Fakta psikologi tentang cinta – Cinta adalah rasa kasih sayang yang kuat dan pesona pribadi. Karena faktor formatif, cinta juga bisa diartikan sebagai emosi seseorang. Dalam konteks filosofi cinta, semuanya berkualitas baik, mewarisi kebaikan, kasih sayang, dan belas kasih. Menurut pendapat lain, cinta adalah perilaku/aktivitas positif seseorang terhadap objek lain berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, menuruti pada perkataan, konsekuensi, ketaatan, dan kesediaan melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.
Cinta adalah perasaan positif yang diberikan kepada manusia atau makhluk lain. Semua makhluk bisa mengalaminya. Penggunaan kata cinta juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Perkataan mengenai cinta ini terus-menerus berubah maknanya sesuai dengan berbagai situasi, posisi, reaksi generasi, pemahaman, dan penggunaan masyarakat. Sifat cinta pada abad 21 bisa saja berbeda dengan abad yang lalu.
Bagi sebagian orang mendapatkan cinta itu sulit. Mereka harus jatuh bangun, berjuang, bahkan sampai mengorbankan apa pun untuk mendapatkan cinta. Setelah melakukan berbagai uji coba dan belajar dari berbagai sumber serta pengalaman sendiri dalam jangka waktu yang panjang akhirnya penulis menemukan caranya. Kemudian ,penulis memutuskan untuk menuliskan langkah-langkahnya di dalam e-book ini untuk membantu kalian yang mungkin mempunyai pengalaman yang sama.
Pada kesempatan kali ini, Gramedia akan membagikan fakta psikologi yang berhubungan dengan masalah percintaan. Untuk tahu lebih lanjut apa saja fakta-faktanya, mari simak ulasan berikut!
Table of Contents
Fakta Psikologi Tentang Cinta
1. Adanya Cinta Pada Pandangan Pertama
Jatuh cinta pada pandangan pertama memang nyata adanya. Menurut teori cinta dari Stanberg, cinta jenis ini disebut infatuation atau cinta pada pandangan pertama. Disebut cinta pada pandangan pertama karena hanya memiliki satu elemen, yaitu gairah.
Gairah adalah komponen fisiologis karena memberikan keterikatan dan keintiman emosional, seperti seseorang ingin dekat secara fisik dan menikmati dan merasakan kontak fisik. Tipe cinta pada pandangan pertama dianggap akan cepat hilang karena hanya ada komponen tertarik secara fisik atau seksual tanpa ada komitmen dan kedekatan secara emosional.
2. Sehat Mental Bagi Orang Yang Memiliki Cinta
Jika kamu sedang jatuh cinta atau memiliki seorang kekasih maka kamu adalah orang dengan mental yang sehat atau waras. Orang dengan mental yang sehat dapat membangun hubungan yang hangat dan intim dengan orang tua, anak-anak, pasangan, dan lainnya.
Cinta orang yang sehat mentalnya adalah cinta tanpa syarat dan tidak lumpuh atau mengikat. Ketika mereka memberi cinta, cinta yang diberikan dengan kondisi dan kewajiban yang tidak memiliki sifat timbal balik. Jadi, apakah kamu tulus mencintai seseorang? Seperti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Selalu cinta dan kasih sayang sepanjang masa.
3. Tidak Ada Yang Namanya Friendzone
Sebenarnya, istilah friendzone bisa digunakan sebagai pengertian sederhana dari teori cinta dari Stanberg. Jenis cinta ini adalah contoh lain dari cinta yang hanya memiliki satu elemen, yaitu keintiman. Keintiman adalah faktor emosional, karena pelaku berusaha untuk lebih dekat dengan orang yang dicintainya secara emosional. Di dalam friendzone, kamu hanyalah seorang teman yang membuat orang lain nyaman. Jenis cinta ini tidak memiliki gairah dan komitmen jangka panjang, jadi tidak ada yang lebih.
4. Cinta Membuat Seseorang Menjadi Malas
Fromm, salah satu tokoh psikologi mengatakan bahwa, orang yang berkepribadian sehat adalah orang yang memiliki cinta yang produktif. Cinta produktif berbeda dengan cinta erotis, karena cinta itu berupa aktivitas seperti cinta pada sesama, cinta pada anak ibu, dan sebagainya.
Cinta produktif memiliki empat kualitas, yaitu kasih sayang, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Berbagi makanan dengan pengemudi becak atau membantu nenek menyeberang jalan adalah contoh kecil dari cinta yang produktif. Jadi buang kemalasan kamu dalam cinta dan hidupkan cinta yang produktif.
Karya A. Setyawan, S.J., ini mengingatkan kita bahwa cinta kerap diutarakan tetapi sedikit dipahami. Analisa soal cinta berawal dari pengalaman, emosi dan peristiwa. E-book ini menyampaikan kekayaan dari spektrum cinta. Bahwa, cinta adalah bagian terpenting dari kemanusiaan kita.
5. Bergandengan Dengan Kekasih Dapat Meredakan Stres
Jika kamu mengalami hari yang buruk dan tidak tahu harus berbuat apa maka kamu bisa memegang tangan kekasihmu. Penelitian telah menunjukkan bahwa menyentuh orang yang dicintai dapat meredakan ketegangan dan membuat seseorang lebih merasa santai. Oleh karena itu, menggandeng tangan kekasih yang sedang dalam hubungan yang antusias bisa menjadi dukungan moral yang sangat efektif. Namun, efek ini juga dipengaruhi oleh seberapa dekat hubungan tersebut.
6. Tidak Butuh Waktu Lama Untuk Jatuh Cinta
Cinta bisa datang tiba-tiba. Ketika kamu melihat seseorang dalam sekejap mata, hanya butuh seperlima detik untuk sebuah pesan dari saraf otak untuk bereaksi.
Tahukah kamu bahwa ketika orang jatuh cinta, ada 12 daerah saraf di otak yang terlibat? Ketika kita memikirkan orang yang kita cintai, kita melepaskan hormon neurotransmitter seperti oksitosin, dopamin, vasopresin, dan adrenalin ke seluruh otak.
7. Terasa Mirip Dengan Pasangan Setelah Menjalani Hubungan yang Lama
Sering kali kita fokus pada ekspresi wajah dan kesamaan raut wajah, mereka akan terlihat mirip bagi orang yang sudah lama menikah. Menurut mitos yang berkembang, hal yang sama berarti itu sebenarnya permainan. Tapi apa penjelasannya? Secara ilmiah, kesamaan dapat dikaitkan dengan konsumsi makanan dan kesamaan lingkungan. Secara psikologis, interaksi kepribadian dan empati yang berlangsung lama berkontribusi untuk membentuk suatu kemiripan pada pasangan.
8. Hubungan Jarak Jauh Dapat Bertahan Lama
Banyak orang menganggap bahwa hubungan jarak jauh tidak mungkin bertahan dalam waktu yang lama. Sayangnya, situasinya ditentukan dengan cara lain. Tidak semua orang bisa memilih kondisi ideal. Jika dilihat dari sudut pandang psikologis, ada dua faktor yang dapat mempertahankan suatu hubungan, yaitu dengan berbagi informasi yang intim dan berbagi perspektif yang sama sebagai pasangan ideal. Ketika kedua kondisi terpenuhi, pasangan jarak jauh akan memiliki tingkat kepuasan dan stabilitas yang sama sebagai pasangan yang secara geografis bersama.
9. Ciuman Meyakinkan Kita Pada Pasangan
Menurut dua penelitian tentang berciuman, berciuman tidak hanya membuat orang merasa seksi, tetapi juga membuat mereka ingin lebih yakin dengan pasangannya. Menurut survei ini, berciuman sangat penting bagi wanita. Di sisi lain, untuk pria dan wanita yang sering berkencan, berciuman adalah salah satu tes penting untuk melihat apakah hubunganmu itu layak dipertahankan dengan calon kencan atau tidak.
Peneliti juga menemukan kaitan antara jumlah ciuman dengan pola hubungan jangka panjang dan kualitas hubungan. Berciuman jelas memengaruhi kualitas hubungan. Namun, berbeda dengan kuantitas hubungan seksual, peneliti tidak menemukan hubungan antara kuantitas hubungan seksual dengan tingkat kepuasan hubungan.
10. Menonton Film Bersama Menambah Keharmonisan Hubungan
Sebuah studi yang dilakukan selama tiga tahun menemukan bahwa setelah menonton film tentang pernikahan dan meminta pasangan untuk mendiskusikannya dengan pasangan mereka, tingkat perceraian turun setengahnya.
Psikolog Ronald Lodge, yang melakukan survei, mengatakan: “Pria dan wanita yang bisa menganalisis dan mengevaluasi hubungan tidak perlu menemui psikolog untuk hubungan pernikahan mereka. Mereka juga memiliki risiko perceraian yang rendah.”
Menjadi pasangan suami-istri itu mudah. Tapi, untuk memelihara dan mempertahankan harmonis di dalamnya diperlukan sebuah wawasan, pengalaman, dan kesadaran-kesadaran tentang mengapa dan untuk apa mereka bersatu mengarungi bahtera rumah tangga. Maka, e-book ini akan menghadirkan solusi atau jalan keluar dari setiap masalah yang muncul di tengah-tengah kehidupan rumah tangga.
11. Pernikahan Merupakan Sebuah Pemenuhan Diri
Sistem perkawinan telah berubah secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Sebelumnya, motivasi untuk menikah adalah mengejar stabilitas dan keamanan. Saat ini, orang menginginkan beberapa kepuasan psikologis dan aktualisasi diri dari pernikahan.
Untuk tujuan ini, setiap pasangan harus menginvestasikan waktu dan upaya yang cukup untuk mencapai hal ini. Sayangnya, hal ini sering diabaikan. Jika dua hal ini tidak terpenuhi, ada baiknya jika pasangan perlu menurunkan ekspektasi mereka untuk meminimalkan kekecewaan.
12. Kesetaraan Sosial Menentukan Ketertarikan
Memang hal yang sulit untuk menemukan teori standar manusia dalam mencari pasangan, karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda. Tetapi apakah kamu orang biasanya tertarik pada orang yang menarik secara sosial dalam satu level? Mungkin itu menjelaskan mengapa orang yang populer akan memiliki pasangan yang juga populer. Ketertarikan ini tidak melulu soal fisik atau penampilan. Daya tarik sosial dapat dipengaruhi dalam banyak cara.
13. Kemiripan Dengan Pasangan Akan Menghambat Hubungan
Memiliki pasangan yang memiliki banyak kemiripan dalam segala hal mulai dari hobi, perspektif, hingga pekerjaan mungkin tampak mudah pada awalnya. Kamu dapat dengan mudah berbicara dengan pasanganmu karena memiliki keterkaitan dalam obrolan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya sulit untuk membangun hubungan jangka panjang antara dua orang yang terlalu mirip dalam segala hal. Begitu pula dengan berbagai pasangan yang terlalu berbeda. Tentunya itu segala hal yang berlebihan tidak ada nilai positifnya. Ada hal-hal yang mirip di beberapa hal adalah hal yang menarik, jadi akan lebih menyenangkan jika ada hal baru yang bisa dipelajari sesama.
14. Istilah Kupu-Kupu di Perut Itu Nyata
Jika kamu pernah mendengar kata kupu-kupu di perut saat sedang jatuh cinta maka itu adalah hal yang nyata. Tiba-tiba, kamu akan merasa seperti ada pusaran terbentuk di dalam perut dan (kadang-kadang) terasa ingim muntah. Bibirmu akan terasa kering dan jantungmu berdetak lebih cepat.
Itu semua terjadi karena orang yang kamu sukai sedang berbicara dengan kamu. Hal ini juga dikenal sebagai pusaran kupu-kupu legendaris. Meski benar bisa terjadi saat jatuh cinta, kupu-kupu di perut ini sebenarnya adalah tanda-tanda stres. Hal yang sama bisa kamu rasakan saat kamu akan menghadapi ujian, atau momen-momen mendebarkan lainnya.
15. Saling Berpandangan Dapat Membuat Seseorang Jatuh Cinta
Apakah benar bahwa orang yang saling berpandangan dapat memiliki rasa ketertarikan satu sama lain?
Ketika seseorang saling memandang, terciptalah zat phenylethylamine, zat kimia yang dapat menabur benih cinta. Jika aksi tatap mata ini berlangsung selama dua menit, ketertarikan ini dapat terjadi bahkan jika kamu tidak tahu siapa dia atau apa yang dia lakukan. Hal ini bisa juga yang menjadikan adanya cinta pada pandangan pertama.
16. Patah Hati Merupakan Suatu Tanda Adanya Kesalahan Dalam Hidup
Apakah menurut kamu patah hati adalah metafora untuk perasaan sedih karena kehilangan atau terjadi perpisahan dengan seseorang?
Secara fisik, patah hati itu nyata. Patah hati di sini maksudnya adalah jantung, bukan benar-benar hati yang merasakan. Saat jantung patah, otak dapat bereaksi secara kimiawi dan melemahkan fungsi jantung. Ini disebut broken heart syndrom. Hal ini dapat menyebabkan masalah jantung. Bahkan, kamu bisa saja benar-benar mati karena “patah hati”.
17. Adanya Perbedaan Antara Cinta dan Nafsu
Perbedaan saraf antara cinta dan nafsu pada hubungan seksual adalah hal yang tumpang tindih dan mungkin sulit untuk dibedakan. Tetapi, pada kenyataannya mereka adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Dalam hasrat seksual, area yang aktif adalah emosi dasar, termasuk area motivasi dan pemikiran. Sedangkan cinta dapat melampaui hasrat seksual.
18. Makan Bukan Hal Utama Bagi Orang Yang Jatuh Cinta
Menurut Maslow, seorang psikolog yang terkenal dengan hierarki menjelaskan bahwa, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang berada pada tingkat ketiga setelah adanya hierarki kebutuhan dalam rasa aman menjadi tingkatan yang kedua dalam kebutuhan Maslow.
Sedangkan makan merupakan salah satu kebutuhan pokok. Setelah melewati tingkat awal, kamu dapat melanjutkan ke tingkatan berikutnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan cinta. Menurut Maslow, memberi dan menerima cinta sama pentingnya denga membangun hubungan yang intim dan penuh kasih dengan orang lain.
Grameds, demikianlah artikel mengenai fakta psikologi tentang cinta. Dari sekian banyak fakta yang telah disebutkan mungkin ada beberapa fakta yang telah kamu lalui pada saat mengalami jatuh cinta. Lalu, fakta manakah yang pernah kamu alami selama jatuh cinta?
Jika kalian ingin belajar lebih dalam mengenai psikologi, cinta, atau pun ilmu lainnya, kalian bisa belajar melalui membaca dari buku yang disediakan oleh Gramedia. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas telah menyediakan berbagai buku berkualitas yang bisa kamu miliki. Yuk Grameds, beli bukunya sekarang juga!
- Berpikir Konvergen.
- Cara Balas Dendam Terbaik.
- Circle Pertemanan
- Dark Psychology.
- Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk.
- Cara Mengendalikan Emosi Secara Psikologi dan Pandangan Agama
- Ciri Masa Pubertas
- Ekstrovert
- Introvert
- Kecemasan Berlebihan (Anxiety Disorder)
- Kebiasaan Orang Jawa
- Kebiasaan Orang Maluku
- Kebiasaan Orang Sunda
- Kecerdasan Emosional
- Kenapa Selalu Lapar Meski Sudah Makan
- Kisah Inspiratif Singkat.
- Macam-Macam Emosi
- Merasa Paling Tersakiti
- Mind Mapping
- Perbedaan Psikolog dan Psikiater
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Toxic People
- Toxic Positivity
- Toxic Family
- Pengertian Elegi
- Bullying di Sekolah
- Tipe Kepribadian
- Filosofi Stoicism
- Pola Pikir
- Passion
- Perilaku Asertif Pada Remaja
- Parenting Anak
- Urutan Zodiak
- Zodiak Cancer
- Urutan Shio
- Long Distance Relationship
- Pola Hidup Bersih dan Sehat
- Cara memanfaatkan waktu liburan sekolah
- Hidup Sederhana
- Social Anxiety Disorder
- Fobia Sosial
- Panic Attack
- Gesture
- Dampak Pergaulan Bebas
- Love Language
- Penyebab Orang Merasa Iri
- Tipe Kepribadian Manusia
- Sifat Manusia
- Social Sinking
- Fakta Psikologi Tentang Cinta
- Sandwhich Generation
- Exulansis
- Terapi Kognitif
- Verbal Abuse
- Silent Treatment
- 6 Tipe Kepribadian
- Perbedaan Psikiater dan Psikolog
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien