa-doa yang  selalu dipanjatkan selama ini.

Meskipun demikian, perlu diyakini bahwa sesungguhnya Allah SWT tidak akan pernah ingkar janji. Namun, apabila umatnya merasa kecewa karena doanya belum terkabul dan menyalahkan Tuhan maka sudah waktunya introspeksi diri, karena mungkin ada yang salah dengan imannya.

Demikianlah ulasan seputar doa akhir tahun Islam lengkap dari bacaan dalam bentuk Arab, latin beserta artinya. Semoga dengan sekilas informasi di atas dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat, terutama umat muslim tentang adab memanjatkan permohonan serta manfaatnya.

 

Artikel Terkait Doa Akhir Tahun Islam

 

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Yufi

Saya biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Tema yang saya sukai adalah tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Instagram saya Yufi Cantika