Biografi Chairul Tanjung – Nama Chairul Tanjung sudah tak lagi asing di Indonesia, ia adalah sosok penting yang berperan di balik perusahaan CT Corp dan membawahi Mega Corp, Trans Corp dan CT Global Resources. Ketiga perusahaan tersebut, bergerak dalam layanan finansial, ritel, media, gaya hidup, hiburan dan juga sumber daya alam.
Kesuksesan yang dimiliki oleh Chairul Tanjung menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk memiliki karir yang sama. Sebagai seorang pebisnis, Chairul Tanjung dikenal sebagai pengusaha bertangan dingin. CT Corp yang ia bangun terus bertumbuh dan membuat Chairul Tanjung menjadi seorang konglomerat papan atas di Indonesia. Siapa Chairul Tanjung? Simak biografi Chairul Tanjung lebih lanjut.
Table of Contents
Profil, Masa Kecil dan Pendidikan Chairul Tanjung
Sumber: voi.id
Chairul Tanjung lahir pada 18 Juni tahun 1962 di Gang Sepur, Kemayoran, Jakarta. Chairul adalah putra dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Ayahnya yaitu Abdul Ghafar berasal dari Sibolga, Sumatera Utara dan berprofesi sebagai seorang wartawan pada orde lama dengan menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sementara itu, ibunya berasal dari Cibadak, Jawa Barat, seorang ibu rumah tangga.
Chairul Tanjung adalah enam bersaudara, pada masa Orde Baru, usaha sang ayah dipaksa untuk berhenti dan tutup karena dianggap berseberangan secara politik dengan penguasa pada saat itu.
Keadaan tersebut memaksa kedua orang tua Chairul Tanjung untuk menjual rumahnya, lalu mereka pun harus tinggal di kamar losmen yang sempit. Tak terlahir dari keluarga kaya raya, Chairul Tanjung berhasil dan sukses membuktikan bahwa siapa saja dapat mencapai kesuksesan yang diidamkan.
Ia memiliki julukan ‘Si Anak Singkong’. Julukan tersebut sangat melekat pada diri Chairul Tanjung, julukan tersebut melekat pada diri Chairul bukan karena makanan favoritnya adalah singkong, tetapi karena julukan tersebut dikenal untuk mendeskripsikan orang pinggiran yang ada pada masa tersebut.
Chairul Tanjung sempat mengenyam pendidikan di SD Van Lith, Jakarta kemudian lulus pada tahun 1975. Chairul pun kembali melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith Jakarta kemudian lulus pada tahun 1978 dan ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta kemudian lulus pada tahun 1981.
Usai lulus SMA, Chairul Tanjung kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia dan lulus di tahun 1987. Selama menjalani kuliah di Kedokteran Gigi, Chairul Tanjung sempat menjalani bisnis yaitu berjualan buku, usaha fotokopi bahkan hingga berjualan kaos.
Selain itu, Chairul Tanjung pun sempat menjadi penyedia peralatan laboratorium serta kedokteran di kawasan Pasar Senen. Namun, usahanya tersebut berakhir bangkrut. Sejak kuliah, ia telah memulai bisnis sehingga munculah naluri untuk berwirausaha. Chairul juga merasa bangga karena berhasil meniti karier yang sangat berbeda dari pendidikan yang ia tempuh.
Perjalanan Bisnis dan Karier Chairul Tanjung
Chairul Tanjung telah memulai karier bisnisnya sejak ia masih kuliah. Pada mulanya, ia hanya berjualan untuk membiayai kuliah saja. Bisnis yang ia lakukan adalah berjualan kaos hingga membuka jasa fotokopi.
Selain berjualan buku dan kaos, Chairul juga sempat membuka toko yang menjual berbagai macam alat kedokteran serta alat-alat laboratorium, akan tetapi bisnis tersebut pada akhirnya jatuh dan bangkrut.
Setelah lulus dan menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia, Chairul Tanjung mulai fokus untuk merintis bisnisnya. Pada mulanya, Chairul Tanjung kemudian mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama dengan ketiga rekannya pada tahun 1987. Dengan modal awal sebesar Rp 150 juta dari Bank Exim, Chairul dan rekannya pun memproduksi sepatu anak-anak untuk kemudian diekspor.
Chairul berhasil mendapatkan pesanan sebanyak 160 pasang sepatu dari Italia, namun karena adanya perbedaan visi mengenai ekspansi usaha, Chairul kemudian memilih untuk berpisah dari rekannya dan kemudian mendirikan usahanya sendiri.
Kemahiran Chairul dalam membangun jaringan sebagai seorang pengusaha membuat bisnis yang ia bangun berhasil ia arahkan ke konglomerasi. Dalam bisnis, ia mereposisikan dirinya dalam tiga bisnis inti yaitu bidang keuangan ia mengambil alih Bank Karman pada tahun 1996 dan kini bernama Bank Mega.
Selain itu, Chairul Tanjung juga berhasil membuka bisnis toko di Bandung Supermall dan berhasil membeli Bank Tugu yang kini namanya berubah menjadi Bank Mega Syariah Indonesia. Di tangan Chairul Tanjung, Bank Mega perlahan-lahan mulai mendapatkan keuntungan.
Lalu pada tahun 2001, bank tersebut berhasil menawarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Berikutnya, Bank Mega pun menjadi ‘tulang punggung; bagi Para Group, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Chairul.
Chairul juga menamakan perusahaan tersebut dengan nama Para Group. Perusahaan konglomerasi tersebut memiliki Para Inti Holdindo sebagai father holding company yang pada akhirnya membawa beberapa sub holding yaitu Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah Para Group, Chairul memiliki beberapa perusahaan yang bergerak di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Mega Finance dan Bank Mega Syariah.
Sementara itu, pada bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo dan Mega Indah Propertindo. Pada bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans7, Trans TV, Trans Fashion, Mahagaya Perdana, Trans Lifestyle dan Trans Studio.
Khusus pada bisnis di bidang properti, Para Group memiliki Bandung Supermall, yaitu sebuah mal dengan luas kurang lebih 3 hektar yang menghabiskan dana sebesar Rp 99 miliar.
Para Group juga meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada tahun 1999. Sementara itu, pada bidang investasi di awal 2010, Para Group melalui anak perusahaan yaitu Trans Corp membeli sebagian besar saham Carrefour Indonesia yaitu sebanyak 40%.
Seperti yang telah Grameds ketahui bahwa Chairul Tanjung adalah sosok di balik berdirinya Trans TV. pada Agustus tahun 1998, stasiun televisi swasta nasional yang didirikan oleh Chairul berhasil mendapatkan izin siaran. Lalu pada tahun 2006, perusahaan berhasil mengakuisisi TV7 milik Kompas Gramedia, lalu sejak saat itu, nama Trans TV pun berubah menjadi Trans7.
Kemudian, Chairul Tanjung memisahkan perusahaan dari sektor media di tahun 2013 dengan mendirikan Trans Media. Lalu pada tahun 2018, Trans Media melalui Trans7, Trans TV dan TransVision mendapatkan hak siaran Piala Dunia di Indonesia.
Tidak berhenti disitu, Chairul Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan bekerja dengan agensi terbesar di Korea Selatan yaitu SM Entertainment
Kemudian, pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung telah meresmikan perubahan Para Group menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding yaitu Mega Corp, Trans Corp dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, ritel, media, hiburan, gaya hidup dan sumber daya alam.
Selain dikenal sebagai pebisnis sukses, Chairul Tanjung juga sempat menjabat sebagai Menko Perekonomian pada 16 Mei 2014 ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Pada masa itu, SBY menunjuk Chairul Tanjung sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) sebagai Menko Perekonomian. Chairul saat itu menggantikan Hatta Rajasa yang resmi mengundurkan diri.
Pelantikan Chairul Tanjung dilaksanakan oleh SBY di Istana Negara pada Senin, 19 Mei 2014 berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2014. Sementara itu, Hatta Rajasa mengundurkan diri karena maju menjadi calon wakil presiden dan mendampingi Prabowo Subianto dalam pilpres tahun 2014 dengan dukungan dari Partai Gerindra, PKS, PAN, PPP dan Golkar.
Selain sempat menjabat sebagai Menko Perekonomian, Chairul Tanjung juga dikukuhkan sebagai guru besar pada bidang ilmu Kewirausahaan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada 18 April tahun 2015. Pengukuhan tersebut dilaksanakan di ruang Garuda Mukti, Gedung Rektorat, kampus C Unair. Dari pengukuhan tersebut, Chairul Tanjung pun menjadi guru besar ke 438 Unair.
Kekayaan Chairul Tanjung
Di tahun 2010, sebuah majalah ternama asal Amerika yaitu Forbes, menempatkan Chairul Tanjung sebagai salah satu orang terkaya di dunia, ia berhasil menempati urutan ke 937 dengan jumlah total kekayaan mencapai USD 1 miliar.
Satu tahun kemudian, menurut Forbes kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat dan jumlah kekayaannya mencapai USD 2,1 miliar. Pada tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan membuat dirinya menjadi orang terkaya ke 375 di dunia.
Pada tahun 2017, Chairul Tanjung berhasil menduduki posisi keenam dari 286 orang terkaya di Indonesia. Bahkan menurut Forbes, Chairul termasuk dalam kategori 10 orang terkaya di Indonesia.
Jumlah kekayaan yang dimiliki oleh Chairul Tanjung diperkirakan mencapai sebesar USD 4,9 miliar. Apabila dihitung dalam rupiah, maka jumlah kekayaannya mencapai sekitar Rp 65,3 triliun rupiah.
Pemikiran dan Bentuk Komitmen Chairul Tanjung
Sumber: en.wikipedia.org
Sebagai seorang pebisnis sukses, tentu saja karier dan pemikiran Chairul Tanjung banyak dicontoh, sebagai inspirasi dan juga sebagai pemacu agar bisa mengikuti jejak kesuksesannya.
Chairul Tanjung sempat menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan merupakan suatu hal yang penting. Oleh sebab itu, memilih rekan yang baik sangatlah diperlukan.
Membangun relasi tidak hanya pada perusahaan ternama saja, akan tetapi juga pada rekan-rekan yang belum terkenal sekalipun. Menurut Chairul Tanjung, pertemanan yang baik akan dapat membantu seseorang dalam berproses dan mengembangkan bisnis yang dikerjakan.
Ketika kondisi bisnis sedang tidak bagus atau sepi pelanggan, maka jejaring pun dapat diandalkan. Menurut Chairul Tanjung berteman dengan seorang pengantar surat sama pentingnya dengan berteman dengan orang-orang yang memiliki jabatan tinggi.
Dalam hal investasi, Chairul Tanjung memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal sekalipun dapat menjadi perusahaan yang bersinergi dengan perusahaan multinasional. Chairul tidak pernah menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri.
Bagi Chairul, bekerja sama dengan perusahaan multinasional luar negeri bukanlah suatu upaya untuk menjual negara. Akan tetapi hal tersebut adalah upaya bagi perusahaan nasional agar dapat berdiri sendiri dan menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
Menurut Chairul, modal memanglah suatu hal yang penting untuk membangun serta mengembangkan bisnis. Akan tetapi, kemauan serta kerja keras adalah hal paling pokok yang harus dimiliki oleh seseorang yang memiliki keinginan untuk sukses.
Baginya, mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Selain itu, membangun kepercayaan sama halnya seperti membangun integritas. Jadi, di sinilah peran penting dalam berjejaring untuk menjalankan suatu bisnis.
Dalam bisnis, Chairul mengungkapkan bahwa generasi mudah sudah sepatutnya bersikap sabar serta mau menapaki tangga usaha satu persatu dan tidak terburu-buru. Menurutnya, membangun suatu bisnis tidak semudah seperti membalikan telapak tangan.
Dibutuhkan sikap sabar dan tentunya tidak pantang menyerah. Jangan sampai banyak pengusaha mudah yang mengambil jalan pintas karena menginginkan kesuksesan. Sebab dalam dunia usaha, kesabaran menerapakan salah satu kunci utama untuk mencuri hati pasar.
Membangun integritas merupakan suatu hal penting bagi seorang Chairul Tanjung, ketika seorang manusia berusaha, seseorang tentunya ingin segera mendapatkan hasil dari usahanya. Akan tetapi, tidak semua hasil dapat diterima dan tampak secara langsung dan instan.
Selain pemikiran-pemikirannya dalam hal bisnis maupun investasi, Chairul Tanjung tentu tidak hanya menyimpan pemikiran dan prinsipnya tersebut. Akan tetapi, ia juga mewujudkannya dalam sikap dan perbuatan sehingga berhasil menjadi seorang pebisnis sukses meskipun tidak terlahir dari keluarga kaya raya.
Chairul Tanjung tidak hanya sukses berbisnis pada sektor bank maupun media saja, namun ia juga merambah ke beragam usaha lainnya seperti pembiayaan dan juga asuransi.
Di samping itu, Chairul Tanjung juga membuka usaha pada bidang properti. Bisnisnya di bidang properti tersebutlah yang membuat Para Group milik Chairul Tanjung menjadi perusahaan konglomerat yang besar di Indonesia.
Chairul Tanjung adalah sosok pebisnis dengan semangat dan komitmen tinggi. Menurutnya, pebisnis harus memiliki target kelas serta memiliki sikap pantang menyerah. Kedua prinsip tetap menjadi pegangan bagi Chairul Tanjung, meskipun ia sedang berada dalam keadaan sulit sekalipun.
Komitmen Chairul Tanjung dapat dilihat dari bagaimana ia menghadapi berbagai macam krisis, seperti krisis yang terjadi pada tahun 1998. Pada masa tersebut, mayoritas pengusaha akan memindahkan investasi ke Singapura, akan tetapi Chairul Tanjung tidak menyerah dan tetap bertahan di Bank Mega.
Karena komitmennya saat itu, Bank Mega bahkan mampu memberikan pinjaman uang ke bank lainnya ketika kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak stabil. Salah satunya adalah pinjaman yang diberikan pada Bank BCA milik Salim Group dengan total pinjaman mencapai sekitar Rp 1,3 triliun.
Ternyata dari kejadian pada tahun 1998 dan komitmen yang dipegang oleh Chairul Tanjung untuk tetap berinvestasi di Indonesia, berhasil memberikan jalan bagi Chairul untuk bekerja sama dengan Salim Group dalam pengelolaan proyek Batam dan Singapura.
Di samping itu pula, Chairul turut bekerja sama dengan Sinar Mas Group. Tidak hanya itu, Chairul Tanjung juga berhasil membeli mayoritas saham Astra dan akhirnya berhasil mengakuisisi mayoritas saham Carrefour yang bernilai 40%.
Itulah biografi singkat dari seorang pebisnis sukses dan konglomerat asal Indonesia, Chairul Tanjung. Kesuksesannya telah berhasil menginspirasi banyak orang dan membuatnya menjadi tokoh penting di Indonesia. Semoga setelah membaca artikel ini sampai selesai, kamu menjadi terinspirasi untuk menjadi pengusaha atau pebisnis.
Jika Grameds tertarik untuk mengetahui biografi tokoh-tokoh penting Indonesia atau tokoh penting dunia, maka Grameds bisa mendapatkan informasinya dengan membaca buku.
Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam buku biografi tokoh penting bagi Grameds yang tertarik. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.
Penulis: Khansa
- Biografi Airlangga Hartarto
- Biografi Chairul Tanjung
- Biografi Einstein
- Biografi Herodotus
- Biografi Kim Go Eun
- Biografi Jay Enhypen
- Biografi Jessica Jung
- Biografi Le Sserafim
- Biografi Lee Dong Wook
- Biografi Lee Know Stray Kids dan Faktanya
- Taeyong NCT: Profil dan Perjalanan Karier
- Profil Johnny NCT dan Perjalanan Kariernya
- Perjalanan Karier Kim Chaewon
- Biografi Son Ye-Jin
- Biografi Susi Pudjiastuti
- Biografi Sigmund Freud
- Biografi Susyana Harson
- Biografi Dewi Sartika
- Biografi William Hammington
- Contoh Biografi Diri Sendiri Beserta Susunan Struktur Teks Biografi
- Profil Ryu Hye-Young
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien