Buku Pertanian Hidroponik
Jelajahi Buku Pertanian Hidroponik dari Gramedia yang disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori bukuĀ seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori bukuĀ seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Tentang Buku Pertanian Hidroponik
Jelajahi Buku Pertanian Hidroponik dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia.
Pertanian menjadi salah satu sektor yang banyak dimanfaatkan sebagai mata pencarian oleh masyarakat Indonesia. Sektor pertanian cukup menjanjikan sebagai mata pencarian masyarakat seiring dengan jumlah kebutuhan pangan hasil pertanian yang semakin meningkat. Namun, banyaknya jumlah permintaan terhadap kebutuhan pangan tersebut tidak sebanding dengan jumlah lahan pertanian yang semakin berkurang. Karena itu, perlu adanya solusi untuk dapat menerapkan sistem pertanian pada lahan yang sempit.
Sistem pertanian di Indonesia sendiri saat ini telah mengalami berbagai perkembangan. Cukup banyak masyarakat yang telah menggunakan berbagai teknologi budidaya sebagai solusi untuk melakukan kegiatan produksi tanaman di lahan yang sempit. Salah satu sistem pertanian yang cukup banyak digunakan masyarakat adalah hidroponik. Hidroponik menjadi sebuah inovasi untuk dapat bercocok tanam tanpa membutuhkan lahan yang luas. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai budidaya tanaman secara hidroponik.
Pengertian Pertanian Hidroponik
Secara bahasa, kata hidroponik berasal dari bahasa latin, yaitu hydro yang memiliki arti air dan phonos yang memiliki arti kerja sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai air yang bekerja. Dalam bidang pertanian, hidroponik dapat diartikan sebagai kegiatan budi daya tanaman yang menggunakan air sebagai media utama yang menggantikan tanah.
Penanaman dalam sistem hidroponik dilakukan tanpa menggunakan media tanah karena pada dasarnya, tanaman tidak membutuhkan tanah untuk dapat tumbuh, tetapi yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh adalah nutrisi dari tanah. Tanah sebenarnya berfungsi sebagai penyangga tanaman, sedangkan air berfungsi sebagai pelarut nutrisi atau unsur hara dalam tanah yang kemudian akan diserap oleh tanaman.
Sistem hidroponik menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman karena tanaman dapat tumbuh dengan baik di mana pun jika nutrisi yang dibutuhkan selalu tercukupi. Budi daya tanaman dengan sistem hidroponik ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi kendala degradasi tanah pada lahan pertanian yang semakin berkurang kesuburannya.
Kebutuhan mineral dan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman dengan sistem hidroponik dapat diganti menggunakan media arang sekam. Selain arang sekam, teknik penanaman dengan sistem hidroponik juga dapat dilakukan dengan menggunakan media lain, seperti kerikil, rockwool, pasir kasar, sabut kelapa, hidrogel, serbuk kayu, dan lain sebagainya.
Kapasitas air yang dibutuhkan untuk tanaman hidroponik memiliki jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kapasitas air yang dibutuhkan untuk tanaman budidaya dengan media tanah. Sistem hidroponik akan membuat penggunaan air dalam proses penanaman menjadi lebih efisien. Karena itu, sistem ini akan menjadi sangat cocok untuk dilakukan pada daerah yang memiliki jumlah air yang terbatas.
Dalam sistem hidroponik unsur hara yang dibutuhkan tanaman disediakan dalam bentuk larutan hara. Larutan hara tersebut harus mengandung semua unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman sehingga dapat tumbuh dengan normal. Larutan hara yang telah diracik dengan baik dapat diberikan pada tanaman dengan cara disiramkan atau dengan irigasi tetes.
Tanaman yang dibudidayakan dalam sistem hidroponik dapat ditanam di dalam kantong plastik hitam atau botol air mineral dengan diameter berukuran sekitar 30-40 cm. Kantong plastik yang akan ditanami tersebut perlu diisi dengan media terlebih dahulu, seperti arang sekam. Setelah itu, masing-masing tanaman akan dipasang selang kecil sebagai alat untuk menyalurkan larutan hara. Arang sekam cocok dipilih untuk sistem hidroponik karena sudah terbebas dari hama dan penyakit atau sudah disterilisasi.
Sejarah Pertanian Hidroponik
Pertanian dengan sistem hidroponik sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Sistem ini sudah sejak lama dikenal dan diterapkan, yaitu sejak abad ke-16 Masehi atau sejak tahun 1627. Sistem hidroponik terdapat dalam sebuah tulisan yang ditulis Francis Bacon pada saat itu. Francis Bacon dalam tulisan tersebut menjelaskan bahwa tanaman juga dapat tumbuh dengan media selain tanah, yaitu menggunakan media air.
Beberapa puluh tahun setelah itu, tepatnya pada tahun 1699, dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai hal tersebut. Penelitian tersebut dilakukan oleh John Woodward. Dalam hasil penelitian ini dijelaskan bahwa menggunakan air yang keruh dalam sistem hidroponik akan menghasilkan tanaman yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan air yang bersih atau jernih. Karena itu, John Woodward menyimpulkan bahwa air tidak memiliki cukup nutrisi untuk membuat tanaman menjadi subur.
Setelah penelitian tersebut, dilakukan penelitian lain pada tahun 1842 oleh Julius von Sachs dan Wilhelm Knop. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa sebuah tanaman membutuhkan sembilan elemen nutrisi yang harus terpenuhi agar dapat tumbuh dengan baik.
Kemudian pada tahun 1859 sampai 1865 dilakukan penelitian untuk membuat nutrisi yang mengandung sembilan elemen nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Nutrisi bagi tumbuhan tersebut dibuat dalam bentuk larutan hara.
Berbagai penelitian mengenai media selain tanah yang mampu menjadi pengganti nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut menjadi cikal bakal dari lahirnya sistem pertanian hidroponik yang diterapkan oleh masyarakat saat ini. Taman Gantung Babilonia dipercaya sebagai penggunaan sistem hidroponik pertama di dunia. Sistem hidroponik pun kini semakin berkembang dari masa ke masa hingga banyak diterapkan diterapkan di Indonesia.
Jenis Tanaman Hidroponik
Selain perlu memperhatikan nutrisi atau unsur hara, jenis tanaman yang akan ditanam dengan sistem hidroponik juga perlu diperhatikan karena tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh dengan sistem penanaman ini. Berikut adalah beberapa jenis tanaman yang dapat dipilih ditanam dengan sistem hidroponik.
1. Brokoli
Brokoli menjadi salah satu jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem hidroponik. Brokoli merupakan jenis tanaman yang biasanya banyak tumbuh di dataran tinggi. Namun, dengan sistem hidroponik, tanaman tanaman yang mirip dengan bunga kol ini dapat dengan mudah ditanam di dataran rendah.
2. Sawi Hijau
Setelah brokoli, sawi hijau juga menjadi salah satu jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem hidroponik. Tanaman hijau yang satu ini memang dikenal dapat tumbuh di mana saja karena dapat beradaptasi dengan mudah di berbagai media dan lingkungan. Selain itu, sawi hijau juga menjadi jenis tanaman yang tahan terhadap hujan dan dapat tumbuh sepanjang tahun.
3. Cabai
Cabai merupakan jenis tanaman lain yang juga dapat ditanam dengan sistem hidroponik. Tanaman yang identik dengan cita rasa pedas ini menjadi jenis tanaman yang mudah ditanam sehingga cocok untuk pemula.
4. Tomat
Jenis tanaman selanjutnya yang dapat ditanam dengan sistem hidroponik adalah tomat. Tomat juga menjadi jenis tanaman yang mudah ditanam yang cocok untuk pemula. Hal yang perlu diperhatikan untuk menanam tomat dalam sistem hidroponik adalah pemilihan bibit. Bibit yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik karena akan berpengaruh pada hasil nantinya.
5. Buncis
Bunci menjadi jenis tanaman selanjutnya yang dapat ditanam dengan sistem hidroponik. Jenis tanaman hijau yang satu ini dapat tumbuh dengan mudah dan subur melalui sistem hidroponik. Sistem hidroponik dapat membuat buncis tumbuh dengan cepat sehingga dapat dipanen dalam waktu singkat.
6. Bayam
Jenis tanaman selanjutnya yang dapat ditanam dengan sistem hidroponik adalah bayam. Seperti sawi hijau, bayam juga menjadi salah satu jenis tumbuhan yang dapat ditanam di mana saja. Sistem hidroponik akan membuat bayam dapat tumbuh secara cepat sehingga dapat dipanen dalam waktu yang singkat. Selain itu, sistem penanaman ini juga dapat memenuhi kandungan nutrisi yang terdapat dalam bayam.
7. Seledri
Selain berbagai jenis tumbuhan di atas, seledri juga menjadi jenis tumbuhan yang dapat ditanam dengan sistem hidroponik. Seledri dapat ditanam dengan mudah sehingga cocok untuk pemula. Seledri dapat ditanam dengan berbagai sistem hidroponik, seperti sistem sumbu atau wick serta sistem rakit apung.
Manfaat Pertanian Hidroponik
Pertanian dengan sistem hidroponik dapat memberikan berbagai manfaat. Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari melakukan penanaman dengan sistem hidroponik.
1. Tanaman Bebas Hama
Tanaman yang ditanam dengan sistem hidroponik dapat terbebas dari hama. Sistem hidroponik dapat mengurangi atau menghilangkan hama karena tidak menggunakan media tanah yang terkadang dapat menjadi penyebab timbulnya hama.
2. Mendapatkan Hasil Panen yang Lebih Banyak
Menanam dengan sistem hidroponik dapat memberikan hasil panen yang lebih banyak. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem ini dapat mengurangi hingga menghilangkan hama yang dapat menyerang tanaman. Tanaman yang diserang hama umumnya akan terbuang sia-sia sehingga jika tanaman bebas dari hama, hasil yang akan diperoleh tentu akan menjadi lebih banyak.
3. Dapat Dipanen dengan Lebih Cepat
Sistem hidroponik memungkinkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh lebih cepat karena nutrisi yang perlu diserap oleh tanaman dapat tersedia dengan lebih mudah. Melalui sistem hidroponik tanaman dapat tumbuh sekitar 30 sampai 50 persen lebih cepat jika dibandingkan dengan tanaman yang ditanam menggunakan media tanah.
4. Dapat Dipanen Kapan Saja
Dengan menggunakan sistem hidroponik seseorang dapat menanam jenis tanaman yang diinginkan kapan saja. Sistem ini memungkinkan sebuah tanaman dapat ditanam meski bukan pada musim tanaman tersebut.
5. Bebas dari Pestisida
Penanaman dengan sistem hidroponik tidak menggunakan pestisida atau bahan kimia sehingga tanaman yang dihasilkan akan menjadi lebih sehat dan baik untuk dikonsumsi. Pestisida sendiri merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk membasmi hama. Namun, karena sistem hidroponik dapat mengurangi atau menghilangkan hama pestisida tidak perlu digunakan.
6. Dapat Memaksimalkan Ruang
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa menanam dengan sistem hidroponik tidak membutuhkan ruang yang luas. Melalui sistem hidroponik, berbagai jenis tanaman dapat ditanam pada ruangan yang kecil atau sempit, seperti balkon dan teras rumah. Hal yang menjadikan penanaman dengan sistem hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas karena akar tanaman tidak akan menyebar untuk mencari kelembaban dan nutrisi. Dalam sistem hidroponik, air dan nutrisi bagi tumbuhan akan disalurkan langsung pada akarnya.
7. Menghemat Penggunaan Air
Meskipun menggunakan air sebagai media utamanya, sistem hidroponik sebenarnya menjadikan jumlah air yang digunakan menjadi lebih sedikit. Sistem hidroponik dapat membuat tanaman dapat tumbuh dengan jumlah air yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanaman yang ditanam menggunakan media tanah.
8. Menghasilkan Pangan Berkualitas Tinggi
Pertanian dengan sistem hidroponik akan menghasilkan pangan yang berkualitas tinggi karena memiliki mikrobioma tersendiri. Tanaman hidroponik dapat dipanen pada puncak kematangan sehingga jenis tanaman pangan yang ditanam dapat dikonsumsi dalam kondisi yang masih sangat segar.