Budidaya Udang Vaname – Udang kaki putih (Litopenaeus Vannamei), atau yang juga disebut sebagai udang Vaname, udang putih Pasifik, dan udang raja merupakan sebuah jenis udang yang berasal dari wilayah Timur Samudra Pasifik. Udang vaname ini secara umum menjadi salah satu bahan pangan yang diminati, jadi banyak dibudidaya
Udang vaname menjadi jenis udang yang sangat cocok untuk dibudidayakan, karena mempunyai daya keberlangsungan hidup yang tinggi dan memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit. Budidaya udang memang menjadi suatu peluang bisnis yang menjanjikan.
Sebab, tingginya permintaan pasar lokal serta pasar global membuat produk bisnis ini dijamin laku.
Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa tren konsumsi udang dalam negeri naik sejumlah 31% dari tahun 2017, yakni dari 353.544 ribu ton menjadi 463.777 ribu ton.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah menetapkan target untuk menjadikan Indonesia sebagai pengekspor udang paling besar nomor satu di dunia, dengan memastikan angka ekspor udang naik mencapai 250% pada tahun 2024 mendatang.
Untuk bisa mencapai target tersebut, kapasitas produksi perlu ditingkatkan dan juga disertai oleh inovasi teknologi yang menunjang. Budidaya udang tidak selalu membutuhkan lahan yang luas, karena pada realitanya, budidaya udang bisa dilakukan dengan menggunakan kolam-kolam kecil di halaman rumah.
Hal ini semakin mendorong banyak orang untuk mencoba budidaya udang, terutama udang vaname. Sebab, udang vaname dikenal memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan jenis udang lainnya. Apa saja kelebihan udang vaname? Simak penjelasannya di bawah ini
Table of Contents
Kelebihan Budidaya Udang Vaname
Mengutip dari Harapan Rakyat dan data dari KKP, udang vaname mempunyai lebih banyak kelebihan jika dibandingkan dengan udang yang lain, yaitu sebagai berikut
- Tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi
- Memiliki angka pertumbuhan yang relatif cepat
- Bisa beradaptasi di lingkungan dengan suhu yang rendah
- Masa pemeliharaan sampai panen termasuk cepat, yakni sekitar 100-110 hari saja
- Sintasan dalam pemeliharaan tinggi
- Nilai konversi pakannya rendah
Peluang Usaha dan Investasi Udang Vaname yang ditulis oleh KKP juga menyebutkan bahwa selain unggul dalam hal budidaya, permintaan udang vaname juga relatif tinggi, sehingga memiliki harga yang bersaing di pasar lokal dan global. Komoditas udang vaname sudah menjadi salah satu komoditas andalan pada sektor budidaya di Indonesia.
Jika dibudidaya secara maksimal, komoditas udang vaname bisa membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih tinggi lagi untuk ke depannya. Hal tersebut tak mengherankan, karena kandungan nutrisi yang dimiliki udang vaname bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, yakni:
- Memiliki kandungan protein sejumlah 35% yang jauh lebih tinggi daripada lipid dan karbohidrat. Kandungan karbohidrat dan lipid yang lebih rendah ini membuat kalori udang vaname lebih rendah dan cocok untuk program diet sehat
- Protein dalam udang vaname mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh
- Kalsium yang ada dalam udang vaname dapat menjaga kesehatan tulang dan gigi
- Udang vaname mengandung mineral yang diperlukan tubuh, seperti kalsium (Ca), zat besi (Ze), magnesium (Mg), dan fosfor (P)
- Lemak jenuh yang ada dalam udang vaname lebih rendah dibandingkan lemak jenuh pada daging ayam, telur ayam, dan daging sapi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, budidaya udang saat ini tidak memerlukan lahan yang luas. Budidaya udang vaname bisa dilakukan di kolam kecil, dan secara umum hanya di tambak tradisional.
Tambak tradisional atau yang sering disebut juga sebagai tambak ekstensif, yang berarti tambak dengan padat tebar yang rendah.
Padat tebar tambak tradisional hanya sebesar 5 hingga 8 ekor per m2, berbeda dengan tambak lain, seperti tambak intensif yang bisa mencapai 75 hingga 100 ekor per m2. Sesuai dengan namanya, tambak tradisional biasanya tidak menggunakan sarana atau fasilitas produksi tambak yang ribet dan mahal.
Walaupun tambak tradisional memiliki padat tebar yang rendah, sistem budidaya tambak tradisional tetap memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem budidaya lainnya. Kelebihan tambak tradisional, yaitu tingkat perawatannya yang jauh lebih mudah dan risiko hewan untuk terkena penyakit relatif lebih kecil.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut mengenai budidaya udang vaname, mulai dari modal usaha, perkiraan omzet, tahap persiapan budidaya, dan cara budidayanya. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini
Modal Usaha dan Perkiraan Omzet Budidaya Udang Vaname di Tambak Tradisional
Modal usaha budidaya sebenarnya bergantung pada jumlah udang yang akan dibudidaya. Misalnya, Anda hanya memiliki lahan untuk budidaya udang seluas 1 ha. Jika menggunakan tambak tradisional dengan padat tebar 8 ekor per m2, berarti jumlah udang yang bisa dibudidaya adalah 80.000 ekor. Analisis modal ini terbagi menjadi dua, yakni biaya tetap dan biaya operasional.
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah investasi yang hanya dikeluarkan sekali saja dan bisa digunakan secara berulang. Rincian kebutuhan budidaya udang vaname diperkirakan sebagai berikut
Sewa tambak 1 tahun: Rp3.000.000
Pembuatan kolam: Rp1.000.000
Pompa air dan kincir: Rp4.000.000
Jadi, total biaya tetap yang harus dikeluarkan adalah Rp8.000.000
2. Biaya operasional
Biaya operasional merupakan biaya untuk pembelian kebutuhan yang habis pakai, seperti pakan, pembayaran listrik, dan lain sebagainya. Contoh jelasnya sebagai berikut
Benur Udang (80.000 ekor): Rp4.000.000
Pakan Udang (500 kg): Rp5.000.000
Kapur: Rp3.000.000
Listrik (3 bulan): Rp300.000
Jadi, total biaya operasional yang harus disiapkan adalah Rp12.300.000. Dan, total modal yang diperlukan untuk budidaya udang vaname adalah Rp20.300.000.
3. Omzet
Perkiraan omzet tentunya menjadi salah satu pertimbangan penting dalam merintis usaha. Jika keberhasilan dalam budidaya udang vaname ditargetkan sebesar 90%, maka total udang yang bisa dipanen adalah sebanyak 72.000 ekor
Berikutnya, jika berat per ekor udang adalah 12 gram, maka total berat dari 72.000 ekor adalah 864 kg. Lalu, dengan menetapkan harga 50.000 per kg, omzet yang bisa didapatkan adalah Rp 43.200.000.
Jadi, dalam jangka waktu budidaya kira-kira 110 hari, Anda bisa menghasilkan omzet sebesar Rp43.200.000. Menarik sekali bukan? Namun, budidaya udang vaname tidak semudah itu untuk dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya budidaya udang menjadi lancar. Simak penjelasannya di bawah ini
Tahap Persiapan Budidaya Udang Vaname
Tahap persiapan budidaya udang vaname adalah upaya yang perlu dilakukan sebelum memasuki tahap budidaya. Penjelasan lengkapnya di bawah ini
1. Mempersiapkan kolam budidaya dan tandon
Merencanakan konstruksi dan desain kolam menjadi hal penting yang perlu dilakukan sebelum melakukan kegiatan budidaya. Selain itu, keberadaan sumber air juga perlu dipastikan. Sumber air yang digunakan untuk budidaya udang vaname bisa berupa air laut langsung atau sumur bor dengan salinitas tertentu.
Ketersediaan air sendiri menjadi faktor penentu dari kegiatan budidaya udang vaname ini, karena menjadi sumber kehidupan untuk udang. Selain itu, konstruksi tambak juga harus dilengkapi dengan beberapa jenis kolam lain, seperti kolam tandon, kolam IPAL, dan kolam outlet
2. Mengisi kolam dengan air
Setelah kolam budidaya sudah siap, di mana tidak ada lubang atau kebocoran, maka bisa dilanjutkan untuk pengisian air ke kolam. Pengisian air ini biasanya hingga ketinggian air 100 cm, dengan salinitas di atas 15 ppt.
3. Mempersiapkan alat-alat
Beberapa alat yang perlu dipersiapkan untuk melakukan kegiatan budidaya udang vaname adalah sebagai berikut
a. Nanobubble
Nanobubble adalah alat suplai oksigen terlarut untuk tambak. Nanobubble merupakan generator yang akan menghasilkan gelembung berukuran nano, sehingga menjadikannya efektif dalam transfer gas dan menjaga ketersediaan oksigen terlarut dalam tambak budidaya udang vaname.
b. Jet Bubble
Jet Bubble adalah alat yang menghasilkan arus, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengarahkan sedimen atau materi organik dalam kolam budidaya. Mesin ini perlu diatur untuk mengarahkan air ke arah tengah kolam, untuk mengumpulkan lumpur ke pipa sentral
c. Anco
Minimal menggunakan 1 buah Anco dalam satu kolam budidaya untuk sampling udang vaname
d. Alat untuk menjaga kualitas air
- Dissolve Oxygen (DO) meter untuk mengukur kandungan oksigen terlarut dalam air
- pH meter untuk mengukur pH air
- Termometer untuk mengukur suhu air
- Secchi disk untuk mengukur kecerahan air
- Hand refraktometer untuk mengukur salinitas
- TDS meter untuk mengukur nilai total padatan terlarut
- Ammonia test kit
- Gayung
- Botol sampel
4. Sterilisasi kolam
Kolam yang sudah siap dan sudah diisi air bisa dilanjutkan dengan proses sterilisasi. Proses ini dilakukan untuk membasmi semua organisme yang ada di dalam air, yang memiliki kemungkinan untuk membahayakan benur udang. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap ini, yakni sebagai berikut
- Sterilisasi dilakukan dengan meninjau organisme apa yang mungkin ada pada kolam atau tambak
- Sterilisasi dilakukan dengan memerhatikan petunjuk penggunaan produk atau obat dan ancaman bahaya yang mungkin terjadi
- Menggunakan obat yang tidak meninggalkan residu dan ramah lingkungan
- Menggunakan obat dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan sterilisasi
5. Mempersiapan mikroorganisme
Setelah kolam sudah steril, selanjutnya perlu disiapkan proses menumbuhkan pakan alami untuk udang vaname, agar menciptakan kondisi kolam yang sesuai untuk proses budidaya. Selain itu, upaya ini dilakukan untuk menciptakan kolam yang bebas dari segala bakteri patogen dan plankton yang bersifat merugikan.
Plankton dibutuhkan dalam budidaya udang vaname sebagai sumber pakan alami, menghasilkan oksigen dan menstabilkan suhu air, serta membantu penyerapan amonia dan sisa bahan organik. Selain itu, bakteri dekomposer juga dibutuhkan untuk membuat proses penguraian sisa bahan organik, nitrogen, dan amonia menjadi lebih cepat
Cara Budidaya Udang Vaname
1. Memilih dan menebar benur udang vaname
Benur udang vaname yang layak untuk budidaya harus sehat, memiliki sertifikat, dan berukuran minimal 0,8 cm. Selain itu, benur udang juga harus bisa beradaptasi dengan suhu tambak.
Oleh karena sifat kanibalismenya, kepadatan tebar benur udang juga perlu diperhatikan. Idealnya, benur ditebar dengan kepadatan 50 hingga 100 ekor/m2
2. Mengatur pakan
Pakan menjadi komponen budidaya yang banyak membutuhkan biaya. Maka dari itu, pakan perlu diatur dengan baik supaya budidaya tidak mengalami kerugian.
Untuk budidaya udang vaname, pakan dibedakan menjadi 3 jenis, yakni pakan tepung (untuk udang yang berusia kurang dari 15 hari), pakan granula atau crumble (untuk udang yang berusia 16 hingga 45 hari), dan pelet (untuk udang yang berusia 46 hingga 110 hari)
3. Mengamati kualitas air
Air yang digunakan untuk budidaya udang vaname adalah air laut murni atau air dengan tingkat keasinan (salinitas) di atas 15 ppt. Batas kedalaman air untuk tambak adalah 100 cm, dan harus diganti setiap 60 hari. Pengamatan kualitas air harus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat suhu, kecerahan, DO, pH, salinitas, dan warna air
4. Perawatan dan pemberian obat-obatan
Untuk menjaga kesehatan udang vaname, perlu dilakukan berbagai perawatan, seperti pemberian kultur probiotik dan multivitamin. Tambak udang vaname juga perlu diberikan desinfektan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Memilih teknik yang tepat untuk budidaya juga menjadi salah satu upaya perawatan. Salah satunya teknik yang paling populer dilakukan adalag teknik bioflok. Teknik budidaya udang vaname dengan sistem bioflok terbukti bisa mengatasi masalah kualitas air di tambak selama pemeliharaan dan munculnya penyakit pada udang.
Teknik ini dilakukan dengan mencampurkan berbagai mikroba, partikel organik, dan detritus. Budidaya udang vaname yang memanfaatkan teknologi bioflok tingkat kualitas airnya bisa lebih tinggi, efisiensi pakan juga meningkat, dan menghambat proses perkembangan penyakit selama budidaya.
5. Panen
Sebelum melakukan panen, sebaiknya air tambak diberi kapur terlebih dahulu untuk mencegah molting atau proses pergantian cangkang pada saat panen. Panen bisa dilakukan saat udang sudah berbobot 16 hingga 20 gram/ekor atau berumur 3 sampai 4 bulan. Untuk menjaga kualitas udang, panen bisa dilakukan secara keseluruhan (panen total) atau sebagian saja (panen parsial) dengan menggunakan jala
Grameds, itu dia penjelasan tentang udang vaname dan beberapa hal yang perlu diketahui untuk melakukan budidaya udang vaname. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang berminat untuk melakukan budidaya udang vaname. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu siap memberikan informasi terlengkap untuk Anda
Rekomendasi Buku Terkait Budidaya Udang Vaname
Rahasia Sukses Budidaya Udang Dalam Tambak
Udang menjadi salah satu komoditas perikanan andalan negara kita. Nilai ekspor udang termasuk dalam salah satu yang yang paling besar dibandingkan dengan ekspor sektor perikanan lainnya. Budidaya udang di Indonesia umumnya dilakukan di tambak.
Sebagian besar budidaya dilakukan di sekitar pantai. Hal ini tak mengherankan, karena panjang garis pantai Indonesia adalah nomor dua di dunia. Buku Rahasia Sukses Budidaya Udang dalam Tambak ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi siapa saja yang berniat atau sedang menjalankan budidaya udang, supaya menghasilkan udang yang berkualitas.
[IT_EPOLL_VOTING id=”84466″][/IT_EPOLL_VOTING]Peluang usaha budidaya udang galah
Buku Peluang Usaha Budi Daya Udang Galah ini akan menguraikan secara rinci bagaimana kehidupan udang galah, dan cara menentukan lokasi dan pembuatan kolam untuk budidaya udang galah. Selain itu, dijelaskan juga mengenai pengadaan dan pemeliharaan benih, pengadaan pakan, teknik pengelolaan budidaya, dan penanganan panen dan pasca panen udang galah.
Dengan adanya buku ini, diharapkan bisa memberikan manfaat dengan dijadikan pedoman, motivasi, sekaligus inspirasi bagi para remaja, pemuda, dan masyarakat lainnya untuk berwirausaha mandiri budidaya udang galah. Dan, secara jangka panjang bisa melahirkan pengusaha yang berhasil dan sukses.
Budi Daya Udang Laut
Buku Budi Daya Udang Laut ini akan membahas secara lengkap tentang budi daya udang laut yang memperkenalkan berbagai teknik budi daya untuk tetap mempertahankan tambak tetap berproduksi. Ada petambak yang berhasil dengan melakukan persiapan tambak dan pengelolaan kualitas air yang ketat, dan sistem tertutup. Ada juga yang menurunkan padat penebaran, menerapkan cara budi daya organik, polikultur, tebar gilir, dan sebagainya.
[IT_EPOLL_VOTING id=”84466″][/IT_EPOLL_VOTING]Penulis: Gabriel
Rujukan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Litopenaeus_vannamei&ved=2ahUKEwjnloLMgfT9AhWgRWwGHWJiC5YQmhN6BAgUEAQ&usg=AOvVaw20dJbPpWmIZqleeq4KTW4M
5 Ways to Cultivate Vaname Shrimp in Traditional Ponds & Their Prospects
https://nanobubble.id/blog/langkah-langkah-budidaya-udang-vaname
Baca juga:
- Akuaponik
- Jenis Ikan Konsumsi
- Ikan Hias Air Laut
- Ikan Hias Air Tawar
- Budidaya Ikan Air Tawar
- Jenis Ikan Hias Aquarium
- Budidaya Ikan Gabus
- Budidaya Ikan Koi
- Cara Merawat Ikan Koi
- Budidaya Ikan Cupang
- Budidaya Ikan Mas Koki
- Budidaya Ikan Mas
- Budidaya Ikan Lele
- Budidaya Ikan Patin
- Budidaya Ikan Guppy
- Cara Merawat Ikan Guppy
- Cara Merawat Kura Kura
- Budidaya Ikan Nila
- Budidaya Ikan Gurame
- Budidaya Lobster Air Tawar
- Jenis Hewan Laut
- Ikan Mola
- Ikan Dorado
- Ikan Palmas
- Jenis Ikan Koi dan Harganya
- jenis Ikan Channa
- jenis Ikan Cupang
- Jenis Ikan Louhan
- Jenis Kura Kura Peliharaan
- Fakta Kura Kura Brazil
- Umur Ikan Cupang
- Umpan Ikan Nila
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien