in

Review Novel Di Tanah Lada – Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (Ziggy Z)

Review Novel Di Tanah Lada – Dalam sebuah keluarga, seorang anak pasti sangat membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya. Hal ini dikarenakan berkat kasih sayang mereka, maka seorang anak bisa tumbuh dengan baik dan merasa bahagia ketika hidup bersama kedua orang tuanya. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa kasih sayang dari orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan anak di masa yang akan datang. Bagi para orang tua, sudah seharusnya selalu berusaha untuk memberikan kasih sayang kepada anaknya walaupun sedang dalam keadaan sibuk.

Dalam hal ini, kasih sayang yang dimaksuda bisa berupa verbal atau kasih sayang dalam bentuk fisik, seperti menyempatkan diri untuk bermain bersama sang anak. Dengan kasih sayang yang ada di dalam sebuah keluarga, maka akan terbangun hubungan keluarga yang harmonis dan penuh dengan kebahagiaan.

Sebuah kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, ternyata berdampak besar kepada sang anak. Dengan kasih sayang, sang anak akan merasa diperhatikan, sehingga ia tida merasa kekurangan perhatian. Apabila seseorang merasa kurang perhatian dari orang tua atau merasa tidak diberikan perhatian menandakan bahwa ada yang kurang dari kasih sayang yang diberikan oleh orang tua.

Hal seperti itu, sebaiknya jangan sampai terjadi karena sang anak bisa memberikan kesan yang kurang baik kepada orang tuanya. Kesan yang buruk tersebut bisa membuat suatu hubungan anak dan orang tua menjadi kurang harmonis, bahkan bisa memunculkan rasa kecewa yang dirasakan oleh sang anak. Rasa kecewa ini, jika dibiarkan bisa berubah menjadi rasa benci yang berkepanjangan.

Meskipun, pada kenyataannya kasih sayang orang tua sangat penting dibutuhkan oleh seorang anak, tetapi masih ada beberapa orang tua yang tidak memberikan kasih sayang dengan maksimal. Bahkan, ada yang tidak memberikan kasih sayang, tetapi malah memberikan kekerasan kepada anaknya. Dalam hal ini, yang melakukan kekerasan, bisa dilakukan oleh ayah, ibu, atau kedua orang tua.

Apabila seorang anak lebih sering mendapatkan kekerasan daripada kasih sayang bisa menimbulkan rasa trauma pada sang anak yang akan memengaruhi kondisi mental sanga ana. Kondisi mental yang terganggu bukan hanya terjadi hari ini atau pada saat itu saja, tetapi dampak negatifnya bisa terjadi di kemudian hari. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kekerasan yang berasal dari orang tua kepada anaknya bisa menimbulkan rasa benci kepada orang tua.

Jika, rasa benci sang anak kepada orang tuanya semakin memuncak, maka besar kemungkinan sang anak tidak ingin bertemu dengan orang tuanya, sehingga sang anak akan mencari berbagai macam cara untuk tidak bertemu dengan orang tuanya. Hal ini dapat terjadi karena sang anak sangat takut terhadap kekerasan yang akan dilakukan oleh orang tuanya. Bahkan, sang anak bisa saja kabur dari rumah demi menghindari kekerasan yang akan dilakukan oleh orang tua. Hal yang lebih parah dari kekerasan yang dilakukan oleh orang tua adalah sang anak akan beranggapan bahwa setiap orang tua yang ada di dunia selalu melakukan kekerasan kepada anaknya.

Oleh sebab itu, sudah seharusnya bagi setiap orang tua agar tidak melakukan kekerasan kepada anaknya, sehingga sang anak merasakan kehidupan yang damai dan tidak memiliki rasa trauma dalam hidupnya.

Novel Di Tanah Lada

Holiday Sale

Ternyata, kisah orang tua yang tidak memberikan kasih sayang, bahkan melakukan kekerasan pada sang anak ada di dalam sebuah novel yang berjudul Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie atau lebih dikenal dengan nama Ziggy Z. Di dalam novel tersebut, orang tua yang melakukan tindak kekerasan adalah si ayah, sedang ibunya atau istri dari si ayah ini selalu berusaha untuk melindungi anaknya dari kekerasan yang dilakukan oleh suaminya. Si ayah ini ternyata bukan hanya berperilaku kasar kepada anaknya saja, tetapi juga kepada istrinya.

Ketika membaca novel ini, kita akan merasa kesal dan marah karena si ayah tak menjalankan tugasnya sebagai kepala keluarga dengan baik. Selain itu, seolah-olah kita akan berkeinginan untuk membantu anak yang mendapatkan kekerasan yang ada di dalam novel ini. Tema yang diangkat dari novel berjumlah 244 halaman ternyata menjadikannya juara dua di “Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014”. Oleh sebab itu, jangan pernah ragu untuk membaca novel ini dan segera dapatkan di Gramedia.com.

Sinopsis Novel Di Tanah Lada

Novel yang berjudul Di Tanah Lada karya Ziggy Z mengisahkan tentang seorang anak kecil yang berusia 6 tahun yang memiliki hobi membaca kamus, tetapi mendapatkan perilaku kekerasan dari ayahnya. Kamus yang saat ini menjadi sering dibaca itu merupakan hadiah dari Kakek Kia saat tokoh “aku” berusia 3 tahun. Kamus itu merupakan kamus Bahasa Indonesia dan sejak diberikan kamus oleh Kakek Kia, tokoh “aku” sudah mulai rajin membaca dan mencari tahu arti dari setiap kata dan mencari tahu tentang berbagai macam istilah yang belum dipahami oleh anak seusianya.

Penulis memberikan nama tokoh “aku”, yaitu Salva atau biasa dikenal dengan nama panggilan Ava. Ava begitu sapaannya, merupakan seorang anak yang memiliki keluarga yang sering bertengkar, bahkan Ava sering mendapatkan perlakuan kasar dari ayahnya di dalam rumah. Kekerasan yang diberikan oleh ayahnya, biasanya berupa pukulan-pukulan yang diberikan bukan hanya kepada anaknya saja, tetapi juga kepada istrinya. Ava yang baru berusia 6 tahun itu akan mendapatkan kekerasan dari ayahnya, jika tak melakukan hal yang disuruh oleh ayahnya.

Papa Ava sering kali menghabiskan uang yang dimilikinya untuk melakukan hal yang tidak berguna, sehingga anggota keluarganya yang terkena dampaknya. Terlebih lagi, ketika Kakek Kia meninggal dunia dan memberikan harta warisan yang cukup banyak dan rumah yang dijual untuk Papa Ava. Namun, kegemarannya dalam berjudi membuat Papa Ava mulai gelap mata dan sangat menginginkan untuk menghabiskan harta warisannya untuk bermain judi. Hingga Papa Ava sampai rela untuk membiarkan istri dan anaknya tinggal di rusun Nero, sebuah rusun yang tidak cukup mewah dan hanya berisi satu kamar saja.

Papa Ava memilih rusun itu, karena letak rusun berdekatan dengan tempat perjudiannya. Sang istri yang mengetahui bahwa tempat berjudi ayahnya memiliki jarak yang tak begitu jauh dari rumah rusun Nero, sehingga sang istri marah besar. Papa Ava yang ketika mendengarkan nasihat tersebut mulai melakukan tindak kekerasan. Ketika Papa dan Ibunya selalu bertengkar, Ava suka mendengarkan percakapan pertengkaran mereka dari balik pintu yang dibuka sedikit. Akan tetapi, usaha yang dilakukan oleh Ava  untuk menguping selalu ketahuan oleh papanya dan harus menerima tindak kekerasan

Setelah orang tuanya mulai melakukan pertengkaran kembali, kemudian Ava diberikan uang untuk jajan agar bisa keluar rumah dan tak harus mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya. Ketika jajan, Ava bertemu dengan seorang laki-laki yang merupakan seorang pengamen. Pengamen yang ditemukan oleh Ava ini memiliki nama P. Ya, betul, penulis hanya memberikan nama tokoh laki-laki tersebut P supaya pembaca dapat menerka-nerka makna ri nama diberikan tersebut. Pertemuan di tempat makan tersebut merupakan awal mula pertemuan P dan Ava sekaligus menjadi teman pertama Ava ketika mulai tinggal di rusun Nero.

Pengamen yang diperankan oleh tokoh P ini berusia 10 tahun dan selalu senang membawa gitar kecil kemanapun perginya terutama ketika sedang mencari rezeki dengan mengamen. Pertemanan yang mereka jalani di rusun Nero itu membuat Ava menyadari bahwa P sering kali mendapatkan tindak kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya. Ava yang mengetahui kabar itu langsung terpikirkan bahwa apa yang dirasakan oleh P sama apa yang dirasakan dengan dirinya ketika melakukan sebuah kesalahan. Namun, kekerasan yang diterima oleh P dari ayahnya bisa dibilang lebih parah dari Ava, tokoh P sering kali mendapatkan pukulan dari ayahnya dan tak jarang ayahnya P memukulnya dengan setrika yang panas.

Ava dan P mulai berteman dekat, hingga akhirnya Ava dikenalkan dengan Mas Arli dan Kak Suri. Ava merupakan anak selalu bangga kepada P terutama terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya walaupun tidak menempuh sekolah. Begitu juga dengan P yang melihat Ava sebagai gadis kecil yang unik karena sering kali membawa kamus Bahasa Indonesia pemberian Kakek Kia.

Mas Arli adalah seseorang yang memberikan gitar kecil kepada P dan sering membayarkan makanan P. Sementara itu, Kaku Suri adalah seseorang yang tinggal di lantai empat di rusun Nero yang sering mengajarkan P agar bisa menggunakan bahasa Inggris. Kedua orang itu merupakan orang-orang yang sangat berarti dalam hidup P karena sudah sering membantunya saat sedang kesusahan.

Hingga pada suatu waktu, Papa Ava mulai melakukan kekerasan kembali dan sudah membuat kecewa Mama Ava, kemudian, Mama Ava mengambil keputusan untuk pergi meninggalkan suaminya dan membawa Ava pergi bersamanya dan memilih tinggal di rumah adi Mama. Namun, tanpa diduga, Ava yang sudah berteman akrab dengan P rela untuk tidak mengikuti ajakan ibunya dan lebih memilih untuk menemani P karena sendirian dan kesepian di rusun Nero. Tak hanya sampai di situ saja, konflik terus terjadi, hingga semakin mendalam ketika Ava diajak oleh P untuk masuk ke rumahnya. Saat sampai depan rumah P, Ava terkejut ternyata kehidupan P lebih parah daripada pada dirinya. P hanya tinggal di kamar kardus yang terletak di salah satu sudut dapur yang berada di bawah meja besar yang tertutup dengan kardus. Ketika sampai di rumah P, ayahnya melihat P dan mulai melakukan kekerasan dengan setrika.

Setelah P mendapatkan luka akibat mendapatkan kekerasan dengan setrika dari ayahnya, kemudian dibawa ke rumah sakit oleh Kak Suri, sehingga luka P dapat disembuhkan. Hingga pada akhirnya, P keluar dari rumah sakit, kemudian Ava dan mengajak P untuk melarikan diri ke rumah nenek Isma yang berada di tanah yang kaya akan lada. Untuk berangkat ke sana membutuhkan biaya dan mereka hanya bisa menjual handphone agar bisa sampai ke tanah lada.

Dari sinilah perjalanan panjang Ava dan P untuk pergi ke rumah nenek Isma di tanah lada dimulai. Mereka yang tidak memiliki biaya yang cukup dan hanya bermodalkan “keberanian dan nekat” saja melakukan petualangannya. Apakah mereka akan sampai ke rumah Nenek Isma di tanah lada dan mereka hidup bahagia? Atau mereka harus gagal di tengah perjalanan dan tidak sampai ke rumah nenek Isma?

Supaya mengetahui akhir cerita dari novel ini apakah berakhir bahagia atau berakhir kesedihan, sebaiknya kamu menemukan jawabannya sendiri. Novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z bisa kamu beli di toko buku Gramedia.com.

Kelebihan Novel Di Tanah Lada

Novel yang ditulis oleh Ziggy Z dengan judul Di Tanah Lada memiliki beberapa kelebihan yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1. Memiliki Pesan Moral yang Bisa Dipetik

Novel yang ditulis oleh Ziggy Z ini memiliki kelebihan yang terletak pada pesan moral yang ada di dalam cerita yang bisa kita petik. Dengan memetik pesan moral dari novel ini, maka kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, pesan moral dari novel ini sangat berkaitan dengan dunia anak-anak, sehingga kita bisa menerapkannya ketika memiliki anak nanti.

Beberapa pesan moral yang bisa diambil seperti jangan melakukan kekerasan kepada anak dan istri karena bisa membuat keharmonisan keluarga berkurang. Selain itu, kita akan belajar bahwa kasih sayang kepada anak penting untuk diberikan.

2. Sudut Pandang Tokoh Utama

Cerita-cerita yang mengangkat tema kekerasan dalam sebuah keluarga sebenarnya sangat banyak, tetapi hanya sedikit saja yang menggunakan sudut pandang yang tak biasa. Salah satunya adalah novel Di Tanah Lada. Novel ini menggunakan sudut pandang dari tokoh Salva atau yang lebih dikenal dengan nama Ava. Ava menjadi tokoh “aku” di dalam novel ini. Pembaca akan merasa kagum karena penulis mampu membangun cerita yang mudah dipahami melalui tokoh anak yang berusia 6 tahun.

3. Alur yang Mudah Dipahami

Alur dari novel ini bisa dibilang cukup mudah dipahami, sehingga pembaca akan mudah juga mendapatkan makna yang ada di setiap ceritanya. Setiap makna yang ada di dalam cerita bisa dijadikan sebagai pelajaran dan menambah wawasan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan Novel Di Tanah Lada

Berbicara tentang kekurangan yang ada di dalam novel ini terletak pada beberapa dialog yang terlihat kurang membangun suasana cerita. Suasana cerita yang kurang terbangun itu bisa membuat pembaca merasa kurang “greget” pada bagian cerita itu. Alangkah baiknya, penulis mengganti beberapa dialog yang kurang seru agar suasana cerita dapat memiliki daya tarik. Meskipun ada kekurangannya, tetapi secara keseluruhan cerita dari novel ini sangat menarik dan menambah wawasan pembaca terutama pada dunia anak-anak.

Kesimpulan Novel Di Tanah Lada

Novel yang mengangkat tema kekerasan kepada anak yang dilakukan oleh orang tua sangat menarik untuk dibaca karena akan ada banyak sekali pelajaran kehidupan yang bisa kita ambil. Terlebih lagi, melalui cerita Ava dan P, kita akan sadar bahwa dalam memahami dunia anak-anak tidaklah mudah karena sudut pandang dan gaya berpikir anak-anak berbeda dengan orang-orang dewasa. Bahkan, beberapa keputusan yang diambil oleh anak-anak terkadang membuat orang-orang dewasa terkejut.

Dibalik cerita-cerita yang membuat pembaca akan kesal dan kecewa, ternyata terdapat beberapa cerita yang terlihat gemas. Cerita gemas itu berasal dari kepolosan anak kecil yang belum mengetahui banyak hal dan rasa polos yang tinggi, sehingga memicu rasa ingin tahu yang tinggi juga. Selain itu, percakapan antara Ava dan P terkadang membuat pembaca tertawa kecil karena kepolosan mereka.

Pembaca yang membaca novel Di Tanah Lada akan menyadarkan kita bahwa untuk menjadi orang tua harus memiliki kesiapan yang matang terutama kesiapan mental. Jadi, jangan ragu untuk mendapatkan novel ini dan segera menemukan akhir cerita dari novel ini.

Penulis: Restu Nasik Kamaluddin

Written by Nasik K

Perkenalkan saya Nasik seorang freelance writer dan sudah menghasilkan banyak tulisan. Tema yang saya suka pun cukup beragam, salah satunya adalah zodiak. Selain zodiak, saya juga senang menulis seputar trivia.

Kontak media sosial Linkedin saya Restu