Karakter yang kuat dan unik tentu dimiliki oleh para penulis buku. Setiap dari mereka memiliki ciri khas masing-masing dalam membawakan cerita dalam setiap karyanya. Tak jarang jika banyak sekali pembaca yang dapat mengenali sosok penulis dari gaya penulisan yang diterapkan dalam novel atau buku karya sang penulis.
Ada penulis yang memiliki karakter yang membuat alur cerita terasa seperti kehidupan sehari-hari (slice of life). Ada juga penulis yang menekankan kepada kisah misterius tentang sebuah kasus pembunuhan ataupun tentang politik.
Namun, tak jarang ditemukan juga penulis yang memiliki keunikan dari bagaimana cara mereka menggambarkan suasana dalam cerita tersebut. Ada yang memang secara terus terang menjelaskan latar belakang, masalah yang dihadapi oleh tokoh, isi hati dan pemikiran tokoh.
Tetapi, ada juga penulis yang menggambarkan latar belakang cerita, masalah yang dihadapi, dan situasi-situasi dalam alur dengan perumpamaan atau sebuah pengandaian. Inilah yang dibahas oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie.
Artikel kali ini akan membahas tentang salah satu buku best seller dari karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang berjudul Tiga dalam Kayu. Seperti yang sudah kamu ketahui bahwa setiap buku karya Ziggy ini memiliki cerita yang sangat unik dan bisa dibilang cukup membingungkan.
Bahkan ketika kamu membaca sinopsis ceritanya yang ada pada bagian belakang buku, kamu akan sulit memahami apa maksud dari buku ini. Panggilan kepada semua orang yang menyukai buku dengan alur yang membingungkan. Kamu yang suka membaca buku yang berat dan membutuhkan waktu lebih lama untuk memahaminya, kamu akan menyukai membaca buku Tiga dalam Kayu.
Jadi, tanpa berlama-lama lagi, mari kita bahas buku dari Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang berjudul Tiga dalam Kayu.
Review Buku Tiga dalam Kayu
Buku Tiga dalam Kayu karya Ziggy ini bisa dibilang sebagai salah satu buku yang terkeren, termisterius, dan terparah. Pada mulanya, semua orang mengira bahwa buku Tiga dalam Kayu hasil karya Ziggy ini adalah sebuah cerita dengan alur yang lebih menenangkan dan menghangatkan hati.
Akan tetapi, semua terkejut ketika membaca buku Tiga dalam Kayu ini. Sekumpulan cerita pendek yang pada awalnya tidak saling berhubungan satu sama lain. Setiap penggambaran tokoh sangat berbeda dalam setiap bab pada buku ini.
Awalnya, kamu akan merasakan keanehan di bab awal buku Tiga dalam Kayu. Namun, jika kamu bertahan hingga bab terakhir pada buku Tiga dalam Kayu ini, kamu akan menemukan benang merah dalam setiap cerita membingungkan yang ada pada awal bab di buku ini.
Buku ini direkomendasikan untuk kamu yang sudah berusia lebih dari delapan belas tahun ke atas. Hal ini dikarenakan buku ini mengandung banyak sekali hal-hal yang cukup triggering. Pada bab pertama dalam buku ini, kamu akan disuguhkan dengan kisah pembunuhan dan penusukan yang sangat brutal.
Jadi, buat kamu yang belum mencapai usia 18 tahun, sangat disarankan untuk menunggu dengan sabar sampai usia kamu menginjak 18 tahun ya. Selain kisah pembunuhan dan penusukan yang brutal, kamu akan dibayang-bayangi oleh darah, mayat, dan cerita-cerita sexual yang dideskripsikan sangat jelas oleh Ziggy sang penulis.
Yap! Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kalau buku ini seperti sekumpulan cerpen yang berbeda-beda tokoh dan beda latar belakang ceritanya. Namun, pada bab 11 sampai akhir bab, kamu akan mengerti alasan mengapa setiap alur diceritakan dan digambarkan seperti itu oleh Ziggy.
Secara garis besar, Ziggy membuat cerita dalam setiap bab itu sesuai dengan fenomena kehidupan yang sering terjadi pada perempuan dan anak-anak. Meskipun tidak secara langsung mengatakan hal tersebut, tetapi cerita unik dan mengejutkan ini menyampaikan hal tersebut.
Ziggy membuat cerita ini sangat sulit untuk dipahami. Terkadang saat membacanya, kamu akan dihadapkan dengan perasaan bosan dan mengantuk. Namun, pada buku Tiga dalam Kayu ini kamu akan banyak dipertemukan dengan perasaan takut, marah, sedih, kesal dan geram.
Ziggy menuliskan tentang pengalaman seseorang yang mengandung bayi, tentang perempuan yang dengan rela melepaskan karirnya. Sangat pilu membayangkan semua kisah dingin, kejam, tak berperasaan yang ada dalam buku tersebut.
Ziggy sangat menonjolkan bahwa perempuan sangat sulit mendapatkan ruang nyaman di dunia ini. Banyak sekali persoalan remeh tentang perempuan dan anak yang diabaikan pada kehidupan sehari-hari kita sebagai masyarakat.
Namun, Ziggy membuat persoalan remeh tersebut menjadi sesuatu yang sangat brutal dan mengerikan sehingga, orang-orang tahu bahwa perempuan dan anak juga butuh area yang bebas.
Berdasarkan cerita yang berhubungan dengan fenomena yang di alami anak dan perempuan, sangat jelas bahwa Ziggy sangat peduli dengan isu yang berhubungan dengan perempuan dan anak-anak yang sering kali diabaikan oleh masyarakat.
Tak sampai di situ. Buku ini mengandung banyak sekali kejutan. Kamu akan mulai berpikir, “Bagaimana bisa Ziggy memikirkan hal tersebut?”. Kamu akan terheran-heran dengan pembawaan cerita Ziggy. Ziggy menuliskan setiap kata dalam buku ini dengan kesan yang sangat dingin dan tak peduli dengan pendapat orang lain.
Saat membaca buku Tiga dalam Kayu, sangat disarankan jika kamu tidak terlalu terburu-buru untuk mencari benang merah dalam setiap perpindahan babnya. Pasalnya, jika kamu terburu-buru mencari benang merah, kamu akan sulit untuk menemukan ketertarikan dan keunikan dari setiap cerita di bab yang baru.
Buku ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang dijelaskan sebagai “aku” sosok laki-laki yang mencoba untuk menolong perempuan. Dengan sudut pandang si “aku”, kamu akan diajak untuk memahami kegilaan si “aku” dan kepeduliannya terhadap sosok perempuan. Meskipun jalan yang ditempuh oleh sosok “aku” dalam menunjukkan kepeduliannya ini terbilang ekstrim dan brutal.
Dari kepedulian si “aku” inilah yang membuat si “aku” merasakan kecocokan dan kesamaan dengan gadis perangkum 11 buku yang ditemui di perpustakaan milik gadis tersebut.
Buku Tiga dalam Kayu hanya memiliki kurang lebih sekitar 150 halaman. Jika kamu yang memang menyukai genre buku seperti ini. Kamu mungkin akan lebih mudah menangkap maksud cerita dari Ziggy dan kamu lebih cepat untuk menyelesaikan keseluruhan ceritanya.
Namun, bagi kamu yang kurang tertarik dengan buku dengan genre seperti ini, kamu bisa mempertimbangkannya. Jika kamu merasa buku ini cukup menarik dan kamu yakin untuk diselesaikan. Maka lanjutkanlah untuk membaca Tiga dalam Kayu.
Lain hal ketika kamu membaca buku ini, kamu menemukan kesulitan dan tidak tertarik sama sekali dengan jalan ceritanya, kamu akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencerna maksud dari cerita buku ini. Karena buku ini memang sangat berat untuk dipahami oleh sebagian orang.
Meskipun bukunya tidak terlalu tebal, tetapi tidak ada jaminan kamu akan menyelesaikan dalam beberapa jam saja.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Tiga dalam Kayu
Kisah unik yang diangkat Ziggy dalam salah satu karyanya ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dalam buku ini adalah penggambaran situasi yang sangat detail dan mendalam.
Dengan penggambaran tersebut, orang yang membaca buku ini bisa langsung mengimajinasikan setiap adegan, momen, dan perasaan yang si tokoh jelaskan dalam cerita ini. Dengan penggambaran yang sangat detail dan jelas ini juga membuat pembaca akan terserap masuk ke dalam situasi cerita.
Kamu merasa seakan-akan bahwa kamu juga ada dalam situasi tersebut. Buku Tiga dalam Kayu karya Ziggy ini sangat unik. Dengan gaya penulisannya yang terkesan seperti cerita sejarah dan tergambarkan tak asing.
Buku Tiga dalam kayu ini memiliki kelebihan dari alur ceritanya yang sangat tak tertebak dan membuat pembacanya semakin tertarik untuk mengetahui apa maksud dari cerita tersebut. Sehingga, pada akhirnya orang yang membaca akan menyelesaikan buku ini secara tanpa sadar.
Buku Tiga dalam kayu juga mengajarkan dan mengingatkan kita tentang isu yang ada di kehidupan seharian yang ada di sekitar kita. Khususnya isu yang ingin dibahas oleh penulis buku ini adalah tentang perempuan dan anak-anak.
Penulis mengajarkan dan mengingatkan bahwa perempuan dan anak juga berhak untuk merasa aman, nyaman, dan bebas. Dengan cerita yang dibawakan dalam Tiga dalam Kayu, perempuan digambarkan sebagai seseorang yang sangat menyedihkan.
Kisah hidupnya digambarkan begitu pilu dan menyeramkan. Oleh sebab itu, penggambaran kisah pilu yang dilakukan oleh Ziggy membuat respon yang membaca buku Tiga dalam Kayu mengerti posisi dari seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut.
Selain itu, tentunya buku ini memiliki kekurangan yang membuat pembaca merasa bingung dan bosan. Kata yang digunakan, kadang membuat para pembaca kurang paham akan cerita yang disampaikan.
Meskipun memang dibuat sesederhana mungkin, tetapi pada beberapa bagian para pembaca akan merasa bahwa ceritanya sangat berat dan tidak masuk dalam fokus dan konsentrasi mereka. Hal ini dapat menyebabkan pembaca akan berhenti dan tidak melanjutkan membaca buku ini hingga selesai.
Selain itu, buku ini belum ada peringatan secara terus terang tentang topik cerita yang diangkat. Meskipun pada bagian awal cerita penulis memperingati pembacanya dengan adegan-adegan tak terduga seperti pembunuhan dan penusukan.
Namun, beberapa orang belum tentu menangkap maksud dari tindakan brutal tersebut. Disarankan jika buku ini sudah diperingati sejak awal sebelum cerita dimulai bahwa buku ini mengandung konten-konten yang kejam, darah, pembunuhan, dan kegiatan brutal lainnya.
Dibalik semua sisi negatif atau kekurangan dalam buku ini, kamu bisa melihat kelebihan penulis, Ziggy. Dimana dengan cara penulisan cerita yang bersifat kejam dan mengerikan, Ziggy bisa membuat pembacanya sadar dengan isu tentang perempuan dan anak.
Tujuan penulis sangat jelas saat membuat buku Tiga dalam Kayu ini, sehingga pembaca yang ikut mendalami alur cerita juga mendapatkan tujuan yang diinginkan oleh penulisnya, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie.
Sinopsis Buku Tiga dalam Kayu
Di masa depan, perpustakaan tak ubahnya pekuburan prahistoris. Di sanalah kita bertemu dengan seorang gadis, dan sebelas buku yang menceritakan sejarah dengan cara masing-masing.
Cerita dalam buku-buku itu sering terasa ganjil, kadang terasa begitu asing, kadang pula sebaliknya: terasa dekat, seperti kita tahu tentang apa sebetulnya cerita-cerita itu.
Setiap buku menyajikan cerita yang sepenuhnya berlainan dari buku lain, tetapi kita–sebagaimana gadis itu–tahu bahwa ada satu hal yang menghubungkan sebelas buku itu.
Selanjutnya, kita diajak tenggelam dalam dunia di luar buku yang tak kalah ganjil, asing, dan dekat.
Profil Penulis
Sumber: Metalculture.com
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie adalah seorang penulis yang lahir pada 10 Oktober 1993. Ziggy pernah mengungkapkan kisah dibalik nama unik yang dimiliki dirinya. Dikutip dari Jurnal Ruang, Ziggy bercerita bahwa ayahnya adalah seorang penggemar dari album The Rise and Fall of Ziggy Stardust and The Spiders from Mars kepunyaan David Bowie pada tahun 1972.
Berdasarkan kesukaan ayahnya terhadap album tersebut, maka keempat anak yang dimiliki oleh orang tua Ziggy memberikan nama kepada keempat anaknya dengan Ziggy. Hal yang membedakan dari mereka berempat adalah nama belakangnya.
Namun, banyak sekali orang yang juga tertarik dan penasaran dengan nama belakang penulis yang satu ini. Pasalnya, nama belakang tersebut sangat panjang dan agak sedikit sulit untuk mengucapkannya.
Lagi-lagi nama belakang yang sangat panjang itu didasari pada kesukaan ayahnya akan sesuatu. Kali ini adalah sebuah film yang berjudul Zabriskie Point karya dari Michelangelo Antonioni tahun 1970 lalu.
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Tampaknya, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie sering ditanya tentang sejarah asal usul namanya yang panjang dan unik ini. Hingga terkadang ia sudah lelah dan bosan untuk menjawab pertanyaan tentang nama tersebut.
Meskipun usia Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie masih terbilang sangat muda, Ziggy adalah salah satu penulis Indonesia yang sangat berbakat. Ciri khas yang selalu melekat pada Ziggy adalah gaya penulisannya yang begitu abstrak dan membingungkan, tetapi sangat menarik dan menyenangkan untuk dibaca.
Mengikuti jejak ayahnya, Ziggy pada Maret tahun 2017 lalu, dinyatakan oleh beberapa berita bahwa Ziggy telah menyelesaikan gelar pendidikannya di Fakultas Hukum, Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat.
Terlepas dari gelar sarjana yang dimilikinya, alasan Ziggy tidak mengambil jurusan sastra saat menginjak bangku perkuliahan adalah karena Ziggy takut bahwa tulisannya akan menjadi terbatas dan terstruktur. Dengan begitu, Ziggy merasa tidak bebas untuk mengungkapkan imajinasinya dan merasa terkekang. Oleh karena itu, ia mengambil jurusan hukum, mengikuti ayahnya.
Ziggy dikenal sebagai penulis yang memiliki buku-buku yang ceritanya sangat kompleks. Dikarenakan saking kompleksnya cerita dari Ziggy, Zen Hae seorang sastrawan Indonesia menilai bahwa buku Ziggy menggabungkan cerita anak, fantasi, fiksi, dongeng, hingga kepada mitos tentang penciptaan dunia.
Sampai saat ini, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie telah menerbitkan kurang lebih dua puluh tujuh buku. Dengan buku pertamanya yang berjudul Indigo Girl yang terbit pada tahun 2010 lalu. Ziggy juga telah mendapatkan beberapa penghargaan atas karyanya yang menarik tersebut.
Tahun 2015 lalu, Ziggy mendapatkan juara dua pada novelnya yang berjudul Di Tanah Lada. Ziggy mendapatkan juara dua pada ajang sayembara novel tahunan yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Tak sampai di situ, tahun 2016 juga Ziggy mendapatkan juara sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta.
Ziggy sebenarnya memiliki nama pena. Namun, saat menerbitkan bukunya Di Tanah Lada yang memenangkan kejuaraan, Ziggy tidak dapat menggunakan nama pena untuk buku tersebut. Hal ini dikarenakan Ziggy telah mendaftarkan nama aslinya pada ajang sayembara tersebut.
Oleh karena itu, nama aslinya lah yang sampai sekarang digunakan untuk setiap buku yang diterbitkan olehnya.
–
Buat kamu yang tertarik dan ingin membaca lebih lanjut tentang buku karya Ziggy, Tiga dalam Kayu. Kamu bisa mendapatkannya di www.gramedia.com loh! Selain itu, di Gramedia.com, kamu bisa menemukan buku best seller menarik lainnya. Jadi, selamat membaca ya, Grameds!
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Bahasa Inggris
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Rekomendasi Buku Hukum Pidana
- Rekomendasi Buku Tentang Manajemen
- Rekomendasi Buku Tentang Mental Health
- Rekomendasi Buku Tentang Wanita
- Rekomendasi Buku Tentang Zakat
- Rekomendasi Buku Karya Buya Hamka
- Review Novel Parable
- Review Novel Pacarku Presiden Mahasiswa
- Review Novel Juandara
- Review Girls in The Dark Akiyoshi Rikako
- Review Novel Laut Tengah
- Resensi Buku Berdamai Dengan Takdir
- Review Novel Izana
- Review Novel Kata by Rintik Sendu
- Review Novel Darka
- Review Novel Janshen
- Review Novel Alone
- Review Novel Harga Diri Sang Pengacara Tampan
- Review Novel Silent Demon
- Review Komik Frieren
- Review Komik Tintin
- Review Novel Unwanted Bond
- Review Novel Bara
- Review Novel Seperti Hujan Yang Jatuh Ke Bumi
- Review Novel The Name of The Game
- Review Novel Dear J
- Review Buku Grey dan Jingga The Twilight
- Review Novel The Grumpy
- Sinopsis Novel Pembunuhan di Kingfisher
- Review Buku Anne of Green Gables
- Review Buku Tiga dalam Kayu
- Review Buku Cinta yang Tak Biasa
- Review Novel Segi Tiga
- Review Novel The Woman in the Window
- Review Novel Starstuck Syndrome
- Review Novel Rindu yang Baik untuk Kisah yang Pelik
- Review Novel Janur Ireng
- Review Novel Journal Of Terror
- Review Novel Keeping Up With The Kims
- Review Novel Modus
- Review Buku EXO Salah Gaul