in

Review Kastel Terpencil di dalam Cermin: Tempat Sembuhkan Luka Hati

Kastel Terpencil di dalam Cermin – Pernahkah terlintas di benakmu tentang keberadaan dunia lain di balik cermin? Apakah banyak makhluk fantasi di sana? Atau hanya sekadar pantulan dari dunia yang kita tinggali saat ini? Atau mungkin juga serupa di sini hanya saja semuanya dalam kondisi terbalik. Siapa yang tahu pasti? Nampaknya imajinasi-imajinasi semacam itulah yang coba dituangkan ke dalam novel Kastel Terpencil di dalam Cermin.

Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin merupakan buku terjemahan karya penulis Jepang, Mizuki Tsujimura. Siapa bisa membantah kalau negara Jepang adalah gudang dari banyak cerita-cerita fantasi yang kaya akan imajinasi-imajinasi gila di dalamnya. Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin adalah salah satu yang terbaik.

Hidup Kokoro mendadak berubah. Suatu hari, cermin di kamar Kokoro tiba-tiba bersinar terang, dirinya pun menyeberang ke dunia lain – Ia pun melihat sebuah bangunan, sebuah kastel yang tampak misterius. Kokoro baru saja terusir, kehilangan tempat di sekolahnya, dan sekarang Ia tiba-tiba berada di dunia yang asing dihadapkan pada bangunan kastel penuh misteri. Perasaan Kokoro campur aduk, takjub-heran-ngeri-penasaran, juga mungkin sejumput rasa senang. Kokoro akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kastel penuh misteri tersebut.

Bagian dalam Kastel juga tak kalah membuat Kokoro takjub, bangunan tersebut dipenuhi banyak tangga berliku juga lampu gantung yang penuh kerlip memantulkan cahaya. Meski menakjubkan, Kokoro tetap tak bisa menghilangkan kesan misterius kastel ini dari benaknya. Kejutan berikutnya pun tiba. Rupanya Kokoro tidak sendiri, ada enam anak lainnya yang menunjukkan ekspresi wajah tak jauh beda dengan Kokoro – heran, bingung, ngeri, sekaligus takjub. Semua anak ini tampak sebaya dengan Kokoro.

Selain Kokoro, di kastel terpencil dalam cermin tersebut juga ada Rion, Aki, Fuka, Masamune, Subaro, dan Ureshino yang juga sama kebingungannya dengan Kokoro. Total ada tujuh anak sebaya yang terbawa masuk ke kastel terpencil di dalam cermin kala itu. Belum usai dengan kebingungan mereka, kejutan kembali muncul dengan kehadiran seorang gadis bertopeng serigala yang tak lain adalah penunggu kastel terpencil di dalam cermin.

Wolf Queen alias si gadis bertopeng serigala pun kemudian menjelaskan kenapa dan apa yang diinginkan atas kehadiran tujuh anak ini di kastel terpencil di dalam cermin. Kokoro, Rion, Fuka, Masamune, Aki, Ureshino, dan Subaro harus menjalani tantangan guna menemukan rahasia kastel terpencil di dalam cermin, dan bagi siapapun yang berhasil menyelesaikan tantangan tersebut maka permintaannya akan dikabulkan.

Dan hal yang tak kalah membuat heran sekaligus ngeri adalah ketujuh anak ini harus meninggalkan kastil setiap hari sebelum jam 5 sore jika ingin keluar dalam keadaan hidup. Jika mereka sampai melanggar hal tersebut, ada hukuman tak main-main yang sudah menanti.

Seiring berjalannya waktu, Tsujimura sedikit demi sedikit mengungkapkan bahwa ketujuh anak ini memiliki problema yang serupa meski tak sama. Semuanya boleh dibilang berkaitan dengan kesehatan mental. Dalam mengambarkan tokoh-tokoh novel Kastel Terpencil di dalam Cermin ini Tsujiimura tidak melakukannya sekaligus maupun gamblang.

Baik perawakan maupun sifat-sifat karakter novel Kastel Terpencil di dalam Cermin tidak Tsujimura gambarkan lewat narasi semata, melainkan juga lewat dialog-dialog antar karakter lainnya. Dengan cara inilah Tsujimura mendeskripsikan karakter-karakternya secara lebih mendalam, cara ini juga memberikan kesan penggambaran satu karakter dari banyak sudut pandang (karakter lainnya), bukan hanya dari sudut pandang penulis.

Sebagai salah satu contoh, ada penggambaran karakter Kokoro yang melihat dirinya sendiri justru tampak seperti orang sakit. Sementara itu di bagian lain Tsujimura mendeskripsikan fisik Kokoro lewat penggambaran yang dilakukan oleh tokoh lain malah sebagai gadis yang cantik.

Lewat novel Kastel Terpencil di dalam Cermin, Mizuki Tsujimura juga mengangkat beberapa isu sosial. Isu yang paling kental bisa dirasakan Grameds adalah isu bullying alias perundungan alias perisakan. Isu ini pula yang dihadapi Kokoro, Ia terpaksa harus berhenti sekolah akibat perisakan yang dilakukan oleh murid lain di sekolahnya. Selain itu diangkat juga isu parenting, serta kepercayaan diri pada anak.

Kastel Terpencil di Dalam Cermin

Karakter dalam Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin

Holiday Sale

1. Tentang Kokoro

Sebetulnya Kokoro digambarkan memiliki paras yang cantik, hanya saja Ia tidak percaya diri. Kokoro mengalami perundungan dari siswa lain di sekolahnya, akibat dari itu Kokoro terpaksa harus berhenti sekolah.

2. Tentang Rion

Rion digambarkan sebagai karakter yang berwajah rupawan. Rion juga diceritakan merupakan seorang pemain bola.

3. Tentang Aki

Aki oleh Tsujimura digambarkan sebagai gadis yang punya ciri khas kuncir kuda. Karakternya terlihat percaya diri tampak luar, tapi di dalamnya Aki hanya seorang gadis dengan hati yang rapuh.

4. Tentang Fuuka

Kalau nanti jadi diangkat ke dalam versi anime, mungkin Fuuka ini yang bakal cepat menarik perhatian penonton. Pasalnya Fuuka digambarkan memiliki suara khas karakter-karakter di anime. Fuuka juga digambarkan sebagai gadis berkacamata.

5. Tentang Masamune

Masamune mungkin merupakan karakter yang cukup dekat dengan kebanyakan remaja masa kini. Masamune digambarkan Tsujimura sebagai remaja yang sangat gemar bermain game.

6. Tentang Shubaro

Karakter Subaro di novel Kastel Terpencil di dalam Cermin digambarkan sebagai sosok yang pendiam. Secara fisik Subaro digambarkan memiliki bintik di wajahnya.

7. Tentang Ureshino

Digambarkan memiliki tubuh yang gemuk dan juga sangat suka makan. Tsujimura nampaknya membekali karakter Ureshino dengan stereotipikal karakter inferior dan mudah ditindas. Belum lagi soal kebiasaan Ureshino yang gampang jatuh hati.

Profil Penulis Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin

Mizuki Tsujimura adalah penulis asal Jepang yang karyanya banyak mendapat apresiasi dunia. Wanita kelahiran 29 Februari 1980 ini dikenal sebagai penulis yang lihai menuturkan kisah-kisah misteri. Tsujimura tidak hanya menulis cerita yang diperuntukkan bagi orang dewasa, Ia juga kerap menulis cerita yang bisa dinikmati oleh anak-anak.

Lewat salah satu karyanya, novel Kastel Terpencil di dalam Cermin, Mizuki Tsujimura berhasil menempati peringkat 1 dalam Davinci’s Magazine Book of the Year 2017. Masih di tahun yang sama, dan juga masih lewat judul yang sama Tsujimura kembali memenangkan hadiah utama King’s Brunch Book 2017. Setahun berselang, novel Kastel Terpencil di dalam Cermin mampu meraih predikat penjualan terbaik dan memenangkan Japan Bookseller’s Award (2018).

Berkat keberhasilannya menyabet berbagai penghargaan, novel Kastel Terpencil di dalam Cermin pun mendapat banyak atensi dari dunia internasional. Novel ini pun akhirnya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia lewat penerbit Poplar Publishing.

Bahkan saking populernya, novel setebal 495 halaman ini sudah diadaptasi ke dalam versi komik oleh penerbit Jepang Shueshia, terlebih kabarnya di akhir tahun ini (2022) versi adaptasi movie animenya juga bakal dirilis.

Sinopsis Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin

Kastel Terpencil di Dalam Cermin

Kokoro merasa terusir dari kelasnya sendiri, Ia pun terpuruk – mengurung diri di rumah sampai menolak untuk pergi ke sekolah. Hati Kokoro semakin kerdil, sampai pada suatu hari cermin di dalam kamarnya secara mengejutkan mengeluarkan cahaya benderang. Betapa terkejutnya Kokoro manakala Ia mendapati ada dunia lain di balik cermin kamarnya, dan di hadapannya ada sebuah bangunan – sebuah kastel yang terpencil.

Tujuh orang siswa yang menolak untuk pergi ke sekolah, memilih untuk bersembunyi dalam kegelapan kamarnya, gamang dan penuh ketakutan untuk menghadapi keluarga maupun kawan-kawannya, sampai pada suatu ketika cermin di kamar mereka menjelma menjadi sebuah portal untuk menyeberang ke dunia lain, dunia yang menawarkan tempat pelarian dari kenyataan hidup yang penuh tekanan.

Kastel terpencil di dalam cermin menjadi tempat ketujuh anak ini untuk bermain dan saling mengenal satu sama lain. Tapi bukan hanya itu, ada tugas dan aturan-aturan penuh misteri yang mesti mereka taati.

Ketujuh anak ini diberi tugas untuk mencari sebuah kunci, tersembunyi di suatu tempat dalam kastel. Siapapun yang berhasil menemukan kunci tersebut maka apapun permintaannya akan dikabulkan. Saat momen tersebut tiba, maka kastel akan hilang tanpa jejak beserta seluruh kenangan petualangan yang mereka alami di situ.

Dan aturan yang juga tak kalah misterius adalah ketujuh anak ini harus meninggalkan kastel tiap sebelum jam 5 sore. Pabila ada yang melanggar aturan tersebut, bersiaplah untuk dilahap si penjaga kastel, sang gadis bertopeng serigala – Wolf Queen.

Mengangkat sisi emosional antarmanusia, Kastel Terpencil di dalam Cermin menyuguhkan kisah petualangan yang menghangatkan hati. Dikemas dalam kisah fantasi yang penuh kejutan dan plot twist.

Kelebihan Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin

Kastel Terpencil di Dalam Cermin

Meskipun sekilas novel Kastel Terpencil di dalam Cermin seperti akan menyuguhkan kisah petualangan fantasi penuh aksi, nyatanya tidak sesederhana itu. Lewat narasi serta dialog tiap tokohnya, Mizuki Tsujimura lebih menekankan sisi-sisi emosional dan hubungan antar manusia. Hal ini menjadikan novel Kastel Terpencil di dalam Cermin bukan sekadar novel fiksi remaja biasa, tapi kaya akan makna mendalam tentang sisi emosional manusia.

Meski dikemas dalam kisah fantasi, dunia yang dibangun dalam novel Kastel Terpencil di dalam Cermin sangat mudah untuk dipahami. Nampaknya Tsujimura memang tidak terlalu menjadikan sisi dunia fantasi sebagai sorotan utama, yang justru Ia tekankan adalah hubungan antar karakternya. Baik itu antara ketujuh anak dalam kastel, maupun hubungan mereka dengan orang tua dan teman mereka di luar kastel.

Gaya bahasa yang digunakan Tsujimura cukup mudah dicerna. Tsujimura bernarasi tidak secara buru-buru, sehingga Ia bisa secara lebih detail menggambarkan tiap karakter dalam novelnya serta berbagai masalah yang mereka hadapi.

Kekurangan Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin

Di beberapa sisi, gaya narasi Tsujimura yang perlahan ini justru membuat alur ceritanya malah terasa pelan dan membosankan. Tapi hal ini sangat bisa ditolerir karena Grameds jadi lebih bisa meresapi tiap karakter dan persoalan-persoalan yang dihadapi tiap karakternya.

Dengan adanya label fantasi di awal, novel Kastel Terpencil di dalam Cermin mungkin akan sedikit membuat kecewa Grameds yang mengharapkan petualangan yang penuh aksi. Karena pada kenyataannya Tsujimura lebih menyoroti sisi psikologi tiap karakternya dibanding aksi-aksi fantasi di luar nalar.

Pesan Moral Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin

Salah satu pesan moral yang bisa dipetik dari novel Kastel Terpencil di dalam Cermin adalah Grameds diajak oleh Tsujimura untuk mencoba memahami psikologi remaja lewat sudut pandang remaja. Terkadang sebagian orang dewasa kerap menganggap enteng beban mental yang ditanggung oleh para remaja. Misal perasaan terasing karena dikucilkan oleh teman sekelas. Diledek karena fisik yang kurang good looking, atau bahkan dianggap aneh karena asyik dengan dunianya sendiri.

Orang dewasa kerap menganggap sepele masalah-masalah tersebut, seakan mereka lupa bahwa mereka juga pernah melewati fase usia remaja. Bagi remaja, menghadapi masalah-masalah tersebut merupakan tekanan yang seringkali dampaknya tidak bisa mereka tahan. Seringnya mereka berujung memendam semua masalah tersebut karena kebingungan untuk mencari teman bicara.

Maka dari itu Tsujimura mengembangkan karakter tujuh anak ini yang kemudian bisa saling berteman. Saling mendengarkan dan berbagi beban. Kastel Terpencil di dalam Cermin tak hanya memancing air mata, tapi juga menghangatkan hati.

Bagi Grameds yang ingin membaca dan memiliki novel Kastel Terpencil di dalam Cermin karya Mizuki Tsujimura ini bisa kalian dapatkan di Gramedia.com

Rekomendasi Novel Sejenis

Selain novel Kastel Terpencil di dalam Cermin, berikut ada beberapa buku lainnya yang mungkin bakal Grameds sukai.

1. Novel Young Adult: Pulau Sae (Shima Wa Bokura To)

Kastel Terpencil di Dalam Cermin

Tinggal di pulau Sae yang terpencil di tengah Laut Seto, Jepang, setiap hari Akari, Kinuka, Genki, dan Arata harus naik feri menuju daratan utama untuk bersekolah. Lahir dan besar di pulau itu, mereka akrab dengan penduduk desa, termasuk dengan para pendatang yang memulai hidup baru di Pulau Sae.

Dan musim ini adalah tahun terakhir mereka bersama-sama, karena setelahnya, anak-anak pulau itu harus memutuskan ke mana mereka akan mengejar masa depan: pergi atau tetap bertahan di Pulau Sae?

Pulau Sae merupakan salah satu karya lain tentang kehidupan remaja dari Mizuki Tsujimura.

2. Novel 1Q84 Jilid 1

Kastel Terpencil di Dalam Cermin

Novel 1Q84 Jilid 1 adalah buah karya penulis masyhur Jepang, Haruki Murakami. Novel ini merupakan pembuka dari trilogi 1Q84.

Sekarang tahun 1Q84 – Ini adalah dunia sejati, tak ada keraguan akan hal itu. Tapi di dunia ini ada dua bulan menggantung di langit. Di dunia ini, takdir dua manusia – Tengo dan Aomame berkelindan erat. Masing-masing dengan caranya sendiri terlibat dalam sesuatu yang mengundang bahaya. Dan di dunia ini, tampaknya tak ada cara untuk menyelamatkan keduanya. Sesuatu yang begitu dahsyatnya sedang bergerak.

3. Novel Happiness Battle

Kastel Terpencil di Dalam Cermin

Novel bergenre thriller misteri ini adalah terjemahan dari karya penulis Korea, Joo Youngha yang menceritakan tentang sepasang suami istri ditemukan dalam kondisi mengenaskan dalam sebuah Apartemen High Prestige yang supermewah di Gangnam. Kang Do-joon (sang suami) ditemukan dengan luka tikam di bagian punggungnya, sementara itu sang istri – Oh Yoo-jin tewas dalam posisi menggantung di pagar balkon.

Kabar tewasnya Oh Yoo-jin ini sampai di telinga sahabat karibnya semasa SMA – Jang Mi-ho, tanpa banyak basa-basi Ia pun terdorong untuk melakukan penyelidikan sendiri terhadap kasus yang menurutnya janggal tersebut.

Dalam proses penyelidikannya, Mi-ho menemukan fakta tentang “perang kebahagiaan” yang melibatkan Yoo-jin dengan beberapa ibu TK di media sosial. Mereka saling berlomba, mengunggah foto, memamerkan bahwa diri merekalah yang paling bahagia. Berbagai hal mereka pamerkan, mulai dari kesan memiliki suami yang penyayang, berbagai barang mewah, bahkan sampai adu pencapaian akademis dan prestasi anak.

Dalam pernyataan resmi yang diterbitkan pihak kepolisian, dinyatakan bahwa Oh Yoo-jin melakukan bunuh diri setelah menikam suaminya. Tetapi Mi-ho tidak percaya hal ini begitu saja, Ia curiga bahwa kematian sahabatnya ini berkaitan erat dengan aktivitas “perang kebahagiaan”. Juga tentang keberadaan USB misterius yang diburu semua orang. Namun di sisi lain, apakah kasus ini juga ada hubungannya dengan trauma di masa SMA tujuh belas tahun yang lalu?

Grameds, demikian review novel Kastel Terpencil di dalam Cermin serta beberapa rekomendasi novel seru lain yang semuanya bisa kamu dapatkan di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia memberikan produk-produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: M. Hardi

Written by Ananda