Kecerdasan Linguistik – Kecerdasan tidak hanya bisa kita lihat dari satu sisi saja, terdapat banyak sudut pandang yang bisa membedakan antara kecerdasan yang dimiliki pada setiap orang. Hal ini yang membuat setiap manusia tidak bisa menyamakan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu. Karena adanya berbagai macam bentuk kecerdasan, salah satunya adalah kecerdasan linguistik. Hal ini sangat penting dan perlu diperhatikan, terutama bagi para orang tua. Karena dengan bimbingan yang tepat, maka anak akan bisa memiliki kecerdasan yang tentu saja baik untuk mereka. Lalu apa sebenarnya kecerdasan linguistik? Berikut penjelasannya:
Table of Contents
Pengertian Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah suatu kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan secara kompeten melalui kata kata seperti membaca, berbicara dan menulis. Kecerdasan linguistik merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah serta menggunakan kata dengan sangat baik, baik itu secara lisan maupun secara tulisan. Penguasaan kata yang matang, suara dan ritme yang sangat jelas dan tenang serta intonasi yang diucapkan dengan baik merupakan bentuk dari kecerdasan linguistik ini.
Dengan adanya kecerdasan linguistik seseorang bisa mempengaruhi atau meyakinkan orang lain atas segala hal yang diucapkannya. Mereka dengan kecerdasan linguistik yang baik mampu memilih kata-kata yang tepat, memberi ilustrasi yang singkat, menjaga fokus pembicaraan, sistematis, dan komunikatif. Kecerdasan linguistik sangat diperlukan dalam menyampaikan suatu gagasan, pemikiran, keinginan dan pendapat.
Jika terdapat pertanyaan, apakah penting kecerdasan linguistik pada anak? Jawabannya tentu saja penting. Kecerdasan linguistik akan selalu digunakan pada anak seumur hidupnya saat ia bersosialisasi. Dengan melatih kecerdasan linguistiknya sejak usia dini, maka kemampuan pada anak dalam bersosialisasi akan baik dengan lisan maupun tulisan, selain itu akan menjadi lebih mudah dan jadi lebih baik.
Selain kecerdasan linguistik, terdapat beberapa bentuk kecerdasan lainnya. Seperti kecerdasan visual, kinestetik, EQ, SQ, numerik, intuitif dan lain lain. Dalam kecerdasan linguistik, seorang individu bisa memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan tidak terstruktur, namun juga bisa berpikir secara terstruktur, menangkap adanya hubungan hubungan atau makna, serta kemampuan untuk mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik
Untuk bisa lebih mengenal jenis-jenis kecerdasan linguistik, terdapat beberapa ciri yang bisa menunjukkan apakah seseorang memiliki kecerdasan linguistik, berikut penjelasannya:
1. Kemampuan lebih dalam menguasai bahasa asing
Seseorang yang pintar atau memiliki kemampuan dalam mengolah kata tentu memiliki kemampuan untuk mengingat banyak kata. Bagi individu yang memiliki kecerdasan linguistik cenderung memiliki karakteristik belajar menggunakan media membaca dan juga menulis.
Kegiatan berdiskusi atau berkomunikasi juga menjadi medium paling baik untuk mengetes dan mengasah kemampuan mereka. Memahami dari apa yang sudah dibaca serta dapat meringkas, menerangkan dan menafsirkan apa yang telah mereka baca secara detail juga menjadi ciri dari kecerdasan linguistik ini.
2. Kemampuan untuk mendengar dan merespon setiap suara
Selain itu, kemampuan dalam kecerdasan linguistik adalah mendengar dan merespon setiap suara, ritme dan warna suara. Kecerdasan linguistik juga mampu dalam memaknai ungkapan kata dari orang lain dengan benar.
Kemampuan dalam berbicara secara luwes dengan lawan jenis, tanpa menggunakan kata yang berbelit-belit atau sulit dimengerti serta menjelaskan dengan bahasa yang sederhana dan menyesuaikan dengan siapa yang mendengar. Kecerdasan linguistik juga dapat menilai ejaan dan juga aturan tata bahasa, serta penggunaan bahasa yang benar dan juga teliti.
Cara Menstimulasi Kecerdasan Linguistik
Jika Grameds adalah orang tua yang merasa dan melihat anaknya memiliki ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki kecerdasan linguistik, maka Grameds dapat melakukan cara seperti berikut ini untuk bisa menstimulasi mereka.
1. Merangsang anak untuk berani berbicara
Anak harus berani dalam berbicara adalah hal yang pertama kali harus orang tua lakukan. Sebagai orang tua, Grameds juga bisa menanyakan berbagai hal pada anak. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membuat anak untuk menjawab dengan penjelasan yang panjang. Cobalah meminta mereka untuk bercerita apa saja benda benda yang ada di sekolahnya atau bertanya mengenai hari mereka.
Orang tua bisa mengetahui apa yang disukai anak, serta apa yang tidak disukai anak. Dengan anak bercerita, maka tugas orang tua merespons serta memberikan tanggapan. Berikanlah penjelasan jika cerita atau pendapat anak kurang tepat. Anak akan banyak belajar melalui hal bercerita, lho! Pastikan Grameds mau mendengarkan anak-anak bercerita.
2. Meminta anak untuk merangkai cerita atau menulis cerita
Jika anak belum bisa menulis, maka mintalah untuk mereka merangkai cerita. Dengan ini, orang tua bisa membantu untuk menulis dan menjadikan cerita mereka sebagai cara dalam stimulasi mereka untuk berbicara mengenai banyak hal.
Apabila anak sudah bisa menulis dan membaca biasakan anak belajar menulis diary agar bisa merangkai dan menulis kalimat dengan benar. Tidak hanya diary, ajarkan anak untuk menulis hal-hal yang dialami, dirasakan, atau yang mereka tidak sukai.
Apabila kegiatan-kegiatan di atas sudah dilakukan dengan baik dan menyenangkan, maka bisa saja kemampuan kecerdasan linguistik mereka akan semakin terasah dengan baik.
3. Memahami Anak dengan Kecerdasan Verbal Linguistik
Biasanya terdapat beberapa anak yang pandai dalam berbicara yang sering didengar atau bahkan yang diucapkan oleh para orang tua. Jika salah satu anak yang terbilang cerewet, maka itu bisa menjadi tanda pada anak bahwa ia memiliki kecerdasan verbal linguistik yang baik. Kecerdasan linguistik merupakan satu dari delapan jenis kecerdasan yang biasa disebut sebagai Multiple Intelligence.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia atau IKD, Multiple Intelligence adalah kecerdasan berbahasa verbal (linguistik), logika-matematika, visual-spasial, gerak tubuh (kinestetik), musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Beda jenis kecerdasannya, beda pula cara menstimulasinya.
Jika berbicara mengenai stimulasi kecerdasan, hanya terdapat satu kuncinya, yaitu harus dikembangkan terus-menerus dan dimulai sejak usia dini. Seandainya anak sudah menunjukkan kecerdasan berbahasa verbal, maka para orang tua perlu menstimulasinya dengan beberapa cara di bawah ini.
- Kecerdasan verbal linguistik adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa atau berkomunikasi, baik dengan berbicara maupun menulis. Kecerdasan ini memungkinkan anak untuk memiliki hobi membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan cerita. Anak yang memiliki kecerdasan berbahasa juga bisa berbicara dan membaca lebih cepat dibanding anak lain seumurannya. Bahkan sejak anak baru lahir, mereka juga sudah bisa menunjukkan kecerdasannya dalam berbahasa.
- Biasanya sejak usia yang sangat dini anak sudah akan menunjukkan ketertarikannya untuk dibacakan cerita atau diajak ngobrol. Saat usianya mulai besar, mungkin sekitar empat bulan, anak sudah tertarik untuk ikut membaca buku bersama orang tua. Dan biasanya anak pada usia enam bulan juga akan mulai membaca buku meski ternyata bukunya terbalik.
Hal ini menunjukkan ketertarikan anak dalam membaca dan juga menulis. Dukung anak dengan membelikan buku-buku dongeng seusianya dan pensil sebagai alat untuk menulis. Anak akan suka menulis meskipun yang mereka tulis hanya garis-garis yang tidak lurus. - Anak-anak dengan kecerdasan verbal linguistik yang baik akan berkembang dengan profesi masa depan dengan baik dalam bidang sastra, seperti halnya menjadi penulis novel, penyair, atau penulis skenario film. Tak hanya itu, mereka juga cocok untuk menjadi seorang jurnalis, editor, pengajar, atau bekerja di bidang periklanan, seperti menjadi copywriter, atau menjadi seorang pengacara.
- Akan tetapi anak-anak dengan kecerdasan verbal linguistik menurut Logsdon umumnya memiliki kesulitan dalam memahami informasi dalam bentuk grafik, kurva, atau diagram. Mereka juga kesulitan dalam mengerjakan soal matematika murni. Mereka akan lebih mudah dalam memahami matematika bila dalam bentuk soal cerita.
Mereka juga memiliki tantangan tertentu ketika harus mengerjakan sesuatu yang membutuhkan koordinasi antara tangan dan mata.
Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik Pada Anak
Berbeda dengan anak-anak lainnya, bagi anak yang memiliki kecerdasan linguistik biasanya memiliki perbendaharaan kata yang lebih banyak. Grameds bisa melihat apakah ciri-ciri kecerdasan linguistik sudah ada pada anak Anda. Berikut ciri-ciri anak dengan kecerdasan bahasa, yaitu:
- Memiliki perbendaharaan kata lebih banyak dibanding anak lain seusianya
- Senang diajak ngobrol dan bercerita
- Mudah mengerti istilah-istilah baru yang diucapkan atau yang didengar
- Suka berbicara dan bercerita di depan orang banyak tanpa malu
- Senang membaca buku
- Senang membacakan buku untuk orang lain
- Senang membacakan ulang buku yang sudah dibaca
- Senang bercerita hal-hal baru
- Senang berdiskusi bahkan bisa akrab dengan orang-orang baru
- Suka merespon dengan memberi tanggapan saat ia mendengar orang lain berbicara
- Senang diajak ke perpustakaan
- Menyukai seni sastra, seperti puisi, prosa dan lain sebagainya
- Menyukai seni peran seperti opera, teater dan lain sebagainya
- Sering menyematkan humor dalam percakapannya
- Senang membuat tulisan seperti diari, cerpen atau bahkan puisi
- Suka mempelajari bahasa asing
- Tertarik untuk mengenali beberapa bahasa asing termasuk bahasa daerah
- Senang mempelajari kata kata baru dan menikmati menggunakan kata kata tersebut secara kreatif.
- Menikmati permainan yang berkaitan dengan huruf huruf seperti mencocokkan, menukar huruf atau tebak tebakan kata atau Puzzle
- Memiliki keterampilan menyimak dengan baik dan memiliki memori yang kuat atas apa yang mereka baca
- Memiliki pemahaman serta daya ingat yang kuat dari bahasa yang mereka dengar. Misalnya lagu, bahkan detail pesan seperti nama, alamat, tanggal atau hal kecil lainnya
- Memiliki minat besar terhadap buku, bahkan ketika ia belum mampu membaca
- Mampu mengekspresikan diri dan perasaan dengan baik melalui kata kata
- Biasanya mereka adalah pendengar yang baik
- Pandai bercerita atau melucu. Mereka bahkan mampu mempengaruhi orang lain dengan kata katanya
Cara Menstimulasi Kecerdasan Verbal Linguistik
Menstimulasi kecerdasan verbal linguistik pada anak tentu juga penting, moms! Pada saat anak sudah menunjukkan ketertarikan dan kecerdasannya di bidang berbahasa verbal maka tugas para orang tua adalah menstimulasi anak agar kecerdasannya semakin optimal. Berikut cara menstimulasi kecerdasan linguistik anak yang dapat Grameds coba lakukan.
- Menurut IDAI sejak anak masih bayi, para orang tua bisa rutin mengajaknya ngobrol atau bercerita.
- Sejak dini, bahkan sejak masih di dalam kandungan, bacakan berbagai jenis buku untuk anak sambil mengelus perut ibu. Kebiasaan rajin membaca ini juga bisa menumbuhkan kecerdasan lainnya sejak masih di dalam kandungan.
- Jika anak sudah bisa membaca, mintalah anak untuk membacakan buku untuk orang tua atau untuk orang lain. Banyak orang yang menganggap jika kemampuan dalam membaca dan juga menulis bukan sebuah prestasi. Padahal literasi di Indonesia masih tertinggal jauh dari negara lain.
Grameds bisa mengenalkan budaya membaca pada anak dengan cara:- Membiasakan anak membaca sebelum tidur.
- Tidak memaksa anak untuk memahami seluruh isi bacaan.
- Mengajak anak untuk jalan ke perpustakaan atau toko buku dan membeli sebuah buku.
- Jika anak menyukai gadget arahkan untuk tetap bisa membaca melalui e-book.
- Merangsang anak untuk berbicara. Grameds bisa menanyakan berbagai hal pada anak. Pertanyaan tersebut harus yang dapat membuatnya terstimulasi untuk menjawab dengan penjelasan yang panjang. Misalnya, minta anak menceritakan ada benda-benda apa saja yang ada di sekolahnya atau menceritakan apa saja yang gurunya ajarkan di sekolah hari ini.
Walaupun sebenarnya anak belum bisa menulis, minta ia merangkai cerita baik itu berupa diary, prosa, dan lain lain. Kemudian orang tua bantu menuliskan menjadi sebuah cerita pendek. Tugas orang tua hanya menuliskan, tetapi biarkan anak yang merangkai ceritanya. - Jika anak sudah bisa menulis, ajak anak mengisi buku diary, agar ia terbiasa untuk menulis dan merangkai kalimat. Biarkan anak menulis apapun yang ada di pikirannya. Anak akan belajar menyusun kalimat dengan kata-kata yang baik dan benar.
- Ketika anak sudah masuk sekolah, Grameds bisa memintanya untuk membuat cerita pendek atau biasa disebut dengan cerpen. Setelah itu, biarkan anak untuk menceritakan hasil tulisannya tersebut.
- Ajak anak menghadiri pertunjukan seni peran di mana anak bisa melihat secara langsung para seniman membacakan puisi di depan orang banyak.
- Tantang anak untuk membuat karya puisi dan membacakannya di depan orang banyak. Akan tetapi sebagai permulaan, biarkan anak membacakan puisinya di depan keluarga besar saja terlebih dahulu. Biarlah percaya diri pada anak terpupuk terlebih dahulu. Jangan lupa beri respons dengan tepuk tangan ya, Grameds!
- Ajak anak menciptakan lirik atau menghafalkan lirik untuk lagu-lagu yang ia sukai. Langkah ini juga bisa menstimulasi kecerdasan musikalnya.
Cara Mengoptimalkan Kecerdasan Verbal Linguistik
Anak-anak pada umumnya menggunakan gaya belajar kecerdasan linguistik verbal bahasa secara lisan maupun tulisan. Anak-anak tentu akan lebih mudah memahami sesuatu bila menggunakan penalaran bahasa daripada informasi visual yang abstrak. Para orang tua bisa mengoptimalkan cara-caranya berdasarkan jenis kecerdasan mereka seperti berikut.
- Rajin menceritakan dongeng dan sering lakukan tanya jawab atau dialog setelahnya.
- Sediakan banyak buku di rumah. Jangan bosan membaca buku untuk anak, bahkan sekalipun ia memintanya berulang kali.
- Ajak mereka melakukan permainan kata seperti boggle atau scrabble.
- Beri mereka kesempatan untuk berbicara atau bercerita.
- Kenalkan mereka pada banyak lirik lagu.
- Sering ajak mereka mengobrol dengan selalu memberi pertanyaan.
- Beri mereka peluang untuk menulis.
- Ajak mereka jalan-jalan ke perpustakaan atau ke toko buku.
- Tawarkan mereka untuk mengikuti kelas bahasa, menulis, atau kelas debat.
- Ajarkan bahasa kedua, terlebih di usianya yang masih balita. Karena anak mampu menyerap cepat di fase golden age.
Apakah anak Grameds memiliki kecerdasan linguistik? Grameds bisa membaca buku yang tersedia di www.gramedia.com sebagai referensi untuk merangsang kecerdasan anak-anak. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik!
Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien