Lima Sekawan Beraksi Kembali atau dalam versi aslinya Five Go Adventuring Again merupakan buku kedua dari seri buku Lima Sekawan yang ditulis oleh Enid Blyton. Enid Blyton merupakan penulis ternama yang diberikan julukan “Ratu Tukang Cerita”.
Enid Blyton diketahui telah memiliki begitu banyak pengalaman dalam menulis. Semasa hidupnya, Enid Blyton diketahui sudah menulis sejumlah kurang lebih 700 buku. Bahkan, nama Enid Blyton telah tercatat dalam daftar UNESCO 1975 sebagai penulis wanita kedua di dunia yang karyanya paling banyak diterjemahkan.
Seri buku Lima Sekawan pertama kali diterbitkan oleh Hodder dan Stoghton Ltd. pada 1943 di Inggris. Seri buku Lima Sekawan terdiri atas sejumlah buku, di antaranya Lima Sekawan di Pulau Harta, Lima Sekawan Beraksi Kembali, Lima Sekawan di Rawa Rahasia, dan masih ada lagi sejumlah edisi lainnya.
Seri buku Lima Sekawan mulai diterbitkan di Indonesia oleh PT Gramedia Jakarta, pada bulan September 1978. Seri buku Lima Sekawan memiliki cerita yang menghibur dan atraktif, jika dibandingkan dengan buku lain yang ditulis oleh Enid Blyton, seperti The Secret Seven dan Naughtiest Girl Saved the Day.
Masih seperti edisi Lima Sekawan sebelumnya, buku Lima Sekawan Kembali Beraksi mengisahkan tentang bagaimana Lima Sekawan yang terdiri dari Julian, George, Dick, Anne, dan Timmy kembali memecahkan teka-teki.
Ke mana pun Lima Sekawan ini pergi, pasti ada saja petualangan yang seru dan asyik. Mereka pada akhirnya beraksi kembali.
Lima Sekawan menemukan sosok pencuri di Pondok Kirrin! Siapakah pencuri itu? Apakah Lima Sekawan mampu mengungkap sosok si pencuri?
Namun, untuk melaporkannya, mereka harus memiliki bukti! Lima Sekawan kemudian menemukan sebuah peta kuno dan sebuah tempat persembunyian yang aneh.
Table of Contents
Profil Enid Blyton – Penulis Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali
Sumber foto: Pinterest
Enid Mary Blyton atau yang dikenal dengan panggilan Mary Pollock adalah seorang penulis buku cerita anak asal Inggris. Enid Blyton merupakan wanita kelahiran 11 Agustus 1897, dan beliau meninggal dunia pada 28 November 1968, pada usia 81 tahun.
Sejak Enid Blyton masih kecil, ia telah pandai mengarang cerita dan menulis. Sebagian besar karya tulis Enid Blyton telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, termasuk ke Bahasa Indonesia.
Enid Blyton diketahui sebagai salah satu penulis buku cerita anak pada abad ke 20 yang paling populer. Semasa hidupnya, Enid Blyton diketahui sudah menulis sejumlah kurang lebih 753 buku selama 45 tahun berkarir. Enid Blyton selalu menerbitkan buku setiap tahunnya dengan rata-rata 16 judul per tahun.
Enid Blyton termasuk menjadi salah satu dari enam penulis terpopuler di dunia, yang karyanya telah diterjemahkan lebih dari 90 bahasa. Bahkan, nama Enid Blyton juga telah tercatat dalam daftar UNESCO 1975 sebagai penulis wanita kedua di dunia yang karyanya paling banyak diterjemahkan.
Enid Blyton juga ditetapkan pada Penghargaan Buku Costa tahun 2008 sebagai pengarang yang paling dicintai, dan berhasil melampaui Shakespeare, Roald Dahl, dan J.K. Rowling. Meskipun karya tulisan Enid Blyton itu telah berumur sangat tua, tetapi cerita dan bahasa yang digunakan Enid Blyton tidak pernah ketinggalan zaman. Karya-karya Enid Blyton masih dapat dinikmati pada masa sekarang ini.
Enid Blyton telah menulis berbagai cerita anak yang berbeda dalam segi karakter dan dibedakan berdasarkan target usia para pembacanya. Hasil karya Enid Blyton secara umum terdiri atas cerita petualangan, khayalan atau fantasi, dan terkadang melibatkan sihir.
Hasil karya Enid Blyton sukses diterima oleh masyarakat di seluruh dunia dan menjadi salah satu bukuĀ best sellerĀ dengan pencapaian penjualan lebih dari 600 juta eksemplar.
Buku pertama yang diterbitkan oleh Enid Blyton berjudul Child Whispers, yang berhasil diterbitkan pada tahun 1922. Dalam golongan target pembaca seperti pembaca Child Whisper ini, banyak karya buku seri yang sangat populer di kancah internasional.
Beberapa seri buku yang paling populer adalah seri buku Lima Sekawan, yang terdiri dari 21 buku, dan diterbitkan pada tahun 1942 hingga 1963, Pasukan Mau Tahu yang terdiri dari 15 buku dan diterbitkan pada tahun 1943 hingga 1961. Ada juga seri buku Sapta Siaga, yang terdiri dari 15 buku, dan mengisahkan tentang tujuh anak yang memecahkan berbagai misteri.
Selain menjadi penulis novel, Enid Blyton juga menerbitkan majalah bernama Sunny Stories, dan pada akhirnya, Enid Blyton mulai menerbitkan majalah yang dinamai Enid Blyton’s Magazine. Melalui Enid Blyton’s Magazine ini, Enid Blyton kemudian mulai mendirikan Klub Lima Sekawan.
Sejumlah serial karya Enid Blyton yang populer, yaitu Wishing Chair series (1937-2000), The Circus Series (1938-1952), The Magic Faraway Tree series (1939-1951), Naughtiest Girl series (1940-1952), St. Clare’s series (1941-43), Mary Mouse (1942-1964).
The Famous Five (1942-1963), The Five Find-Outers (1943-61), The Adventure Series (1944-1950), Malory Towers (1946-1951), The Mistletoe Farm series (1948-1950), Noddy (1949-63), The Barney Mystery Series (1949-1959), The Secret Seven (1949-1963), dan The Secret Series (1949-1959).
Beberapa novel karya Enid Blyton yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, yakni Serial Petualangan (The Adventure Series), Pasukan Mau Tahu (The Five Find-Outers), Lima Sekawan (The Famous Five, Sapta Siaga (The Secret Seven), Si Badung (Naughtiest Girl Series), Malory Towers, St. Clare, dan Empat Serangkai (The Secret Series)
Sinopsis Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali
Lima sekawan yang terdiri dari empat anak pemberani, yakni Julian, Dick, Georgina atau George, dan Anne, serta seekor anjing peliharaan milik George yang bernama Timmy. Lima Sekawan kembali beraksi untuk memecahkan sebuah teka-teki mengenai sebuah lorong rahasia.
Lima Sekawan kembali ke Pondok Kirrin sebagai destinasi untuk menghabiskan waktu liburan Natal. Pondok Kirrin memperbolehkan untuk membawa hewan peliharaan, sehingga Timmy diajak untuk ikut.
Meski sedang liburan, Julian dan Dick menghabiskan masa liburannya untuk mengejar ketertinggalan akibat tidak masuk sekolah, karena sakit. Mereka berdua belajar bersama seorang tutor bernama Tuan Roland.
Orang tua George juga meminta Tuan Roland untuk mengajar George. Sebab, George baru mulai jangka pertama sekolah di sekolah asrama, dan ia berada di kelas bawah.
Pondok Kirrin merupakan sebuah rumah pertanian yang dimiliki oleh Tuan dan Nyonya Sanders. Merek berdua memperbolehkan George untuk menunjukkan kepada ketiga sepupunya mengenai rumah pertanian Kirrin itu. Termasuk juga menunjukkan beberapa tempat rahasia seperti liang, lubang, dan rongga yang ada di rumah pertanian itu.
George menanyakan kepada Nyonya Sanders apakah boleh ia menunjukkan kepada sepupunya sebuah lemari dengan sandaran tiruan yang ada di lantai atas. Namun, Nyonya Sanders mengatakan kepadanya, bahwa ia masih membersihkan kamar milik tamu-tamu yang akan menginap di Pondok Kirrin.
Ketika mereka berempat menjalankan aksi menjelajahi seluk beluk rumah pertanian Kirrin, mereka menemukan sebuah lubang di bagian dinding Pondok Kirrin. Lubang tersebut sebesar bola sepak, sehingga hanya cukup untuk memasukkan tangan atau kepala saja.
Ketika Dick meraba isi dari lubang tersebut, ia menemukan sebuah buku kuno yang sudah sangat tua. Buku kuno itu memuat resep jamu-jamuan milik keluarga Sanders.
Selain buku kuno itu, Dick juga menemukan sebuah kantong tembakau yang di dalamnya ada secarik kain linen tua yang sudah cukup usang. Selembar kain linen itu memuat tulisan dalam Bahasa Latin.
Mereka berempat kemudian membawa selembar kertas usang itu pulang untuk menanyakan isinya kepada Tuan Roland. Sebab, Tuan Roland diketahui bisa berbahasa Latin.
Tuan Roland kemudian membantu mereka menerjemahkan isi pesan dalam kain linen itu. Ia mengatakan, bahwa pesan itu mengenai suatu kamar yang menunjukkan suatu tempat. Kamar yang menghadap ke arah timur dengan delapan papan kayu di dalamnya.
Tanda-tanda yang tertulis di atas kain linen tua itu ternyata merupakan petunjuk untuk menemukan jalan masuk menuju ke sebuah lorong rahasia. Namun, sebelum mereka berhasil memecahkan misteri teka-teki tentang lorong rahasia tersebut, berkas-berkas penting yang memuat segala rumus penting milik Paman Quentin hilang, dicuri oleh seseorang.
George memiliki ketertarikan dengan pekerjaan ayahnya sebagai seorang ilmuwan. Maka itu, George kemudian merasa penasaran akan sosok yang telah mencuri berkas penting milik ayahnya itu.
George pun kemudian berusaha untuk memecahkan teka-teki hilangnya berkas penting milik Paman Quentin. George sempat berspekulasi bahwa Tuan Roland yang ditugaskan oleh ayahnya untuk mengajarinya, melupakan orang yang sudah mencuri berkas-berkas penting milik ayahnya itu.
Seiring berjalannya penyelidikan mereka, Lima Sekawan itu pada akhirnya bisa memecahkan teka-teki mengenai lorong rahasia tersebut. Lorong rahasia itu ternyata ada dalam rumah Paman Quentin. Lorong itu merupakan jalan yang menghubungkan rumah Paman Quentin ke Pondok Kirrin.
Pada keesokan harinya, George dan ketiga sepupunya pergi ke Pondok Kirrin melalui lorong rahasia, karena mereka berpendapat bahwa Tuan Roland menyembunyikan berkas-berkas itu di sana. Dugaan ini didasari mereka yang sering melihat Tuan Roland pergi ke Pondok Kirrin.
Mereka pun kemudian mencari ke setiap sudut lorong itu dan Pondok Kirrin untuk menemukan berkas-berkas penting milik Paman Quentin. Ketika mereka sedang mencari berkas milik Paman Quentin, ada dua orang yang datang ke Pondok Kirrin dan mengaku sebagai seorang seniman.
Lambat laun, diketahui bahwa dua orang itu sebenarnya merupakan teman Tuan Roland yang diutusnya untuk mengambil berkas-berkas milik Paman Quentin yang disembunyikan di Pondok Kirrin oleh Tuan Roland.
Mengetahui hal tersebut, George dan ketiga sepupu ya pun kemudian bersembunyi di sebuah kamar. Kamad itu adalah tempat penyimpanan berkas-berkas milik ayah George, tetapi mereka berempat belum mengetahuinya.
Sesaat sebelum kedua seniman gadungan itu mau masuk ke dalam kamar tempat persembunyian mereka, mereka langsung bersembunyi di bawah tempat tidur yang ada di kamar tersebut. Di bawah tempat tidur itu lah kemudian mereka menemukan sejumlah kertas yang diduga sebagai berkas penting milik Paman Quentin.
Apakah Lima Sekawan dapat mengungkap kebenaran bahwa Tuan Roland adalah seorang pencuri?
Kelebihan Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali
Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali ini dituliskan oleh Enid Blyton dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga akan mudah dibaca oleh anak-anak sekalipun.
Enid Blyton juga menggunakan tanda baca yang tepat dan jelas pada setiap kalimat yang pada buku ini. Enid Blyton juga menambahkan beberapa gambar ilustrasi yang menggambarkan latar cerita. Hal ini kemudian juga membuat buku ini lebih menarik secara visual, dan semakin mudah dimengerti.
Cerita Lima Sekawan Beraksi Kembali ini memiliki cerita yang tak lekang oleh waktu. Cerita yang akan tetap seru dan asyik dibaca hingga saat ini.
Buku ini juga dapat menjadi sarana edukasi bagi anak-anak, karena cerita Lima Sekawan Beraksi Kembali ini memuat tentang nilai setia dalam menjalin hubungan pertemanan, dan pantang menyerah dalam menjalani setiap rintangan.
Kekurangan Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali
Dalam Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali ini terdapat beberapa kata umpatan yang dinilai tidak pantas untuk diketahui anak-anak.
Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali ini tidak dilengkapi oleh daftar isi untuk mengetahui bagian dari setiap babnya, sehingga pembaca menemukan kesulitan untuk menemukan halaman dari bab-bab yang ada.
Pesan Moral Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali
Dalam kehidupan, pastinya kita akan menemukan berbagai masalah. Mungkin masalah yang timbul juga akan bertubi-tubi. Namun, segala masalah tersebut pasti akan bisa kita lewati.
Maka itu, jangan menyerah dan percaya pada dirimu sendiri, juga percaya bahwa dunia akan membantumu melalui orang-orang di sekitarmu. Baik itu teman, keluarga, maupun orang lain yang tidak kamu kenal.
Sebagai seorang teman, sahabat, atau yang lainnya, hendaknya kita setia. Seperti Lima Sekawan yang bisa bertahan bersama-sama, saling membantu dalam melalui kesulitan.
Bagi kalian yang penasaran akan kelanjutan kisah Lima Sekawan, yuk segera dapatkan buku Lima Sekawan Beraksi Kembali karya Enid Blyton hanya diĀ www.gramedia.com.
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Buku Tentang Perempuan
- Buku Hijrah Muslimah
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Novel Dewasa
- Rekomendasi Novel Pernikahan
- Rekomendasi Novel Romantis Korea
- Rekomendasi Novel Romantis Islami
- Rekomendasi Novel Sejarah
- Rekomendasi Novel Tentang Kehidupan
- Rekomendasi Novel Ringan Indonesia
- Rekomendasi Buku Grammar Bahasa Inggris
- Rekomendasi Buku Yang Bagus Untuk Dibaca
- Rekomendasi Buku Bacaan Terbaru
- Rekomendasi Ensiklopedia Islam
- Rekomendasi buku sejarah dunia
- Review Novel Kahlil Gibran Sayap Sayap Patah
- Review Novel Serangkai Valerie Patkar
- Review Novel Totto Chan
- Review Novel Please Look After Mom
- Review Novel Kerumunan Terakhir
- Review Novel 24/7 Menjaga Cinta Sejati
- Review Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)
- Review Novel Mencintaimu dalam Doa
- Review Novel Geez dan Ann Karya Rintik Sedu
- Review Novel The Song of Achilles
- Review Novel It Ends with Us Karya Colleen Hoover
- Review Novel One of Us Is Lying
- Review Novel Alster Lake
- Review Novel Kafka on the Shore
- Review Novel The Silent Patient
- Review Novel All the Bright Places
- Review Novel The Hating Game
- Review Novel Tuesdays with Morrie (Selasa Bersama Morrie)
- Review Novel Peter
- Review Novel Mozachiko
- Review Novel Inevitably in Love
- Review Novel Layla Majnun
- Review Novel Unfamiliar Twins
- Review Novel Konspirasi Alam Semesta
- Resensi Buku Sebuah Usaha Melupakan
- Review Novel Tapak Jejak
- Review dan Sinopsis Novel Lukacita
- Review Novel Game Over
- Review Novel Heartbreak Motel
- Review Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali
- Review Novel Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama
- Review Novel Hilmy Milan
- Review Novel Home Sweet Loan
- Review Novel Claires
- Review Novel Le Petit Prince
- Review Novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai