in

Review Buku Mada

Grameds, kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan Gadjah Mada. Seorang tokoh sejarah dari Kerajaan Majapahit  yang mempersatukan Nusantara melalui terucapnya Sumpah Palapa. Novel ini akan membawa kamu ke dalam cerita berlatar kerajaan jaman dulu dan mempertemukan dengan sosok Gadjah Mada. Novel fiksi ini cocok untuk kamu yang menyukai cerita romance dan fantasi.

Fantasi seperti apa yang ada di dalam novel? dan romansa seperti apa yang ditunjukan di dalam novel ini? Selanjutnya lebih baik jika kamu membaca ulasan dan sinopsis mengenai buku Mada pada artikel di bawah ini.

Sinopsis Buku Mada

Holiday Sale

Mada

button cek gramedia com

Cerita ini diawali dengan seorang wanita bernama Gendhis yang merupakan seorang jurnalis yang suka mendapat penglihatan mengenai wanita yang mirip dengan dirinya. Ketika ia kembali ke Yogyakarta, kota kelahirannya ia mendapatkan banyak kejadian-kejadian aneh yang membuat penglihatannya semakin tajam, Majapahit, Gajah Mada, Hayam Wuruk, nama-nama tersebut berputar di pikiran dan penglihatannya.

Kejadian mengerikan sempat terjadi bahwa ia terseret ombak pantai parangtritis dan ketika terbangun ia berada di jaman Majapahit. Ketika ia terdampar di kerajaan Majapahit, ia dirawat oleh Empu Gading dan Nyai Dedhes yang menganggap bahwa Gendhis adalah anak kiriman Sang Hyang Wedi karena memang pasangan itu belum dikaruniai keturunan.

Gendhis semakin terbiasa dan beradaptasi dengan lingkungan Majapahit. Ia membantu Empu Gading dan Nyeu Dedhes untuk meracik obat di Kerajaan. Gendhis juga terkadang menerapkan ilmu yang ia miliki di masa depan dan beberapa kali sempat menolong orang-orang disekitarnya.

Karena kebaikannya, seorang Mahapatih Gadjah Mada tertarik dan jatuh cinta kepadanya. Gendhis menyadari, ada kemiripan antara Mada dengan Armada Biru, sastrawan yang tak sengaja ia temui di perpustakaan silam, kala Armada Biru menjadi narasumber bedah buku yang akan diliput oleh Gendhis. Dari pertemuan di perpustakaan tersebut, berujung pada Gendhis yang terikat masa lalu dengan Armada. Kini, tiap kali melihat kemiripan Mada dan Armada, Gendhis selalu berusaha mengelak bahwa mereka bukanlah orang yang sama.

Gendhis dibawa ke istana untuk bertemu Raja Hayam Wuruk. Hal yang tidak terduga pun terjadi, bahwa Raja Hayam Wuruk memiliki nasib yang sama sepertinya. Raha itu terlempar dari masa depan ke masa lampau. Sang Raja pun menganggap Gendhis sebagai kakaknya. Mada yang mengetahui Gendhis bukan berasal dari dunia nya pun khawatir jika nantinya Gendhis tidak akan meninggalkan zaman Majapahit.

Semakin hari Mada semakin jatuh cinta kepada Gendhis hingga akhirnya memutuskan untuk menikahi Gendhis dan menjadikannya istri. Karena sebuah kutukan Mada tidak bisa memiliki keturunan, meski Gendhis tidak percaya dengan mitos-mitos namun ia tetap menghormati Mada. Gendhis dan Mada pun akhirnya memutuskan untuk mengangkat dua anak.

Suatu hari Mada mengambil sumpah untuk menaklukan Nusantara menjadi satu. Gendhis khawatir karena teringat sejarah mengenai Perang Bubat.

Disisi lain Hayam Wuruk jatuh cinta kepada seorang gadis bernama Dyah Pitaloka. Sebelum berangkat berperang, Gendhis meminta suaminya untuk kembali setelah menaklukan selain Sunda, Dengan kecintaan mada, ia pun menuruti apa yang dikatakan oleh Gendhis.

Mada menepati janjinya setelah bertahun-tahun ia kembali bersama rekannya Laksamana Nala. Setelah itu kerajaan Majapahit juga mempersiapkan pesta pernikahan Sang Raja dengan Putri Kerajaan Sunda. Ra Pangsa tidak senang dengan acara itu, ia memiliki rencana agar tahta Majapahit kembali kepada keturunan sebelumnya karena mereka sudah tahu bahwa Raja Hayam Wuruk bukan merupakan keturunan asli. Ra Pangsa dan menteri akhirnya menghasut Gadjah Mada untuk menyerah rombongan pengantin dari Kerajaan Sunda.

Gadjah Mada tersulut emosi dan akhirnya menyerang seluruh rombongan hingga semuanya gugur. Seluruh kerajaan merayakan keberhasilan Gadjah Mada namun Sang Raja Hayam Wuruk dan Gendhis lah yang paling kecewa dengan perbuatan Gadjah Mada. Suatu malam seorang kerajaan Sunda berniat balas dendam dengan menculik salah satu anak Mada dan Gendhis. Mada dan Gendhis mengejar hingga akhirnya Gendhis meninggal dunia. Mada membawa Gendhis ke tepi pantai dan cahaya besar menarik Gendhis dari rangkulan Mada,saat itu lah Mada juga mendapat karunia.

Di jaman sekarang, Gendhis berhasil ditemukan oleh keluarganya 1 jam kemudian, ia terseret ombak dan pingsan. Gendhis pun menjalani kehidupan seperti biasa. Namun bagaimanakah kelanjutan kisah Mada dan Gendhis? Akankah mereka berdua berhasil bersatu kembali atau memang harus menjalani kehidupannya masing-masing?

Tentang Penulis Buku Mada

Mada

button cek gramedia com

Penulis novel Mada ini adalah penulis muda bernama Gigrey. Novel ini merupakan novel debut dari sang penulis. Buku ini awalnya merupakan cerita dari Wattpad yang sudah berhasil memiliki 3 juta lebih pembaca sebelum akhirnya diterbitkan dalam bentuk fisik. Gigrey atau Gisella rahman sudah memiliki beberapa buku yang ia tulis selain Mada seperti Mahajana dan Bagaimana Pak?

Gigrey juga seringkali memberikan info mengenai buku-buku atau tulisan-tulisan singkatnya melalui akun media sosial Instagram @gisellarahman.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Mada

Mada

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Mengambil cerita kombinasi antara modern dan cerita sejarah
  • Terdapat beberapa humor karena perbedaan latar belakang tokoh
  • alur cerita yang jelas, detail dan menarik
  • gaya penulisan tetep santai dengan beberapa bahasa baku namun mudah dimengerti
  • latar pada cerita yaitu kerajaan majapahit namun berhasil diceritakan detail
  • Membuat pembaca tertarik dengan cerita asli Majapahit
  • Cover buku yang sangat menarik
Cons
  • Layout penulisan sangat rapat dan terlalu memaksakan sehingga sulit dibaca

Kelebihan Buku Mada

Mada

button cek gramedia com

Buku Mada mengambil cerita kombinasi dari cerita modern yang digabungkan dengan salah satu cerita sejarah yang legendaris di Indonesia yaitu Kerajaan Majapahit. Sungguh perpaduan yang unik dan menarik karena Gendhis sendiri berasal dari masa depan yang datang ke kerajaan Majapahit membuat suasana menjadi lucu. Seperti berbicara dengan bahasa asing, tidak memiliki gadget, seakan terisolasi di dunia lain.

Alur ceritanya juga dijelaskan begitu detail dan menarik karena tidak akan menimbulkan pertanyaan bagi para pembacanya, penulis berhasil merangkai cerita secara utuh tanpa bolong-bolong. Selain itu alur ceritanya juga tidak mudah ditebak sehingga kamu akan merasa kaget atau tidak menyangka dengan cerita-cerita selanjutnya.

Gaya penulisannya juga sangat santai dan tidak kaku walaupun didalamnya ada beberapa kata-kata baku karena memang mengambil latar kerajaan Majapahit, namun membuat cerita di dalamnya menjadi jenis karya fiksi yang mudah dinikmati dan tidak membosankan meski memiliki unsur sejarah. Penambahan beberapa kata-kata milenial juga terlihat pada buku ini karena Gendhis sendiri berasal dari masa depan jadi ada beberapa kata yang ‘anak milenial’ banget.

Latar yang diceritakan pada novel mada yaitu pada zaman Majapahit dan juga zaman sekarang namun tidak terlalu mendetail. Latar cerita pada masa kerajaan Majapahit ini dicerita agar para pembaca bisa memahami dan membayangkan mengenai latar kerajaan Majapahit sekitar tahun 1355.

Dengan adanya buku Mada ini akan membuat pembacanya semakin tertarik mengetahui perjalanan asli dari Kerajaan Majapahit itu sendiri. Dengan begitu sejarah asli bangsa Indonesia tidak akan mudah dilupakan dengan sedikit bantuan dari novel ini.

Cover buku Mada sendiri sangat bagus dan menarik perhatian, memiliki unsur-unsur kerajaan cover buku Mada ini juga tidak ketinggalan memasukan kedua tokoh Gendhis dan Gadjah Mada

Kekurangan Buku Mada

Mada

button cek gramedia com

Kekurangan buku Mada ada pada layout buku yang terlihat sangat mepet dan kurang spasi. Selain itu juga font pada buku ini tidak konsisten seperti besar kecil dan untuk spacing sendiri kurang besar jadi terlihat seperti terlalu dekat.

Pesan Moral Buku Mada

Mada

button cek gramedia com

Grameds tidak hanya menjadi buku novel yang menghibur namun novel mada ini memiliki beberapa pesan moral yang bisa kita ambil untuk kehidupan kita sendiri. Novel ini mengajarkan kita mengenai arti kesabaran dimana kesabaran akan sampai akhirnya kepada takdir kita. Selain itu buku ini mengajarkan kesabaran untuk mengetahui bahwa ada beberapa hal yang terjadi dan tidak selalu kita bisa mengetahui apa alasannya dan perlu waktu untuk mengetahui hal itu.

Penutup

Mada

button cek gramedia com

Nah, Grameds, demikianlah ulasan singkat tentang buku Mada. Novel ini cocok bagi kamu yang sedang mencari bacaan fiksi dengan sentuhan sejarah. Kamu bisa membaca novel ini hanya dengan sekali duduk dan novel ini siap untuk menghibur kamu.

Jika Grameds tertarik membaca buku Mada, Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Mahajana

mahajana

button cek gramedia com

Terbangun dan melanjutkan hidup sebagai remaja kembali. Hayam Wuruk, raja dari Kerajaan Majapahit, hidup dengan beban masa lalu yang tak kunjung terlepas. Waktu terus bergulir, hingga suatu saat, kesempatan kedua itu hadir. Sosok yang membuatnya sadar jika dirinya terlambat untuk mencintai itu pun hadir. Meskipun dalam wujud lain, tetapi Hayam percaya jika Sachiandra Dewi adalah wujud dari Sri Sudewi, kekasihnya pada era Majapahit. Hadirnya gadis itu kembali membuat Hayam Wuruk belajar dari masa lalu untuk memperbaiki kesalahannya pada kesempatan kedua yang diberikan. “Kesempatan kedua juga menjadi kesempatan terakhirku untuk mengatakan kata cinta yang tak pernah terucap sebelumnya.”

Novel Bagaimana Pak ?

Novel Bagaimana Pak ?

button cek gramedia com

Ayasha itu tipikal cewek pada umumnya yang suka lupa diri kalau ada cogan lewat. Dia juga tipe cewek yang bakal meleleh kalau ketemu cowok mapan, pintar, dan pastinya berwibawa. Sialnya, semua hal tersebut ada pada dosennya, Gemintang Prambudi. Pak Gemintang alias Pak Gemi, dosen mata kuliah Ekonomi Industri, yang mampu membuat Ayas dilema antara ingin menjadi strong independent woman ataukah menjadi cewek bucin yang setiap apa pun yang diperbuat oleh Pak Gemi membuatnya terpana seketika dan minta dihalalin saat itu juga.

Manuskrip yang Ditemukan di Accra

Manuskrip yang Ditemukan di Accra

button cek gramedia com

Apakah kesuksesan itu? Kesuksesan adalah bisa pergi tidur setiap malam dengan jiwa yang damai. 1099. Gerbang-gerbang Yerusalem tengah dikepung. Di dalam tembok kota, orang-orang berkumpul untuk mendengarkan kata-kata bijak seorang lelaki misterius yang dikenal sebagai sang Guru. Mereka bertanya tentang rasa takut, musuh, kekalahan, dan perjuangan; mereka merenungkan tekad untuk berubah, kebajikan dalam kesetiaan serta kesendirian; dan mereka mengajukan pertanyaan tentang keindahan, seks dan keluwesan, cinta, kebijaksanaan, dan masa depan. Dan berabad-abad kemudian, jawaban-jawaban orang bijak itu masih tetap belaku sebagai rekam jejak nilai-nilai manusia yang tak lekang dimakan waktu . Di tangan Paulo Coelho, Manuskrip yang Ditemukan Di Accra menunjukkan siapa diri kita; ketakutan dan harapan kita untuk masa depan berasal dari pengetahuan serta keyakinan yang ada dalam diri kita, bukan dari kesulitan yang mengepung kita. Manuskrip yang Ditemukan di Accra adalah novel fiksi sejarah karya Paulo Coelho yang diterbitkan pada tahun 2007. Novel ini menceritakan kisah seorang perempuan muda Andalusia bernama Maria yang hidup pada abad ke-12. Maria bercita-cita menjadi seorang dokter, profesi yang tidak lazim bagi perempuan pada masa itu.

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.