Cabai hadir dalam berbagai jenis dengan tingkat kepedasan yang sangat bervariasi, mulai dari yang hampir tidak terasa pedas hingga yang sangat menggigit. Salah satu jenis cabai yang paling terkenal dan tercatat dalam Guinness World Records sebagai cabai terpedas di dunia adalah Carolina Reaper. Cabai ini merupakan hasil persilangan antara ghost pepper (yang sebelumnya memegang gelar cabai terpedas) dan habanero merah, menciptakan cabai dengan tingkat pedas yang luar biasa.
Tingkat kepedasan Carolina Reaper mencapai sekitar 1.539.300 Scoville Heat Units (SHU), yang menunjukkan betapa intensnya rasa pedas yang ditawarkan. Bahkan, dalam beberapa kasus, pedasnya bisa melebihi 2.200.000 SHU, menjadikannya sebagai cabai dengan tingkat kepedasan yang ekstrem. Keunikannya bukan hanya pada rasa pedasnya yang luar biasa, tetapi juga pada bentuk dan warna cabai ini yang menarik perhatian banyak orang.
Tidak mengherankan jika Carolina Reaper sering digunakan dalam tantangan kuliner dan bahkan untuk uji coba daya tahan tubuh terhadap pedas. Dalam penjelasan lebih lanjut, kita akan mengupas lebih dalam mengenai asal-usul, karakteristik, dan bagaimana Carolina Reaper menjadi fenomena cabai terpedas yang menggemparkan dunia.
Table of Contents
Mengenal Carolina Reaper
Carolina Reaper dinobatkan sebagai cabai terpedas di dunia. Cabai jenis ini dikembangkan oleh petani bernama Ed Currie. Ed Currie menciptakan jenis cabai ini dengan menyilangkan naga Pakistan dengan jenis habanero merah dari Pulau St Vincents di Hindia Barat.
Cabai ini juga disebut sebagai lada HP22B. adapun, HP merupakan kepanjangan dari high power yang berarti kekuatan tinggi. sedangkan, angka 22 menandakan arti pot cabai tersebut, dan huruf B memiliki arti urutan tanamannya, yakni tanaman B. nama Carolina Reaper dikenalkan setelah Ed Currie membuat sebuah perlombaan nama untuk memberikan nama pada cabai terpedas di dunia itu.
Melansir dari Suara.com, tingkat kepanasan dari Carolina Reaper berkisar dari 1.400.000-2.200.000 unit panas scoville pada skala scoville. Jika dibandingkan dengan lada jalapeno, tingkat panas carolina reaper lebih panas sampai 175-880 kali. adapun, lada jalapeno biasa berkisar antara 5.000 unit panas scoville.
Bentuk dari Carolina Reaper tidak seperti cabai pada umumnya. Ia memiliki bentuk pendek, sedikit bulat penyok, kulit bergelombang, dan ujung sedikit runcing. Warnanya pun cenderung terang dengan ukuran sekitar 2,5 sampai 7 cm.
Carolina Reaper dapat dimakan asal tidak secara utuh. Biasanya, diolah menjadi saus salsa atau saus kemasan. Jika ingin selamat, cabai yang digunakan tidak utuh satu buah. Beberapa juga mengolahnya menjadi bubuk cabai.
Demi keselamatan, ketika mengolah Carolina Reaper hendaknya mengenakan sarung tangan dan kaca mata. Hal ini dikarenakan ketika cabai berkontak fisik dengan kulit akan menimbulkan rasa panas bahkan menimbulkan iritasi. Cabai ini juga memiliki aroma yang sangat tajam sehingga membuat mata berair dan perih.
Carolina Reaper mengandung senyawa bernama capsaicin yang memicu sensasi pedas. Tidak hanya itu, Carolina Reaper juga mengandung beberapa zat gizi, seperti serat, vitamin C, dan berbagai mineral. Cabai satu ini juga mengandung senyawa khas tanaman atau fitonutrien berupa senyawa fenolik.
Ketika mengonsumsi Carolina Reaper akan menimbulkan efek samping yang sangat parah dibandingkan dengan cabai biasa. Ia dapat menimbulkan iritasi pada kerongkongan, muntah, mual, diare, sampai rasa panas ketika buang air besar. Tidak hanya itu, Carolina Reaper juga berpotensi menimbulkan permasalahan pada otak yang bisa memicu stroke.
Bahaya Carolina Reaper
Mengonsumsi Carolina Reaper dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh. Berikut bahaya mengonsumsi yang dirangkum dari laman Sehatq.com dan Hellosehat.com di antaranya.
1. Rasa Terbakar di Mulut
Ketika mengonsumsi makanan pedas akan merasakan sensasi mulut layaknya terbakar atau tersengat. Rasa terbakar ini terjadi karena zat capsaisin yang menempel pada indra pengecap akan mengukur suhu cabai tersebut. Kemudian, mengirimkan sinyal dari sensasi terbakar pada otak.
Kondisi akan menjadi lebih parah ketika mengonsumsi Carolina Reaper dengan tingkat capsaisin yang sangat tinggi dapat mengiritasi kerongkongan. Rasa terbakar di mulut juga mungkin disertai dengan pembengkakan area mulut, ingus, keluarnya keringat, dan air mata.
2. Gangguan Pencernaan
Ketika mengonsumsi makanan pedas maka otak akan menerima sinyal rasa pedas yang diartikan sebagai rasa sakit. Tubuh akan beraksi seolah-olah sedang mengonsumsi sesuatu yang beracun. Mengonsumsinya dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan pencernaan, seperti muntah, muah, sakit perut, kram perut, diare, dan sensasi panas ketika buang air besar.
Jika mengonsumsi Carolina Reaper dalam keadaan perut kosong, Grameds dapat mengalami kram perut yang sangat menyakitkan. Grameds juga dapat muntah setelah mengonsumsinya bahkan dapat menyebabkan kerongkongan terluka.
Hal ini bukan disebabkan oleh cabai yang dimakan, tetapi karena asam lambung yang naik dan melukai kerongkongan. Ada satu kasus yang dialami oleh seorang pria yang kerongkongannya berlubang setelah mengonsumsi puree cabai yang sangat pedas.
Kerongkongan yang berlubang bukan karena mengonsumsi cabai. Namun, karena muntah-muntah yang parah. Konstraksi hebat ketika sedang muntah menyebabkan kerongkongan dapat terluka dan berlubang.
3. Meningkatkan Risiko Penyempitan Pembuluh Darah
Tulisan yang terbit di The Guardian pada tahun 2018 menyebutkan bahwa seorang pria yang mengalami berbagai gangguan kesehatan setelah berpartisipasi dalam konteks makan Carolina Reaper. Awalnya ia mengalami mual dan rasa nyeri di leher yang berlanjut menjadi thunderclap headache.
Thunderclap headache sendiri merupakan keadaan yang mana kepala mendadak terasa sakit yang parah dan memuncak dalam beberapa menit. Hasil CT scan menunjukkan bahwa pria tersebut mengalami eversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS), yaitu kondisi penyempitan beberapa pembuluh arteri di otak. Beuntungnya, kondisi pasien kembali normal dalam 5 minggu. Perlu diketahui RCVS dapat menyebabkan stroke.
4. Serangan Jantung
Carolina Reaper juga berpotensi menyebabkan serangan jantung. Kandungan capsaicin pada cabai dapat menyempitkan pembuluh darah di jantung. Kemudian, jantung akan kekurangan aliran darah yang berisi oksigen. Sehingga, serangan jantung akan muncul yang ditandai dengan nyeri dada hebat.
5. Penyempitan Pembuluh Darah Otak
Penyempitan pembuluh darah di otak setelah mengonsumsi cabai satu ini memiliki dua kasus penyempitan. Kondisi ini disebut juga sebagai reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS).
RCVS yang terjadi karena makan Carolina Reaper membuat seseorang akan mengalami sakit kepala dan leher yang hebat. Puncak dari rasa sakit kepala akan muncul dalam satu menit. Sampai saat ini, belum diketahui bagaimana cabai dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
6. Robeknya Dinding Kerongkongan
Cabai ini berpotensi untuk merobek dinding kerongkongan atau perforasi esofagus. Tubuh bisa saja menganggap kandungan capsaicin sebagai zat berbahaya. Tubuh akan bereaksi mengeluarkan zat tersebut dengan memuntahkan makanan yang mengandung capsaicin.
Tidak hanya itu, sensasi pedas yang tidak tertahankan dapat membuat muntah secara hebat dan berulang. Makanan dari perut yang terus-terusan naik ke kerongkongan berpotensi membuat iritasi kerongkongan hingga membuatnya robek.
Jenis-Jenis Cabai Terpedas di Dunia
Cabai terpedas di dunia tidak hanya Carolina Reaper. Melansir dari laman Merdeka.com, berikut jenis-jenis cabai terpedas di dunia.
1. Naga Viper (1.250.000-1.350.000 SHU)
Cabai ini memiliki penampilan khas, yakni berwarna merah terang dan kulit berkerut. Tingkat kepedasannya mencapai 1.250.000-1.350.000 SHU. Skeitar 12 sampai 13 kali lebih pedas daripada rawit yang biasa di jual di pasar.
Naga viper tercipta dari hasil persilangan tiga varietas cabai terpedas, yakni ghost pepper, naga morich, dan Trinidad scorpion. Gerald Fowler merupakan petani dari Inggris yang merekayasa tiga varian cabai terpedas tersebut. Naga viper pernah memperoleh gelar sebagai cabai terpedas di dunia dari Guimess World Records pada 2011.
2. 7 Pot Douglah (1.853.986 SHU)
7 pot douglah atau dikenal juga sebagai chocolate 7 pot memiliki kulit yang berwarna cokelt. Cabai ini membutuhkan waktu 90 hari untuk matang dengan sempurna. Cabai matang menghasilkan minyak capsaicin dengan tingkat kepedasan 1.853.986 SHU atau setara dengan sekitar 18 kali lebih pedas dari cabai rawit di Indonesia.
3. Trinidad Moruga Scorpion (2.001.000 SHU)
Trinidad moruga scorpion menduduki peringkat ketiga cabai terpedas. Cabai ini berasal dari Moruga yang terletak di Trinidad dan Tobago. Sepintas, cabai ini mirip dengan stroberi. Ia memiliki tingkat kepedasan mencapai 2.001.000 SHU atau kurang lebih 20 kali lebih pedas dari cabai rawit.
Untuk rasanya, cabai ini memiliki sedikit rasa manis, tetapi perlahan semakin pedas ketika dikunyah. Setelah mengunyahnya beberapa saat maka rasa pedasnya semakin tidak tertahankan.
4. Carolina Reaper (1.600.000-2.200.000 SHU)
Carolina Reaper menjadi salah satu cabai terpedas di dunia dengan tingkat kepedasan mencapai 1.600.000-2.200.000 SHU atau 16 kali lebih pedas daripada cabai rawit. Cabai ini disilangkan oleh Ed Currin, seorang pembudidaya cabai asal Amerika Serikat.
Carolina Reaper merupakan hasil persilangan dari cabai naga viper dengan sweet habanero. Rasanya manis buah dengan sentuhan aroma kayu manis dan cokelat. Efek pedas yang mematikan akan terasa setelah beberapa saat memakannya.
5. Dragon’s Breath (2.483.584 SHU)
Dragon’s breath masuk ke dalam deretaan cabai terpedas di dunia. Cabai ini memiliki ukuran yang kecil dengan level kepedasan mencapai 2.483.584 SHU. Adapun, asal cabai ini dari Inggris.
Sensasi setelah mengonsumsi cabai ini adalah mulut terbakar dan berpotensi membuat lidah mati rasa sesaat. Oleh sebab itu, cabai ini sedang dikembangkan sebagai obat anestesi.
6. Pepper X (3.180.000-3.200.000 SHU)
Cabai pepper x merupakan hasil persilangan oleh ‘smokin’ Ed Currie. Cabai ini memiliki tingkat kepedasan sekitar 3,18 juta SHU, 31 kali lebih pedas daripada cabai rawit biasa. Ed Currie telah melakukan riset lebih dari 10 tahun lalu dengan menyilangkan berbagai varietas cabai yang ada.
Tingkat kepedasan yang melebihi 3 juta SHU membuatnya sangat berisiko terhadap kesehatan jika dikonsumsi. Oleh sebab itu, penjualan pepper x dijual dengan aturan ketat.
Sebagai penutup, cabai, dengan berbagai jenis dan tingkat kepedasannya, memang menawarkan pengalaman unik bagi para pecinta makanan pedas. Carolina Reaper, yang kini memegang gelar cabai terpedas di dunia versi Guinness World Records, menjadi salah satu cabai yang patut diperhitungkan.
Dengan tingkat kepedasan yang luar biasa, mencapai 1.539.300 derajat pada skala Scoville dan bahkan bisa melebihi 2.200.000 SHU, cabai ini memberikan sensasi pedas yang tidak hanya memacu adrenalin, tetapi juga menarik minat banyak orang yang tertantang untuk mencobanya. Dikenal karena persilangannya antara ghost pepper dan habanero merah, Carolina Reaper menjadi simbol betapa beragamnya jenis cabai yang ada, serta kekuatan alami yang mereka miliki.
Bagi kamu yang tertarik untuk menggali lebih dalam tentang dunia cabai atau topik menarik lainnya, jangan lupa, kamu bisa menemukan berbagai buku terkait serta koleksi best seller lainnya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menghadirkan informasi dan produk terbaik untukmu! Yuk, sama-sama kita #TumbuhBersama dengan Gramedia, dan temukan banyak pengetahuan baru yang akan memperkaya wawasanmu!