Buku Biografi Ir Soekarno
Jelajahi Buku Biografi Ir Soekarno Anak dari Gramedia yang disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori buku seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori buku seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Tentang Buku Biografi Ir Soekarno by Gramedia
Jelajahi Buku Biografi Ir Soekarno dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia.
Ir.Soekarno adalah tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau merupakan bapak proklamator bersama Mohammad Hatta. Biografi Soekarno menarik untuk disimak agar kita bisa mengetahui perjalanan hidupnya.
Sampai sekarang, qoutes Seokarno masih terus dikenang oleh semua orang. Baik itu tentang cinta, pahlawan, serta kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Banyak anak muda yang mengidolakan sosok Bung Karno. Hal itu tidak lepas dari isi pidato Bung Karno yang mampu mengobarkan semangat dan menginspirasi kaula muda di masanya. Seolah-olah tidak lekang oleh zaman, generasi muda saat ini masih saja menyukai dan menjadikannya sebagai pembakar semangat.
Berikut pembahasan mengenai biografi Soekarno secara lengkap dan singkat. Pastikan membacanya sampai habis ya.
Biografi Soekarno Singkat
Memiliki nama asli Koesno Sosrodihardjo, Soekarno lahir di Jl. Pandean IV No 40, Kel. Paneleh, Kec. Genteng, Kota Surabaya pada 6 Juni 1901. Beliau wafat pada umur 69 tahun di Kota Jakarta, 21 Juni 1970. Merupakan anak dari pasangan Ida Ayu Nyoman Rai dan Soekemi Sosrodihardjo. Ir.Soekarno menganut agama Islam.
Soekemi Sosrodihardjo adalah seorang guru pemerintah di Bali dan Jawa Timur, lulusan Kweekschool Probolinggo. Lahir di keluarga guru, ayahanda berjuang agar Ir.Soekarno bisa mendapatkan akses pendidikan modern sama seperti orang Eropa.
Mungkin belum banyak yang tahu, apabila Bapak Bangsa Indonesia ini pernah menikah dengan sembilan orang wanita.
Ir.Soekarno menjelaskan jika lebih tertarik kepada wanita yang sopan dan sederhana, dibandingkan dengan wanita berpenampilan seksi. Seperti itulah jawaban beliau ketika menjawab pertanyaan istrinya Fatmawati.
Menurut Soekarno, wanita cantik terlihat melalui sikap, tutur bahasa, keaslian dan kesederhanaan yang keluar dari dalam dirinya.
Sembilan istri Ir.Soekarno yaitu Oetari (1921-1923), Inggit Garnasih (1923-1943), Fatmawati (1943-1956), Hartini (1953-1970), Kartini Manopo (1959-1968), Ratna Sari Dewi (1962-1970), Haryawati (1963-1966), Yurike Sanger (1964-1968) dan Heldy Djafar (1966-1969).
Nama-nama anak Ir.Soekarno adalah sebagai berikut:
- Kartika (anak angkat)
- Juami (anak angkat)
- Guntur Soekarnoputra
- Guruh Soekarnoputra
- Megawati Soekarnoputri
- Sukmawati Soekarnoputri
- Rachmawati Soekarnoputri
- Bayu Soekarnoputra
- Taufan Soekarnoputra
- Soekarno
- Karina Kartika Sari Dewi
- Ayu Gembirowati
- Soekarnoputra
- Totok Suryawan
Ir.Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia periode 18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967. Wakil presiden adalah Mohammad Hatta yang sekaligus membaca teks proklamasi kemerdekaan Indonesia bersama.
Biografi Soekarno Semasa Kecil
Semasa kecil, Soekarno dikenal dengan nama Kusno dan hanya tinggal sebentar bersama orang tuanya. Beliau pindah dan tinggal di rumah kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulungagung, Jawa Timur.
Pada usia 11 tahun, nama Kusno diubah karena ia sering sakit Thypus. Perubahan nama tersebut dilakukan menurut kepercayaan orang Jawa. Yaitu penggantian nama seseorang bisa mempengaruhi kehidupannya.
Ayahanda Soekarno, Raden Sukemi Sosrodiharjo, kemudian memberi nama Karna. Salah satu tokoh pahlawan di dalam Mahabarata. Di dalam bahasa Jawa, kebiasaannya huruf “A” dibaca menjadi “O”, sehingga dipanggil Karno.
Tambahan Soe di awal berarti paling baik atau baik, mengikuti ejaan Belanda. Berawal dari situ, terciptalah nama Soekarno. Di dalam tulisan Cindy Adams, beliau menjelaskan jika lebih senang namanya memakai ejaan “U” daripada ejaan Belanda.
Biografi Soekarno Selama Mengenyam Pendidikan
Sekolah pertama Ir.Soekarno berada di Tulungagung, sebelum pindah ke Kota Mojokerto mengikuti orang tua yang ditugaskan ke sana. Di Mojokerto, ayahanda menyekolahkan Soekarno di tempatnya mengajar bernama Eerste Inlandse School.
Tidak berlangsung lama, pada tahun 1911 Soekarno dipindahkan ke ELS (Europeesche Lagere School). Lembaga pendidikan ini setingkat dengan sekolah dasar. Disinilah Soekarno dipersiapkan untuk masuk ke HBS.
Setelah tamat dari ELS, pada tahun 1915 Soekarno kembali ke Kota Surabaya untuk melanjutkan menuntut ilmu di HBS (Hogore Burger School). Berkat bantuan Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang merupakan teman dari ayahanda, Seokerno bisa diterima di HBS. H.O.S Tjokroaminoto adalah pendiri organisasi Serikat Islam.
Kala itu, Soekemi Sosrodihardjo berdinas di luar Kota Surabaya dan menitipkan Soekarno ke pondokan Tjokroaminoto. Ir.Soekarno baru berusia 15 tahun. Berawal dari sini, Soekarno mengenal dunia perjuangan yang membentuknya menjadi pejuang sejati.
Selama menempuh pendidikan di HBS, Soekarno bertemu dengan banyak pemimpin organisasi. Selain H.O.S Tjokroaminoto, beliau juga berkenalan dengan Muso, Alimin, Haji Agus Salim, Dharsono, dan Abdul Muis.
Selama tinggal bersama Cokroaminoto, Soekarno mulai belajar tentang dunia politik meskipun usianya masih muda. Beliau belajar untuk menyampaikan pidato di depan cermin kamarnya.
Soekarno kemudian aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang diciptakan sebagai organisasi Budi Utomo. Pada tahun 1918, organisasi tersebut berubah nama menjadi Jong Java (Pemuda Jawa).
Bukan hanya aktif mengikuti organisasi, Soekarno juga rutin menerbitkan tulisan di Oetoesan Hindia. Sebuah penerbit harian yang dipimpin langsung oleh Tjokroaminoto. Dalam biografi Soekarno, Kota Surabaya tentu berperan besar dalam perjalanan hidupnya.
Sejak tahun 2013 silam, Tri Rismaharini, wali kota Surabaya menjadikan rumah kelahiran Soekarno sebagai cagar budaya. Kampung yang menjadi tempat tinggal Soekarno ini disebut “Kampung Bung Karno”.
Biografi Soekarno tentang pendidikan terus berlanjut dan tidak berhenti di Surabaya. Setelah lulus dari HBS Surabaya pada bulan Juli 1921, Soekarno melanjutkan pendidikannya ke Kota Bandung, yaitu di Technische Hoogeschool te Bandoeng, mengambil jurusan teknik sipil. K
ampus tersebut sekarang dikenal dengan nama ITB. Beliau melanjutkan bersama teman satu angkatan di HBS, bernama Djoko Asmo.
Pada tanggal 25 Mei 1926, Soekarno dinyatakan lulus dari ujian insinyur dan mendapatkan gelar Ir atau insinyur. Kemudian di tanggal 3 Juli 1926, pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung, beliau diwisuda bersama 8 insinyur lainnya.
Selama di Kota Bandung, Soekarno tinggal bersama Haji Sanusi. Haji Sanusi merupakan sahabat karib Tjokroaminoto sekaligus anggota Sarekat Islam. Kesempatan bertemu tokoh-tokoh hebat kembali didapat Soekarno.
Di Bandung beliau berinteraksi dengan Dr. Douwes Dekker, Tjipto Mangunsumo, dan Ki Hajar Dewantara. Ketiganya adalah pemimpin dari organisasi National Indische Partij.
Perjalanan Ir.Soekarno di Pergerakan Nasional
Di tahun 1926, Soekarno yang berusia muda menciptakan organisasi di Kota Bandung bernama Algemene Studie Club. Organisasi ini merupakan cikal bakal dibentuknya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927.
Selanjutnya, pada bulan Desember 1929 Soekarno ditangkap oleh pihak Belanda karena aktivitasnya di Partai Nasional Indonesia. Muncullah pledoi fenomenal kala itu yang bernama Indonesia Menggugat. Beliau kembali dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931.
Di dalam biografi Soekarno, beliau dikenal sebagai sosok pemberani dan pantang menyerah. Terbukti dengan bergabungnya Soekarno dengan Partindo atau Partai Indonesia di bulan Juli 1932. Lagi-lagi aktivitas yang dilakukan membuatnya tertangkap pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke pulau Flores.
Pengasingan ke pulau terpencil dan sangat jauh tersebut hampir membuat namanya dilupakan oleh para tokoh nasional. Dalam kondisi krisis seperti ini, Ir.Soekarno tetap bersemangat yang tersirat dari surat-suratnya kepada Ahmad Hassan, sosok Guru Persatuan Islam.
Pada tahun 1938, Ir.Soekarno dipindahkan ke Provinsi Bengkulu. Baru setelah masa penjajahan Jepang, beliau bebas di tahun 1942.
Biografi Soekarno Semasa Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir.Soekarno bersama Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekan bangsa Indonesia atas penjajahan Jepang. Sejak saat itu, setiap tanggal 17 Agustus diperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.
Pada momen ini, Ir.Soekarno dan Mohammad Hatta ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Menurut biografi Soekarno, beliau dan timnya berhasil menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
Demikianlah biografi Soekarno secara singkat dan lengkap, semoga bisa menjadi referensi bermanfaat dan membuat kita semakin mengagumi sosok presiden pertama NKRI.