Resensi Novel Matahari karya Tere Liye – Matahari adalah judul novel ketiga dari serial Bumi, yakni seri dunia paralel dan masih mengisahkan petualangan serta penjelajahan tiga sekawan di dunia paralel. Apabila pada novel Bumi mengambil latar di klan Bulan, lalu novel Bulan mengambil latar di klan Matahari, di Novel Matahari inilah mengambil latar dan mengisahkan petualangan di klan Bintang.
Mengapa judul dan latar justru berbeda, ya? Hal itu bisa saja sebagai bentuk kesengajaan yang dilakukan oleh Tere Liye sebab dirinya memang dikenal sebagai penulis yang unik dan punya cara tersendiri dalam menuliskan sebuah karya novel.
Dalam novel Matahari, berbagai petualangan seru yang ada di novel sebelumnya, yaitu novel Bumi dan Bulan masih akan berlanjut. Bahkan dengan cerita yang lebih menegangkan dan tentunya seru. Mereka pergi ke klan Bintang tidak mempunyai tujuan ataupun misi tertentu layaknya di dua novel sebelumnya, melainkan sekadar berpetualang saja.
Akan tetapi, siapa sangka bahwa di sana mereka justru membawa sebuah kejutan yang menakjubkan, baik bagi mereka maupun seluruh klan. Dengan kata lain, cerita yang ada pun akan lebih menegangkan dan dahsyat. Menariknya, di novel Matahari akan ada tokoh-tokoh baru yang muncul, di antaranya Faar, Meer, Kaar, Laar, Sekretaris Dewan Kota, dan Sang Hantu.
Adapun awal mula mereka pergi ke klan Bintang sebab rasa keingintahuan Ali yang amat besar untuk pergi ke sana. Sebenarnya, Raib dan Seli enggan untuk ke klan Bintang, tetapi Ali memaksa dan membujuk mereka, hingga akhirnya mereka pun setuju untuk ke sana. Seperti biasa, mereka berita tidak akan pergi dengan tanpa persiapan. Ali, Raib, dan Seli berangkat dengan alat transportasi yang dibuat oleh Ali dengan teknologi yang super hebat.
Kemudian, dari situlah petualangan Ali, Raib, dan Seli di klan Bintang dimulai.
Table of Contents
Sinopsis Novel Matahari Tere Liye
Cerita ini dibuka dengan suasana duka yang menyelimuti Raib, Seli, dan Ali atas tewasnya Ily saat pertarungan di klan Matahari (di novel sebelumnya). Para ksatria dari klan Bulan pun turut merasakan yang sama, hingga membuat Miss Selena tak dapat pulang ke klan Bumi.
Saat mereka kembali ke klan Bumi, seperti biasa, disambut oleh tugas-tugas selayaknya anak sekolahan pada umumnya. Terlebih, Ali yang mendadak jadi bintang lapangan saat kompetisi basket antarsekolah yang dicurigai bahwa Raib melakukan kecurangan sebab telah menyalahgunakan hasil percobaan atau eksperimennya.
Sampai final pun, kelakukan tidak sportif yang dilakukan oleh lawan tanding basket sekolah mereka, mengundang amarah Ali hingga nyaris mengubah Ali menjadi seekor beruang besar. Mengetahui hal tersebut, Raib mencoba untuk menenangkan keadaan dengan kemampuan teleportasi yang ia miliki. Namun, ternyata Ali lebih cepat dibawa oleh pesawat kapsul perak.
Dari situlah, aksi kejar-mengejar berlangsung hingga membawa Seli dan Raib ke sebuah parkiran pesawat kapsul perak itu, tepatnya di basement rumah mewah Ali. Ternyata, Kapsul perak ini adalah sebuah eksperimen Ali yang dinamakannya Ily. Hal itu dilakukannya sebagai bentuk pengabdian bagi sahabat mereka yang sudah tewas di pertarungan. Barangkali bisa dibilang itu merupakan Ily versi kedua.
Ali mengakui bahwa dirinya telah menyelami berbagai pengetahuan atau ilmu baru dari tabung perak yang diberikan oleh Av. Merchandise Gift yang diberikan oleh Av ketika mereka kembali dari klan Bulan. Adapun tabung itu berisikan softcopy segala penyimpanan berkas (arsip) perpustakaan klan Bulan yang akhirnya menjadi ‘bahan’ baru bagi Ali, Raib, dan Seli.
Dari Av, Ali menekuni teknologi dari klan Matahari dan klan Bulan, terlebih dirinya menemukan letak posisi klan Bintang. Rasa semangat Ali kian membara untuk mengunjungi klan Bintang. Akan tetapi, Seli dan Raib enggan dan menolak ajakan Ali, bahkan Ali meminta Raib untuk memakai Buku Kehidupan yang dimilikinya. Hal tersebut tentu dibantah oleh Raib sebab itu akan menghancurkan kepercayaan Miss Selena yang mengatakan agar tidak menyentuh barang itu.
Di balik itu, akhirnya ada sebuah pengakuan dari orang tua Raib mengenai dirinya, bahkan orang tuanya juga sudah tahu tujuan Raib ‘pergi liburan’ yang ia katakan selama ini adalah melakukan perjalan ke dunia paralel, termasuk petualangan dan penjelajahan kali ini, yakni ke klan Bintang.
Akhirnya, tiga sekawan itu melakukan perjalan menggunakan pesawat kapsul yang terbaru, yakni Ily versi kedua. Mereka berpetualang menuju gua yang ada di perbatasan danau sebab berdasarkan pengamatan Ily V.2 lokasi tersebut menjadi mulut lorong kuno. Kemudian, berbagai pertarungan pun terjadi dan ambisi mereka terus-menerus diuji dengan berbagai hal berbahaya lainnya.
Saat di Padang Kristal, mereka tepergok oleh penjaga lembah dengan seragam hitam dan dibawa hingga di Lembah Hijau. Faarazaraaf merupakan pemimpin di Lembah Hijau yang meyambut ketiga sekawan itu dengan pelayanan yang baik. Akan tetapi, sayangnya hal tersebut hanya bertahan sesaat saat pasukan bayangan hadir, dipimpin oleh Marsekal Laar.
Adapun Sekretaris Dewan Kota yang ikut di rombongan tersebut melahirkan kericuhan di pondok Faar dan membawa Ali, Raib, dan Seli ke kota Zaramaraz. Pengadilan memberikan peringatan pada mereka sebab ketiga sekawan itu mempunyai kekuatan yang dilarang dekrit kota.
Untungnya, ada granat EMP sehingga Ali, Raib, dan Seli bisa lolos dari pesawat ketika hendak mendarat di kota Zaramaraz. Kemudian, dengan bantuan Marsekal Lar, mereka pun menyelamatkan diri ke Restoran Lezalezel dengan tujuan bertemu Sang Hantu alias Kaar.
Kaar adalah perantara antara mereka untuk menjumpai arsitek kota, yakni Mer. Mer menunjukkan blue print tata kota, serta ruang Dewan Sekretaris Kota yang diduga sebagai tempat penyimpanan Buku Kehidupan Raib yang dirampas sang empunya ruangan.
Di samping itu, Faar membuat kegaduhan di kota sebagai bentuk pengalihan tentara klan Bintang agar Ali, Raib, dan Seli dapat mengambil kembali Buku Kehidupan milik Raib. Nahasnya, mereka tertangkap hingga akhirnya terjadilah pertarungan yang mengharuskan Ali berubah menjadi seekor beruang besar dengan kemampuan petir milik Seli dan kekuatan teleportasi Raib. Kekuatan itu tergabung menjadi satu kesatuan, tetapi hal itu tidaklah sebanding sehingga mereka dibawa ke semacam ruangan isolasi yang menyeramkan.
Lantas, bagaimanakah nasib ketiga sekawan itu? Akankah ada kekuatan yang dapat mengeluarkan dan membebaskan mereka dari ruangan tersebut? Ikut keseruan kisah petualangan Raib, Ali, dan Seli dalam menghadapi berbagai pertarungan yang terjadi di klan Bintang dengan membaca novel ketiga dari serial Bumi, yakni Matahari.
Setelah “musuh besar” kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi?
Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel
Karakter dari Klan Matahari
1. Mama Seli
Ia merupakan keturunan dari klan Matahari yang pindah ke Bumi yang berprofesi sebagai seorang dokter. Mama Seli menduga bahwa anaknya tidak memiliki kemampuan ataupun kekuatan sebab kekuatan klan Matahari akan semakin menghilang bila berada di klan Bumi. Hal itu pula yang menjadi alasannya untuk enggan mengatakan pada Seli bahwa ia adalah keturunan kesekian dari klan Matahari.
Kemampuan atau kekuatan yang ia miliki, di antaranya mengeluarkan listrik kecil dari tangan dan kekuatan kinetik. Meski kekuatan klan Matahari apabila berada di klan Bumi akan semakin memudar, tetapi hal itu masih bermanfaat untuk membantu beberapa pasien kondisi darurat. Caranya adalah dengan sengatan listrik dari telapak tangan yang didekatkan ke pasien. Hal itu dikatakan efektif apabila dibandingkan menggunakan alat medis.
2. Mala-tara-tana II
Mala-tara-tana II dikatakan sebagai salah satu tetua dari klan Matahari, yakni anggota Konsil dan dirinya merupakan sahabat lama dari tokoh Av. Ia mempunyai kemampuan, yakni dapat mengeluarkan petir dari tangannya, kemudian kekuatan kinetik.
3. Fala-tara-tana IV
Fala-tara-tana IV adalah ketua Konsil dari klan Matahari yang telah memimpin kurang lebih selama 400 tahun. Ia merupakan Kontingen Festival Bunga Matahari 400 tahun lalu yang dahulu mencoba untuk membuka lorong Penjara Bayangan Bawah Bayangan guna melepaskan dan membebaskan si Tanpa Mahkota. Lorong tersebut pula yang telah menewaskan Mata-hana-tara, Fala-tara-tana, I, II, dan III pada 400 tahun yang lalu.
Ketika menjadi seorang ketua Konsil kerap menghadiri lokasi bunga matahari mekar menggunakan kapsul terbang untuk menemui para peserta, peserta pun memetik bunga tersebut. Dirinya mengumpulkan bunga matahari pertama mekar sebagai bentuk pelanggengan kekuasaan, mencari ilmu, kekuatan, teknologi, dan tentunya untuk menolong si Tanpa Mahkota yang berada di Penjara Bayangan Bawah Bayangan.
Adapun kekuatan yang dimilikinya, yakni kemampuan mengeluarkan Petir Biru dari tangannya yang mana itu merupakan petir terkuat dan hanya sedikit yang mempunyai itu. Kemudian, ia juga memiliki kekuatan kinetik, kekuatan melayang atau terbang, dan menggerakkan suatu benda dari jarak jauh.
4. Hana-tara-hata
Ia adalah seorang peternak lebah yang menetap di padang perdu berduri. Ia juga merupakan yang telah memberitahu Raib terkait kekuatan Berbicara dengan Alam dan kaidah penggunaannya. Hana-tara-hata telah kehilangan anaknya sekitar 400 tahun lalu sebab kompetisi dari Festival Bunga Matahari.
Ia mempunyai kekuatan dan kemampuan, yaitu kemampuan berbicara dengan alam yang mana itu merupakan bahasa pertama dunia yang ia pelajari dari para lebahnya dan untuk memahaminya memakan waktu puluhan tahun.
5. Mata-hana-tara
Mata-hana-tara, putra tunggal dari Hana-tara-hata yang merupakan peserta kompetisi 400 tahun lalu dan tewa di lorong gelap mematikan demi melawan sosok tidak terbayangkan. Rombongannya bersaing dengan rombongan dari Fala-tara-tana IV.
6. Nena-tara-neta V
Ia adalah nelayan angkatan lama dan terpelit di sepanjang tepian danau dan tak terbiasa terhadap teknologi. Nena-tara-neta V akan mengantarkan rombongan kesepuluh untuk menyeberangi danau dengan tanpa biasa, tetapi mereka harus dapat menjawab tiga teka-teki atau tebak-tebakan dengan tepat.
7. Mena-tara-nata II
Mena-tara-nata II adalah putra dari Nena-tara-neta V yang berusia kurang lebih 40-50 tahun. Ia memiliki wajah yang tegas, tinggi, dan seorang pemburu handal dengan menunggangi seekor macan tutul.
8. Fala-tara-tana I, II, dan III
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa mereka adalah kakak-kakak dari Fala-tara-tana IV yang telah tewas 400 tahun lalu saat Festival Bunga Matahari. Ketiga saudara itu mempertaruhkan nyawa mereka agar pintu Penjara Bayangan Bawah Bayangan tetap aman dengan cara disegel.
9. Saba-tara-taba
Ia adalah seorang pemandu atau pengarah di Festival Bunga Matahari
10. Dena-tara-neda III
Ia merupakan ibu yang sudah tua bekerja sebagai tabib–orang yang pekerjaannya mengobati orang yang sakit–selama kurang lebih 50 tahun di pelosok sawah yang disinggahi oleh rombongan kesepuluh.
11. Sana-tara-bata III
Sana-tara-bata III merupakan kapten dari kontingen atau rombongan penunggang salamander.
12. Konsil Klan Matahari
Konsil klan Matahari berjumlah 12 tetua. Keberadaan konsil berdasarkan pemilihan suara dari rakyat klan Matahari.
13. Kontingen Festival Bunga Matahari
Dalam satu rombongan terdiri dari empat orang yang rata-rata berusia 25 tahun dan pemuda/pemudi terbaik dari klan Matahari. Mereka menaiki atau menunggangi berbagai hewan yang luar biasa. Adapun mereka, di antaranya kontingen banteng, cerpelai, harimau (milik rombongan Raib), salamander, kuda putih, angsa putih, kelinci, serigala, dan sebagainya.
Keunggulan dari Novel Matahari karya Tere Liye
Ada beberapa keunggulan dari novel karya Tere Liye ini, di antaranya terletak pada penggunaan dan pemilihan bahasa yang terbilang mudah dimengerti serta dipahami oleh pembaca, kemudian alur ceritanya imajinatif sehingga para pembaca merasakan bahwa daya imajinya sedang diajak untuk menyelami cerita yang dituangkan. Tak hanya imajinatif, alurnya juga menarik dan melahirkan rasa penasaran.
Lalu, novel Matahari memiliki nilai edukatif yang mana di dalamnya banyak mengulas terkait bidang Fisika yang sukar dipahami oleh sebagian orang di sekolahan. Barangkali buku ini dapat dijadikan rujukan bacaan santai, tetapi mengandung nilai edukatif bagi kalian yang sukar memahami pelajaran Fisika.
Kemudian, novel ini memuat pesan moral pada setiap peristiwa atau kejadian yang dialami oleh masing-masing karakter tokoh sehingga cocok sebagai bahan bacaan para remaja. Hal inilah yang menjadikan novel ini memiliki nilai keunggulan yang mana bukan sekadar bacaan fantasi, melainkan banyaknya moral value yang dapat diterapkan di kehidupan.
SELENA dan NEBULA adalah buku ke-8 dan ke-9 yang menceritakan siapa orangtua Raib dalam serial petualangan dunia paralel. Dua buku ini sebaiknya dibaca berurutan.
Kedua buku ini juga bercerita tentang Akademi Bayangan Tingkat Tinggi, sekolah terbaik di seluruh Klan Bulan. Tentang persahabatan tiga mahasiswa, yang diam-diam memiliki rencana bertualang ke tempat-tempat jauh. Tapi petualangan itu berakhir buruk, saat persahabatan mereka diuji dengan rasa suka, egoisme, dan pengkhianatan.
Ada banyak karakter baru, tempat-tempat baru, juga sejarah dunia paralel yang diungkap. Di dua buku ini kalian akan berkenalan dengan salah satu karakter paling kuat di dunia
Kelemahan Novel Matahari karya Tere Liye
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, meski novel Matahari memiliki keunggulan dari segi alur cerita yang imajinatif, tetapi ada beberapa bagian alur cerita dari novel sebelumnya, yakni Bulan yang tidak diulas kembali–paling tidak sedikit–di novel ini. Hal itu yang memungkinkan para pembaca akan sukar memahami alur cerita tersebut.
Tak hanya itu, terdapat beberapa kesalahan penulisan yang kurang diperhatikan sehingga para pembaca sedikit terganggu. Sebagai contoh, hal itu terdapat di halaman 79, yaitu pada penggalan kalimat “Aku tersenyum tpis (seharusnya “tipis”). Melihat Ali jengkel kadang menyenangkan.”, kemudian terdapat pula di halaman 105, kalian bisa lihat sendiri saat membaca novel Matahari ini.
Lalu, mungkin bagi sebagian pembaca akan merasakan klimaks atau permasalahan utama di novel ini menarik, tetapi sayangnya diletakkan di akhir cerita. Hal itu membuat awal dari cerita dirasa ‘kurang’.
Amanat dan Kesimpulan Resensi Novel Matahari Tere Liye
Pada bagian keunggulan novel sudah dijelaskan bahwa pada buku ketiga dari serial Bumi ini memuat pesan moral yang terbilang tidak sedikit, yakni mengajarkan kita agar terus berusaha, jangan mudah putus asa, dan jangan meninggalkan sahabat bagaimanapun kondisinya, terlebih saat dirinya sedang dalam kesusahan.
Amanat lainnya yang terkandung, di antaranya jangan terlalu risau akan sesuatu yang belum terjadi dan tanamkan sikap solidaritas. Adapun nilai moral lainnya yang tersisipkan di dalam cerita, seperti kebersamaan ketiga sekawan dalam mencoba untuk menghadapi berbagai rintangan, mereka menerapkan sikap kerjasama, saling peduli antar satu dengan yang lain, pantang menyerah, saling peduli dan menolong antarsesama, dan sebagainya.
Sementara nilai sosial di dalam cerita novel ini, yaitu buang semua keegoisan yang ada dalam diri, terlebih saat teman atau sahabat sedang membutuhkan bantuan. Dengan kata lain, di segala kondisi harus dihadapi bersama, baik kondisi senang maupun susah sekalipun.
Kemudian, di novel ini tidak adanya tolak ukur atau batasan perkara kemampuan sebab itu semua tergantung dari kemauan manusia untuk belajar mengasah kemampuan tersebut. Diibaratkan kehidupan adalah sebuah petualangan–yang mana semua manusia dapat mempunyai jenis petualangannya sendiri. Oleh karena itu, apabila menginginkan petualangan yang mengesankan, lakukanlah suatu hal yang berguna.
Intinya adalah novel ini memiliki keunggulan dan kelemahan, akan tetapi terlepas dari hal-hal tersebut, novel ini sangat bagus dan menarik untuk dibaca sebab di dalamnya memuat nilai edukatif, imajinatif, nilai moral, nilai sosial, dan sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa novel bergenrekan fantasi ini bukan hanya dijadikan referensi bacaan santai, melainkan bacaan yang bermanfaat.
Segala inspirasi dan amanat dalam novel ini menjadi hal yang terpenting sebab dapat kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, adanya kecerdasan berpikir dan daya khayal yang kuat dari penulis, mengajarkan kita akan suatu bentuk kepekaan, yaitu berupa apresiasi atau penilaian terhadap karya tulis sastra.
Dilihat dari segi target pembaca, novel ini layak dibaca dari berbagai kalangan sebab bahasanya tidak sukar dipahami, tetapi biasanya yang menyukai novel dengan genre ini ialah kalangan remaja hingga dewasa.
Itulah resensi novel Matahari karya Tere Liye. Bagi kalian yang hendak membaca novel Matahari, alangkah baiknya membaca terlebih dahulu dua novel sebelumnya dari serial Bumi, yaitu Bumi dan Bulan. Hal itu untuk menghindari kebingungan akan alur cerita yang ada di dalam novel ini. Selamat membaca!
Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun atau ingin mencari novel dengan berbagai genre, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di Gramedia.com dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu.
Penulis: Tasya Talitha Nur Aurellia
Sumber: dari berbagai sumber
Pertarungan melawan si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapapun yang menang, semua berakhir di sini, di Klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan.
Dalam saga terakhir melawan si Tanpa Mahkota, aku, Seli, dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat. Bersama-sama kami melewati berbagai rintangan, memahami banyak hal, berlatih teknik baru, dan bertarung bersama-sama.
Buku keenam dari serial “BUMI”.
- Urutan Novel Tere Liye
- Resensi Novel Bumi Tere Liye
- Resensi Novel Bulan Tere Liye
- Resensi Novel Matahari Tere Liye
- Resensi Novel Bintang Tere Liye
- Resensi Novel Komet Tere Liye
- Resensi Novel Komet Minor Tere Liye
- Resensi Novel Selena Tere Liye
- Resensi Novel Nebula Tere Liye
- Resensi Novel Si Putih Tere Liye
- Resensi Novel Ceroz dan Batozar Tere Liye
- Resensi Novel Sagaras
- Review Novel Bibi Gill
- Resensi Novel Ily Tere Liye
- Resensi Novel Lumpu Tere Liye
- Resensi Novel Pulang Pergi
- Resensi Novel Selamat Tinggal
- Resensi Novel Tentang Kamu
- Resensi Buku Rindu Tere Liye
- Review Novel Negeri Di Ujung Tanduk
- Resensi Novel Bedebah Di Ujung Tanduk Tere Liye
- Resensi Buku Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
- Review Novel Janji Tere Liye
- Rekomendasi Novel Tere Liye Terbaik
- Rekomendasi Novel Fiksi Indonesia
- Review Novel Si Anak Cahaya
- Review Novel Sepotong Hati yang Baru
- Review Novel Pergi
- Review Novel Yang Telah Lama Pergi