in

Review Novel The Ocean at The End of The Lane – Samudra di Ujung Jalan Setapa

Grameds, apakah yang akan kamu lakukan ketika pemondok di rumah keluargamu mencuri mobil mereka dan bunuh diri di dalamnya? Hal ini ternyata membangkitkan kekuatan-kekuatan purba yang seharusnya dibiarkan tidak terusik. Ada makhluk gelap yang berasal dari dunia seberang dan kamu hanya berpikir bagaimana caranya untuk bisa bertahan hidup. Apakah yang akan kamu lakukan? Penasaran kan bagaimana kelanjutan kisahnya?

Jika kamu tertarik dengan novel fiksi bergenre fantasi, maka novel ini bisa menjadi pilihan untuk kamu baca. Neil Gaiman kembali dengan salah satu dongeng terbarunya yang mengisahkan petualangan seorang anak di dunia yang absurd. Buku Samudera di Ujung Jalan Setapak merupakan fabel yang membentuk ulang kisah fantasi modern. Jika kamu tertarik untuk membaca Buku Samudera di Ujung Jalan Setapak maka kamu bisa melihat ulasan berikut ini.

 

Sinopsis Buku Samudera di Ujung Jalan Setapak

Holiday Sale

Buku The Ocean at The End of The Lane - Samudra di Ujung Jalan Setapak

Buku ini menceritakan tokoh Aku  yang juga merupakan narator dan tokoh utama dari cerita yang bernama George. Dengan mengambil setting sebuah pedesaan Sussex di Inggris, tokoh Aku merupakan seorang pria berusia 40 tahunan yang kembali ke lingkungan tempat ia tumbuh dengan kepentingan menghadiri sebuah pemakaman. Setelah pulang dari pemakaman, pria ini kemudian butuh menjernihkan pikiran dan memilih untuk berkendara di sekitar rumah lamanya yang sudah dihancurkan. Pria ini menelusuri jalan setapak hingga sampailah di sebuah pertanian yang ternyata merupakan rumah temannya keluarga Hempstock. Disana ada Lettie Hempstock yang merupakan anak perempuan sebaya dirinya, Ginnie Hempstock yang merupakan ibu dari Lettie dan Mrs. Hempstock tua atau nenek dari Lettie.

George pun semakin menelusuri pertanian ini dan satu kenangan masa kecilnya mulai kembali dengan jelas. Kenangan yang ia ingat dimulai dengan ditemukannya mobil milik ayahnya dan seorang penyewa kamar loteng di ujung jalan setapak itu. Langkah kaki pria ini kemudian berhenti di sebuah kolam bebek dimana kolam ini ukurannya jauh lebih kecil dari nama yang lettie berikan yaitu samudera. Kolam ini seperti tidak menggambarkan sebuah samudera yang luas. Kemudian teringat mengenai gadis yang berumur sebelas tahun dengan rambut merah dan hidung pesek dan bintik-bintik hitam di pipinya yang menyeruak. Pria ini ditarik kembali ke beberapa puluh tahun yang lalu ketika ia masih berumur tujuh tahun.

Awal mula konflik Lettie dan pria ini adalah ketika mereka masih berumur tujuh tahun.  Pria ini sendiri melupakan pesan Lettie karena tidak melepaskan tangannya ketika bertemu dengan ‘kutu’. Karena hal itu tubuh pria ini digunakan oleh sang “kutu” untuk keluar dari dunia nya ke dunia manusia. Sang “kutu” ini hadir ke dunia manusia sebagai cacing yang membuat lubang di kakinya, ia berusaha mengeluarkannya namun tidak berhasil hingga akhirnya ketika cacing ini keluar dari tubuh pria ini tiba-tiba ada pengasuh ia ketika masih kecil. Kehadiran pengasuh yang ternyata merupakan jelmaan ‘kutu’ menjadi awal kengerian dalam hidup George ini. Lettie merupakan salah satu dari tiga wanita yang tinggal di pertanian itu dan hanya mereka bertiga lah yang dapat melindungi pria ini dari masalah yang akan timbul nanti.

Pengasuh baru itu bernama Ursula Monkton dan George tidak menyukainya karena ia menggoda ayahnya dan semenjak ada pengasuh ini, ayahnya selalu bersikap kejam kepadanya. Georgei akhirnya kabur dari rumah dan tujuannya tentu rumah Lettie Hempstock, ditengah jalan Lettie berhasil mengusir Ursula karena memasuki tanah pertaniannya. George kemudian ditolong oleh ibu Lettie, ia disuruh mandi dan diberi makan bahkan kedua orangtua Lettie juga menyembuhkan kaki George dan menutup lubang yang ada.

Dari sinilah Lettie menceritakan bahwa sebenarnya Ursula merupakan makhluk dari zaman Cromwell dan bentuk sebenarnya adalah kain abu-abu yang kumal. Lettie mengantarkan George pulang ke rumahnya sambil membawa benda-benda aneh yang dapat memanggil para pembersih yang rupanya seperti burung-burung hitam. Para pembersih ini langsung menyerang Ursula atau kutu ini.

Setelah Ursula habis dimakan pembersih, ternyata pembersih ini tidak mau segera pergi. Lettie menyuruh George berlindung di dalam lingkaran peri yang sebenarnya semak rhododendron yang bentuknya lingkaran, ketika pembersih mulai memakan segalanya seperti: pohon, bintang-bintang, dan sebagainya. Akhirnya, Lettie dan sang nenek bisa mengatasi para pembersih. Lettie membawa udara dari samudera menggunakan sebuah ember dan meminta George masuk kesana. George ini akhirnya bisa merasakan samudra Lettie yang sebenarnya. Kemudian muncul di kolam bebek dekat rumah Lettie.

Meski buku ini merupakan fabel namun buku ini ditujukan untuk orang dewasa ya Grameds. Meski pemeran dalam buku ini adalah anak-anak namun tidak ada sudut pandang anak-anak dalam cerita ini. Semua cerita menggunakan sudut pandang orang dewasa dan memiliki cerita yang berliku-liku tentu bukan tipikal buku cerita untuk anak-anak.

Lalu seperti apakah kelanjutan cerita dari George dan Lettie serta keluarganya? Apakah keluarga Lettie berhasil mengusir pembersih dan memusnahkan makhluk purba yang muncul ke dunia manusia? Nah Grameds kamu bisa membacanya pada buku ini ya !

Tentang Penulis Buku Samudera di Ujung Jalan Setapak

Neil Richard Gaiman atau yang biasa dikenal sebagai Neil Gaiman merupakan penulis asal Inggris yang merupakan penulis Buku Samudera di Ujung Jalan Setapak. Neil lahir pada 10 November 1960, ia merupakan seorang pengarang fiksi pendek, novel, komik, novel grafis, teater rekaman dan juga film. Karya-karya neil yang paling terkenal adalah komik The Sandman dan novel Stardust, American Gods, Coraline, dan The Graveyard Book.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Samudera di Ujung Jalan Setapak

Buku The Ocean at The End of The Lane - Samudra di Ujung Jalan Setapak

Pros & Cons

Pros
  • Alur cerita yang runtut dan Alur cerita yang runtut dan rapi
  • Ceritanya tidak mudah ditebak
  • Terjemahannya yang dapat dipahami dengan baik
  • Cover buku yang menarik
  • Memberikan kebebasan pembaca untuk berimajinasi
  • Lebih mengarah kepada semi fabel bukan fabel
  • Terdapat beberapa adegan yang membuat ngilu sehingga cenderung lebih cocok untuk orang dewasa
  • Ceritanya tidak mudah ditebak
  • Terjemahannya yang dapat dipahami dengan baik
  • Cover buku yang menarik
  • Memberikan kebebasan pembaca untuk berimajinasi
Cons
  • Lebih mengarah kepada semi fabel bukan fabel
  • Terdapat beberapa adegan yang membuat ngilu sehingga cocok sebenarnya untuk orang dewasa

Kelebihan Buku Samudera di Ujung Jalan Setapak

Buku The Ocean at The End of The Lane - Samudra di Ujung Jalan Setapak

Buku ini memiliki alur cerita yang runtut dan rapi. Tidak terburu-buru untuk menyelesaikan jalan cerita namun penulisnya memberikan cerita yang dapat dinikmati secara perlahan namun tidak muluk-muluk dan tidak bertele-tele.

Cerita pada buku ini dikemas dengan tidak mudah tertebak dan ketegangan yang tidak mudah dijawab. Maka dari itu hal ini yang membuat buku ini tidak membosankan dan malah membuat pembacanya semakin penasaran. Selain itu penulis juga berhasil membuat buku ini tidak begitu menyeramkan namun tetap tegang dengan masalah-masalah yang muncul seperti mulanya ketika kedua anak itu masuk ke hutan dan George melepaskan tangannya.

Buku ini aslinya ditulis dalam Bahasa Inggris dan terjemahannya Bahasa Indonesia memiliki terjemahan yang sesuai dan tidak membingungkan. Sebuah karya terjemahan yang mudah dipahami oleh para pembacanya menentukan keberhasilan karya tersebut dimata pembacanya. Meski ada beberapa terjemahan yang sebenarnya tidak perlu diterjemahkan namun untuk sebagian orang justru malah menambah keasyikan dari buku ini sendiri.

Selain itu buku ini juga memiliki cover buku yang menarik dan sesuai dengan penggambaran judulnya yaitu seseorang yang tenggelam dalam air yang merupakan samudra yang berada di sebuah pertanian ujung jalan.

Buku ini memiliki banyak ketidaktahuan karena banyak hal-hal absurd dan abstrak yang digambarkan pada buku ini seperti siapa keluarga Hempstock? Mengapa kolam bebek Lettie disebut Samudra? Seperti apa wujud Ursula? Siapa yang meninggal dan dihadiri pemakamannya oleh George? dan masih banyak lagi. Keabstrakan dan keabsurdan ini dibiarkan oleh penulis agar pembacanya bebas berimajinasi mengenai buku ini.

Kekurangan Buku Samudera di Ujung Jalan Setapak

Buku The Ocean at The End of The Lane - Samudra di Ujung Jalan Setapak

Pada awalnya dikatakan bahwa buku ini merupakan fabel, namun kemunculan hewan-hewan tidak banyak dan hanya menjadi cameo saja atau iklan yang numpang lewat. Seperti kucing ajaib yang ceritanya tidak diulas dengan dalam pada cerita dan si “kutu” yang merupakan jelmaan dari sosok purba yang jahat ini yang direpresentasikan dengan bentuk yang tidak seperti kutu. Selanjutnya ada pembersih yang dapat dibayangkan ternyata merupakan seekor burung pemakan bangkai. Jadinya buku ini seperti semi fabel.

Buku ini juga memiliki beberapa adegan yang membuat kita ngilu jika membayangkannya seperti ketika Ayah George yang mencoba menenggelamkan George dalam bak mandi untuk memberikan pelajaran atau bahkan ketika George mengeluarkan kutu dari lubang kakinya.

 

Penutup

Grameds, buku ini mengajak pembaca untuk berimajinasi, menciptakan sendiri rangkaian alur cerita, dan penggambarannya sehingga pembaca dapat mengembangkan kreativitas dan juga imajinasinya sendiri.

Nah Grameds, jika kamu tertarik dengan buku Samudera di Ujung Jalan Setapak kamu bisa mendapatkan bukunya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu!

Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis : Devina

Written by Devina

Hai aku devina, bagi ku menulis adalah hal yang menarik untuk aku jalani. Dengan menulis aku bisa mengetahui banyak hal dan informasi yang tidak pernah aku tahu sebelumnya. Menulis juga membuatku bisa bercerita tentang banyak hal yang unik.

Kontak media sosial Instagram saya Christin Devina