in

Review Buku What’s So Wrong About Your Life Karya Ardhi Mohamad

What’s So Wrong About Your Life merupakan sebuah buku pengembangan diri karya Ardhi Mohamad. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Bhumi Anoma pada Desember 2019. Dalam buku yang memiliki total 180 halaman ini, disajikan penjelasan tentang sejumlah permasalahan yang pasti pernah dihadapi semua orang.

Tentang mimpi atau keinginan yang tak tercapai, kemudian mengantarkan kita kepada rasa kecewa. Sampai pada akhirnya kita menganggap dunia tak adil atau Tuhan memberikan permasalahan yang begitu pelik. Juga, tentang cinta yang dipertanyakan, apakah benar kehadirannya dapat membuat kita bahagia? Atau justru malah menghalangi logika dan membuat kita melakukan hal-hal yang sebetulnya tak ingin kita lakukan.

Ada juga tentang quarter life crisis yang pasti akan dihadapi semua orang. Masa-masa yang paling berat ketika bertumbuh dewasa. Namun, apakah menjadi dewasa berarti beban akan terus bertambah? Apakah segala permasalahan dianggap sebagai beban, bukannya sebagai sebuah langkah yang menandakan pertumbuhan?

Buku ini akan memberikan berbagai penjelasan dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di benak kita tentang permasalahan hidup. Secara lebih jauh, buku ini akan mengajarkan kita untuk dapat menerima dan menyikapi segala sesuatu yang terjadi di hidup ini dengan lebih baik dan bijak.

Profil Ardhi Mohamad – Penulis Buku What’s So Wrong About Your Life

Holiday Sale

Ardhi Mohamad adalah seorang penulis yang namanya mulai populer saat menerbitkan buku pertamanya yang akan diulas pada artikel ini. Buku pengembangan diri yang berjudul What’s So Wrong About Your Life, diterbitkan pada tahun 2019. Buku ini ternyata dapat menarik respons yang baik di kalangan para pembaca.

Melihat banyaknya respons positif dari masyarakat pada buku pertamanya, akhirnya Ardhi Mohamad terdorong untuk menulis buku kedua yang memiliki judul serupa dengan buku debutnya, yakni What’s So Wrong With Your Self Healing. Buku keduanya ini telah dirilis pada tahun 2021. Tak kalah dengan buku pertamanya, buku What’s So Wrong With Your Self Healing ini menarik lebih banyak pembaca lagi dan berhasil menjadi buku best seller.

Hal ini bisa terjadi, karena buku keduanya ini mempunyai tampilan visual yang unik. Selain itu, buku ini juga mengangkat isu yang sedang marak diperbincangkan masyarakat pada masa ini. Berkat kedua karyanya tersebut, nama Ardhi Mohamad semakin populer sampai saat ini.

Ardhi Mohamad menjadi penulis yang menerbitkan karyanya sendiri melalui perusahaan penerbitannya sendiri, Alvi Ardhi Publishing. Perusahaan ini dibangun bersama dengan penulis ternama Indonesia, Alvi Syahrin.

Sosok Ardhi Mohamad memang tidak banyak diketahui oleh publik, karena dirinya tidak suka membagikan kehidupan pribadinya di sosial media. Namun, bagi Grameds yang ingin mengenal sosok Ardhi Mohamad lebih dekat, kalian masih dapat mengikutinya di akun Instagram dengan nama pengguna @ardhimd untuk mendapatkan update seputar buku-bukunya.

Sinopsis Buku What’s So Wrong About Your Life

Pros & Cons

Pros
  • Buku What’s So Wrong About Your Life ini menyajikan informasi dan penjelasan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
  • Ardhi Mohamad dapat menjelaskan segala informasi dalam bahasa yang lugas dan mudah untuk dimengerti, juga menyertakan contoh-contoh kasus dan mengutip dari seseorang yang profesional pada bidang psikologi.
  • Buku ini dapat mendorong perubahan pola pikir pembaca, di mana pembaca dapat menerima dan menyikapi setiap permasalahan dengan lebih baik.
Cons
  • Buku What’s So Wrong About Your Life mengandung pengajaran agama Islam, sehingga membuat buku ini cukup tersegmentasi.

 

Kita mungkin sering berpikir bahwa cinta merupakan jawaban dari rasa insecure yang kerap menyerang kita. Kita mungkin berpikir bahwa diri kita spesial bagi seseorang. Kita mungkin berpikir bahwa melupakan masa lalu menjadi pilihan yang tepat. Dan, masih banyak kita pikir-kita pikir lainnya.

Meskipun seluruh pemikiran itu kerap kali berakhir pada rasa kecewa, kita tetap tidak belajar dan akhirnya mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dan ini adalah alasan Ardhi Mohamad menuliskan buku ini. Supaya kita dapat menyadari apa saja yang salah dalam hidup kita. Kemudian, kita dapat mengakuinya, memperbaikinya, dan menjalani hidup yang lebih baik.

Mereka bohong ketika mengatakan bahwa kamu spesial. Well, oke, gak sepenuhnya bohong. Namun, di balik “you are special to me” selalu ada motif tersembunyi. Selalu ada alasan mengapa orang-orang memprioritaskan dirimu. I know it probably sounds very judgemental, but it’s the truth.

Kamu diprioritaskan bukan karena kamu, tetapi karena ada sesuatu yang ingin dia dapatkan dari dirimu. Bahkan dalam ranah psikologi, hal ini telah dibahas dari lama. Memang tak secara gamblang. Namun, kalau kita lihat menggunakan kacamata psikoanalisa yang dicetuskan oleh salah satu bapak psikologi ternama, Sigmund Freud, beliau menggambarkan bahwa manusia bergerak berdasarkan prinsip kepuasan, yakni pemuasan diri untuk memunculkan suatu tingkah laku.

Hal ini ditambah juga peranan id, ego, dan superego bahwa manusia mempunyai insting dari lahir. Insting untuk bertahan, yang intinya bahwa manusia akan melakukan apa pun untuk kepentingan dan keselamatan pribadinya. Begitu juga pemahaman kedua dalam psikologi, yakni behaviorism.

Inti pemahaman ini adalah manusia melakukan suatu tingkah laku berdasarkan pengondisian (conditioning) yang dia dapat. Apabila menimbulkan efek yang menyenangkan, maka manusia akan melakukannya. Sebaliknya, jika tidak, maka akan ditinggalkan. Dan, ini teraplikasi sepanjang hidup manusia.

Manusia melakukan sesuatu atas dasar untung-rugi. Jika kita merasa akan mendapatkan keuntungan, maka akan kita kerjakan. Jika merugikan, maka akan kita tinggalkan. Contoh, ya. Untuk apa kita terus melakukan pekerjaan yang mereka benci setiap hari? Karena ada kompensasi yang menguntungkan, yaitu gaji.

Buat apa kita menghabiskan waktu dengan belajar dan membaca buku pelajaran? Karena kita paham ada keuntungan yang bisa dikejar di balik itu semua, yaitu nilai, kelulusan, atau pribadi yang lebih baik. Untuk apa kita memuji dan menyenangkan orang lain? Sebab, ada yang kita harapkan dari semua itu.

Untuk apa kita mencintai seseorang dengan begitu dalam? Karena kita juga berharap untuk dicintai dengan cinta yang sama dalamnya. Untuk apa kita berkorban untuk seseorang? Sebab, sebetulnya, kita berharap dia akan berbuat baik kepada kita suatu saat nanti, di masa depan ketika kita membutuhkannya. Dan, layaknya kasus di awal, saat dia membuatmu menjadi orang yang paling spesial, itu sebetulnya demi kepentingan dirinya sendiri, ada yang ingin dia dapatkan darimu.

Sebagaimana kamu yang sedang membuat seseorang merasa spesial, karena deep down inside, kamu mengharapkan sesuatu darinya. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan perlakuan manisnya. Lalu, dia pun mulai berubah. Mission accomplished. You’ve seen such story in your life, haven’t you?

Menjadi spesial adalah sebuah musibah. Saat kita merasa paling spesial di antara orang lain, maka kita akan menuntut untuk diperlakukan spesial juga. Pada akhirnya, itu akan membentuk kita menjadi orang yang menyebalkan. Rasa kecewa pun akan sering timbul, karena ekspektasi kita yang ingin diperlakukan secara spesial.

Dalam masalah pengembangan diri, merasa spesial menjadi sebuah kemunduran diri. Penilaian yang bias atas diri sendiri, karena perlakuan spesial dari sekitar, membuat kita merasa puas dengan diri sendiri. Merasa spesial menjadi keadaan di mana seseorang memilki kepercayaan diri yang berlebih.

Dan seperti semua hal lainnya, segala yang berlebihan tak akan menimbulkan dampak baik. Merasa spesial adalah lawan dari perasaan rendah diri, lawan dari perasaan tahu diri. Dan, merasa spesial adalah perasaan yang adiktif. Kita akan menginginkan lagi dan lagi, atau yang lebih.

Merasa spesial juga erat dengan sifat narsistik, yang menjadi salah satu sifat yang cukup buruk. Orang-orang yang narsistik cenderung memiliki asumsi atas bagaimana lingkungan sosial selalu menilai gerak-geriknya. Padahal, kenyataannya tidak juga.

Narsistik juga dapat menjadi salah satu pemicu timbulnya kecemasan sosial, karena ia merasa semua mata tertuju padanya. Kalau melakukan kesalahan, orang yang narsistik akan merasa ada banyak yang menilainya. Hal-hal semacam itu yang akan membuat dirinya semakin cemas.

Jadi, beruntungnya kita yang telah ditempa dengan permasalahan hidup yang membuat kita bisa tahu diri. Dari situ, kita dapat mengakui kurangnya kita, dapat mengakui kelemahan kita, dapat mengakui kesalahan kita, sehingga kita tidak merasa dispesialkan. Dan akhirnya terus berusaha untuk memperbaiki diri, supaya menjadi orang yang lebih baik.

Ketika kita bisa rida, bisa menerima diri kita dengan segala kekurangannya, dengan segala masalah yang kita bawa, dan gak memedulikan penilaian manusia lain atas kita, selama kita tidak mengganggu norma yang berlaku dan aturan agama… that’s what makes you special.

Kelebihan Buku What’s So Wrong About Your Life

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa buku What’s So Wrong About Your Life ini menyajikan informasi dan penjelasan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Buku ini memberikan pengajaran yang dapat diaplikasikan oleh semua orang, karena isi buku ini secara general membahas hal-hal yang pasti pernah dialami atau akan dialami seseorang.

Ardhi Mohamad dapat menjelaskan segala informasi tersebut dalam bahasa yang lugas dan mudah untuk dimengerti. Ia juga menyertakan contoh-contoh kasus dan mengutip dari seseorang yang profesional pada bidang psikologi. Jadi, penjelasan yang diberikannya dapat dinyatakan valid.

Secara lebih jauh, buku ini dapat mendorong perubahan pola pikir pembaca, di mana pembaca dapat menerima dan menyikapi setiap permasalahan dengan lebih baik. Secara keseluruhan, buku ini adalah buku pengembangan diri yang ringan untuk dibaca dan dapat memberikan manfaat praktis bagi para pembaca.

Kekurangan Buku What’s So Wrong About Your Life

Buku What’s So Wrong About Your Life mengandung pengajaran agama Islam. Hal ini membuat buku ini cukup tersegmentasi kepada mereka yang menganut ajaran Islam. Namun, secara general, informasi yang disajikan buku ini relate untuk semua orang.

Pesan Moral Buku What’s So Wrong About Your Life

Buku What’s So Wrong About Your Life memberitahu Anda hal-hal yang mungkin salah dalam hidup Anda. Hal-hal mungkin tak selalu berjalan sesuai dengan apa yang Anda inginkan dan harapkan. Dan hal itu adalah hal yang normal. Anda pasti bisa melaluinya, dan jangan terpuruk oleh karena itu.

Hidup memang kadang kala terlihat terlalu sering mengecewakan. Namun, Anda dapat selalu memilih untuk melihat sisi yang baik dari kekecewaan tersebut. Jangan jadikan kekecewaan tersebut sebagai penghalang, tetapi jadikan kekecewaan tersebut sebagai batu loncatan untuk bangkit dan menjadi sosok yang lebih baik lagi. Percayalah bahwa sesuatu yang besar, sesuatu yang luar biasa sedang menanti Anda.

Nah, itu dia Grameds ulasan buku What’s So Wrong About Your Life karya Ardhi Mohamad. Bagi kalian yang ingin membaca buku pengembangan diri yang ringan dan memberikan dampak nyata pada hidup Anda, buku ini sangat direkomendasikan. Anda bisa mendapatkan buku ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Rating: 4.23

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy