Apakah Grameds pernah mengalami kesulitan saat melakukan komunikasi dengan orang lain? Ada orang yang terkesan mendominasi, sebaliknya ada yang selalu mengikuti apa yang orang lain sampaikan. Gaya komunikasi tersebut perlu kita kenali agar tidak menimbulkan dampak negatif pada hubungan interpersonal kita dengan orang lain. Berikut gaya komunikasi yang perlu kita ketahui.
Table of Contents
Pengertian Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi adalah cara seseorang berinteraksi, menyampaikan pesan, dan berkomunikasi dengan orang lain. Cara berkomunikasi ini mencakup kombinasi dari bahasa verbal, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan elemen-elemen komunikasi non-verbal lainnya yang membentuk cara individu berkomunikasi.
Setiap orang bisa saja memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda dalam menyampaikan ide, perasaan, atau informasi kepada orang lain. Hal ini bisa mencakup komunikasi terbuka yang jelas dan tegas, komunikasi yang lebih tertutup atau tidak langsung, atau bahkan gaya komunikasi yang agresif. Dengan memahami dan mengenali gaya komunikasi, kita dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, membangun hubungan yang sehat, dan menghindari konflik yang tidak perlu dalam interaksi interpersonal. Berikut adalah macam-macam gaya komunikasi:
1. Komunikasi Pasif
Komunikasi pasif memiliki ciri enggan menyatakan kebutuhan atau pendapat dan cenderung menghindari konfrontasi dengan orang lain.
2. Komunikasi Agresif
Gaya komunikasi agresif memiliki ekspresi diri yang tegas, dominan, dan mendominasi tanpa memperhatikan atau merugikan hak-hak, perasaan, atau kebutuhan orang lain. Orang yang menggunakan gaya komunikasi agresif cenderung mengejar keinginan dan kepentingan mereka dengan cara yang mengintimidasi, mengkritik, atau merendahkan orang lain.
3. Komunikasi Pasif-Agresif
Komunikasi pasif agresif merujuk pada gaya komunikasi di mana seseorang menyatakan kebutuhan atau pendapatnya dengan cara tidak langsung atau menghindari konfrontasi, tetapi mungkin menyertakan unsur-unsur yang merendahkan atau merugikan. Gaya komunikasi ini sering kali mencerminkan ketidakpuasan atau ketidaksetujuan, tetapi individu yang menggunakan pendekatan ini tidak secara eksplisit menyatakan kebutuhan atau keinginan mereka.
4. Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif adalah cara berkomunikasi yang menunjukan ekspresii yang tegas, jelas, dan terbuka tanpa merugikan hak-hak atau perasaan orang lain. Seseorang yang bersikap asertif dapat menyatakan kebutuhan, pendapat, dan perasaannya dengan jelas dan dengan menghormati hak-hak orang lain. Gaya komunikasi ini menciptakan keseimbangan antara menghormati diri sendiri dan menghormati orang lain.
Ciri-Ciri Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi seseorang dapat tercermin melalui berbagai ciri-ciri yang mencakup elemen-elemen verbal dan non-verbal dalam interaksi mereka. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari gaya komunikasi:
Gaya Komunikasi Pasif
(Sumber foto: www.pexels.com)
-
Tidak Menyatakan Kebutuhan atau Pendapat
Individu yang menggunakan komunikasi pasif seringkali enggan atau tidak nyaman menyatakan kebutuhan atau pendapat mereka secara terbuka.
-
Menunda atau Menahan Pendapat
Orang yang berkomunikasi secara pasif mungkin menunda untuk menyampaikan pendapat atau keinginan mereka, bahkan jika itu penting.
-
Menghindari Konfrontasi
Individu yang komunikatif pasif cenderung menghindari konfrontasi atau pertengkaran karena mereka tidak suka berada di zona konflik.
-
Penerimaan terhadap Perlakuan Tidak Adil
Orang yang bersikap pasif cenderung menerima perlakuan yang kurang adil, namun kesulitan untuk mengekspresikan perasaan atau keberatan mereka.
-
Ekspresi Fisik atau Bahasa Tubuh yang Pasif
Ciri-ciri komunikasi pasif dapat tercermin dalam ekspresi fisik atau bahasa tubuh yang kurang tegas.
-
Kurangnya Kepastian dalam Keputusan
Orang yang bersikap pasif mungkin sulit untuk membuat keputusan atau menentukan pilihan, seringkali menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain.
-
Penerimaan terhadap Kritik Tanpa Respons
Saat mendapat kritik, individu yang bersikap pasif mungkin menerima tanpa memberikan tanggapan atau membela diri.
-
Kesulitan Menolak Permintaan
Kesulitan untuk menolak permintaan atau tawaran dari orang lain adalah ciri komunikasi pasif, bahkan jika mereka tidak ingin atau tidak mampu melakukannya.
-
Rendahnya Kemandirian
Komunikasi pasif dapat mencerminkan kurangnya kemandirian dalam menyatakan kebutuhan atau mengambil inisiatif dalam berkomunikasi.
-
Mengandalkan Isyarat Tidak Langsung
Orang yang komunikatif pasif cenderung menggunakan isyarat tidak langsung atau kode untuk menyampaikan pesan mereka, seringkali menyebabkan kebingungan.
Gaya Komunikasi Agresif
Gaya komunikasi agresif ditandai oleh ekspresi diri yang dominan, tegas, dan terkadang merendahkan, tanpa memperhatikan hak, perasaan, atau kebutuhan orang lain. Beberapa ciri khas dari gaya komunikasi agresif meliputi:
-
Mendominasi Percakapan
Individu yang bersikap agresif cenderung mendominasi percakapan, mengesampingkan pendapat atau kebutuhan orang lain.
-
Penggunaan Bahasa yang Tidak Hormat
Gaya komunikasi agresif sering melibatkan penggunaan bahasa yang kasar, menantang, atau merendahkan.
-
Intimidasi dan Ancaman
Dalam kasus yang lebih ekstrem, komunikasi agresif dapat mencakup intimidasi verbal atau ancaman.
-
Kritik Terbuka dan Menyalahkan
Orang yang bersikap agresif cenderung memberikan kritik terbuka dan menyalahkan orang lain atas masalah atau kegagalan.
-
Kurangnya Kesediaan Mendengar
Individu agresif seringkali tidak bersedia atau tidak mampu mendengar atau memahami pandangan atau pendapat orang lain.
-
Reaksi yang Emosional dan Intens
Respons emosional yang kuat dan intens, seperti kemarahan atau frustrasi, dapat mencirikan gaya komunikasi agresif.
-
Fokus pada Kepentingan Pribadi
Gaya komunikasi agresif cenderung lebih fokus pada memenuhi keinginan atau kepentingan pribadi daripada berkolaborasi dengan orang lain.
-
Kurangnya Kesadaran terhadap Dampak Psikologis
Orang yang bersikap agresif mungkin kurang peduli terhadap dampak psikologis atau emosional yang bisa dirasakan oleh orang yang berinteraksi dengannya.
-
Ketidaksetujuan yang Menekan
Agresivitas dapat menciptakan ketidaksetujuan yang menekan dan menciptakan ketegangan dalam hubungan interpersonal.
Gaya Komunikasi Pasif-Agresif
(Sumber foto: www.pexels.com)
Gaya komunikasi pasif-agresif adalah campuran antara gaya komunikasi pasif dan agresif, di mana seseorang menyampaikan pesan secara tidak langsung atau tidak jelas, namun tetap memuat unsur-unsur yang merugikan atau merendahkan. Berikut adalah beberapa ciri gaya komunikasi pasif-agresif:
-
Non-verbal Disingenuousness (Tidak Jujur secara Non-verbal)
Menggunakan bahasa tubuh atau ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dirasakan.
-
Procrastination (Menunda-nunda)
Menunda tugas atau respons tanpa memberikan alasan yang jelas.
-
Sulking (Merajuk)
Menunjukkan ketidakpuasan atau kekesalan dengan cara merajuk atau menjauh secara emosional.
-
Sarcasm (Sarkasme)
Menggunakan kata-kata atau ungkapan yang menyamarkan kritik atau kekesalan di balik humor.
-
Indirect Complaints (Keluhan Tidak Langsung)
Menyampaikan keluhan atau ketidakpuasan melalui kode-kode tanpa mengatakannya secara terbuka.
-
Avoidance (Menghindari)
Menghindari konfrontasi langsung atau pembicaraan terbuka dengan orang lain.
-
Sabotage (Sabotase)
Melakukan tindakan yang merugikan atau menghancurkan tanpa menyatakan secara terbuka bahwa hal tersebut disengaja.
Gaya Komunikasi Asertif
Gaya komunikasi yang melibatkan ekspresi diri yang tegas, jelas, dan terbuka tanpa merugikan hak-hak atau perasaan orang lain. Seseorang yang bersikap asertif dapat menyatakan kebutuhan, pendapat, dan perasaannya dengan jelas dan dengan menghormati hak-hak orang lain. Gaya komunikasi ini menciptakan keseimbangan antara menghormati diri sendiri dan menghormati orang lain. Berikut ciri dari komunikasi asertif:
-
Menyatakan Pendapat dengan Jelas
Individu asertif dapat menyampaikan pendapat atau gagasan mereka dengan cara yang jelas dan tegas tanpa menggunakan agresivitas.
-
Menghormati Hak-hak Orang Lain
Seseorang yang bersikap asertif memerhatikan dan menghormati hak-hak dan perasaan orang lain.
-
Menyatakan Keinginan dan Kebutuhan
Gaya komunikasi asertif melibatkan kemampuan untuk menyatakan keinginan dan kebutuhan secara langsung tanpa rasa bersalah.
-
Bersedia Menerima Kritik dan Pendapat Lain
Individu asertif bersedia mendengar kritik atau pendapat orang lain tanpa merasa terancam atau terluka, dan mereka dapat memberikan tanggapan secara dewasa.
-
Menggunakan Bahasa Tubuh yang Mendukung
Gaya komunikasi asertif melibatkan penggunaan bahasa tubuh yang mendukung pesan verbal, seperti kontak mata yang mantap dan sikap tubuh yang tegap.
-
Menghindari Agresivitas atau Pasivitas
Seseorang yang bersikap asertif tidak menggunakan agresivitas dalam berkomunikasi, tetapi juga tidak bersikap pasif. Mereka menciptakan keseimbangan yang sehat.
-
Menetapkan Batas yang Jelas
Individu asertif memiliki kemampuan untuk menetapkan batas dan mengkomunikasikan apa yang dapat atau tidak dapat diterima bagi mereka.
-
Memiliki Kepastian dalam Keputusan
Orang yang bersikap asertif cenderung lebih yakin dan tegas dalam membuat keputusan atau membuat pilihan.
Dampak Gaya Komunikasi Pasif
(Sumber foto: www.pexels.com)
Gaya komunikasi pasif dapat memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat muncul akibat gaya komunikasi pasif:
-
Ketidakpahaman dan Kesalahpahaman
Pesan yang disampaikan secara tidak langsung atau ambigu dapat menyebabkan ketidakpahaman dan kesalahpahaman antara individu, karena orang lain mungkin sulit memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan.
-
Ketidakpuasan Hubungan
Komunikasi pasif dapat menciptakan ketidakpuasan dalam hubungan interpersonal karena kebutuhan dan keinginan mungkin tidak terungkap dengan jelas, dan kesulitan dalam menyelesaikan konflik.
-
Peningkatan Konflik
Kurangnya ekspresi diri yang jelas dapat memicu atau memperburuk konflik, karena ketidakpuasan atau kekesalan mungkin tidak disampaikan dengan tepat waktu.
-
Rendahnya Kemandirian
Gaya komunikasi pasif sering kali mencerminkan rendahnya kemandirian, karena individu mungkin kesulitan untuk menyatakan kebutuhan atau mengambil inisiatif dalam berkomunikasi.
-
Stres dan Frustasi
Menahan perasaan atau kebutuhan tanpa menyatakan secara langsung dapat menyebabkan stres dan frustasi, baik bagi individu yang bersikap pasif maupun bagi mereka yang berinteraksi dengannya.
-
Penumpukan Emosi
Gaya komunikasi pasif dapat menyebabkan penumpukan emosi yang tidak diungkapkan, yang pada akhirnya dapat meledak dalam bentuk ekspresi emosional yang tidak sehat.
-
Rendahnya Keterlibatan
Individu yang bersikap pasif mungkin cenderung terlibat dalam hubungan atau situasi dengan cara yang kurang aktif, sehingga hubungan menjadi kurang memuaskan.
-
Rendahnya Efektivitas Komunikasi
Komunikasi pasif seringkali kurang efektif karena pesan yang disampaikan tidak selalu jelas, yang dapat menghambat kolaborasi, pemecahan masalah, dan pencapaian tujuan bersama.
-
Keterbatasan Pertumbuhan Pribadi
Gaya komunikasi pasif dapat menghambat pertumbuhan pribadi karena individu mungkin kesulitan untuk menyatakan kebutuhan, mengambil risiko, atau menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih aktif.
-
Keterbatasan Karier
Dalam konteks profesional, komunikasi pasif dapat membatasi kemajuan karier, karena individu mungkin tidak secara efektif menyuarakan ide, aspirasi, atau kontribusi mereka.
Dampak Gaya Komunikasi Agresif
Gaya komunikasi agresif dapat memiliki dampak yang merugikan baik dalam hubungan personal maupun profesional. Berikut adalah beberapa dampak dari gaya komunikasi agresif:
-
Pertumbuhan Konflik
Gaya komunikasi agresif dapat meningkatkan konflik dalam hubungan interpersonal, karena seringkali menyertakan kritik, ancaman, atau intimidasi, yang dapat membuat orang lain merasa menyerang.
-
Pembatasan Kolaborasi
Orang yang bersikap agresif mungkin cenderung mendominasi percakapan dan menghambat kolaborasi karena kurangnya ruang untuk berkontribusi secara positif.
-
Ketidaknyamanan dan Kekhawatiran
Orang yang berinteraksi dengan individu yang bersikap agresif mungkin merasa tidak nyaman, khawatir, atau stres, karena atmosfer komunikasi yang tidak menyenangkan.
-
Kurangnya Kepercayaan dan Kedekatan
Komunikasi agresif dapat merusak kepercayaan dan kedekatan dalam hubungan, karena orang mungkin merasa tidak aman atau tidak nyaman berbicara terbuka.
-
Menurunkan Produktivitas
Di lingkungan kerja, gaya komunikasi agresif dapat merugikan produktivitas karena menciptakan ketegangan dan distraksi, serta menghambat kolaborasi yang efektif.
-
Reputasi yang Buruk
Orang yang sering bersikap agresif dapat mendapatkan reputasi yang buruk, baik dalam konteks pribadi maupun profesional, yang dapat berdampak negatif pada hubungan dan karier mereka.
-
Isolasi Sosial
Gaya komunikasi agresif dapat menyebabkan isolasi sosial karena orang mungkin enggan berinteraksi dengan individu yang cenderung bersikap dominan atau menyerang.
-
Pertumbuhan Kecemasan dan Stres
Orang yang sering bersikap agresif dapat menciptakan kecemasan dan stres di sekitar mereka, mengakibatkan dampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik orang lain.
-
Penolakan Ide dan Saran
Orang yang bersikap agresif mungkin cenderung menolak ide atau saran orang lain, yang dapat merugikan inovasi dan pembangunan tim.
-
Dampak Psikologis
Komunikasi agresif dapat memiliki dampak psikologis pada pihak yang bersikap agresif, seperti peningkatan tingkat stres, kesulitan dalam menjalin hubungan, dan kesulitan dalam menangani emosi.
Dampak Komunikasi Pasif- Agresif
Gaya komunikasi pasif-agresif, yang menggabungkan elemen-elemen komunikasi pasif dan agresif, dapat memiliki dampak yang kompleks dan merugikan. Berikut adalah beberapa dampak dari komunikasi pasif-agresif:
-
Ketidakjelasan Pesan
Komunikasi pasif-agresif sering kali tidak jelas, mengarah pada ketidakpahaman dan kesalahpahaman antara pihak yang berkomunikasi.
-
Meningkatkan Ketegangan
Gaya komunikasi ini dapat meningkatkan ketegangan dalam hubungan, karena pesan yang tersirat atau tidak langsung dapat menciptakan rasa frustasi dan kebingungan.
-
Kesulitan Pemecahan Konflik
Komunikasi pasif-agresif dapat menyulitkan pemecahan konflik, karena kesulitan mengungkapkan ketidakpuasan atau kekesalan secara terbuka.
-
Menurunkan Kesehatan Hubungan
Hubungan interpersonal dapat berpengaruh secara negatif, karena pesan-pesan tidak langsung atau merendahkan dapat merusak keterbukaan dan kepercayaan.
-
Meningkatkan Stres
Komunikasi pasif-agresif dapat meningkatkan tingkat stres, baik bagi individu yang bersikap pasif-agresif maupun bagi mereka yang berinteraksi dengannya.
-
Menurunkan Produktivitas
Di lingkungan kerja, gaya komunikasi pasif-agresif dapat merugikan produktivitas, karena menciptakan ketegangan dan menghambat kolaborasi yang efektif.
-
Pemborosan Waktu
Kesulitan dalam menyampaikan pesan dengan jelas dapat menyebabkan pemborosan waktu, karena orang mungkin harus mencari tahu maksud sebenarnya dari komunikasi tersebut.
-
Merugikan Kesejahteraan Mental
Komunikasi pasif-agresif dapat merugikan kesejahteraan mental individu, karena menciptakan lingkungan yang tidak nyaman dan menantang emosional.
-
Isolasi Sosial
Gaya komunikasi ini dapat menyebabkan isolasi sosial, karena orang mungkin enggan berinteraksi dengan individu yang bersikap pasif-agresif.
-
Menurunkan Kejelasan Komunikasi
Pesan yang tidak langsung atau tersembunyi dapat mengaburkan tujuan komunikasi dan menghambat pencapaian hasil yang diinginkan.
-
Kurangnya Pertanggungjawaban
Individu yang bersikap pasif-agresif mungkin kesulitan untuk bertanggungjawab atas perasaan atau tindakan mereka, yang dapat merugikan proses pemecahan masalah.
Dampak Komunikasi Asertif
Gaya komunikasi asertif memiliki dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa dampak dari komunikasi asertif:
-
Peningkatan Keterbukaan
Komunikasi asertif mendorong keterbukaan dan kejujuran dalam menyampaikan perasaan, kebutuhan, dan pendapat.
-
Hubungan Interpersonal yang Sehat
Gaya komunikasi asertif membantu menciptakan hubungan interpersonal yang lebih sehat dan positif karena melibatkan penghormatan terhadap hak-hak orang lain.
-
Pemecahan Konflik yang Efektif
Individu yang bersikap asertif lebih cenderung menangani konflik secara konstruktif dengan mengungkapkan pendapat mereka tanpa melibatkan agresi atau pasifitas.
-
Peningkatan Kesejahteraan Emosional
Komunikasi asertif membantu meningkatkan kesejahteraan emosional dengan memberikan wadah untuk menyatakan perasaan dan kebutuhan secara sehat.
-
Peningkatan Keterampilan Komunikasi
Gaya komunikasi asertif melibatkan keterampilan komunikasi yang efektif, seperti mendengarkan dengan baik, menyampaikan pesan dengan jelas, dan menanggapi dengan tepat.
-
Peningkatan Kepemimpinan
Individu yang bersikap asertif sering kali lebih efektif dalam peran kepemimpinan karena dapat mengarahkan dan memotivasi orang lain tanpa menggunakan kekuatan atau dominasi.
-
Peningkatan Pengambilan Keputusan
Komunikasi asertif membantu individu untuk secara aktif berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, menyuarakan ide, dan memperoleh keputusan yang lebih seimbang.
-
Peningkatan Diri
Gaya komunikasi asertif membantu individu untuk mengembangkan rasa harga diri yang sehat dan memahami nilai-nilai dan hak-hak mereka.
-
Kemampuan Menetapkan Batas
Orang yang bersikap asertif mampu menetapkan batas dengan jelas, sehingga dapat mencegah penyalahgunaan dan menjaga keseimbangan dalam hubungan.
-
Peningkatan Kerjasama dan Kolaborasi
Komunikasi asertif mendukung kerjasama dan kolaborasi yang efektif, memungkinkan individu untuk bekerja bersama-sama mencapai tujuan bersama.
-
Peningkatan Kepuasan Kerja
Di lingkungan kerja, komunikasi asertif dapat meningkatkan kepuasan kerja karena individu merasa didengar dan dihormati.
-
Pengelolaan Stres yang Lebih Baik
Gaya komunikasi asertif membantu individu untuk mengelola stres dengan cara yang lebih positif karena mereka dapat menyatakan kebutuhan dan meminta dukungan.
Penutup
Gaya komunikasi terdiri dari berbagai macam jenis dan macamnya. Terdapat empat jenis gaya komunikasi: pasif, agresif, pasif-agresif, dan asertif. Tiap gaya komunikasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, gaya komunikasi asertif dinilai sebagai gaya komunikasi yang paling ideal dalam berkomunikasi antar individu. Dengan mengetahui macam-macam gaya komunikasi, diharapkan masing-masing individu bisa menghindari dampak dari gaya komunikasi yang sifatnya destruktif. Grameds bisa mempelajari dunia komunikasi lewat buku terbaik di Gramedia.com.
- Alasan Orang yang Susah Tidur Menurut Psikologi
- Alasan Mengapa Seseorang Menyukai Kamu
- Alpha Female
- Boys Don’t Cry
- Cara Berdamai dengan Diri Sendiri
- Cara Membahagiakan Diri Sendiri
- Cara Menenangkan Diri Sendiri
- Cara Memaafkan Diri Sendiri
- Ciri-ciri Orang yang Membenci Kita Diam-diam
- Ciri-ciri Energi Negatif dari Orang Lain
- Cara Agar Hati Tenang Menghadapi Masalah dalam Kehidupan
- Faktor dan Ciri Asertif
- Gaya Komunikasi
- How To Heal Your Inner Child
- Fake Smile atau Genuine Smile
- Gelisah Tanpa Sebab di Malam Hari
- Jangan Merasa Paling Benar
- Komunikasi Pasif
- Komunikasi Pasif Tegas
- Kebutuhan vs Keinginan
- Lembaga Pendidikan Non Formal
- Love Yourself
- Macam-macam Kepribadian berdasarkan MBTI
- Menghargai Diri Secara Berlebih
- Manifesting
- Merasa Bersalah atas Kematian Anak
- Penyebab Kenapa Hati Gelisah dan Ingin Menangis
- Perudungan
- People Come and Go
- Perilaku Tidak Asertif
- Perbedaan Asertif dan Agresif
- Perudungan
- People Pleaser
- People Come and Go
- Sanguinis, Melankolis, Plegmatis dan Koleris
- Sulit Mengambil Keputusan
- Warna Yang Menarik Perhatian
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien