Siapa diantara kalian yang kalau anaknya salah, malah dibentak dan dimarahi? Buat kamu semua yang masih melakukan hal tersebut, alangkah lebih baik kamu baca artikel ini sampai selesai ya.
Banyak cara untuk mendidik anak loh. Beberapa diantaranya adalah dengan metode Montessori. Ternyata, selain metode tersebut, ada juga upaya yang bisa kamu lakukan untuk membuat anak kamu tetap belajar tanpa cara yang rumit. Salah satunya adalah dengan tidak membentak dan meneriaki mereka.
Mungkin ini adalah hal yang sangat sulit untuk kamu lakukan, bukan? Apa lagi jika sudah habis kesabaran dan kamu perlu menghadapi situasi tersebut. Namun, ternyata salah satu cara untuk membuat anak menjadi anak yang baik adalah dengan memerlakukannya dengan baik.
Tidak membuatnya merasa terpojok, tersiksa, dan tersakiti. Jika si anak memang salah, maka tegurlah ia dengan tegas, tetapi tidak meneriakinya dengan suara yang sangat tinggi. Hal ini bisa membuat ia merasa sangat terancam dan memendam emosinya.
Ternyata, sebagai orang tua, kamu juga harus mengerti bagaimana cara untuk membuat anak kamu bisa mengekspresikan emosi yang sedang dirasakan olehnya. Nah, ternyata untuk melakukan hal tersebut, kamu sebagai orang tua juga harus bisa melakukannya sebagai contoh untuk anak kamu.
Artikel kali ini akan membahas lebih detail tentang penjelasan tersebut. Oleh karena itu, tanpa perlu berlama-lama lagi, mari simak dan perhatikan penjelasan di bawah ini yang bisa kamu lakukan sebagai sebuah saran.
Table of Contents
Tentang Buku Mendidik Anak Tanpa Teriakan & Bentakan
Judul: Mendidik Anak Tanpa Teriakan dan Bentakan
Penulis: Ayah Edi
Penerbit: Noura Books Publishing
Tanggal Terbit: 6 Januari 2021
ISBN: 9786232421837
Jumlah Halaman: 200 Halaman
Sinopsis Mendidik Anak Tanpa Teriakan & Bentakan
Rasanya sangat mustahil jika ada orang tua yang sama sekali tidak pernah berteriak ataupun membentak anaknya. Selain itu, celakanya lagi adalah untuk sebagian orang tua, terkadang teriakan dan bentakan malah menjadi sebuah kebiasaan. Padahal pada sejumlah penelitian menyatakan bahwa teriakan dan bentakan justru hanya membuat perilaku anak semakin buruk.
Ternyata dalam buku ini, Ayah Edy (sang penulis) tidak sekedar membantu para orang tua mencari jalan keluar dari kebiasaan buruk dalam berteriak dan membentak anak, tetapi yang lebih penting lagi adalah mencari “jalan ke dalam”.
Kamu akan mempelajari bagaimana cara-cara mengatasi konflik antara orang tua dan juga anak secara benar, hal ini berdasarkan pengalaman Ayah Edy yang telah disusun dalam mendidik anak-anak di rumah dan juga di sekolah.
Review Buku Karya Ayah Edi
Buku Mendidik Anak Tanpa Teriakan dan Bentakan ini merupakan buku karangan dari Ayah Edy. Ia adalah seorang konsultan pengasuhan atau yang biasa kita sebut sebagai parenting. Selain itu, ia adalah penggagas Indonesian Strong For Home (ISFH).
Ayah Edy sendiri telah menulis dan menghasilkan karya lebih dari delapan buku tentang parenting. Saat ini, beliau mendirikan sebuah Ayah Edy Teacher Institute. Ini adalah sebuah sekolah ramah anak sekaligus tempat pelatihan untuk para guru.
Buku Mendidik Anak Tanpa Teriakan dan Bentakan sendiri telah dicetak pada bulan Desember 2020 silam yang diterbitkan oleh Noura Books dan terdiri dari kurang lebih sekitar 193 halaman. Isi buku ini akan lebih membahas kepada dua pokok bahasan yang penting dalam pengasuhan, yaitu anger management dan juga komunikasi yang efektif minus amarah.
Cobalah untuk melihat yang ada disekeliling kamu? Pasti ada saja kejadian dimana ketika menjadi orang tua, kamu merasakan di puncak amarah yang begitu tak terbendung. Jika, kamu pernah mengalaminya, maka buku ini akan mengajak kamu belajar bagaimana cara untuk meredam amarah yang dirasakan dan sudah hampir meledak di kepala.
Selain itu, buku ini menggunakan gaya bahasa yang sangat mudah dimengerti dan santai. Kamu sebagai pembaca tidak akan merasa diperintah atau digurui saat membaca buku ini. Namun, uniknya adalah pesan yang disampaikan tetap tersampaikan.
Kisah-kisah yang kadang kala terjadi disekitar kita menjadi bagian yang terdapat dalam setiap bab buku ini. Terdapat dua cara yang digunakan oleh penulis untuk menjelaskan kisah-kisah tersebut.
Karena yang dituliskan oleh penulis merupakan kisah yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, maka pembaca akan memberikan reflek setuju secara langsung akan cerita tersebut. Penulis menceritakan mengenai bagaimana cara dia dalam mendidik anak. Dimana penulis menerapkan anger management dan komunikasi efektif, sehingga menjadikan penulis yang sebelumnya merupakan seorang ayah yang pemarah hingga berubah menjadi seorang ayah yang penyabar.
Dari cerita yang dituliskan oleh penulis, dapat membuat pembaca menangis akan kisahnya. Dari kisah yang diceritakan dalam buku ini, akan membuat pembaca merenungkan bagaimana kesalahan-kesalah yang telah mereka lakukan selama mendidik anak.
Dimana mereka tahu bahwa marah tidak menjadi suatu solusi terhadap masalah yang terjadi pada seorang anak. Dan pembaca akan menyadari bahwa marah hanyalah menjadi penyakit yang tertanam pada orang tua bahkan pada anak.
Penulis akan mengajak pembaca untuk berpikir melalui pertanyaan mengenai situasi yang bisa saja terjadi pada mereka dalam mendidik anak. Dimana melalui pertanyaan seperti “Mengapa kita marah kepada anak?” yang bisa menjadi bahan untuk pembaca untuk merefleksikan diri, mencari jawaban serta solusi akan kasus tersebut.
Untuk orang tua yang ingin memiliki pola didik yang lembut tanpa adanya amarah, buku ini sangat cocok untuk dibaca. Mengutip tulisan dari penulis bahwa seorang anak akan merasa disayangi bukan dengan amarah, namun dengan cara orang tua mendengarkan dan memahami masalah yang terjadi pada anak tersebut. Maka dari itu, mari kita bersama menjadi orang tua yang baik di mata anak.
Di dalam buku ini membahas mengenai dua bagian utama yaitu anger management dan komunikasi efektif.
Baca juga artikel: Parenting Anak & Prinsip Parenting Pengembangan Karakter
Dalam bagian pertama, dijelaskan jika konflik dan masalah memiliki arti yang berbeda. Konflik itu sendiri merupakan situasi dimana kita dapat memahami dan mengambil makna dari hal tersebut. Untuk dapat memahami diri kita sendiri, kita perlu untuk mengevaluasi faktor apa saja yang dapat membuat kita marah.
Dalam buku ini juga membahas mengenai dampak negatif dari amarah khususnya dampak terhadap anak. Otak dari seorang anak dapat rusak dimana merupakan dampak dari marah serta kata-kata buruk yang dilontarkan pada saat marah itu terjadi. Dimana luka tersebut dapat sebanding dengan luka fisik yang terjadi pada seorang anak.
Dalam buku ini hal yang banyak disukai adalah tentang mind in mind dan catat self-talk, terdapat enam hal yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan amarah.
Pada bagian buku yang membahas Mind in Mind, menggambarkan bagaimana dua pikiran kita saling berbicara satu sama lain, bagaimana antara otak reptil dan otak neokorteks digunakan. Sehingga dapat mengambil keputusan secara bijak jika kita mempraktekkannya.
Dalam bagian buku yang membahas catat self-talk, biasanya penulis sudah banyak melakukannya. Namun setelah melakukan self-talk, pembaca perlu untuk melakukan evaluasi melalui self-therapy.
Setelah kita dapat mengendalikan amarah kita, maka kita baru akan bisa mengoptimalkan cara kita berkomunikasi secara efektif. Terdapat dua langkah bagaimana cara orang tua untuk berkomunikasi secara efektif kepada anak.
Pertama, orang tua bisa dengan berani meminta maaf kepada anak. Langkah kedua yang dapat orang tua lakukan adalah menawarkan perubahan kepada anak untuk menjalin hubungan orang tua dan anak yang lebih baik.
Membuat kesepakatan bersama anak serta menuliskan kesepakatan tersebut menjadi cara yang efektif merubah amarah bagi orang tua. Dan untuk merubah amarah, maka orang tua harus mempraktekkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita serta tips yang terdapat dalam buku ini, membuat orang tua merasa dapat merubah perilaku mereka mendidik seorang anak menjadi lebih baik.
Dari buku ini juga, orang tua mendapatkan ilmu baru mengenai bagaimana cara yang baik untuk orang tua dalam mendidik anak, serta bagaimana cara orang tua menahan amarah dalam mendidik anak dimana itu merupakan kunci dari mendidik anak. Dimana bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dipahami oleh orang tua.
Banyak orang tua yang tidak sabar untuk membaca karya dari penulis lagi untuk bisa mendapatkan tips mengenai cara mendidik anak yang lebih baik.
Rating: 4.33
Baca juga artikel: Cara Mendidik Anak Yang Baik & Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak
Referensi Buku Bacaan
Terdapat beberapa rekomendasi buku yang wajib kamu baca untuk pelajaran mendidik anak adalah:
- Montessori Dunia Anak yang Tak Terlupakan
- Mendidik Anak Tanpa Teriakan dan Bentakan
-
Seni Mendidik Anak Di Era 4.0
-
Mengasah Kecerdasan Emosi Orang Tua Mendidik Anak
-
Because This Is My First Parenting Life: Pengasuhan Dan Permainan Anak
-
The Danish Way Of Parenting
Semua rekomendasi buku di atas dapat kamu pilih sesuai dengan metode dan materi yang ingin kamu terapkan. Oh ya, ternyata dalam mendidik anak tanpa teriak dan bentakan ternyata dibutuhkan pengelolaan emosi dari kamu sebagai orang tua.
Kesimpulan
Kunci utama dalam mendidik anak adalah bagaimana orang tua juga bisa mengontrol sikap dan emosinya. Selain itu, komunikasi yang terjalin antara kamu dan si buah hati juga harus baik. Bahasa yang digunakan haruslah sopan dan mendidik, agar anak kamu juga bisa mengikuti apa yang kamu contohkan dengan baik.
Demikianlah artikel ini, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan membantu ya. Jangan lupa untuk baca artikel menarik lainnya dari Gramedia. Selamat membaca