Terapi Kognitif – Apabila Anda mengalami gangguan kesehatan seperti sesak napas, tekanan darah tinggi, ataupun patah tulang, apa yang Anda lakukan? Pastinya akan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lain yang sudah profesional ya. Hal tersebut tentu sudah menjadi bagian dari sesuatu yang umum dilakukan ketika seseorang jatuh sakit. Lalu, bagaimana bila gangguan yang Anda rasakan bersifat psikologis? Apakah Anda akan menggunakan layanan tenaga kesehatan mental yang sudah profesional seperti psikiater, psikolog, atau konselor? Tapi sayangnya, masih banyak orang yang tidak mau memeriksakan dirinya dan mencari bantuan tenaga profesional saat masalah yang mereka alami adalah masalah mental.
Sebab, dengan menemui psikolog ataupun psikiater seringkali dihubungkan dengan gangguan jiwa yang masih dianggap tabu oleh masyarakat secara umum. Padahal pada kenyataannya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Oleh karena itu, tidak ada alasan yang menjadikan kesehatan mental menjadi hal yang tabu. Apabila Anda merasakan keluhan yang berhubungan dengan kondisi mental atau psikologis seperti phobia atau insomnia, salah satu yang mungkin saja ditawarkan para tenaga kesehatan mental yaitu terapi kognitif dan perilaku (CBT). Jenis terapi ini merupakan gabungan dari psikoterapi dan terapi perilaku yang dilakukan dengan cara konseling. Tujuan utama dari terapi tersebut adalah merubah pola pikir dan juga perilaku yang menyebabkan berbagai macam masalah di dalam hidup seseorang.
Table of Contents
Apa Itu Terapi Perilaku Kognitif?
Terapi perilaku kognitif merupakan salah satu jenis psikoterapi yang mengkombinasikan terapi perilaku dan terapi kognitif. Kedua terapi tersebut memiliki tujuan untuk merubah pola pikir dan juga respon pasien dari negatif ke positif. Pola pikir seseorang pada suatu hal bisa mempengaruhi emosi dan juga perilakunya. Misalnya saja, seorang pasangan yang pernikahannya berakhir dengan bercerai, mereka cenderung akan berpikir bahwa mereka bukanlah pasangan yang baik dan tidak pantas untuk menjalin sebuah hubungan. Pola pikir semacam itu akan membuat seseorang menjadi lebih mudah putus asa. Lalu memicu untuk menjauhkan diri dari lingkup sosial. Jika kondisi itu dibiarkan saja, maka mereka berpotensi untuk terjebak di dalam siklus pola pikir, emosi, dan juga perilaku negatif.
Di dalam terapi perilaku kognitif, para pasien yang mengalami kondisi seperti di atas akan belajar tentang bagaimana cara berpikir positif. Sehingga hal tersebut akan menghasilkan emosi dan juga perilaku yang positif juga. Terapi perilaku kognitif juga bisa dilakukan melalui sesi personal, yaitu dengan bertemu secara langsung ataupun melalui telepon dan juga panggilan video. Selain itu, terapi kognitif juga dapat dilakukan dengan cara berkelompok, mulai dari bersama keluarga ataupun dengan orang-orang yang memiliki kondisi serupa. Di beberapa kondisi, terapi juga bisa dilakukan secara online melalui komputer.
Indikasi Terapi Perilaku Kognitif
Terapi kognitif bisa diterapkan pada pasien yang berasal dari berbagai macam usia yang mengalami kondisi seperti di bawah ini:
a. Stres atau depresi
b. Fobia
c. Masalah mental seperti bipolar
d. Gangguan kecemasan atau anxiety
e. Gangguan makan
f. OCD
g. PTSD
h. Gangguan tidur atau insomnia
i. Gangguan kecemasan yang terlalu berlebihan pada suatu penyakit (Hipokondriasis)
j. Skizofrenia
k. Kebiasaan berjudi
l. Kecanduan alkohol dan rokok atau narkotika
m. Anger issue (kesulitan dalam mengelola amarah)
n. Tidak percaya diri
o. Masalah hubungan
Peringatan Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif akan dilakukan dengan cara menggali pengalaman, perasaan, dan juga emosi yang tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, para pasien mungkin saja akan menangis dan juga marah selama terapi ini berlangsung. Terapi yang satu ini dengan menggunakan teknik tertentu mungkin akan mengharuskan pasien memasuki kondisi dan situasi yang biasanya dia hindari. Sementara pasien yang memiliki gangguan kecemasan akan diminta untuk berbicara di depan umum.
Para pasien akan diminta untuk berpartisipasi selama di dalam dan di luar sesi terapi. Misalnya saja dengan membuat catatan mengenai pola pikir, emosi, dan juga perilaku positif yang harus mereka lakukan. Kerja sama antara pasien dan terapis sangatlah penting supaya bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Persiapan Terapi Perilaku Kognitif
Salah satu persiapan yang harus dimiliki sebelum melakukan terapi kognitif adalah dengan memberanikan diri untuk menanyakan berbagai hal kepada para terapis, baik itu psikiater ataupun psikolog. Hal-hal yang perlu Anda tanyakan antara lain mengenai metode pendekatan, tujuan yang ingin Anda capai melalui terapi tersebut, durasi pada setiap sesi terapi, dan berapa banyak sesi yang harus Anda ikuti. Selain itu, Anda juga harus mengetahui mengenai biaya konsultasi untuk melakukan terapi kognitif.
Umumnya, terapi kognitif adalah terapi jangka pendek, yang mana hanya dilakukan selama sekitar 10 hingga 20 sesi saja. Sebelum mulai terapi tersebut, Anda perlu mendiskusikan dulu dengan terapis mengenai jumlah sesi yang diperlukan. Biasanya, jumlah sesi terapi bergantung pada beberapa faktor seperti di bawah ini:
a. Jenis masalah dan gangguan yang dialami
b. Tingkat keparahan gejala
c. Lama pasien mengalami gangguan tersebut
d. Tingkat stres atau depresi pasien
e. Perkembangan para pasien sejak dimulai terapi pertama
f. Seberapa banyak dukungan yang berasal dari keluarga atau orang terdekat
Proses Terapi Perilaku Kognitif
Terapi kognitif biasanya hanya dilakukan selama 30 hingga 60 menit saja setiap sesinya. Di beberapa sesi pertama, terapis dan juga pasien akan sama-sama memastikan bahwa terapi kognitif ini merupakan terapi yang tepat untuk menangani masalah yang sedang dialami oleh para pasien. Selain itu, terapis juga akan memastikan bahwa pasien merasa nyaman selama proses terapi.
Kemudian setelah itu, terapis akan terapis akan menanyakan tentang latar belakang dan masa lalu pasiennya. Hal tersebut merupakan salah satu hal yang penting, karena walaupun terapi berfokus pada situasi dan kondisi sekarang. Tapi masalah yang dialami pasien mungkin saja masih berkaitan dengan masa lalunya. Terapis juga akan bertanya mengenai sejumlah faktor yang mungkin saja berkaitan dengan masalah pasien, mulai dari riwayat medis, kejadian tertentu, gejala kesehatan mental, dan juga tujuan yang ingin dicapai melalui terapi.
Jika masalah dan pemicunya sudah teridentifikasi, pasien akan diminta untuk mengatakan pemikiran dan juga perasaan mereka terkait dengan masalah yang sedang mereka hadapi. Di dalam proses ini, pasien akan diminta untuk membuat sebuah catatan. Hal ini untuk membantu mereka dalam memahami respon negatif mereka ketika menghadapi masalah, baik itu dalam pola pikir, perasaan, atau perbuatan. Lalu, terapis akan mendiskusikan hal tersebut dengan pasien mengenai dampak respon negatif itu pada diri sendiri dan lingkungannya. Serta bagaimana cara merubah respon negatif itu menjadi respon yang positif.
Misalnya saja, pasien yang mengalami gangguan kecemasan akan cenderung menghindari situasi yang memicu munculnya perasaan gelisah atau cemas. Dalam sesi terapi, para pasien akan belajar untuk memahami bahwa menghindari kondisi tersebut hanya akan meningkatkan rasa takut. Untuk merubahnya, pasien akan dilatih untuk menghadapi rasa takut secara perlahan. Sehingga akan muncul kepercayaan terhadap dirinya ketika mengalami situasi yang memicu munculnya kecemasan.
Setelah pasien memahami mengenai masalah dan respon negatif yang harus mereka rubah, terapis akan menyarankan kepada pasien untuk mulai berlatih merespon sesuatu dengan positif dalam kegiatan sehari-harinya. Misalnya saja dengan cara menegur diri sendiri jika muncul pikiran negatif dan menggantinya dengan pikiran yang positif. Atau bisa juga dengan segera menyadari bahwa tindakannya itu akan dilakukan bisa memicu respon yang negatif, kemudian menggantinya dengan tindakan lain.
Proses latihan yang sudah dijelaskan di atas biasanya akan dilakukan di antara sesi terapi. Kemudian didiskusikan pada sesi terapi selanjutnya. Jika dibutuhkan, terapis akan memberikan contoh latihan untuk dipraktikkan di antara sesi terapi. Meski begitu terapis hanya akan menyarankan bentuk latihan yang bisa membuat pasien merasa nyaman.
Setelah Terapi Perilaku Kognitif
Walaupun semua sesi terapi sudah dilakukan, tapi semua hal positif yang diperoleh dari terapi tersebut harus tetap dilakukan. Hal tersebut sangat penting untuk mencegah gangguan yang mungkin saja akan kembali muncul. Terlebih untuk gangguan depresi dan kecemasan.
Tapi perlu dipahami bahwa jangan sampai Anda berharap hasil yang cepat. Sebab, penangan gangguan jiwa bukanlah suatu hal yang mudah. Itu adalah sebuah hal yang wajar jika pasien merasa tidak nyaman di beberapa sesi terapi awal. Perlu beberapa sesi terapi hingga pasien merasakan perkembangan di diri mereka.
Bicarakan kepada terapis apabila Anda tidak merasakan perkembangan yang baik setelah melalui beberapa sesi terapi. Anda dan juga terapis bisa mendiskusikan terapi dengan pendekatan lainnya.
Cara Kerja Terapi Perilaku Kognitif
Konsep dari terapi perilaku kognitif yaitu untuk menyadarkan bahwa perasaan, pikiran, sensasi fisik, dan juga tindakan adalah suatu kesatuan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Perasaan dan pikiran yang bersifat negatif dapat membuat Anda terus merasa terjebak di dalam permasalahan yang sama dan merasa semakin tertekan.
Kondisi tersebut pada akhirnya akan menyebabkan munculnya perubahan pada cara Anda bersikap dan bertindak, berpikir, sehingga menimbulkan adanya keluhan fisik. Itulah mengapa Anda memerlukan terapi kognitif, sebab terapi tersebut dapat membantu Anda dalam merubah pola pikir dan perasaan negatif untuk menjadi lebih positif dengan cara di bawah ini.
1. Identifikasi Permasalahan
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan dalam terapi oni yaitu dengan menyadari dan menerima bahwa Anda sedang memiliki masalah. Setelah itu, terapis akan membantu Anda untuk mengidentifikasi permasalahan yang Anda alami sekaligus mencari akar masalahnya. Sebab, permasalahan yang muncul dapat bersumber dari masalah lain yang mungkin saja tidak Anda sadari. Kemudian, terapis akan membantu Anda dalam mencari penyebab yang paling mendasar dari adanya pikiran dan perasaan negatif tersebut.
2. Berfokus pada Mencari Solusi
Selain membantu dalam mengidentifikasi permasalahan yang dialami pasien, terapis juga akan membantu Anda dalam memecahkan masalah yang besar menjadi permasalahan yang lebih kecil. Sehingga Anda akan merasa lebih mudah untuk mencari solusinya. Akan tetapi, Anda juga harus mencari psikolog atau terapis yang tepat. Supaya terapi yang Anda lakukan membuahkan hasil yang optimal.
3. Mencari Cara Termudah guna Memperbaiki Pola Pikir Pengidap
Setelah masalah yang dialami pasien mulai terpecahkan menjadi lebih sederhana. Anda akan mulai untuk diajari melihat hubungan antara masalah satu dengan masalah lainnya, sekaligus dampak dari setiap masalah yang ada di dalam diri sendiri. Tujuan dari hal itu adalah merubah bagaimana cara Anda dalam menilai setiap masalah yang hadir. Selain itu, Anda juga akan dibantu untuk tetap fokus pada setiap hambatan yang terjadi sekarang ini, bukan masa lalu ataupun masa yang akan datang.
4. Membantu Melatih Kebiasaan Positif
Sesi yang terakhir adalah membantu dalam menghilangkan kebiasaan lama Anda saat berpikir dan merubah hal itu dengan cara yang lebih positif. Setelah melakukan beberapa sesi terapi untuk mengobati gangguan kecemasan secara umum selanjutnya terapi akan diulang kembali untuk mengetahui apakah metode tersebut sudah tepat dan bermanfaat untuk Anda. Sehingga Anda juga akan memperoleh solusi terbaik dalam memecahkan masalah.
Selama melakukan setiap sesi terapi, Anda disarankan untuk lebih terbuka dan juga jujur kepada terapis. Hal ini bertujuan supaya Anda memperoleh pendekatan yang terbaik sesuai dengan kondisi Anda. Tak hanya itu, kerja sama Anda juga dibutuhkan selama menjalani proses terapi. Selain itu, komitmen dari dalam diri sendiri yang kuat untuk memperoleh hasil yang maksimal. Jika Anda berhasil melakukan hal itu, harapannya periode terapi akan menjadi lebih singkat.
Jenis Terapi Kognitif
Ketika sudah berniat melakukan terapi kognitif untuk mengobati masalah psikologis yang Anda alami, terapis nantinya akan mengenalkan beberapa bentuk terapi yang bisa digunakan. Anda bisa memilih, namun juga bisa dipilihkan oleh si terapis sesuai dengan permasalahan yang telah Anda ceritakan. Berikut ini adalah beberapa jenis terapi kognitif yang bisa Anda pilih:
1. Terapi Musik
Seringkali, musik dijadikan sebagai salah satu alat terapi yang cukup baik. Tidak hanya dengan suara-suaranya saja yang memang sangat menyenangkan dan menyejukkan pikiran. Dengan terapi kognitif jenis ini, Anda akan dibantu untuk mengeluarkan semua keluh kesah yang mungkin saja masih terpendam.
2. Terapi Konseling
Untuk jenis terapi yang satu ini, mungkin Anda sudah tidak asing lagi. Sebab, terapi konseling kerap menjadi salah satu cara penyembuhan untuk berbagai masalah dan kelainan psikologis. Mungkin ada banyak terapi yang bisa dilakukan, namun terapi konseling yang memang lebih efektif. Sebab, melalui terapi ini Anda dapat menemukan cara supaya bisa mengatasi masalah yang kadang timbul dan tenggelam. Terapi jenis ini juga dilakukan untuk menghilangkan pikiran negatif yang ada di dalam diri sendiri. Sehingga yang akan Anda rasakan hanya pikiran positif.
3. Terapi Obat-obatan
Untuk orang-orang yang mempunyai gangguan mental atau psikologis lebih parah, terapi obat-obatan dapat dijadikan pilihan. Salah satunya yaitu orang-orang yang merasa dirinya sudah tidak berarti dan berguna lagi. Di dalam konsep diri menurut ilmu psikologi, umumnya akan dijelaskan bahwa seseorang yang telah memiliki gangguan yang sudah parah akan diberikan terapi obat-obatan untuk mengatasi gangguan tersebut.
4. Terapi Hipnotis
Jenis terapi kognitif ini mempunyai tujuan untuk menelusuri alam bawah sadar Anda. Di dalam prosesnya, terapis akan memberikan berbagai macam sugesti yang pastinya bersifat positif dan akan memperbaiki gangguan psikis yang dialami oleh Anda.
5. Terapi Rehabilitasi
Terapi rehabilitasi dapat dilakukan untuk mereka yang memang sudah mempunyai gangguan psikologis yang cukup parah. Cara tersebut merupakan salah satu cara yang cukup efektif. Untuk jenis terapi ini, harus dilakukan di rumah sakit atau lembaga yang menaunginya.
- Berpikir Konvergen.
- Cara Balas Dendam Terbaik.
- Circle Pertemanan
- Dark Psychology.
- Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk.
- Cara Mengendalikan Emosi Secara Psikologi dan Pandangan Agama
- Ciri Masa Pubertas
- Ekstrovert
- Introvert
- Kecemasan Berlebihan (Anxiety Disorder)
- Kebiasaan Orang Jawa
- Kebiasaan Orang Maluku
- Kebiasaan Orang Sunda
- Kecerdasan Emosional
- Kenapa Selalu Lapar Meski Sudah Makan
- Kisah Inspiratif Singkat.
- Macam-Macam Emosi
- Merasa Paling Tersakiti
- Mind Mapping
- Perbedaan Psikolog dan Psikiater
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Toxic People
- Toxic Positivity
- Toxic Family
- Pengertian Elegi
- Bullying di Sekolah
- Tipe Kepribadian
- Filosofi Stoicism
- Pola Pikir
- Passion
- Perilaku Asertif Pada Remaja
- Parenting Anak
- Urutan Zodiak
- Zodiak Cancer
- Urutan Shio
- Long Distance Relationship
- Pola Hidup Bersih dan Sehat
- Cara memanfaatkan waktu liburan sekolah
- Hidup Sederhana
- Social Anxiety Disorder
- Fobia Sosial
- Panic Attack
- Gesture
- Dampak Pergaulan Bebas
- Love Language
- Penyebab Orang Merasa Iri
- Tipe Kepribadian Manusia
- Sifat Manusia
- Social Sinking
- Fakta Psikologi Tentang Cinta
- Sandwhich Generation
- Exulansis
- Terapi Kognitif
- Verbal Abuse
- Silent Treatment
- 6 Tipe Kepribadian
- Perbedaan Psikiater dan Psikolog
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien