Supernova 3: Petir (2004) – Dewi Lestari atau lebih akrab dikenal sebagai Dee Lestari adalah seorang penulis yang mengawali karirnya dengan menerbitkan novel seri Supernova. Selain menulis seri Supernova, ada banyak novel karya Dee Lestari yang cukup terkenal lainnya seperti Filosofi Kopi, Madre, Rectoverso dan lainnya. Akan tetapi, karya Dee Lestari yang mendapatkan sambutan cukup hangat adalah seri Supernova 1,2 dan 3.
Setiap seri dari novel Supernova memiliki plot atau alur cerita yang menarik, sehingga membuat pembaca ingin terus mengikuti cerita dari setiap tokoh dalam seri novel ini. Melalui laman resmi GoodReads, novel Supernova 3: Petir (2004) mendapatkan rating 3.94 dari 4 bintang. Nyaris sempurna! Penasaran dengan plot cerita dari novel ini dan seputar novel Supernova 3: Petir?
Table of Contents
Tentang Penulis Supernova 3: Petir (2004)
Dewi Lestari Simangunsong atau Dee Lestari adalah seorang penyanyi dan penulis asal Indonesia. Sebelum dikenal dengan novel-novelnya, Dee Lestari lebih dulu dikenal sebagai seorang penyanyi yang tergabung dalam grup trio Rida Sita Dewi atau RSD.
Sejak kecil, Dee Lestari sudah akrab dengan musik karena ayahnya yang berprofesi sebagai TNI belajar piano secara otodidak. Alhasil, dua saudari Dee yang lain pun menjadi pemain musik profesional.
Sebelum bergabung dengan grup trio RSD, Dee Lestari pernah menjadi backing vokal untuk Java Jive, Chrisye serta Iwa K. Lalu, pada bulan Mei tahun 1994 barulah Dee Lestari bergabung dengan RSD yang diprakarsai oleh Adjie Soetama dan Adi Adrian.
Trio RSD meluncurkan album perdananya berjudul “Antara Kita” yang rilis pada tahun 1995 dan kemudian dilanjutkan dengan album Bertiga pada tahun 1997. Lalu, RSD berkiprah dalam musik Indonesia di bawah label Sony Music Indonesia dengan merilis album Satu yang rilis pada tahun 1999.
Selain berjaya melalui karirnya menjadi penyanyi, Dee Lestari tentu saja memiliki karir cemerlang sebagai penulis. Novel pertama yang ia tulis dan yang diterbitkan adalah seri Supernova. Novel pertamanya adalah Supernova 1: Kesatria, Putri & Bintang Jatuh.
Dari novel pertamanya ini, Dee Lestari berhasil menjual 12.000 eksemplar buku dalam tempo 35 hari, novel Supernova 1 berhasil terjual kurang lebih sebanyak 75.000 eksemplar.
Setelah berhasil di Indonesia, Dee Lestari pun berusaha meraih pasar internasional dengan merilis buku Supernova versi bahasa Inggris dengan menggaet salah satu penerjemah karya sastra Indonesia terkenal yaitu Harry Aveling yang biasa menerjemahkan karya sastra bahasa Indonesia dalam bahasa Inggris.
Kemudian, pada tahun 2002, Dee Lestari kembali menerbitkan seri kedua dari novel Supernova yang berjudul Akar. Seri kedua ini sempat mendapatkan protes dari masyarakat Hindu yang merasa tidak terima dengan dicantumkannya aksara suci Omkara atau Aum sebagai cover buku Supernova.
Oleh karena itu, Dee Lestari kemudian berhenti mencantumkan lambang Omkara atau Aum sebagai cover buku Supernova 2: Akar pada cetakan selanjutnya. Pada tahun 2005, Dee Lestari merilis novel ketiga dari seri Supernova yaitu Supernova 3: Petir.
Kisah di seri Supernova 3 ini masih berkaitan dengan cerita dari kisah Supernova 1 dan 2 sebelumnya. Hanya saja, Dee Lestari memasukkan empat tokoh baru dalam novel Supernova 3: Petir. Salah satu tokoh terbaru adalah elektra sebagai tokoh sentral pada novel tersebut.
Setelah menyelesaikan seri novel Supernova dengan tiga seri tersebut, Dee Lestari sempat vakum dan beristirahat sejenak dari menulis buku. Lalu, pada bulan Agustus 2008, Dee Lestari kembali merilis novel terbarunya berjudul Rectoverso.
Novel Rectoverso adalah sebuah buku yang menjadi perpaduan antara fiksi dan musik. Tema yang diusung dalam buku ini adalah Sentuh Hati dari Dua Sisi. Rectoverso adalah sebuah istilah untuk dua citra yang seolah-olah terpisah, tetapi sebenarnya menjadi satu kesatuan dan saling melengkapi.
Buku Rectoverso terdiri dari 11 fiksi serta 11 lagu yang semuanya saling berhubungan. Judul dari buku ini adalah Dengar Fiksinya, Baca Musiknya. Kemudian, pada tahun 2009 bulan Agustus, Dee Lestari kembali menerbitkan novel berjudul Perahu Kertas.
Lalu, pada tahun 2012, Dee Lestari kembali mengeluarkan novel keempat dari seri Supernova yang berjudul Supernova 4: Partikel dengan tokoh utama dalam novel tersebut bernama Zarah. Pada Oktober 2014, Dee Lestari kembali melanjutkan seri novel Supernovanya berjudul Supernova 5: Gelombang dengan tokoh utama Alfa.
Kemudian, pada tanggal 26 Februari 2016, Dee Lestari merilis seri Supernova terakhir. Supernova 6: Intelegensi Embun Pagi (IEP). Dari seri terakhir novel Supernova, Dee Lestari sempat membuka Pre-Order buku yang bertandatangan, kemudian merilis dan memasarkannya secara umum setelah itu.
Plot Cerita Novel Supernova 3: Petir
- Penulis : Dee Lestari
- Penerbit : Bentang Pustaka
- Jumlah Halaman : 336
- Tanggal Terbit : 8 Juni 2014
- Bahasa : Indonesia
Kisah dimulai ketika ada potongan cerita yang ada pada sebuah novel Supernova 1: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh. Pasangan gay Reuben dan Dimas merayakan hari jadi mereka yang ke-12 di tahun 2003. Mereka merayakan hari jadi tersebut dengan berbagai macam ketegangan, keretakan yang dimulai ketika Reuben tidak sengaja lupa tanggal hari jadi mereka.
Kemudian, Dimas memutuskan untuk tidak memberi kado pada Reuben. Ketika termenung di depan laptopnya di sebuah kafe yang berada di Jakarta, Dimas kemudian menemukan sebuah surel dari Gio Alvarado dengan judul email Diva Anastasia.
Diva adalah seorang tokoh yang dia dan Reuben garap dua tahun lalu. Gio memberitahukan berita pada Dimas bahwa Diva hilang di hutan Amazon dan meminta serta mengharapkan bantuan dari orang-orang yang ada dalam kontak Diva untuk membantu menemukan Diva.
Mengetahui hal ini, Dimas akhirnya memutuskan untuk memberitahu Reuben perihal hilangnya Diva. Cerita kemudian beralih pada masa silam, dua tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2001.
Elektra adalah seorang perempuan muda keturunan Tionghoa dan Indonesia yang baru saja kehilangan ayahnya bernama Wijaya atau Dedi karena penyakit stroke. Karena hal itu, Elektra pun terpaksa hidup sebatang kara sambil menyelesaikan urusan administrasi toko elektronik dari keluarga Wijaya.
Tokoh Elektra menceritakan lika-liku kehidupan keluarganya mulai dari ketika sang ibunya wafat hingga membuat sang ayah menjadi jarang pergi ke gereja. Lalu, kisah tentang Dedi yang tersetrum oleh listrik dengan kekuatan tinggi tanpa terluka sedikit pun.
Hidup seorang Elektra diceritakan penuh dengan kebosanan yang diguncang ketika ia menyetrum seorang dukun perempuan yang ia harapkan dapat menyembuhkan penyakit epilepsinya.
Meskipun, ia menemui banyak kejadian aneh, Elektra memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Ibu Sati yaitu seorang praktisi yoga yang berasal dari India yang mengajarkan Elektra cara melakukan meditasi.
Suatu hari, Elektra bertemu dengan teman masa kuliahnya bernama Beatrix yang akhirnya membuat Elektra mengenal obrolan daring atau online. Dengan bantuan dari Beatrix dan Kewoy, Elektra pun berhasil membeli sebuah komputer pribadi.
Kemudian, ia membangun sebuah perusahaan swasta karena dorongan dari Ibu Sati. Perusahaan milik Elektra melayani home theater, PlayStation, internet hingga makanan. Setelah mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, Elektra berhasil melakukan renovasi besar-besaran pada tokoh milik ayahnya dan mengubah nama toko tersebut.
Ketika hidupnya mulai berjalan dengan baik dan lancar, tiba-tiba Elektra kembali diguncang dengan cobaan penyakit epilepsinya yang mulai kambuh. Orang-orang di sekitarnya pun berusaha menolong Elektra, tetapi ia justru menyetrum teman-temannya.
Rupanya setelah ditelusuri lebih dalam lagi, Elektra selama ini tidak memiliki penyakit epilepsi. Justru, ia memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan energi listrik dari tubuhnya dengan ketegangan yang cukup besar. Bagaimana bisa Elektra mendapatkan kekuatan tersebut?
Setelah menyadari kekuatannya, Elektra pun mulai menggunakan kekuatannya untuk tujuan yang baik seperti membantu menyembuhkan orang. Dalam lanjutan epilog kisah seri Supernova 3: Petir, cerita akan kembali ke tahun 2003. Kemudian, Elektra Pop akan dikunjungi oleh sepupu Mpret, Bong yang sudah lama tidak ia lihat selama 12 tahun.
Ketika reuni, Bong akhirnya bertemu dengan Elektra dan memintanya untuk membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan. Sementara itu, di Jakarta pasangan gay Dimas dan Reuben mendapatkan surel dari Gio Alvarado yang melaporkan berita kehilangan Diva Anastasia. Akan tetapi, Dimas dan Reuben tidak pernah mengenal sosok Diva Anastasi secara langsung.
Penasaran dengan kelanjutan kisah Elektra? Bagaimana cara Elektra memperoleh kekuatan listriknya dan bagaimana ia membantu orang lain dengan kekuatan tersebut? Bagaimana nasib perusahaan yang ia bangun? Lalu, misteri semacam apa di balik nama Diva Anastasia?
Jika tertarik untuk mengetahui kelanjutan kisah dari Elektra, Diva Anastasia, Dimas dan Reuben, Grameds bisa membaca novel Supernova 3: Petir dan membeli bukunya di gramedia.com.
Ulasan Novel Supernova 3: Petir (2004)
Apabila masih ragu untuk membeli novel Supernova 3: Petir, Grameds bisa simak ulasan dari novel Supernova lewat laman resmi GoodReads yang ditulis oleh pembaca novel ini.
Melalui laman resmi GoodReads, novel Supernova 3: Petir mendapatkan rating 3.94 dari 4 bintang. Rating yang nyaris sempurna bukan? Mengapa novel ini mendapatkan rating yang begitu tinggi?
Rupanya para pembaca menilai bahwa novel ini adalah seri Supernova yang paling lucu dan ringan untuk dibaca dibandingkan dua seri Supernova sebelumnya. Selain itu, pembaca juga menilai bahwa mereka bisa membaca buku ini dengan senang tanpa perlu berpikir keras. Tidak seperti novel-novel sebelumnya, seri Supernova yang satu ini tidak banyak menggunakan istilah sains yang sulit untuk dipahami.
Dee Lestari berhasil menyampaikan cerita yang dapat dinikmati oleh pembaca. Penamaan tokoh Elektra sebagai tokoh sentral dalam versi ini juga dianggap sebagai suatu hal yang menyegarkan dari sebuah novel fiksi karya Dee seri Supernova.
Melalui seri ketiga ini, pembaca bahkan menilai bahwa Dee Lestari akhirnya bisa menunjukan kemampuan menulisnya yang baik dan imajinatif dengan penyampaian yang baik pula. Kemudian, Dee Lestari juga menjelaskan dengan detail tentang latar tempat Bandung yang membuat kisah dari novel ini relatable.
Dee Lestari berhasil memberikan kejutan-kejutan plot cerita melalui seri Supernova 3: Petir. Buku ini cocok bagi Grameds yang ingin membaca buku yang ringan ketika mengalami hari yang cukup berat.
Di balik kisah jenaka Elektra, Dee Lestari tentu saja tidak lupa mencantumkan beberapa quote penggugah jiwa pembacanya. Seperti quotes satu ini, “yang menjadi suatu persoalan bukanlah apa yang kita tanyakan, akan tetapi bagaimana kita bisa mendengar jawaban itu.” atau quotes satu ini, “ternyata hidup tidak akan membiarkan satu orang pun lolos untuk hanya menjadi penonton. Semua harus mencicipi ombak.”
Hal yang Membedakan Novel Supernova 3: Petir dengan seri Supernova lainnya
Apa yang membedakan novel Supernova 3: Petir dari dua seri Supernova yang lainnya?
Pertama
Supernova 3: Petir tidak seperti novel seri Supernova yang pertama yang dipenuhi dengan banyak istilah rumit dan sulit untuk dipahami oleh para pembaca awam. Pada seri ini, Dee Lestari tidak banyak memberikan istilah saintek yang rumit, sehingga banyak pembaca merasa novel ini lebih ringan sekaligus menyenangkan untuk dibaca.
Kedua
Novel Supernova 3: Petir tidak banyak menggunakan latar tempat seperti pada seri yang lain. Dee Lestari melalui novel ini hanya fokus pada satu latar tempat saja di Indonesia lebih tepatnya di kota Bandung.
Meskipun, hanya menggunakan latar tempat tunggal, tetapi kota Bandung yang dijadikan sebagai latar dalam novel ini cukup spesial. Setidaknya bagi sang penulis yaitu Dee Lestari, karena Bandung adalah kampung halamannya. Mungkin karena hal ini pula, banyak pembaca yang merasa relate dengan penggambaran kota Bandung menurut Dee.
Ketiga
Pada seri novel Supernova kedua, Dee Lestari banyak mewarnai percakapan para tokoh dengan bahasa Inggris, sebab, beberapa tokohnya adalah seorang bule. Pada seri ketiga ini, Dee Lestari memenuhi percakapan dengan bahasa orang pinggiran yang cenderung sedikit kasar, tetapi terasa lebih dekat dan hangat bagi pembacanya.
Keempat
Dibandingkan dengan seri Supernova yang lainnya, Supernova 3: Petir ini adalah novel Supernova yang paling tipis dan memiliki halaman paling sedikit. Bagi Grameds yang biasa membaca buku dengan cepat, mungkin akan mudah untuk menyelesaikan seri Supernova 3: Petir.
Kelima
Jika dilihat melalui laman resmi GoodReads, beberapa pembaca mengomentari gaya penulisan Dee Lestari yang terkesan hanya menuliskan apa yang ia pikirkan, tanpa melakukan proses editing sebelum menerbitkanya. Hal ini berbeda dari Supernova 3: Petir, sebab gaya penulisan Dee Lestari lebih santai dan terlihat sangat menikmati proses menulis seri ketiga ini.
Sebagai tambahan informasi, selain tokoh Elektra yang jenaka dan menjadi tokoh sentral dalam Supernova 3: Petir (2004), ada tokoh lain bernama Mpret yang cukup spesial. Tokoh Mpret adalah salah satu teman Elektra yang membantu Elektra membangun perusahaan swastanya.
Mpret digambarkan sebagai seorang pria yang pintar atau jenius, ia adalah sosok yang lincah, urakan dan memiliki banyak teman. Selain itu, ia adalah sosok laki-laki yang cuek, tetapi memiliki paras rupawan walaupun jarang mandi.
Lalu, apa yang membuat tokoh Mpret ini spesial? Jika ingin tahu, Grameds bisa langsung membaca novel Supernova 3: Petir ya!
Grameds bisa membeli novel Supernova 3: Petir di gramedia.com atau di outlet Gramedia terdekat yang ada di sekitar rumah Grameds. Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan buku-buku karya Dee Lestari termasuk seri Supernova yang menjadi best seller.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Jangan ragu untuk membeli buku-buku Dee Lestari atau novel lain karya penulis Indonesia di gramedia.com. Karena dijamin bukunya pasti original dan berkualitas. Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan baca bukunya sekarang juga ya!
Penulis: Khansa
BACA JUGA:
- Rekomendasi Novel Fantasi Seru Terbaik
- 8 Rekomendasi Light Novel Paling Seru di Gramedia
- Rekomendasi Novel Terbaru & Terbaik yang Bagus
- Review Novel The Midnight Library Karya Matt Haig
- Review Novel Eragon Karya Christoper Paolini
- Review Buku “The Secret” by Rhonda Byrne
- Review Novel My Youth
- Review Novel The Love Hypothesis
- Review Novel Lavender
- Review Novel Real Face
- Review Novel IPA dan IPS
- Review Novel Bumi dan Lukanya
- Review Novel Supernova 1
- Review Novel Supernova 2
- Review Novel Supernova 3
- Review Novel Miss Marple's Final Cases
- Review Novel Aroma Karsa
- Review Buku Ayana, Journey to Islam
- Review Buku Home Body
- Review Novel All the Light We Cannot See
- Review Buku Matilda
- Review Novel Orang Berikut Yang Kaujumpai Di Surga
- Buku 24 Jam Bersama Gaspar
- Review Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah
- Review Novel Three Dark Crowns
- Review Novel The Old Man and the Sea
- Review Novel Midnight Sun
- Review Novel Circe
- Review Because You Love to Hate Me
- Review Novel The Kudryavka Sequence
- Review Novel Confessions
- Review Novel Kitchen
- Review Novel Burning
- Review The Chronicles of Narnia Series
- Review Novel Weathering With You
- Review Novel Rich People Problems
- Review Novel Guns, Germs dan Steel
- Review Novel Siege and Storm
- Review Novel Absolute Justice
- Review Novel Silam