in

Review Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Review Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa – Pernahkah kamu merasa bahwa ada hal-hal yang lebih baik ketika kita bertambah usia. Misalnya saat masih anak-anak, kita akan merasa bahwa tumbuh menjadi dewasa itu menyenangkan. Bahwa kamu akan memiliki segalanya, dan mengetahui hal-hal yang enggan orang tuamu beritahu, ketika kamu masih kecil.

Ketika beranjak remaja, memasuki masa transisi dari anak kecil menjadi dewasa seringkali kita mengalami kesulitan dalam beradaptasi. Disisi lain ada banyak hal positif dan negatif yang datang bersamaan mengenai persahabatan, mengenal cinta, dan tanggung jawab pada diri sendiri.

Hal-hal kadang terasa begitu sulit bagi sebagian orang ketika mereka remaja, kemudian membuat mereka berharap untuk supaya waktu berlalu cepat dan menjadi dewasa. Padahal ketika dewasa, nyatanya kita dihadapkan pada tanggung jawab yang lebih besar lagi.

Masing-masing orang memiliki respon yang berbeda-beda dalam masa pendewasaan. Ada yang mengalami banyak kesulitan dan ada pula yang bisa tumbuh dewasa tanpa banyak permasalahan. Tentu, hal-hal seperti inilah yang kadang menjadi keresahan kaum muda, dimana hal tersebut wajar adanya.

Banyaknya kesamaan permasalahan, membuat isu ini menjadi hal yang sangat menarik untuk didiskusikan. Apalagi di masa seperti sekarang ini, ada banyak budaya dan gaya hidup yang sudah bergeser. Sehingga sulit untuk menyamakan proses pendewasaan remaja pada generasi terdahulu dengan generasi saat ini.

Menyoroti isu yang sama, seorang penulis asal Korea Selatan Kim Hae Nam menuliskan pandangannya pada sebuah buku yang berjudul, Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa. Bersama temannya Park Jong Seok, keduanya terlibat dalam penulisan buku self improvement yang ditujukan untuk para kaum muda hari ini.

Buku yang terbit pertama kali di Korea pada Juni 2019 lalu, terbit dalam bahasa Korea yang kemudian diterjemahkan pertama kali dalam bahasa Indonesia pada Maret 2021. Karya Kim Hae Nam ini bahkan juga telah diterjemahkan ke dalam beberapa versi di negara Taiwan, Cina, Vietnam, dan Indonesia.

Profil Penulis Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Holiday Sale

Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Dua nama di balik kesuksesan buku Kukira Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa ini adalah Kim Hae Nam dan Park Jong Seok. Kedua penulis ini memiliki background yang sama, mulai dari pendidikan dan pekerjaannya keduanya telah berkecimpung dalam bidang kesehatan mental.

Kim Hae Nam, pria yang lahir dan besar di Seoul, Korea Selatan pada 1959 lalu. Dia juga telah mengambil studi di Universitas Negeri Kedokteran UNHA. Jauh sebelum memulai karirnya sebagai penulis, Kim Hae Nam telah mengembangkan karirnya yang berfokus dalam bidang psychoanalytic.

Menggeluti bidang yang sama selama 12 tahun, membuat Kim Hae Nam menjadi seorang psikiater profesional yang dicintai banyak masyarakat Korea. Dia bahkan pernah mendapatkan penghargaan dari masyarakat atas kinerjanya pada tahun 2006.

Sebelum menulis buku bersama Park Jong Seok, Kim Hae Nam pernah menulis beberapa buku ’30 Tahun Bertanya Tentang Psikologi’, ‘Sebagai Orang Dewasa’ dan ‘Antara Kau dan Aku’. Buku-buku karya Kim Hae Nam ini selalu laris di Korea Selatan, dan mendapatkan predikat best seller.

Masa muda Kim Hae Nam yang sulit, membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih dewasa. Kim Hae Nam kecil mengidap penyakit parkinson selama 20 tahun hidupnya. Dalam sebuah wawancaranya, Kim Hae Nam mengaku sempat mengalami masa sulit dengan perasaan depresi dari dalam dirinya.

Menurutnya, depresi yang ada di dalam hati itu tidak seperti gua, melainkan seperti terowongan dimana akan ada ujung yang menuju terang nantinya. Kim Hae Nam juga mengaku bahwa meskipun pekerjaannya sebagai psikiater sudah berjalan selama 40 tahun, tapi dia tetap tidak bisa memahami manusia sepenuhnya. Dan hal inilah yang menjadi menarik.

Di sisi lain Park Jong Seok adalah lelaki yang berkecimpung dalam bidang sama dengan Kim Hae Nam. Park Jong Seok yang lahir pada 1981 ini merupakan alumni dari Yonsei University School of Medicine.

Selain menjadi penulis, Park Jong Seok ini juga merupakan seorang direktur di departemen pengobatan kesehatan mental. Seorang Park Jong Seok juga dikenal karena kemampuannya memberikan solusi pada setiap permasalahan seputar kesehatan mental, yang baru-baru ini banyak dikeluhkan masyarakat Korea.

Di antara banyaknya permasalahan yang memicu stress masyarakat saat ini, kebanyakan kasus adalah kekerasan dalam rumah tangga, dan pelecehan seksual. Lebih menariknya, Park Jong Seok ini menjadi seorang konsultan untuk sebuah drama korea berjudul Hospital Playlist.

Di mana drama ini juga sempat booming dan digadang-gadang menjadi drama kedokteran yang paling realistis dengan kehidupan para dokter lain. Park Jong Seok juga pernah menulis sebuah buku berjudul Kita Sedikit Kelelahan.

Buku tersebut merupakan buku self improvement dengan pembahasan bagaimana caranya menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan cara memulihkan pikiran.

Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Tentang Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Buku non fiksi Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa ini merupakan buku self improvement terlaris di negara asalnya, Korea Selatan. Ditulis oleh dua orang tenaga profesional dalam bidang mental health, membuat buku ini rasanya menjadi media yang tepat bagi kamu yang sulit mengklasifikasikan perasaan kamu saat ini.

Apakah sedang burn out karena pekerjaan yang menumpuk, atau memiliki kecenderungan sindrom pencetus stres lainnya. Kim Hae Nam dan Park Jong Seok bersama-sama menuliskan semua pengetahuan tentang kesehatan mental dalam buku ini. Maka wajar saja, jika ketika membuka buku ini ada begitu banyak bab pembahasan disana.

Park Jong Seok sendiri juga mengakui bahwa semua pengalaman dan pengetahuannya mengenai psikologi manusia kebanyakan dia dapatkan di lapangan. Alias berdasarkan banyak pengalaman orang-orang yang datang mengunjunginya untuk konsultasi.

Di mana yang paling banyak dari pasiennya itu adalah para pekerja kantoran yang stres akibat pekerjaan, serta tuntutan lain di hidup mereka. Biasanya hal yang paling banyak dikeluhkan selain depresi adalah penyangkalan realitas dan sindrom kelelahan.

Berdasarkan buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa ini, memuat beberapa poin penting mengenai mental health, yang mana sering kita temui pada kebanyakan orang di era modern ini.

Berpikir Negatif

Pada salah satu bab dalam buku ini juga membahas tentang bagaimana seseorang bisa memiliki pola pikiran negatif yang sangat kuat. Apa yang ada di dalam pikiran orang tersebut hanyalah tentang segala hal buruk saja, hingga Kim Hae Nam menyebutnya seperti sungai hitam yang panjang dan tiada akhir.

Dalam artian, sebuah pola pikir yang negatif akan sangat mempengaruhi cara pandang orang tersebut terhadap apapun yang ada di sekitarnya. Dia menjadi selalu mengklaim segala peristiwa yang terjadi hanyalah membuat dirinya semakin sengsara.

Hal ini juga sering menyebabkan orang dengan pikiran negatif sering salah paham dengan kebaikan orang lain, menyalahkan orang lain dan diri sendiri, menyalahkan keadaan, tidak menerima kenyataan dan masih banyak lagi. Memelihara pikiran yang negatif juga akan memicu stres dan gejala depresi lain yang berdampak buruk bagi diri sendiri.

Burnout syndrome

Akhir-akhir ini kamu mungkin sering mendengar istilah burn out di banyak media atau tulisan. Topik ini juga sedang banyak dibahas oleh orang-orang sebab rupanya begitu relate dengan mereka. Burn out ini adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan secara mental dan fisik akibat pekerjaan mereka.

Tumpukan deadline atau mungkin tekanan pekerjaan yang dibarengi dengan tekanan sosial kadang kala membuat kondisi ini semakin buruk. Seseorang merasa kewalahan akan tuntutan pekerjaannya dan tidak mendapatkan kebahagiaan disana. Sehingga orang tersebut mungkin hanya bekerja seadanya, sebab otak sedang sangat lelah untuk berpikir keras.

Tentu hal ini selain mempengaruhi hasil kerja, juga akan memicu stres lain pada mereka dan mendorong munculnya jenis depresi lain.

Bipolar Disorder

Kita tahu bahwa bipolar adalah kondisi dimana seseorang seperti memiliki dua kepribadian yang bertolak belakang dalam satu tubuh. Meskipun tidak semua kasus bipolar ini tampak secara signifikan perubahannya, namun dalam buku ini dijelaskan bagaimana kecenderungan bipolar ini dapat memicu depresi.

Pada kondisi yang masih wajar, kecenderungan bipolar ini terjadi pada seseorang dengan perubahan sikap yang tidak terlalu terlihat, kecuali oleh orang yang dekat dengannya. Seperti memiliki dua pandangan yang berbeda terhadap satu peristiwa dalam waktu yang berdekatan.

Reality Denial

Penyangkalan akan kenyataan yang terjadi dalam hidup, juga perlu diwaspadai sebagai salah satu gejala depresi, yang mempengaruhi kestabilan mental. Oleh karena itu, penting untuk kita berdamai dengan diri sendiri dan menerima kenyataan.

Kadang beberapa peristiwa mungkin sulit untuk kita terima dan membuat perasaan sedih dan emosi negatif lainnya datang berurutan. Tapi jika hal tersebut terlalu sering, bahkan menjadi habit maka akan membuat kita terbiasa mengambil tindakan yang kurang tepat.

Misalnya mencari pembenaran atas kesalahan yang diperbuat, selalu menyalahkan keadaan dan orang di sekitar, dan hidup dalam halusinasi. Semata-mata hanya untuk menenangkan diri dan mengurangi rasa sedih atau bersalah, yang mana akhirnya justru membuat manusia menjadi lupa akan jati dirinya.

Melankolis

Kamu mungkin pernah menemukan setidaknya satu orang dalam lingkungan yang terlalu baperan, sensitif, dan melankolis yang berlebihan. Biasanya seseorang yang terlalu melankolis akan mendramatisir setiap kejadian yang menimpa dirinya.

Tentu dalam kontinuitas tinggi hal itu juga akan membuat seseorang menjadi lupa caranya berpikir jernih karena terlalu terbawa dengan emosi yang ada dalam diri. Sikap melankolis yang berlebihan juga bisa memicu depresi, yang sering dialami masyarakat saat ini.

Menurut Kim Hae Nam dalam bukunya, juga menjelaskan mengapa ciri melankolis ini bisa mendorong kita pada kecenderungan depresi. Penulis juga memaparkan, seberapa besar porsi melankolis yang normal dan mana yang diluar batas.

Self Harm

Sebuah kecenderungan perilaku yang paling mengerikan dalam sindrom depresi adalah self harm, atau perilaku ingin menyakiti dirinya sendiri. Seseorang yang sanggup bertindak sejauh ini biasanya sudah masuk dalam kategori depresi yang berat.

Adanya kecenderungan menyakiti diri, membuat para pengidap sindrom ini merasa akan lebih baik ketika mereka melakukannya. Alasan mereka melakukan hal tersebut juga beragam, bisa karena sebagai pelampiasan emosi, ingin lari dari kenyataan dengan mengakhiri hidup atau sekedar untuk mendapatkan perhatian atau pengakuan orang lain.

Selain beberapa poin penting tentang kesehatan mental yang mana menjadi sorotan utama dalam buku, Kim Hae Nam dan Park Jong Seok juga membubuhkan sesi diskusi mereka terkait bab sebelumnya.

Obrolan singkat penulis dengan editornya ini terselip di berbagai bab sepanjang buku, yang menunjukan sudut pandang mereka dalam menyikapi masalah mental illness tersebut.

Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Kelebihan Buku Kupikir Semuanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Sebagai buku motivasi yang dibuat oleh dua psikiatri, buku ini memuat banyak materi pembahasan di dalamnya. Meskipun begitu buku setebal 300 halaman ini tergolong tipis, mengingat topik yang didiskusikan ada banyak.

Akan tetapi hal tersebut membuat buku ini memiliki isi yang padat tapi jelas. Tidak ada bagian yang dianggap sebagai pemborosan. Sehingga saat membacanya semua topik cukup to the point. Ini adalah hal yang bagus, sehingga bagi pembaca yang jarang membaca buku serupa tidak mudah bosan.

Kekurangan Buku Kupikir Semuanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Secara teknis terdapat kesalahan penulisan pada beberapa bagian, yang mana akan cukup mengganggu bagi para pembaca yang tidak suka distraksi saat membaca. namun itu juga bukanlah perkara yang fatal, sebab tidak merubah makna dari isi bukunya.

Saat membaca judul buku ini, para pembaca mungkin memiliki gambaran bahwa buku ini sedikit banyak sama seperti buku motivasi lain. Tapi baru memasuki bab awal, rupanya buku ini memiliki pendekatan yang berbeda.

Buku ini sebenarnya lebih mirip seperti membaca artikel tentang kesehatan mental versi buku yang juga digambarkan jelas dan rinci dengan beberapa contoh kasusnya. Meskipun di awal buku Kim Hae Nam sudah menuliskan bahwa buku ini merupakan saringan dari tulisanya tentang mental health. Namun rasanya untuk menjadikannya sebagai buku non fiksi, pendekatan yang dalam buku ini terasa formal dan kaku.

Sehingga mungkin buku tidak ditujukan bagi kamu yang sedang bersedih atau stres yang berharap mendapatkan sejumlah kata motivasi yang menghiburmu. Karena buku ini tidak mengandung untaian kata indah penuh semangat.

Melainkan buku ini lebih tepat sebagai acuan kita dalam menata pikiran, dimana kamu menjadi bisa mengklasifikasikan perasaan dan perilakumu apakah masuk dalam salah satu kecenderungan sindrom depresi atau tidak.

Selebihnya yang sedikit disayangkan, setelah membaca buku ini mungkin akan membuat kita mendiagnosa diri sendiri dan orang lain. Tapi itu semua kembali lagi pada diri sendiri, karena sebenarnya ada tujuan yang lebih mulia dari lahirnya buku Kupikir Semuanya Akan Beres Saat Aku Dewasa ini.

Hal yang Bisa Diambil dari Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa

Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, setidaknya dengan membaca buku ini kita mampu memahami tujuan sang penulis supaya para pembaca bukunya bisa jauh lebih aware akan kondisi mental masing-masing.

Tentu tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak pernah mengalami stres selama hidupnya, setidaknya ada waktu meskipun sebentar yang kadang membuat seseorang menjadi overthinking. Karena dalam hidup berbagai tuntutan dan tekanan akan selalu ada dan terjadi pada siapa saja.

Sebab kita tidak pernah benar-benar tahu is hati dan pikiran manusia, jika kamu merasa memiliki keresahan yang sama dengan apa yang ditulis Kim Hae Nam ini. Maka hal terbaik adalah melakukan sharing dengan teman atau tenaga ahli, alih-alih harus mendiagnosa diri sendiri berdasarkan apa yang dibaca.

Seperti yang dituliskan Kim Hae Nam dan Park Jong Seok disini, manusia memiliki pilihan untuk sembuh dari segala pikiran negatif ini atau tidak. Dengan cara yang sangat sederhana, dimulai dari mencintai diri sendiri supaya kita bisa mencintai orang di sekitar kita juga.

 

Demikian review buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa. Grameds bisa mendapatkan bukunya di gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi #LebohDenganMembaca.

Penulis: Inka

Written by Ananda