Bagi para penggemar kisah horror, mungkin sudah tak asing lagi dengan novel Ranjat Kembang ini. Novel Ranjat Kembang adalah buku kedua yang ditulis oleh SimpleMan, setelah buku sebelumnya yang berjudul “KKN di Desa Penari” sukses di pasaran. Siapa yang tidak tau kisah KKN Desa Penari? Kisah horror yang mulanya dipublikasi dalam bentuk sebuah thread Twitter, dan pada akhirnya ditulis menjadi sebuah buku, dan belum lama ini baru dirilis dalam bentuk film layar lebar.
Novel Ranjat Kembang merupakan kisah spin off dari novel Sewu Dino dan Janur Ireng. Novel Ranjat Kembang menjadi buku ketiga dari novel saga Trah Pitoe atau legenda 7 keluarga yang memperebutkan puncak kekayaan dan kehormatan. Cetakan terbaru novel Ranjat Kembang diterbitkan oleh penerbit Bukune pada awal April 2021. Novel dengan total 400 halaman ini kembali dengan kisah tanah Jawa yang terinspirasi dari kisah nyata.
Ranjat Kembang akan menceritakan bagaimana Dela Atmojo bertahan hidup setelah sebelumnya selama dua tahun terpungkur akibat terjebak dalam santet kuno yang dimiliki oleh keluarganya sendiri. Dela Atmojo harus mencari tahu misteri yang tersembunyi dibalik gelar yang tersemat pada namanya. Mira dan Dela harus menghadapi teror santet keluarga yang terus memakan korban itu.
Setelah memakan begitu banyak nyawa, perseteruan Trah Pituh menyebar begitu jauh. Santet itu meneror keturunan termuda sampai orang-orang yang berada di luar lingkaran keluarga. Terdapat tiga pintu cerita, yakni Padusan Pituh, Lemah Layat, dan Kembang Wijayakusuma. Pintu ini akan dibuka dan mereka yang berada di dalamnya harus menyelamatkan diri dari jeratan Ranjat Kembang yang mematikan.
Mulai dari trauma masa kecil yang akan terus menghantui Dela Atmojo, kelakuan aneh ibu Mira yang ingin membunuh adiknya sendiri, sampai penugasan Agus dan Ruslan ke sebuah tanah yang ditinggali begitu banyak makhluk gaib. Takdir telah ditentukan, dan nama-nama mereka tercatat di sana. Apakah mereka sanggup melawan itu semua? Atau apakah mungkin setiap langkah yang mereka ambil juga merupakan bagian dari takdir yang pada akhirnya akan menarik mereka kembali ke dalam kegelapan?
Apakah kalian sudah siap untuk menyelami kisah yang mengerikan dan kompleks ini? Sambil mempersiapkan diri, baca dulu artikel ini sampai selesai, ya! Supaya Grameds bisa mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai novel Ranjat Kembang ini. Selamat membaca!
Table of Contents
Profil SimpleMan – Penulis Novel Ranjat Kembang
Tidak banyak yang mengetahui siapa sosok sebenarnya di balik pengelola akun SimpleMan. Sebab, SimpleMan memang mem-branding dirinya secara misterius. SimpleMan sendiri merupakan nama samaran untuk akun Twitter-nya. Lalu, foto profil akun Twitter-nya itu juga bukan merupakan wajah aslinya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, SimpleMan sedikit memberi petunjuk terkait identitas asli dirinya.
SimpleMan pernah menyatakan bahwa ia hanya orang biasa yang tinggal di daerah kabupaten. Ia tak menjelaskan lebih lanjut tentang kabupaten mana yang dimaksud. SimpleMan juga menjelaskan niat awalnya membuat akun Twitter tersebut hanya untuk menuliskan cerita pengalamannya sendiri, juga pengalaman orang-orang di sekitarnya, dengan tujuan untuk menghibur dan memberi pembelajaran. Ia tidak pernah menduga bahwa akun Twitter dan ceritanya itu membawanya menjadi populer.
Dilansir dari YouTube MD Pictures, SimpleMan masih akan merahasiakan identitas aslinya, juga wajahnya. Dari wawancara tersebut, hanya diketahui bahwa SimpleMan adalh pria yang kira-kira masih berusia sekitar 20-an tahun. Dalam wawancara bersama MD Pictures, SimpleMan menjawab beberapa pertanyaan terkait asal-usul kisah KKN Desa Penari yang sering dipertanyakan.
Ia menyatakan bahwa cerita KKN di Desa Penari yang menjadi kisah horor paling laris itu diperoleh dari teman ibunya. Ia tidak memaksa semua orang untuk percaya bahwa kisah tersebut adalah kisah nyata. Ia hanya mencoba menuliskan kisah yang pernah ia dengar dari orang di sekitarnya.
Lagipula, kisah KKN Desa Penari juga tidak merugikan pihak mana pun. SimpleMan menyamarkan dan merahasiakan seluruh nama korban, desa, dan informasi asli lainnya yang ia peroleh. Kisah KKN Desa Penari dan kisah-kisah selanjutnya yang ia tulis murni ditujukan untuk menghibur dan memberikan pembelajaran saja.
Sinopsis Novel Ranjat Kembang
Cerita ini dimulai dengan kilas balik ke masa kecil Dela Atmojo yang melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana ibu kandungnya mati bunuh diri dengan menembakkan pistol ke dalam mulutnya. Setelah insiden kematian sang ibu, menandakan bahwa Dela Atmojo merupakan penerus tahta dari Keluarga Atmojo yang kerap disebut sebagai Trah Angkara. Di dalam Keluarga Atmojo, keturunan perempuan yang di dalam darahnya mengalir sebagai penerus Trah Angkara akan mewarisi para jin peliharaan atau ingon Atmojo yang disebut sebagai Sengarturih dan Bonorogo.
Sengarturih dan Bonorogo merupakan 2 jenis ingon yang dipelihara oleh Keluarga Atmojo untuk menjalankan tugas pembunuhan dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga Atmojo itu sendiri. Sementara itu, ritual Rogot Nyowo telah dimulai. Seluruh anggota Trah Pitu mulai mempersiapkan tumbal untuk menyelamatkan diri dari Kudro, karena setiap keluarga di Trah Pitu memiliki ingon masing-masing.
Dela mulai mendapatkan sejumlah mimpi mengenai riwayat Keluarga Atmojo dan kekejaman apa yang pernah dilakukan oleh keluarganya itu, serta tujuan mengapa Dela harus menjadi penerus tahta sekaligus majikan baru bagi Sengarturih dan Bonorogo. Dela pun mencari informasi dibalik santet yang menimpa dirinya, juga keluarga besarnya. Namun, semakin Dela Atmojo mencari informasi mengenai seluk beluk dan kekuatan santet kuno yang ada di dalam keluarga, dia malah menemukan begitu banyak rahasia gelap.
Seluruh rahasia gelap itu sudah dilakukan oleh para pendahulunya. Dela pun tertarik ke dalam pusaran perang santet yang ada di antara keluarga besarnya. Tidak hanya itu saja, Dela juga harus bertahan dari ancaman sejumlah musuh gelap dan arti dibalik gelar sebagai penerus Trah Angkara yang mengalir di dalam darahnya dan berada dibalik namanya. Di sisi lain, Mbah Tamin, seorang dukun abdi dari Keluarga Atmojo bekerja dengan bantuan Mayang.
Mereka berdua berusaha memaksa Dela supaya mau menjadi majikan atau induk baru dari 2 ingon itu dengan berbagai cara, mulai dari cara halus hingga cara yang penuh dengan kekejaman. Mayang menjadi salah satu sosok yang unik dan misterius, serta memiliki peran penting dalam Trah Pitu. Mayang memiliki hubungan dan akan selalu ada di setiap cara untuk membangkitkan Kudro, di antaranya Dela, Bayu, Agus, dan seorang jurnalis yang bernama Mira. Entah apa tujuannya, hingga sekarang belum terkuak.
Kelebihan Novel Ranjat Kembang
Bagi Grameds para penggemar kisah horror, pastinya sudah mengetahui bagaimana kualitas cerita yang ditulis SimpleMan. Sebagai novel lanjutan dari novel Sewu Dino dan Janur Ireng, novel Ranjat Kembang ini memiliki sejumlah kelebihan. Premis cerita yang disajikan novel Ranjat Kembang ini tidak sekelam dan se-horror kedua novel pendahulunya, karena berfokus mendukung kisah sebelumnya dengan menuliskan asal-usul santet yang menimpa Dela Atmojo.
Novel Ranjat Kembang ini semakin membuka fakta mengenai legenda Trah Pitu. Cerita Ranjat Kembang saling terkait satu sama lain dengan kedua novel pendahulunya, tetapi juga dapat berdiri sendiri. Maka dari itu, SimpleMan dinilai sangat piawai dalam menuliskan kisah ini.
Kisah Ranjat Kembang ini alur ceritanya cukup kompleks, tetapi mudah untuk dimengerti. SimpleMan dinilai sangat detail dalam menuliskan segala teror, kengerian dari ancaman santet, kisah sejarah Trag Pitu, dan lain sebagainya. Penggambaran yang detail ini mempermudah pembaca dalam memahami kisah ini, juga mampu membuat pembaca bergidik ngeri, merasakan atmosfer mencekam, dan juga kagum.
SimpleMan juga dinilai berhasil dalam membangun karakter para tokoh yang sama kuat dan berbeda-beda. Secara keseluruhan, novel Ranjat Kembang ini menyajikan kisah yang menyeramkan, tetapi nyaman untuk dibaca. Novel ini sangat direkomendasikan bagi kalian para penggemar cerita horor, terutama yang mengikuti novel saga Trah Pitoe.
Kekurangan Novel Ranjat Kembang
Selain kelebihan, novel Ranjat Kembang ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada banyaknya kosakata yang penulisannya salah, juga susunan kalimat yang dinilai kurang tepat. Kemudian, kata ganti orang dalam novel ini juga kerap berubah. Hal ini menimbulkan kendala akibat pembaca merasa bingung.
Pesan Moral Novel Ranjat Kembang
Melalui kisah Ranjat Kembang ini, kita dapat mengetahui bahwa apapun dapat terjadi, semua orang suatu saat nanti akan mati. Kemudian, di dunia ini sesungguhnya tidak ada yang benar-benar baik, juga tidak ada yang sepenuhnya jahat. Masing-masing hanya memiliki tujuan yang berbeda, yang ingin diraih. Ada sebagian orang yang ingin tetap berkuasa, ada juga yang ingin menggulingkan kekuasaan dan menjadi penguasa, kemudian ada juga yang ingin menyingkirkan pesaing, dan ada yang ingin hidup sejahtera, aman, dan tidak celaka.
Ada bermacam-macam tipe manusia. Namun, sejatinya mereka semua memiliki satu kesamaan. Mereka akan rela melakukan apapun demi bisa mencapai tujuan mereka. Walaupun itu hal gila yang kita anggap tabu atau jahat. Hal ini dinilai sebagai sifat dasar manusia. Namun, hal tersebut tidak baik, karena hanya memenuhi tujuan pribadi atau egois.
Sebagai manusia yang memiliki akal pikiran dan beradab, sebaiknya berpikir secara jangka panjang sebelum bertindak. Pertimbangkan segala hal yang mungkin dapat membawa dampak buruk bagi diri anda, juga bagi orang di sekitar anda. Hindari pikiran egois demi mendapatkan kesenangan semata yang bersifat fana.
Nah, itu dia Grameds ulasan novel Ranjat Kembang karya SimpleMan. Gimana? Apakah kalian sudah siap menyelami masa lalu kelam bersama Dela Atmojo? Jika sudah, yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com.
Selain novel Ranjat Kembang, Gramedia.com juga menyediakan banyak novel lainnya, dalam genre lain, jenis buku lain, bahkan juga kebutuhan sehari-hari anda. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi yang terbaik dan terlengkap bagi anda. Selamat membaca!
Rating: 4.18
- Review Novel My Youth
- Review Novel Membunuh Commendatore
- Review Novel Misteri Pasukan Cambyses
- Review Novel Some Kind of Summer
- Review Novel Tales of Mystery and Terror
- Review Novel Hujan Bulan Juni
- Review Novel The Woman in Cabin 10
- Review Buku Jalan Panjang untuk Pulang
- Review Novel Sewu Dino
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Misteri Buket Bunga Kematian
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Misteri Nona Bertangan Kidal
- Review Novel Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Kasus Hilangnya Sang Marquess
- Review Novel Ranjat Kembang
- Review Novel Urban Thriller: Playing Victim
- Review Novel The Dead Returns
- Review Novel And The There Were None (Lalu Semuanya Lenyap)
- Review Novel Kelab dalam Swalayan
- Review Novel Pocong Gundul
- Review Murder At Shijinso
- Review Novel Karavansara
- Review Novel A Thousand Splendid Suns
- Review Buku The Joy Of Missing Out
- Review Buku Limitless
- Review Novel Midnight Restaurant
- Review Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
- Review Novel Pembunuhan di Nihonbashi
- Review Novel Pertempuran Lain Dropadi
- Review Buku Sepotong Hati di Angkringan