in

Review Novel Perburuan Piring Emas Karya Jacques Futrelle

Rating: 3.48

Perburuan Piring Emas atau yang dalam judul aslinya adalah The Chase of the Golden Plate merupakan novel karya Jacques Futrelle, penulis misteri asal Amerika. Novel ini merupakan novel yang legendaris, karena diterbitkan pertama kali pada tahun 1906. Adapun Jacques Futrelle sendiri, tewas dalam tragedi tenggelamnya kapal Titanic yang kita kenal sampai saat ini.

Novel Perburuan Piring Emas ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, yang diterbitkan oleh Penerbit Laksana pada 21 Maret 2022. Novel dengan total 172 halaman ini bertema misteri yang mencekam dan romansa yang manis.

Di tengah acara pesta topeng yang diadakan oleh Stuyvesant Randolph, seorang jutawan pemilik Seven Oaks, terjadi kasus pencurian yang sangat berani. Pencuri itu mengambil beberapa piring emas yang nilainya mencapai lima belas ribu dolar. Hal yang lebih membuat kaget adalah fakta bahwa pencurian itu dilakukan oleh seorang tamu yang mengenakan sang Pencuri, lengkap dengan pistol berisi peluru asli! 

Lalu, pencuri itu melarikan diri sambil membawa barang-barang curiannya bersama seorang gadis cantik berambut pirang. Siapakah sosok pencuri dan gadis pirang itu? Yuk selidiki kasus misteri ini bersama Profesor Van Dusen yang dikenal sebagai sang Mesin Berpikir.

Profil Jacques Futrelle – Penulis Novel Perburuan Piring Emas 

Holiday Sale

Jacques Heath Futrelle lahir di Pike County, Georgia, Amerika pada 9 April 1875. Jacques adalah seorang jurnalis dan penulis novel misteri. Namanya sebagai penulis mulai dikenal masyarakat berkat cerita detektif pendek karyanya yang menampilkan Profesor Augustus S. F. X. Van Dusen, atau yang dikenal sebagai Mesin Berpikir, karena penggunaan logikanya. Dia meninggal dalam tenggelamnya RMS Titanic.

Pada tahun 1895, Jacques menikah dengan sesama penulis, yaitu Lily May Peel dan pernikahan mereka dikaruniai dua anak, Virginia dan Jacques “John” Jr. Saat kembali dari Eropa dengan kapal RMS Titanic, Jacques Futrelle yang adalah seorang penumpang kelas satu, menolak untuk naik sekoci, dan memaksa istrinya untuk naik sekoci. Istrinya ingat terakhir kali dia melihatnya, Jacques sedang merokok di dek bersama John Jacob Astor IV. Jacques bersama penumpang lainnya dinyatakan tewas di Atlantik dan tubuhnya tidak pernah ditemukan. 

Jacques Futrelle sempat bekerja untuk Atlanta Journal, di bagian olahraga, kemudian di New York Herald, Boston Post, dan Boston American. Lalu, pada tahun 1905, karakter Mesin Berpikirnya muncul dalam versi serial cerita pendek berjudul The Problem of Cell 13. Jacques Futrelle meninggalkan Boston American pada tahun 1906 untuk fokus menulis novel. 

Ia membangun rumah dengan pemandangan pelabuhan di Scituate, Massachusetts, yang disebutnya sebagai Batu Loncatan dan menghabiskan sebagian besar waktunya di sana, hingga kematiannya pada tahun 1912. Karya terakhirnya yang berjudul My Lady’s Garter, diterbitkan secara anumerta pada tahun 1912. 

Pada tanggal 29 Juli 1912, ibu Futrelle, Linnie Futrelle, meninggal di rumahnya di Georgia. Kematiannya ini disebabkan oleh kesedihan atas kepergian putranya.

Beberapa karya Jacques Futrelle, yaitu: 

  • The Chase of the Golden Plate (1906)
  • The Simple Case of Susan (1908)
  • The Diamond Master (1909)
  • Elusive Isabel (1909)
  • The High Hand (1911)
  • My Lady’s Garter (1912)
  • Blind Man’s Buff (1914)
  • Short story collections
  • The Thinking Machine (1907)
  • The Flaming Phantom
  • The Great Auto Mystery
  • The Man Who Was Lost
  • The Mystery of a Studio
  • The Problem of Cell 13 (1905)
  • The Ralston Bank Burglary
  • The Scarlet Thread
  • The Thinking Machine on the Case (1908)
  • The Stolen Rubens

 

Sinopsis Novel Perburuan Piring Emas

Pros & Cons

Pros
  • Novel Perburuan Piring Emas memang menampilkan intrik yang berlimpah melalui ceritanya, mulai dari premis, teknik penulisan, alur cerita, dan misteri yang disajikan dapat memuaskan pembaca.
  • Jacques Futrelle sukses membentuk ekspektasi dan mengejutkan pembaca dengan langsung menyajikan konflik utama di bagian yang terlalu awal.
  • Pembaca diajak terlibat dalam misteri yang sulit untuk dipecahkan, yang membentuk banyak spekulasi yang salah.
  • Penulis berhasil menyajikan twist yang mengejutkan pembaca.
Cons
  • Gaya penulisannya terkesan kurang mengalir, sehingga pembaca mungkin merasa kesulitan dalam memahami beberapa bagian.
  • Ada bagian dari kisah ini yang dinilai merendahkan perempuan.
  • Penyelesaian kasus ini dinilai tidak terlalu berkesan dan terasa beberapa kejanggalan pada bagian pembuktian misterinya yang terkesan tanggung.

Kardinal Richelieu dan Mikado melangkah keluar ke balkon sempit yang menghadap ke pintu masuk Seven Oaks, menyalakan rokok mereka dan berdiri diam mengamati kerumunan orang yang menaiki tangga marmer yang lebar. Di sini ada Janda Permaisuri Tiongkok yang terlalu gemuk, di sana ada seorang pejuang India dengan pakaian lengkap dan pakaian serba guna, dan di belakangnya ada dua gadis Geisha yang cekikikan. 

Berikutnya, dengan jubah megah, datanglah Tsar Rusia. Mikado tersenyum. ‘Musuh lamaku,’ kata dia kepada Kardinal. Seorang Penggembala Watteau dibantu keluar dari mobil oleh Christopher Columbus dan mereka berjalan bergandengan tangan, sementara seorang Pierrette berlari di samping mereka sambil tertawa terbahak-bahak. D’Artagnan, Athos, Aramis, dan Porthos terhuyung-huyung dengan pedang yang kurang ajar dan berdenting.

“Ah!” seru Kardinal.

“Ada empat pria yang saya kenal baik.”

Mary Queen of Scots, Pocahontas, Sultan Turki, dan Mr. Micawber mengobrol dengan ramah dalam satu bahasa. Di belakang mereka muncul sosok yang langsung menarik perhatian. Itu adalah Pencuri, dengan lentera gelap di satu tangan dan pistol di tangan lainnya. Topeng hitam ditarik hingga ke bibirnya, topi bungkuk menutupi matanya, dan seperangkat peralatan profesinya diayunkan dari satu bahu.

“Oleh George!” komentar Kardinal.

“Nah, itu pintar.”

“Sepertinya yang asli,” tambah Mikado. Pencuri itu berdiri sejenak, membiarkan Ratu Elizabeth yang mengenakan berlian lewat, lalu menaiki tangga. Kardinal dan Mikado melewati jendela yang terbuka menuju ruang tamu untuk menyaksikan kedatangannya.

“Yang Mulia, Ratu Elizabeth!” pelayan berwajah muram itu mengumumkan. Pencuri itu menyerahkan sebuah kartu kepada petugas yang berseragam itu dan melihat, dengan jelas geli, ekspresi keheranan sekilas di wajah kaku itu. Mungkin kartu itu ada di sana karena kartu itu telah ditawarkan di tangan yang memegang pistol itu. 

Suara itu melirik nama di kartu itu dan menghela napas lega. “Bill, Pencuri!” dia mengumumkan. Terdengar gumaman keheranan dan ketertarikan di ruang resepsi dan ruang dansa di luarnya. Dengan demikian, Pencuri itu mendapati dirinya menjadi pusat perhatian sejenak, sementara gelak tawa terdengar di mana-mana.

Namun, kedatangan seorang Badut, yang berlari di belakangnya, mengalihkan semua pandangan, dan Pencuri itu terserap ke dalam kerumunan. Hanya beberapa menit kemudian Kardinal Richelieu dan Mikado, mencari pengalih perhatian, mengisolasi Pencuri dan menyeretnya ke ruang merokok. Di sana Tsar Rusia, yang sangat dekat dengan Mikado sehingga dia memanggilnya Mike, bergabung dengan mereka dan mereka merokok bersama.

“Bagaimana kamu bisa mengenakan kostum seperti itu?” tanya Kardinal kepada Pencuri. Pencuri itu tertawa, memperlihatkan dua baris gigi putih yang kuat. Celah pada dagu yang dicukur bersih dan persegi, terlihat di bawah masker, menjadi lebih jelas. Seorang wanita akan menyebutnya lesung pipit.

“Saya menginginkan sesuatu yang berbeda,” jelasnya. “Tidak ada yang lebih luar biasa daripada pencuri sungguhan yang siap berbisnis di sini, jadi saya datang.”

“Untunglah polisi tidak melihatmu,” kata Tsar. Sekali lagi Pencuri itu tertawa. Dia jelas seorang pengrajin yang baik hati, meskipun pakaiannya menyeramkan.

Di tengah pesta topeng masyarakat kelas atas, seseorang melakukan pencurian yang berani. Beberapa lempengan emas telah dicuri, nilainya diperkirakan mencapai lima belas ribu dollar. Yang lebih mengejutkan lagi adalah kenyataan bahwa kejahatan tersebut tampaknya dilakukan oleh seorang tamu yang mengenakan kostum Pencuri, lengkap dengan pistol yang terisi peluru asli!

Bersembunyi di depan mata, pencuri itu melarikan diri dengan jarahannya dan pergi bersama seoranh wanita yang berambut pirang dan cantik. Pihak berwajib kesulitan mencari identitas sang pelaku, karena tidak ada ciri-ciri apa pun yang bisa dikenali dari sang Pencuri. Gadis cantik berambut pirang pun tidak membantu. 

Seorang wartawan yang penuh rasa ingin tahu ikut mengusut kasus ini hingga akhirnya dia punya lebih banyak informasi dan fakta daripada pihak berwajib yang seharusnya lebih unggul. Berikut akan disajikan kisah mencekam tentang romansa, kehormatan, dan misteri yang menampilkan Profesor Van Dusen tercinta, yang lebih dikenal sebagai Mesin Berpikir. 

Kelebihan Novel Perburuan Piring Emas

Masih bertahan di bagian best seller hingga 117 tahun berikutnya, sebenarnya sudah membuktikan eksistensi novel klasik yang satu ini. Novel Perburuan Piring Emas memang menampilkan intrik yang berlimpah melalui ceritanya. Mulai dari premis, teknik penulisan, alur cerita, dan misteri yang disajikan dapat memuaskan pembaca.

Pada awal kisah ini, pembaca akan disuguhi dengan suasana glamor, megah, dan menyenangkan. Jacques Futrelle berhasil membentuk banyak ekspektasi atau kemungkinan skenario yang dapat terjadi selanjutnya di benak pembaca. Namun, Jacques Futrelle sukses juga mengejutkan pembaca dengan langsung menyajikan konflik utama di bagian yang terlalu awal.

Pembaca kemudian diajak terlibat dalam misteri yang tidak sederhana ini. Misteri yang sulit untuk dipecahkan, yang membentuk banyak spekulasi yang salah. Jacques Futrelle berhasil menyajikan twist yang mengejutkan pembaca. 

Secara keseluruhan, kisah klasik ini menyajikan angin segar yang bisa memuaskan para pecinta kisah misteri. Novel yang bisa membawa pembaca menyusuri masa lalu yang penuh dengan kemegahan, tetapi juga konflik yang kompleks. Novel ini sangat direkomendasikan untuk mengisi waktu luang. 

Kekurangan Novel Perburuan Piring Emas

Selain memiliki kelebihan, novel Perburuan Piring Emas ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan novel ini terletak pada gaya penulisannya yang terkesan kurang mengalir, yang bisa dimaklumi karena buku ini ditulis lebih dari 100 tahun yang lalu. Beberapa pembaca mungkin merasa kesulitan dalam memahami beberapa bagian, tetapi secara keseluruhan novel ini bisa dinikmati.

Lalu, ada bagian dari kisah ini yang dinilai merendahkan perempuan, yang menuliskan “Oh, wanita! Wanita pengkhianat, tak tulus, setia, menawan! Semua benang kusut dalam kehidupan adalah hasil karya jemari lentikmu. Semua dosa dan duka adalah akibat kelakuanmu!”. Hal ini cukup menuai kontroversi, apalagi buku ini ditulis oleh laki-laki. 

Kekurangan lain, yaitu dari segi penyelesaian kasusnya yang dinilai tidak terlalu berkesan dan terasa beberapa kejanggalan pada bagian pembuktian misterinya yang dinilai tanggung. Mulai dari menggunakan pemikiran logis dan psikologis, lalu tiba-tiba ada tes darah. Lalu, ada juga hal-hal yang tidak terjelaskan.

Pesan Moral Novel Perburuan Piring Emas

Dari novel Perburuan Piring Emas ini, kita dapat belajar bahwa semua masalah adalah hal yang sulit, tetapi yang bisa kita pastikan adalah semua masalah pasti bisa juga diselesaikan, bagaimanapun caranya. Jadi, jangan menyerah dalam menghadapi masalah.

Kisah ini juga menyadarkan kita untuk senantiasa berhati-hati dan tidak mudah percaya pada orang lain. Bukan dalam arti selalu berprasangka buruk, tetapi bersikap waspada, karena kita tak pernah tahu bagaimana pribadi orang. Jangan menaruh kepercayaan secara langsung penuh, melainkan secara bertahap.

Nah, itu dia Grameds sinopsis dan ulasan novel Perburuan Piring Emas karya Jacques Futrelle. Penasaran akan siapa sosok Pencuri dan gadis berambut pirang tersebut? Yuk langsung saja temukan jawabannya hanya dengan mendapatkan novel klasik ini di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menyediakan info dan produk terbaik untuk Anda.

 

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

The Diamond Master Karya Jacques Futrelle

The Diamond Master

Karya ini telah dipilih oleh para sarjana sebagai budaya penting, dan merupakan bagian dari basis pengetahuan peradaban seperti yang kita kenal. Karya ini direproduksi dari artefak aslinya, dan sebisa mungkin tetap sesuai dengan karya aslinya. Oleh karena itu, Anda akan melihat referensi hak cipta asli, stempel perpustakaan (karena sebagian besar karya ini disimpan di perpustakaan terpenting kami di seluruh dunia), dan notasi lain dalam karya tersebut.

Karya ini berada dalam domain publik di Amerika Serikat, dan mungkin di negara lain. Di Amerika Serikat, Anda dapat dengan bebas menyalin dan mendistribusikan karya ini, karena tidak ada entitas (individu atau perusahaan) yang memiliki hak cipta atas isi karya tersebut. Sebagai reproduksi artefak sejarah, karya ini mungkin berisi halaman yang hilang atau kabur, miskin gambar, tanda yang salah, dll. Para sarjana percaya, dan kami setuju, bahwa karya ini cukup penting untuk dilestarikan, direproduksi, dan tersedia secara umum untuk umum. Kami menghargai dukungan Anda terhadap proses pelestarian, dan terima kasih telah menjadi bagian penting dalam menjaga agar pengetahuan ini tetap hidup dan relevan.

 

The Wreck and Sinking of the Titanic Karya Marshall Everett

Titanic

Sebuah kisah yang gamblang dan mendebarkan tentang tenggelamnya istana terapung terbesar yang pernah dibangun, yang membawa lebih dari 1.500 jiwa ke kuburan air.

Dengan karya seni yang baru dipesan, ini merupakan reproduksi mewah dari edisi peringatan tahun 1912 yang diedit oleh penulis deskriptif besar Marshall Everett dan diterbitkan segera setelah peristiwa tersebut terjadi. Buku koleksi ini memberikan kisah serius tentang bencana tersebut, merinci pelarian menarik dari kematian dan tindakan kepahlawanan yang tidak ada bandingannya di zaman kuno atau modern.

 

Storm Sisters#1: Dunia yang Tenggelam (Storm Sisters#1: The Sinking World) Karya Mintie Das

Storm Sisters#1: Dunia yang Tenggelam (Storm Sisters#1: The Sinking World)

Lima gadis remaja—Charlie, Sadie, Liu, Raquel, dan Ingela—bersama mengarungi samudra. Tapi, mereka bukan gadis sembarang, melainkan anggota Storm, persaudaraan yang bertugas melindungi lautan. Dan dalam perjalanan itu, mereka bertekad mencari pelaku yang merenggut nyawa orang-orang yang mereka sayangi untuk membalas dendam.

Namun, berbagai masalah yang bermunculan, mulai dari dikejar-kejar perompak keji hingga terjebak badai, membuat mereka harus menunda misi pribadi tersebut. Apalagi mereka tak sengaja mengetahui rencana penyerangan seorang gubernur ternama terhadap kapal muatan sang sultan.

Seiring bahaya yang dihadapi, para gadis itu pun semakin memantapkan diri sebagai anggota Storm… dan semakin mendekati kebenaran di balik peristiwa tragis yang menghantui mereka selama ini.

 

Sumber: 

Written by Gabriela

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebab, segala informasi yang kita dapat setiap hari, salah satunya berbentuk tulisan. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya.

Membuat karya tulis akan selalu menyenangkan bagi saya, karena saya bisa terus belajar melalui kata-kata. Setiap kali menulis, saya akan terlebih dahulu membaca sumber untuk memperoleh informasi yang tepat. Keseluruhan proses merangkai kata tersebut adalah proses pembelajaran yang tak berkesudahan.

Saya suka menulis review buku, karena setiap buku menyajikan dunia yang baru dan memberikan banyak pengetahuan baru. Saya juga suka menulis tentang dunia kuliner dan trivia, karena ada banyak fakta unik, tips, dan juga trik yang bisa saya coba praktikkan.

Keahlian
Review buku
Kuliner
Trivia

Pendidikan
Universitas Multimedia Nusantara

Linkedin: Gabriela Estefania
Instagram: @gaby_tandean