Buku Ternak Lele
Jelajahi Buku Ternak Lele dari Gramedia yang disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori buku seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori buku seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Tentang Buku Ternak Lele
Jelajahi Buku Ternak Lele dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia.
Ikan lele saat ini menjadi salah satu jenis ikan air tawar yang banyak digemari masyarakat. Ikan lele memiliki rasa yang lezat dan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga akan sangat baik untuk dikonsumsi. Beberapa nutrisi yang terkandung dalam ikan lele, yaitu protein, natrium, asam amino, fosfor, asam lemak omega 3, zat besi, yodium, vitamin D, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan vitamin B12. Selain memiliki rasa yang lezat dan memiliki banyak kandungan nutrisi, ikan lele juga dijual dengan harga yang terjangkau. Hal tersebut menjadikan minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan lele semakin tinggi.
Semakin tingginya minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan lele menjadikan budi daya atau ternak ikan lele sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele menjadi salah satu mata pencaharian yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Cara untuk melakukan ternak ikan lele pun tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. bibit ikan lele mudah untuk didapatkan dan memiliki cara perawatan yang mudah, asalkan dilakukan secara tekun dan serius.
Cara Ternak Lele
Budi daya atau ternak ikan lele tidak hanya dapat dilakukan dalam skala yang besar, tetapi juga dapat dimulai dalam skala kecil atau rumahan. Seseorang yang tidak memiliki kolam atau kawasan yang luas dapat melakukan ternak lele di halaman rumah dengan menggunakan bak atau membuat kolam terpal. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan ternak ikan lele, yaitu memiliki modal yang cukup, memiliki lokasi yang strategis, ketersediaan tenaga kerja yang memadai, serta mempertimbangkan dampak bagi lingkungan. Setelah semua hal tersebut dipersiapkan, ternak lele dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. Mempersiapkan Kolam Ikan Lele
Hal pertama yang dilakukan dalam budi daya atau ternak ikan lele adalah mempersiapkan kolam ikan lele yang akan digunakan. Terdapat beberapa jenis kolam yang dapat digunakan untuk ternak ikan lele, seperti kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung, dan keramba.
Masing-masing jenis kolam tersebut memiliki kelebihan tersendiri. Pemilihan kolam perlu disesuaikan dan dipertimbangkan dengan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja, serta jumlah data yang dimiliki. Kolam tanah dapat digunakan jika tanah yang akan dijadikan sebagai kolam ikan sudah tidak mengandung mikroorganisme asing karena mikroorganisme tersebut akan dapat membahayakan bibit ikan lele.
Dalam membuat kolam ikan lele, kedalaman permukaan kolam juga harus diperhatikan. Kolam ikan lele harus dibuat lebih dalam agar matahari tidak tembus karena dapat membuat ikan kepanasan. Jika kolam yang digunakan terbuat dari bahan sintetis, seperti terpal, serat, atau semen, pastikan untuk membersihkan kolam tersebut terlebih dahulu menggunakan sabun. Setelah itu, oleskan kolam dengan irisan daun pepaya dan singkong agar bau dari kolam hilang, kemudian biarkan selama 2 hari.
Kolam yang telah selesai disiapkan dapat diisi air dengan tinggi maksimal 30 cm. Kolam ikan lele disarankan memiliki suhu air sekitar 20 sampai 28 derajat celcius. Setelah diisi, kolam perlu didiamkan atau ditunggu selama sekitar 5 sampai 7 hari. Selanjutnya, kolam kembali dikuras dan digosok sampai tidak berlendir. Biarkan kolam mengering selama 2 hari. Kemudian isi kembali kolam dengan air setinggi 30 cm serta tambahkan antiseptic sebanyak 1 botol dan biarkan selama 24 jam.
Selain itu, air kolam juga perlu diberi garam krosok agar pH air seimbang serta tercegah dari munculnya jamur. Setelah diberikan garam krosok, berikan juga molasses awal untuk menghambat pertumbuhan alga hijau biru (blue green algae) yang bisa meracuni ikan. Kolam juga dapat ditambahkan tanaman air, seperti eceng gondok atau talas, untuk menjadi teduh ikan dan dapat menyerap racun dalam kolam. Saat kolam dan segala pendukungnya telah selesai disiapkan, diamkan selama 5 hari sampai lumut atau fitoplankton tumbuh secara alami. Jika warna air menjadi kehijau-hijauan, yang menandakan bahwa plankton sudah tumbuh, tambahkan air hingga mencapai 70 cm.
2. Memilih Bibit Ikan Lele
Cara selanjutnya yang dilakukan setelah menyiapkan kolam ikan lele adalah menebarkan bibit ikan lele. Kualitas bibit ikan lele yang digunakan juga akan berpengaruh pada keberhasilan kegiatan budi daya atau ternak ikan lele. Karena itu, bibit lele yang akan digunakan haruslah bibit yang unggul dan sehat. Berikut adalah beberapa ciri dari bibit ikan lele unggul.
- Bibit lele jantan memiliki perut yang ramping dengan tulang kepala pipih, warna yang cenderung lebih gelap, gerakan yang lincah, serta bentuk kelamin yang runcing.
- Bibit lele betina memiliki perut yang lebih besar dari punggungnya, ukuran kepala yang cembung, gerakan yang agak lambat, serta kelamin yang berbentuk bulat.
- Ukuran yang ideal bagi ikan lele bibit unggul, yaitu sekitar 5-7 cm serta pastikan tidak memiliki cacat atau luka di tubuh dan bebas dari bibit peyakit.
- Bibit ikan lele yang unggul akan sangat gesit atau agresif ketika diberi makanan karena mereka sangat dominan lincah serta memiliki gerakan renang yang normal. Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui gerakan renang bibit ikan lele adalah dengan memposisikan bibit ikan di arus air. Apabila bibit ikan lele tersebut menantang arah dari arus air dan dapat bertahan, artinya gerakan renang benih tersebut normal.
Sebelum bibit ikan lele ditebar ke kolam, akan lebih baik jika melakukan penyesuaian lingkungan terhadap bibit tersebut terlebih dahulu. Penyesuaian lingkungan tersebut dapat dilakukan dengan cara memasukan bibit beserta wadah yang digunakan ke dalam kolam dan biarkan dahulu selama 15 menit. Setelah itu, miringkan wadah dan biarkan bibit ikan lele keluar dengan sendirinya. Proses penyesuaian lingkungan ini perlu dilakukan karena iklan tersebut mungkin saja memiliki suhu yang berbeda dengan lingkungan tinggal bibit ikan lele sebelumnya. Selain itu, hal ini juga dapat berfungsi untuk menurunkan tingkat stres yang dialami bibit ikan lele.
Bibit ikan lele perlu dipuasakan selama 24 jam atau hingga benih lele terlihat lincah atau sehat. Selama puasa tersebut, bibit ikan lele akan memakan plankton. Hal ini juga dilakukan sebagai bentuk adaptasi lingkungan baru serta untuk mengosongkan lambung ikan lele. Jika bibit ikan lele telah berhasil menyesuaikan diri dengan tempat barunya, berikan suplemen ikan dengan dosis 5 ml/m3. Suplemen ikan lele ini berfungsi untuk membantu pembentukan sistem kekebalan tubuh yang baik dan sehat sehingga ikan lele tidak mudah sakit.
3. Memberikan Pakan Ikan Lele
Sebagai jenis ikan karnivora, pakan ikan lele disarankan memiliki kandungan protein hewani. Beberapa kandungan nutrisi yang umumnya dibutuhkan ikan lele, yaitu protein, lemak, karbohidrat, serta vitamin dan mineral. Pada umumnya jenis pakan ikan yang dijual di pasar telah memiliki keterangan mengenai nutrisi yang terkandung sehingga dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan jumlah kandungan proteinnya, pakan ikan lele dibagi menjadi tiga, yaitu pakan awal atau pakan benih (protein tinggi 38 – 40 %), pakan masa pertumbuhan (protein sedang 30 – 33 %), serta pakan akhir masa pertumbuhan (protein rendah < 30%).
Cara untuk memberikan pakan pada bibit awal, yaitu sekitar umur 3-7 hari, adalah dengan merendam pakan bibit terlebih dahulu di dalam air. Pakan dapat diberikan kepada bibit ikan lele setelah sedikit mengembang untuk mencegah kembung. Pakan harus diberikan dengan menggunakan takaran yang tepat dan tidak berlebihan. Setiap hari ikan lele memerlukan 3-6% pakan dari berat tubuhnya. Karena itu, berat ikan ikan lele perlu ditimbang setiap 10 hari untuk menyesuaikan jumlah pakan yang perlu diberikan. Penimbangan ikan lele cukup dilakukan dengan beberapa sampel ikan.
Pakan ikan lele dapat diberikan sekitar 4-5 kali sehari dan dapat diberikan di waktu pagi, siang, sore, atau malam hari. Namun, pakan ikan lele disarankan untuk diberikan lebih banyak di sore atau malam hari karena ikan lele merupakan hewan nokturnal. Pakan yang masih terlihat di permukaan setelah 10 menit diberikan harus segera diambil agar tidak mengendap dan menjadi racun.
Ikan lele juga dapat diberikan pakan tambahan berupa ikan yang tidak layak konsumsi yang bisa dibeli dari pelelangan ikan. Jika sulit untuk mendapatkan ikan tersebut, belatung atau ampas tahu juga dapat dijadikan sebagai pakan tambahan ikan lele.
4. Melakukan Perkembangbiakan
Dalam proses budi daya atau ternak ikan lele harus juga diperhatikan apakah ada lele yang sudah siap dikawinkan. Ikan lele yang matang atau siap dikawinkan dapat dilihat dari kelaminnya. Ikan lele betina akan memiliki warna kuning dan lele jantan akan memiliki warna merah. Setelah dikawinkan, sel telur ikan lele yang telah dibuahi akan mulai terlihat setelah 24 jam. Sel telur tersebut akan menempel pada bagian sarang. Telur ikan lele akan menetas dengan sendirinya dan siap menjadi anak lele. Bibit ikan lele tersebut harus dipisahkan ke tempat khusus agar tidak stres atau mati karena dimakan ikan lele besar.
5. Memperhatikan Kualitas Air
Kualitas air dalam kolam ikan lele harus dipastikan terjaga dan terhindar dari timbunan sisa pakan yang tersisa di permukaan kolam karena timbunan sisa pakan tersebut dapat menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang akan menimbulkan bau busuk. Hal tersebut dapat dihindari dengan membuang sepertiga air yang berada di bawah dan isi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air tergantung pada kebiasaan saat memberikan pakan. Jika terdapat banyak sisa setelah pakan diberikan maka air harus lebih sering diganti. Air kolam akan lebih baik jika diganti pada saat pagi atau sore hari karena suhu tidak terlalu panas sehingga tidak berdampak buruk pada kesehatan ikan lele.
6. Melakukan Antisipasi Hama dan Penyakit
Terdapat berbagai hama yang dapat mengganggu dan membahayakan perkembangan ikan lele, seperti ular, sero, linsang, musang air, burung, dan ikan mujair. Hama tersebut perlu dicegah dengan memasang saringan di jalan masuk dan keluar air serta memasang pagar yang mengelilingi kolam.
Sementara itu, penyakit yang biasa terjadi pada ikan lele, yaitu protozoa, bakteri, dan virus. Jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan kematian. Karena itu, sangat penting untuk menjaga kualitas air kolam, memeriksa kelebihan pakan, memberikan asupan suplemen, serta memeriksa suhu kolam. Ikan lele yang terkena penyakit memiliki beberapa ciri, yaitu timbul bintik putih, perut lele kembung, serta adanya luka di kepala dan ekor.
7. Proses Panen Ikan Lele
Ikan lele biasanya dapat dipanen dalam waktu 2-3 bulan. Saat panen, 1 kg ikan lele dapat berjumlah sekitar 7-8 ekor ikan dengan ukuran sekitar 5-7 cm atau 9-12 cm. Terdapat hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan panen ikan lele, yaitu tidak memberi pakan pada ikan lele selama 24 jam sebelum panen. Hal tersebut dilakukan agar ikan lele tidak buang kotoran ketika diangkut.
Ikan lele dapat dipanen dengan cara menyurutkan terlebih dulu air kolam ikan dan memindahkan ikan ke wadah lain dengan menggunakan serok atau jaring. Dengan begitu, tidak ada ikan lele yang akan tertinggal di dalam kolam sehingga bibit baru dapat ditebarkan dengan aman. Sortir ikan lele yang telah panen perlu dilakukan berdasarkan ukurannya karena dapat berpengaruh cukup besar terhadap harga jual ikan lele.