Bagi para penggemar kisah horror, mungkin sudah tidak asing lagi dengan novel Janur Ireng ini. Novel Janur Ireng merupakan buku ketiga yang ditulis oleh SimpleMan, setelah buku sebelumnya yang berjudul “KKN di Desa Penari” dan “Sewu Dino” sukses di pasaran. Siapa yang tidak tau kisah KKN Desa Penari, kisah horror yang bermula dari sebuah thread Twitter, ditulis menjadi sebuah buku, dan belum lama ini baru dirilis dalam bentuk film layar lebar
Novel Janur Ireng merupakan kelanjutan dari novel Sewu Dino yang menjadi buku kedua dari seri novel saga Trah Pitoe atau legenda 7 keluarga yang memperebutkan puncak kekayaan dan kehormatan. Latar waktu kisah Janur Ireng terjadi sebelum kisah Sewu Dino. Janur Ireng akan menjelaskan tentang latar belakang mengapa santet Sewu Dino dikirimkan kepada keluarga Karsa.
Meskipun berlatar sebelum kisah Sewu Dino, Janur Ireng merupakan thread Twitter lanjutan yang dipublikasi setelah Sewu Dino, untuk menjawab sejumlah teka-teki yang ditemukan pembaca. Thread kisah Janur Ireng sendiri mulai ditulis pada tanggal 21 September 2019, di laman akun Twitter @SimpleM81378523. Kisah ini kemudian dirangkum menjadi sebuah novel yang diterbitkan oleh penerbit Bukune pada tahun 2020.
Menurut SimpleMan, sang penulis kisah ini, kisah Janur Ireng menjadi salah satu thread Twitter yang kisahnya lebih menegangkan dan lebih gelap dibandingkan Sewu Dino dan KKN di Desa Penari. Dalam kisah Janur Ireng ini, anda akan menemukan banyak pertumpahan darah di dalamnya. Novel Janur Ireng mengisahkan tentang seorang lelaki bernama Sugik.
Pada suatu hari, Sugik baru membuka matanya, tiba-tiba ia menemukan dirinya berada di tengah keramaian, seperti di sebuah pesta. Suara alunan gamelan dan keramaian para tamu undangan memenuhi aula itu. Di panggung, ada seorang perempuan cantik duduk mengenakan baju khas pernikahan Jawa. Pernikahan siapakah ini?
Suara gong yang ditabuh dengan keras menggelegar. Rombongan mempelai pria pun datang, tetapi Sugik tidak dapat melihat wajah sang mempelai pria itu. Saat rombongan itu menginjakkan kaki di karpet merah, suara keramaian tiba-tiba berhenti. Suasana tiba-tiba menjadi hening.
Seseorang yang berdiri di samping Sugik tiba-tiba batuk-batuk, kemudian muntah darah. Sugik terkejut mundur melihat semua tamu tampak seperti kesurupan. Semua orang berteriak, para pemain gamelan membenturkan kepalanya, para wanita menjambaki rambut dan mencakar-cakar wajah. Di tengah kekacauan itu, akhirnya Sugik dapat melihat wajah sang mempelai pria. Ia berdiri gagah dengan mengenakan pakaian khas Jawa. Hanya saja, tidak ada kepala di atas tubuh yang gagah itu.
Melalui novel ini SimpleMan mengajak kita untuk menelusuri awal mula dari semua teror yang terjadi. Ini adalah kisah tentang legenda 7 keluarga yang memperebutkan puncak kekayaan dan kehormatan, dengan mengorbankan nyawa banyak orang. Rahasia besar akan terkuak, seiring dengan munculnya sejumlah pertanyaan baru yang semakin menyesatkan.
Apakah kalian sudah siap menyelami masa lalu yang kelam ini? Sembari mempersiapkan diri dan memantapkan hati, jangan lupa untuk membaca terlebih dahulu ulasan novel Janur Ireng ini sampai selesai, ya!
Table of Contents
Profil SimpleMan – Penulis Novel Janur Ireng
Tidak banyak yang mengetahui siapa sosok sebenarnya di balik pengelola akun SimpleMan. Sebab, SimpleMan memang mem-branding dirinya secara misterius. SimpleMan sendiri merupakan nama samaran untuk akun Twitter-nya. Lalu, foto profil akun Twitter-nya itu juga bukan merupakan wajah aslinya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, SimpleMan sedikit memberi petunjuk terkait identitas asli dirinya.
SimpleMan pernah menyatakan bahwa ia hanya orang biasa yang tinggal di daerah kabupaten. Ia tak menjelaskan lebih lanjut tentang kabupaten mana yang dimaksud. SimpleMan juga menjelaskan niat awalnya membuat akun Twitter tersebut hanya untuk menuliskan cerita pengalamannya sendiri, juga pengalaman orang-orang di sekitarnya, dengan tujuan untuk menghibur dan memberi pembelajaran. Ia tidak pernah menduga bahwa akun Twitter dan ceritanya itu membawanya menjadi populer.
Dilansir dari YouTube MD Pictures, SimpleMan masih akan merahasiakan identitas aslinya, juga wajahnya. Dari wawancara tersebut, hanya diketahui bahwa SimpleMan adalh pria yang kira-kira masih berusia sekitar 20-an tahun. Dalam wawancara bersama MD Pictures, SimpleMan menjawab beberapa pertanyaan terkait asal-usul kisah KKN Desa Penari yang sering dipertanyakan.
Ia menyatakan bahwa cerita KKN di Desa Penari yang menjadi kisah horor paling laris itu diperoleh dari teman ibunya. Ia tidak memaksa semua orang untuk percaya bahwa kisah tersebut adalah kisah nyata. Ia hanya mencoba menuliskan kisah yang pernah ia dengar dari orang di sekitarnya.
Lagipula, kisah KKN Desa Penari juga tidak merugikan pihak mana pun. SimpleMan menyamarkan dan merahasiakan seluruh nama korban, desa, dan informasi asli lainnya yang ia peroleh. Kisah KKN Desa Penari dan kisah-kisah selanjutnya yang ia tulis murni ditujukan untuk menghibur dan memberikan pembelajaran saja.
Sinopsis Novel Janur Ireng
Atmojo dan Kuncoro merupakan musuh bebuyutan yang merupakan bagian dari Trah Pitu atau 7 keluarga yang memperebutkan puncak kekayaan dan kehormatan. Latar waktu dalam kisah ini terjadi sebelum tragedi Sewu Dino, di mana Dela menjadi salah satu korban dari santet yang dikirim oleh salah satu dari anggota Kuncoro yang ingin balas dendam.
Sebelum Sewu Dino, keluarga Atmojo membantai keluarga Kuncoro sampai keturunan terakhirnya dengan menggunakan. Namun, salah satu anggota keluarga Kuncoro, Sabdo, mampu menangkal santet itu dan kemudian mengirimkan balik santet sampai menimpa Dela Atmojo. Sementara itu, dalam kisah ini kita akan mengikuti perjalanan Sugik, seorang supir keluarga Karsa Atmojo yang ternyata merupakan anak dari hasil perselingkuhan yang dijebak untuk bekerja di keluarga Arjo Kuncoro.
Arjo Kuncoro adalah salah satu bagian dari Trah Pitoe, yang dianggap sebagai salah satu keluarga paling kuat dan memiliki ingon-ingon yang disebut sebagai Canguk Songo. Canguk Songo merupakan sejenis bangsa makhluk halus yang mengabdi kepada manusia dengan imbalan. Dalam kisah ini, diketahui bahwa Canguk Songo meminta imbalan untuk bersetubuh dengan istri Arjo Kuncoro.
Janur Ireng atau yang berarti Janur Hitam merupakan kisah asal mula tragedi kutukan santet 1000 hari yang disebut sebagai alat yang merenggut nyawa keluarga Kuncoro. Kedua anak lelaki Arjo, yakni Pras Anum dan Batra Kuncoro ternyata tak mampu menjadi pewaris yang bisa menjadi perantara bagi turunnya Canguk Songo. Sosok yang dipilih oleh Canguk Songo adalah Sabdo Kuncoro.
Hal ini membuat kedua pemuda itu merasa marah, kecewa, dan juga cemburu kepada Sabdo. Sedangkan, Intan Kuncoro menjadi bersimpati dan kemudian jatuh hati kepada Sabdo. Sabdo Kuncoro harus menjalani berbagai ritual untuk menjadi penerus Canguk Songo di dalam keluarga Kuncoro.
Meskipun dalam hati Sabdo, sebenarnya ia membenci Arjo, karena ia menjadi penyebab kedua orang tuanya meninggal. Maka dari itu, secara terpaksa Sabdo harus menuruti. Dalam sejumlah ritual tersebut, Sabdo harus berubah menjadi hewan kambing berwarna hitam atau yang disebut dengan Bokolono, yang kemudian akan dibunuh oleh Arjo.
Cara Arjo membunuh Sabdo alan menentukan cara dia untuk membunuh musuhnya. Jadi musuh-musuh mereka akan mati dengan cara yang sama seperti cara Arjo membunuh Sabdo yang berbentuk kambing hitam itu. Ritual ini terjadi berulang kali dan semakin menambah rasa benci Sabdo kepada Arjo. Oleh sebab itu, Sabdo kemudian memutuskan untuk menyingkirkan Arjo dengan bekerja bersama sejumlah Keluarga Trah Pitoe yang merupakan musuh dari Arjo.
Di lain hal, Sabdo ketahuan melakukan hubungan terlarang dengan Intan Kuncoro yang membuat Intan sampai hamil. Oleh karena itu, kemudian diputuskan bahwa Sabdo harus menikah dengan Intan. Di hari pernikahan mereka, keluarga Trah Pitoe yang bekerja sama dengan Sabdo melakukan serangan ilmu hitam kepada keluarga Kuncoro. Keluarga itu mengkhianati Sabdo, dengan membuat seluruh tamu undangan, juga keluarga Kuncoro mati mengenaskan.
Termasuk juga Intan Kuncoro yang membunuh janin yang terkandung di dalam perutnya dengan tangannya sendiri. Sosok yang selamat dari serangan ilmu hitam ini hanya Sabdo dan Sugik, yang ternyata merupakan orang yang memasang santet di dalam rumah Arjo, karena disuruh oleh Mbah Karsa. Sabdo akhirnya melarikan diri membawa dendam kepada keluarga Karsa yang telah mengkhianati janji, dan menyebabkan mempelai dan calon anaknya mati.
Sedangkan, Sugik kemudian menjadi sopir di kediaman Mbah Karsa, sekaligus untuk mendapatkan perlindungan. Entah bagaimana caranya, Sabdo akhirnya berhasil menguasai santet Sewu Dino dan mengirimkannya ke keluarga Karsa sebagai bentuk pembalasan dendamnya. Namun, santet ini juga kemudian menimpa Dela, cucu dari keturunan terakhir keluarga Atmojo, yang berakhir dengan kondisi yang sangat mengerikan.
Kelebihan Novel Janur Ireng
SimpleMan menuliskan kisah ini dengan kompleksitas yang seru. Cara SimpleMan menuliskan kisah horor ini seperti kisah fantasi yang penuh misteri dan pertumpahan darah. Kisah Janur Ireng ini kerap membuat pembaca berpikir untuk menjawab segala pertanyaan dalam benaknya. Kisah Janur Ireng ini dinilai berbeda dengan kisah-kisah horor lainnya.
SimpleMan juga dinilai berhasil membangun karakter di cerita ini. Karakter para tokohnya unik dengan keekstremannya masing-masing. Setiap karakter tersebut sangat kuat hingga membuat pembaca sampai geleng-geleng kepala, terkejut, bahkan bertanya-tanya. SimpleMan juga tidak secara jelas membagi tokoh protagonis dan antagonis, sehingga para pembaca kerap menebak-nebak sebenarnya siapa tokoh yang baik dalam kisah ini.
Dalam kisah Janur Ireng ini, pembaca bisa mendapati budaya Jawa yang sangat kental mendominasi cerita ini. Oleh karena itu, pembaca juga dapat mempelajari sejumlah budaya Jawa melalui kisah ini. Selain itu, kisah Janur Ireng ini juga sarat akan makna yang dapat menjadi pembelajaran bagi para pembaca.
Secara keseluruhan, novel Janur Ireng ini dapat menjadi pilihan yang tepat bagi anda yang memiliki banyak pertanyaan dari kisah Sewu Dino. Juga, bagi anda yang menginginkan membaca kisah horor yang berbeda, menegangkan, dan mampu membuat bulu kuduk anda merinding.
Kekurangan Novel Janur Ireng
Selain kelebihan, novel Janur Ireng ini juga memiliki kekurangan. Sejumlah pembaca menemukan kendala dalam membaca kisah ini, karena tokoh yang terlalu banyak. Juga, dikarenakan kisah ini merupakan lanjutan dari thread kisah Sewu Dino, pembaca merasa butuh bolak balik mengingat kejadian Sewu Dino. Maka dari itu, disarankan juga untuk membaca kisah Sewu Dino terlebih dahulu sebelum membaca kisah Janur Ireng ini.
Pesan Moral Novel Janur Ireng
Dari kisah Janur Ireng ini kita dapat belajar untuk tidak berkhianat, tepati janji yang telah anda buat. Sebab, berkhianat adalah tindakan yang tidak baik dan tidak akan pernah benar. Dari kisah ini, kita dapat mengetahui bahwa berkhianat berisiko besar, karena pasti akan menyakiti orang lain.
Melalui kisah ini kita juga bisa belajar untuk tidak terlibat dengan ilmu hitam. Ilmu hitam mungkin dapat mengabulkan keinginan kita dalam waktu yang singkat, tetapi ilmu hitam juga sangat berisiko dan tidak benar. Ilmu hitam bertentangan dengan pengajaran dari Tuhan.
Kisah Janur Ireng juga mengajarkan kita untuk hendaknya tidak menyimpan dendam. Sebab, dendam dapat menjadi penyakit hati yang membawa kita kepada dosa dan perbuatan buruk. Membalas dendam tidak akan mengubah kenyataan juga, tetapi hanya memuaskan ego sesaat.
Nah, itu dia Grameds ulasan novel Janur Ireng karya SimpleMan. Apakah kalian sudah siap menelusuri kisah menyeramkan ini? Bagi kalian yang sudah siap, kalian bisa mendapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Bahasa Inggris
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Rekomendasi Buku Hukum Pidana
- Rekomendasi Buku Tentang Manajemen
- Rekomendasi Buku Tentang Mental Health
- Rekomendasi Buku Tentang Wanita
- Rekomendasi Buku Tentang Zakat
- Rekomendasi Buku Karya Buya Hamka
- Review Novel Parable
- Review Novel Pacarku Presiden Mahasiswa
- Review Novel Juandara
- Review Girls in The Dark Akiyoshi Rikako
- Review Novel Laut Tengah
- Resensi Buku Berdamai Dengan Takdir
- Review Novel Izana
- Review Novel Kata by Rintik Sendu
- Review Novel Darka
- Review Novel Janshen
- Review Novel Alone
- Review Novel Harga Diri Sang Pengacara Tampan
- Review Novel Silent Demon
- Review Komik Frieren
- Review Komik Tintin
- Review Novel Unwanted Bond
- Review Novel Bara
- Review Novel Seperti Hujan Yang Jatuh Ke Bumi
- Review Novel The Name of The Game
- Review Novel Dear J
- Review Buku Grey dan Jingga The Twilight
- Review Novel The Grumpy
- Sinopsis Novel Pembunuhan di Kingfisher
- Review Buku Anne of Green Gables
- Review Buku Tiga dalam Kayu
- Review Buku Cinta yang Tak Biasa
- Review Novel Segi Tiga
- Review Novel The Woman in the Window
- Review Novel Starstuck Syndrome
- Review Novel Rindu yang Baik untuk Kisah yang Pelik
- Review Novel Janur Ireng
- Review Novel Journal Of Terror
- Review Novel Keeping Up With The Kims
- Review Novel Modus
- Review Buku EXO Salah Gaul