Grameds pastinya sudah kenal dengan Rintik Sedu, nama pena dari penulis muda populer yang berbakat, Tsana. Karya-karya Rintik Sedu sudah terpajang di rak-rak buku best seller, bahkan ada juga yang sudah diadaptasi menjadi film layar lebar. Rintik Sedu baru menerbitkan karya terbarunya lagi yang berjudul Pukul Setengah Lima.
Ini adalah kisah Alina yang membenci kehidupannya. Alina pun menciptakan kehidupan baru dengan mengganti identitasnya menjadi Marni, saat berkenalan dengan pria yang ditemuinya di bus, pada sore hari, pukul setengah lima. Apakah kedok itu akan menyelamatkan dirinya? Atau justru menambah kesialan dalam hidup Alina? Apakah Alina bisa menjaga rahasianya? Apakah Alina mampu menyukai kehidupannya sekarang yang merupakan sebuah kepalsuan sempurna?
Novel Pukul Setengah Lima terdiri dari 208 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 26 September 2023. Informasi lebih lanjut tentang isi novel ini akan dibahas pada artikel di bawah ini. Yuk kita kupas bersama isi buku ini dengan membaca artikel ini sampai selesai! Namun, sebelum itu, kita kenalan dengan sosok Rintik Sedu dulu ya!
Table of Contents
Profil Rintik Sedu – Penulis Novel Pukul Setengah Lima
Rintik Sedu merupakan nama pena dari Nadhifa Allya Tsana atau yang akrab dipanggil Tsana. Sosok wanita ini berasal dari Jakarta, yang lahir pada 4 Mei 1998. Tsana diketahui sudah suka menulis sejak ia masih menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebelumnya, Tsana memang sudah hobi membaca.
Ia tak hanya gemar membaca buku Bahasa Indonesia saja, tetapi juga gemar membaca buku dalam Bahasa Inggris. Maka dari itu, tak heran jika kemampuan berbahasa asing Tsana, baik dalam menulis dan berbicara, tidak perlu diragukan lagi. Melalui hobi menulisnya itu, Tsana mempunyai keinginan untuk dikenal oleh masyarakat luas melalui tulisannya.
Maka dari itu, ia mulai mempublikasi karya tulisnya dari lingkup yang paling kecil, yaitu mading sekolahnya. Sepanjang 3 bulan lamanya, setiap hari Jumat, Tsana mengirimkan kisah karya tulisnya untuk dipajang di mading sekolah. Namun, tidak ada satu pun karya Tsana yang berhasil dipajang.
Ia sempat berpikir bahwa orang lain menganggap kisah yang ditulisnya absurd. Maka dari itu, mungkin mereka berpikiran bahwa kalau kisah itu dipajang di mading, tak akan ada yang mau membacanya. Jadi, akhirnya mereka memutuskan untuk tidak memajang karya Tsana.
Setelah itu, Tsana memutuskan untuk meminta kembali semua karya tulisnya yang pernah dikirim untuk dipajang di mading sekolah. Tsana kemudian memutuskan untuk menulis di blog pribadi saja, tanpa peduli akan ada orang yang membaca blog itu atau tidak.
Sebab, hal yang paling penting baginya, yaitu ia tak menyimpan cerita yang ditulisnya untuk dirinya sendiri. Maka dari itu, ia punya keinginan untuk selalu mempublikasi karyanya. Hingga pada suatu hari, ada seseorang yang menuliskan komentar di blognya, menyarankan Tsana untuk beralih menulis dan mempublikasi karya tulisnya di platform Wattpad.
Berawal dari Wattpad, Tsana memulai karir kepenulisannya secara profesional dengan membuat novel. Adapun inspirasi tulisan Tsana merupakan hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya, selama hidupnya. Ia juga kadang menyesuaikan dengan situasi umum dan masalah-masalah yang sering terjadi di masyarakat, supaya karyanya dapat relevan dengan pengalaman para pembacanya. Tsana seringkali menulis cerita saat dirinya sedang berada di transportasi umum, ketika ia sedang dalam perjalanan, di mana ia dapat mengamati sekitar.
Sampai saat ini, sudah ada total 8 buku yang berhasil diterbitkan oleh Rintik Sedu. Buku-buku tersebut, yakni Geez dan Ann #1 (2017), Geez dan Ann #2 (2017), Buku Rahasia Geez (2018), Kata (2018), Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang (2020), Buku Minta Dibanting (2020), Geez dan Ann #3 (2020), serta yang akan dibahas pada artikel ini, Pukul Setengah Lima (2023).
Tsana juga aktif membagikan tulisannya di akun Instagram yang bernama @rintiksedu, sejak tahun 2016. Selain itu, Tsana juga aktif mengemukakan pendapatnya di media sosial X, dan sering berkomunikasi dengan para pembaca karyanya di media sosial miliknya.
Akun Instagram @rintiksedu sendiri telah mempunyai jumlah pengikut mencapai 2,6 juta orang (per April 2024). Pengikut akun X Tsana juga tidak kalah banyak dengan pengikut akun @rintiksedu. Sampai saat ini, jumlah pengikut akun X dengan nama @ntsana_ per April 2024, sudah mencapai 3,8 juta orang.
Sinopsis Novel Pukul Setengah Lima
Alina adalah gadis yang membenci kehidupannya. Alina selalu merasa hidupnya dipenuhi dengan kesialan yang tak henti, dan segala yang terjadi tidak pernah berjalan sesuai dengan keinginannya. Sampai pada akhirnya, Alina bertemu dengan Danu.
Tak seperti orang lain, Danu menunjukkan perhatian kepadanya. Alina akhirnya memutuskan untuk menciptakan identitas baru dengan mengubah namanya menjadi Marni. Ia tak ingin kesialan Alina menimpanya kali ini. Alina dan Danu pun mulai membangun hubungan. Alina mulai merasa senang dengan kehidupannya sebagai Marni. Namun, tak bisa dipungkiri, Alina juga merasa bersalah karena sudah membohongi Danu.
Alina kini harus menghadapi dilema yang berat. Apakah ia harus melanjutkan kebohongan yang sudah terlanjur berjalan sekian lama atau mengungkapkan kejujuran kepada Danu? Bagaimana nasib Danu yang terlanjur jatuh hati kepada sosok Marni?
Kelebihan dan Kekurangan Novel Pukul Setengah Lima
Kelebihan Novel Pukul Setengah Lima
Novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu memiliki banyak kelebihan. Novel karya Rintik Sedu dinilai memiliki ciri khas tersendiri oleh karena gaya menulisnya. Tak terkecuali novel Pukul Setengah Lima ini yang menyajikan narasi santai, yang jika penggemar Rintik Sedu baca, akan langsung menyadari bahwa tulisan ini “ala Tsana banget”.
Kemudian, alur yang dipakai dalam novel ini bukan hanya alur maju saja, tetapi juga ada alur mundur. Banyak adegan flashback kepada kehidupan Alina di masa lalu. Namun, pergantian alur ini dinilai cukup mulus sehingga pembaca bisa nyaman ketika membaca dan mudah memahaminya.
Tsana pada novelnya yang satu ini juga membangun karakter tokoh utama yang bisa relate dengan banyak orang. Didukung lagi dengan konflik yang dihadapinya, yang sederhana tetapi cukup rumit penyelesaiannya. Pembaca bisa merasakan bagaimana konflik yang dihadapi Alina sama dengan permasalahan dalam hidupnya.
Novel Pukul Setengah Lima ini juga sukses membuat perasaan pembaca menjadi campur aduk. Sebab, Tsana menyajikan hal-hal sedih, lucu, senang, dan juga marah. Novel ini bagaikan paket lengkap yang cocok untuk menemani kamu di kala waktu luang.
Kekurangan Novel Pukul Setengah Lima
Meskipun Novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu ini memiliki beberapa kelebihan, buku ini tetap memiliki kekurangan. Dengan alur cerita yang seru dan cukup cepat, pembaca menilai akhir cerita ini cukup datar dan biasa saja. Sebab, tidak ada perkembangan karakter tokoh Alina yang memiliki ego besar.
Kemudian, dari segi sudut pandang, ada beberapa pergantian sudut pandang yang kurang jelas dan membingungkan. Lalu, ada beberapa kesalahan dalam teknis penulisan novel ini. Namun, kesalahan ini bersifat minor.
Pesan Moral Novel Pukul Setengah Lima
Novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu memberikan banyak pesan moral tersirat. Kisah ini banyak memberikan pengingat akan pentingnya mencintai diri sendiri dan mengusahakan semuanya untuk diri sendiri. Supaya kita tidak berpura-pura menjadi orang lain dan kecewa dengan orang lain atau semesta.
Kisah ini juga bercerita tentang sebuah realitas bahwa hidup adalah sekumpulan momen, di mana akan ada pertemuan dan perpisahan. Pada akhirnya, rumah atau mungkin tempat istirahat yang kita cari, ternyata ada pada diri kita sendiri. Hanya saja, selama ini mungkin banyak dari kita yang belum menyadarinya.
Nah Grameds, itu dia sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari Novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu. Penasaran dengan kelanjutan kisah Alina? Yuk langsung saja dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Kata
Novel Kata oleh Rintik Sedu bercerita tentang hati Binta yang penuh bimbang. Binta terjebak dalam masa lalu yang belum usai, sementara cinta baru yang hangat sudah siap menyambut dirinya untuk melangkah maju.
Binta, seorang gadis cantik nan menggemaskan. Binta hidup dalam keluarga yang rapuh. Ayah Binta pergi entah ke mana, meninggalkan Binta dengan ibunya. Parahnya lagi, ibu Binta mengidap penyakit kejiwaan, Skizofrenia.
Hidup Binta seakan selalu dirundung masalah bertubi. Akibatnya Binta pun tumbuh menjadi orang yang skeptis, Ia selalu merasa bahwa hidupnya selalu berantakan. Binta kini tengah berkuliah di jurusan Ilmu Komunikasi, di kampus Ia dikenal sebagai cewek jutek dan malas bergaul. Kegiatan Binta hanya masuk kelas, selesai kuliah langsung pulang. Binta hanya memiliki satu orang teman, Cahyo.
Andai bisa sesederhana itu, aku tidak akan pernah mencintaimu sejak awal. Aku tidak akan mengambil risiko, mengorbankan perasaanku. Namun, semua ini di luar kendaliku.
Buku Minta Dibanting
Hei, kalian yang ngakunya single-but-unavailable, masih sering di-PHP-in? Lo yang mendadak berharap cuma gara-gara di-chat, atau gimana? Suka ngasih kode ke gebetan, tapi nggak mempan? Atau belum bisa move on dari mantan yang udah gandeng pasangan barunya? Buku ini pas banget buat kalian. Bisa kalian sobek dan kirim langsung ke target, daripada ngasih kode via media sosial yang dilihat-juga-nggak sama target. Izinkan Mblo dan Mblu membantu kalian, tapi jangan baper ya, soalnya ini tuh Buku Minta Dibanting banget!
Buku ini termasuk dalam jenis seperti sebuah kumpulan puisi. Buku ini berisi kata-kata puitis yang berkaitan dengan kehidupan seorang lajang yang bisa membuat para pembaca tersenyum sendiri. Hal ini juga mengajarkan kita untuk tidak mudah terbawa perasaan dengan orang lain, jadi kita bisa melupakan seseorang dari masa lalu kita. Bagian belakang sampul menjelaskan mengapa si Rintik Sedu memilih Mblo dan Mblu sebagai ilustrasi.
Singkatnya, Mblo dan Mblu umumnya dipahami sebagai bayangan cermin dari seorang pembaca Rintik Sedu yang lajang, kesepian, membutuhkan cinta, tetapi tidak mengatakan bisa apa-apa. Buku ini menjelaskan kepada yang membacanya bahwa tidak ada seorang pun yang benar-benar sendirian. Buku ini juga unik karena disediakan bagian kertas yang bisa disobek atau digunting untuk dikirimkan kepada orang yang sedang kita sukai.
Geez & Ann #1
Novel Geez & Ann #1 ini menceritakan tentang perempuan SMP yang akan beranjak dewasa bernama Keana Amanda. Suatu hari, saat acara pensi di sekolahnya, dia bertemu dengan Gazza Cahyadi di kedai es teh. Gazza yang lebih suka dipanggil Geez itu adalah seorang alumni pintar dan tampan yang disukai banyak perempuan. Pertemuan mereka berlanjut di metromini, di kedai es krim hingga pada pertemuan berikutnya yang berujung pada sebuah rasa.
Sejak itulah mereka menjadi lebih dekat, dan Geez memanggil Keana dengan sebutan ‘Ann’. Namun, pertemuan yang tidak sengaja itu justru menjadi awal Ann merasakan sakit hati. Keduanya berhadapan dengan berbagai masalah yang cukup pelik dan menyakitkan. Mulai dari konflik kebohongan, pertentangan keluarga, hubungan jarak jauh, dan masih banyak lagi.
Untuk peri kecilku, Ann, dari kecil, aku susah sekali bicara banyak. Namun, sejak bertemu denganmu, aku ingin bisa banyak berkata-kata, khususnya saat bersamamu. Aku tahu, aku jenis orang yang sedikit rumit. Namun, percayalah Ann, aku berusaha sekeras mungkin untuk bisa membuatmu memahamiku, walaupun aku tahu itu sulit.
Berat sekali rasanya harus meninggalkanmu ke Berlin. Harus membiarkanmu sendirian dengan banyak pertanyaan. Kamu bisa sabar, kan? Tunggu ya, Geez akan pulang untuk Ann.
Sumber:
- https://www.gramedia.com/best-seller/review-novel-geez-ann-karya-rintik-sedu/
- https://www.goodreads.com/book/show/199269054-pukul-setengah-lima?ac=1&from_search=true&qid=7Djz4QykIM&rank=1