Cara Mengembangkan Growth Mindset Menurut James Clear – Kita seringkali berpikir bahwa hidup ini serba susah, mau belajar ini susah, mau kerja itu susah, dan cenderung menyalahkan keadaan. Ketika ingin melakukan sesuatu, kita selalu berfikir “bisa nggak, ya?” “kalo gagal, gimana?”, banyak sekali dari kita yang ingin mencoba hal yang baru, tapi takut gagal dan nggak sesuai dengan ekspektasi kita atau yang lebih parahnya lagi takut ditertawakan oleh orang sekitar. Pikiran-pikiran ini selalu menghantui kita, padahal apa yang kita pikirkan belum tentu terjadi jika kita tidak mencobanya. Setelah itu kita seringkali menyesal karena terlalu takut dengan kegagalan dan hal-hal buruk yang belum tentu terjadi. Selain itu, dari ketakutan-ketakutan itu kita seringkali memandang diri kita nggak bisa melakukan suatu tantangan.
Maka dari itu, sebagai seorang manusia, kita harus mempunyai growth mindset. Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk yang terus belajar dan belajar, contohnya pada saat masih bayi secara tidak sadar kita belajar untuk menggerakkan badan kita, bagaimana mengunyah makanan, dari proses itu tentunya kita nggak langsung bisa, pasti ada kegagalan-kegagalan. Ketika gagal, kita tidak langsung menyalahkan diri sendiri, namun menganggap bahwa itu adalah kesempatan untuk belajar, kan? Pola pikir untuk menganggap bahwa ‘kegagalan adalah kesempatan belajar’ sangat membantu manusia untuk berkembang. Pola pikir ini disebut dengan pola pikir berkembang atau growth mindset.
Table of Contents
Apa Itu Growth Mindset?
Menurut Carol Dweck, growth mindset merupakan pola pikir yang didasarkan oleh keyakinan bahwa kualitas seseorang didapatkan dari usaha orang itu sendiri. Pola pikir ini merupakan keterbalikan dari pola pikir fixed mindset di mana seseorang merasa tidak mampu melakukan sesuatu dan berfikir bahwa keberhasilan seseorang didapatkan dari kepintaran atau keberuntungan. Selain itu, orang yang mempunyai fixed mindset cenderung takut terhadap kegagalan, mereka menganggap kegagalan merupakan suatu hal yang traumatis.
Seseorang yang memiliki fixed mindset cenderung mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi daripada orang yang memiliki pola pikir berkembang. Carol Dweck dalam bukunya yang berjudul Mindset menyatakan bahwa orang yang memiliki fixed mindset sering merenungkan masalah dan kegagalan mereka, kemudian menyiksa diri mereka sendiri dengan gagasan bahwa suatu kegagalan berarti mereka tidak kompeten atau tidak layak. Pikiran-pikiran ini terus tertanam di dalam otak mereka sehingga mereka sendiri tidak bisa melepaskannya.
Sehingga, mereka berpikir bahwa tidak ada jalan menuju kesuksesan dan melabeli diri sendiri menjadi orang gagal. Seiring munculnya perasaan tertekan, keberanian mereka dalam bertindak untuk memecahkan masalah semakin berkurang. Misalnya, mereka tidak belajar apa yang mereka seharusnya pelajari, mereka tidak menyerahkan tugas mereka tepat waktu, dan mereka tidak mengikuti tugas mereka.
Meskipun orang yang memiliki growth mindset mengalami depresi, mereka memiliki kebiasaan yang efektif dalam menghadapi masalah, walaupun tekanan dan kegagalan menghantui perasaan atau pikiran mereka, semakin cepat pengambilan keputusan untuk bertindak menghadapi masalah, contohnya seperti memperhatikan apa yang dikerjakan, memastikan kehidupan mereka berjalan lancar seperti biasanya.
Singkatnya, ketika orang percaya pada pola pikir fixed, mereka selalu dihantui oleh kegagalan sehingga menimbulkan rasa kecemasan yang berlebihan. Pola pikir ini mengakibatkan mereka merasa stuck dalam kehidupan mereka dan tidak berkembang. Sebaliknya, meskipun kegagalan juga terasa menyakitkan, jika seseorang memiliki pola pikir berkembang mereka akan tetap berkembang dan akan memperluas kemampuan mereka menuju jalan kesuksesan yang ingin dicapai. Ketika orang percaya kualitas dasar mereka dapat dikembangkan, kegagalan mungkin masih menyakitkan, tetapi kegagalan tidak mendefinisikan diri mereka.
Selain itu, ada fakta menarik bahwa orang dengan fixed mindset tertarik dengan feedback yang diberikan. Gelombang otak mereka menunjukkan bahwa mereka memperhatikan dengan seksama ketika orang lain memberitahu apakah jawaban mereka benar atau salah. Tetapi ketika mereka disajikan dengan informasi yang dapat membantu mereka belajar, mereka tidak tertarik. Bahkan ketika mereka mendapatkan jawaban yang salah, mereka tidak tertarik untuk mempelajari apa jawaban yang benar. Hanya orang-orang dengan mindset berkembang memperhatikan informasi yang dapat memperluas pengetahuan mereka, bagi mereka belajar adalah prioritas.
Hal tersebut membuat orang yang memiliki pola pikir berkembang mempunyai kemampuan untuk meregangkan diri atau kemampuan untuk meraih sesuatu yang mustahil. Pada tahun 1995, Christopher Reeve, seorang aktor, terlempar dari kuda yang mengakibatkan lehernya patah, saraf tulang belakangnya terputus dari otak, dan mengalami lumpuh total di bawah leher. Menurut ilmu kedokteran, apa yang dialami oleh Reeve, tidak mungkin sembuh.
Reeve tanpa mempedulikan vonis dari dokter, dia memulai program latihan yang melibatkan gerakan otot semua bagian tubuh yang lumpuh dengan bantuan stimulasi listrik. Lima tahun kemudian, Reeve mulai menunjukkan progress. Pertama-tama tangannya mulai bergerak, lalu lengannya, lalu kakinya, dan kemudian tubuhnya. Pemindaian otak menunjukkan bahwa otak Reeve mengirimkan sinyal ke tubuhnya yang kemudian ditanggapi oleh tubuh Reeve. Reeve tidak hanya mengembangkan kemampuannya, dia juga mengubah seluruh cara berpikir Sains tentang sistem saraf dan potensinya untuk pemulihan. Dengan melakukan itu, ia membuka pandangan baru untuk penelitian dan harapan baru bagi orang-orang dengan cedera sumsum tulang belakang.
Mengapa kita perlu memiliki growth mindset
Menurut Carol Dweck, otak selalu menciptakan dan menghancurkan jalur saraf, membentuk pola pikir dan perilaku yang digunakan untuk membuat keputusan, memilih tindakan, dan menunjukkan diri kita ke dunia luar sehingga terdapat dua pilihan, yaitu kita menjadi lebih kuat dan terus berjalan maju atau kita menjadi lemah dan terus menerus menyalahkan diri kita tanpa berjalan ke depan. Hal ini didasari oleh keyakinan dan kemampuan diri kita terhadap sesuatu, antara keyakinan kita bahwa otak bisa berubah dengan kemampuan tanpa batas atau keyakinan bahwa otak kita tidak akan bisa berubah sehingga mempunyai kemampuan yang terbatas.
Oleh karena itu, faktor utama untuk mengadopsi pola pikir berkembang adalah belajar menghilangkan keyakinan yang membatasi diri. Setiap orang memiliki suara-suara itu di kepala kita yang terus-menerus berusaha menjatuhkan kita untuk gagal. Kegagalan hanyalah suara kecil yang berbisik di otak yang seharusnya tidak diberikan ruang untuk bertumbuh menjadi besar di dalam otak kita. Sehingga, keyakinan kita terhadap kemampuan terbatas kita bisa dikeluarkan untuk menuju langkah yang lebih baik dengan kepercayaan diri kita.
Memiliki pola berkembang sangat penting karena dapat membantu kamu mengatasi hambatan yang dihadapi saat mempelajari sesuatu yang baru, mengembangkan keterampilan baru, maupun saat menghadapi kegagalan. Pola pikir berkembang memahami pentingnya ketekunan dan tekad. Dengan mengubah cara kamu berpikir, kamu bisa mengubah cara belajar, cara pandang kamu terhadap kehidupan. Selain itu, mengetahui bahwa bakat dan kecerdasan dapat dikembangkan memungkinkan kamu untuk mengeksplorasi, melakukan sesuatu, dan mencapai lebih banyak kesuksesan dalam hidup.
Menurut James Clear, untuk mencapai kesuksesan tersebut, perlu dedikasi dan kebiasaan yang diulang-ulang setiap hari yang kemudian menjadikan kebiasaan itu sebagai identitas kita. Orang-orang dengan pola pikir berkembang fokus pada proses membangun identitas bukan berfokus pada hasil. Ketika kita membiarkan hasil yang menentukan seperti bakat, nilai ujian, berat badan, pekerjaan, kinerja, penampilan kita. Maka, kita akan menjadi korban dari fixed mindset. Tetapi ketika kita mendedikasikan diri untuk muncul setiap hari dan berfokus pada kebiasaan yang membentuk identitas yang lebih baik, saat itulah kita belajar dan berkembang.
Bagaimana Cara Mengembangkan Growth Mindset dengan Menurut James Clear
1. Memulai Kebiasaan Baru
Kebiasaan baru ini harus diterapkan secara spesifik untuk kapan dan di mana kebiasaan itu dilakukan. Banyak orang yang berusaha mengubah kebiasaanya tanpa membuat gambaran terperinci seperti “aku akan belajar besok” atau “aku akan lebih sering makan makanan sehat”, tapi tidak pernah memikirkan kapan dan di mana.
Kita cenderung menunggu motivasi itu datang dengan sendirinya dan menyerahkannya pada nasib. Cara paling sederhana untuk menerapkan kebiasaan adalah melengkapi waktu dan lokasi rencana kebiasaan yang akan kita lakukan, seperti:
- Meditasi, aku akan bermeditasi selama 5 menit pada jam 6 pagi di teras rumah.
- Belajar, aku akan belajar bahasa Inggris selama 30 menit di kamar.
- Olahraga, aku akan berolahraga selama 15 menit di gym.
Memberikan kebiasaan waktu dan lokasi secara berulang-ulang bertujuan untuk melatih otak bawah sadar kita untuk membiasakan kebiasaan itu. Jika otak bawa sadar kita sudah terlatih, maka kita akan mulai gelisah jika tidak melakukannya.
2. Menumpuk Satu Kebiasaan dengan Kebiasaan Lainnya
Manusia cenderung melakukan satu tindakan diiringi tindakan selanjutnya, misalnya ketika seseorang membeli gaun baru, orang tersebut terpaksa untuk membeli sepatu dan aksesoris baru agar sesuai. Pola ini bisa diterapkan di seluruh aspek kehidupan, terutama dalam membangun kebiasaan dengan cara mengidentifikasi kebiasaan yang sudah ada setiap hari, lalu menumpuknya dengan kebiasaan baru. Inti dari menumpuk kebiasaan adalah menggabungkan kebiasaan lama kita dengan kebiasaan yang ingin kita bangun, seperti setelah menyeduh kopi, aku akan bermeditasi selama tiga puluh menit atau setelah menulis kegiatan untuk hari ini, aku akan langsung memulai kegiatan pertama yang harus dilakukan.
Menumpuk kebiasaan bertujuan untuk membentuk aturan sederhana untuk memandu perilaku kita di masa depan. Sehingga kita seolah-olah selalu memiliki rencana untuk aksi yang akan dilakukan berikutnya.
3. Menjadikan Suatu Kebiasaan Mudah
Banyak dari kita tidak sadar bahwa motivasi sejati kita adalah rasa malas dan rasa suka mengerjakan hal yang membuat nyaman. Ketika kita memulai kebiasaan baru, kita cenderung merasakan hal yang tidak nyaman dan merasakan hal yang berat ketika kita mau melakukannya sehingga kita lebih banyak menghabiskan energi kita dengan menghilangkan rasa tidak nyaman itu.
Pola tersebut membuat kita semakin malas untuk memulainya, penting bagi kita untuk menjadikan kebiasaan-kebiasaan menjadi mudah. Contohnya ketika kita ingin memulai kebiasaan untuk berolahraga dengan target olahraga selama satu jam, hal ini akan terasa berat karena tubuh karena kita tidak terbiasa untuk berolahraga. Maka mulailah kebiasaan olahraga selama 5 menit tiap harinya hingga tubuh kita terbiasa.
4. Menghentikan Kebiasaan Menunda dengan Aturan Dua Menit
Menunda kebiasaan merupakan salah satu kebiasaan buruk yang sering kita lakukan, dan sering kali kita menyesal setelah menunda-nunda suatu kebiasaan. Oleh karena itu, kita harus menghentikan kebiasaan menunda kita dengan aturan dua menit. Konsep dari trik ini adalah lakukan selama dua menit lalu berhenti, seperti belajar bahasa selama dua menit lalu berhenti, olahraga selama dua menit lalu berhenti. Secara tidak sadar tubuh kita akan membiasakan diri dan timbul keinginan untuk melakukannya lebih lama lagi. Selain itu, dengan trik ini kita membangun identitas baru kita tanpa mengkhawatirkan goals yang akan kita capai sehingga fokus dengan semua proses yang kita lalui.
Penulis: Sa’diyatul Ikrimah
- Afirmasi
- Asertif
- Attitude
- Berpikir Kreatif
- Cara Menjadi Good Looking
- Cara Menjadi Orang Sukses
- Cara Menghargai Orang Lain
- Cara Menghargai Pekerjaan Orang Lain
- Cara Membahagiakan Diri Sendiri
- Ciri Orang Pintar
- Ciri Orang Bodoh
- Coaching
- Communication Skill
- Conseptual Skill
- Contoh Soft Skill
- Contoh Hard Skill
- Contoh Minat dan Bakat
- Contoh Interpersonal Skill
- Empati
- Efisiensi
- Frugal Living
- Goal Setting
- Inovator
- Kaizen
- Kenapa Hidup Selalu Susah
- Macam-Macam Hobi
- Macam-Macam Skill
- Minimalism
- Perbedaan Coaching dan Mentoring
- Personal Branding
- Pengertian Hard Skill
- Pengertian Interpersonal Skill
- Sikap Disiplin
- Sikap Tegas
- Zona Nyaman
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien