in

Mengungkap Rahasia Dibalik Sake Jepang

Dalam budaya Jepang, salah satu warisan yang paling ikonik adalah sake. Sake bukan sekadar minuman beralkohol, melainkan adalah cermin dari sejarah, teknik, dan kedalaman budaya Jepang. Menjadi kebanggaan bangsa tersebut, sake telah menjadi simbol persatuan dan perayaan dalam berbagai acara dan ritual. Melalui artikel ini, Grameds dapat  menjelajahi berbagai informasi mengenai sake Jepang, memahami esensi di balik setiap tetesnya.

 

Apa itu Sake Jepang?

Holiday Sale

Sake Jepang, sering disebut sebagai “minuman nasional Jepang” adalah minuman beralkohol tradisional yang telah menjadi bagian integral dari budaya Jepang selama ribuan tahun. Namun, apa sebenarnya sake? Sake adalah minuman beralkohol yang terbuat dari beras difermentasi menggunakan ragi khusus yang disebut koji-kin. Proses pembuatan sake, atau yang dikenal sebagai “sake brewing”, melibatkan beberapa tahapan yang cermat dan membutuhkan keahlian khusus. Dari seleksi beras hingga proses fermentasi dan penyaringan, setiap tahapan memainkan peran penting dalam menghasilkan sake berkualitas tinggi.

 

Sejarah Asal Usul Sake Jepang

(Sumber foto: www.pexels.com)

Sake, minuman beralkohol tradisional Jepang yang terbuat dari fermentasi beras, memiliki sejarah panjang dan kaya yang mencerminkan evolusi budaya dan teknologi di Jepang. Asal usul sake bisa ditelusuri kembali lebih dari seribu tahun yang lalu, dengan bukti arkeologis dan catatan sejarah yang menunjukkan perkembangan metode pembuatan minuman ini seiring waktu.

A. Awal Mula Pembuatan Sake

Pembuatan sake bermula pada dua periode, yaitu periode Jomon dan Yayoi:

  • Periode Jomon (14,000 SM – 300 SM)

Pada masa ini, nenek moyang orang Jepang sudah mulai menanam padi dan mungkin sudah mengenal teknik fermentasi sederhana. Meskipun belum ada bukti langsung tentang pembuatan sake, pengetahuan dasar tentang pertanian dan fermentasi kemungkinan besar sudah ada.

  • Periode Yayoi (300 SM – 300 M)

Padi menjadi tanaman pokok dan mulai banyak ditanam di seluruh Jepang. Pada masa ini, metode pembuatan sake kemungkinan besar mulai berkembang, meskipun dengan cara yang sangat primitif.

 

B. Catatan Tertulis Pertama

Catatan pertama yang lebih jelas tentang pembuatan sake muncul pada periode Nara (710–794 M) dan Heian (794–1185 M). Pada masa ini, produksi sake dipusatkan di kuil-kuil Buddha dan Shinto. Para biksu di kuil-kuil tersebut mengembangkan teknik pembuatan sake yang lebih canggih dan teratur, termasuk penggunaan koji (jamur Aspergillus oryzae) untuk mengubah pati beras menjadi gula.

 

C. Perkembangan pada Periode Feodal

Perkembangan sake pada periode feodal terbagi menjadi dua periode, yaitu periode Kamakura dan Muromachi dan periode Edo:

  • Periode Kamakura dan Muromachi (1185–1573 M)

Pada periode ini, teknik pembuatan sake semakin maju dengan diperkenalkannya metode multiple parallel fermentation (fermentasi paralel ganda), di mana konversi pati ke gula dan fermentasi gula ke alkohol terjadi secara bersamaan dalam satu wadah. Teknik ini memungkinkan produksi sake dengan kandungan alkohol yang lebih tinggi dan rasa yang lebih kompleks.

  • Periode Edo (1603–1868 M)

Pada masa ini, produksi sake mulai beralih dari kuil ke produsen komersial. Kota-kota seperti Kyoto, Kobe, dan Hiroshima menjadi pusat produksi sake yang terkenal. Selama periode ini, berbagai inovasi diperkenalkan, termasuk pengendalian suhu selama fermentasi dan penggunaan ragi khusus untuk meningkatkan kualitas dan konsistensi sake.

 

D. Sake Modern

Pada periode sake modern, terdapat dua periode, yaitu periode Meiji dan pada periode abad ke-20 dan ke-21:

  • Periode Meiji (1868–1912 M)

Pemerintah Jepang mulai mengatur dan mempromosikan industri sake. Banyak produsen sake modern yang didirikan pada masa ini, dan teknik pembuatan sake terus disempurnakan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru.

  • Abad ke-20 dan ke-21

Produksi sake terus berkembang dengan penggunaan teknologi canggih seperti kontrol suhu otomatis dan penggunaan mikrobiologi modern untuk mengoptimalkan fermentasi. Sake juga mulai dikenal dan dihargai secara internasional, dengan banyak produsen yang mengekspor sake ke seluruh dunia.

Shocking Japan

button cek gramedia com

Semua fakta mengejutkan tadi dibahas seru di buku ini. Penulis yang sudah lama tinggal di Jepang menuliskan keterkejutan apapun yang ia temui selama tinggal di negeri sakura itu. Ia menunjukkan bahwa Jepang itu tidak hanya sakura, gunung Fuji, dan shusi. Jadi? Siap-siaplah terheran-heran, tertawa-tawa, dan shock.

 

Klasifikasi Sake Jepang

Sake, minuman beralkohol khas Jepang, memiliki beragam jenis dan klasifikasi yang mencerminkan keragaman budaya dan tradisi pembuatannya. Berikut adalah beberapa klasifikasi sake Jepang yang umum:

1. Junmai-shu (???)

Junmai-shu adalah jenis sake murni yang hanya terbuat dari beras, air, ragi, dan kojikin (jenis ragi yang digunakan dalam pembuatan sake). Tidak ada tambahan alkohol dalam proses pembuatannya. Junmai-shu sering kali memiliki cita rasa yang kaya dan kompleks, dengan karakteristik yang terasa lebih tebal dan penuh.

2. Honjozo-shu (????)

Honjozo-shu merupakan jenis sake yang juga terbuat dari beras, air, ragi, dan kojikin, tetapi ditambahkan dengan sedikit alkohol yang disebut “brewer’s alcohol” (alkohol untuk pembuat). Penambahan alkohol ini dapat membantu dalam proses fermentasi dan juga memperhalus rasa sake. Honjozo-shu cenderung memiliki rasa yang lebih ringan dan bersih.

3. Ginjo-shu (???)

Ginjo-shu adalah sake premium yang dibuat dengan beras yang sangat dipilih dan diolah dengan sangat hati-hati. Proses pembuatan Ginjo-shu melibatkan fermentasi dengan suhu yang lebih rendah dan lebih lambat, serta pemisahan sake dari ampas dengan metode yang lebih cermat. Hasilnya adalah sake dengan aroma yang kompleks dan rasa yang halus.

4. Daiginjo-shu (????)

Daiginjo-shu adalah varian yang lebih eksklusif dari Ginjo-shu, dengan beras yang lebih berkualitas dan proses pembuatan yang lebih rumit. Untuk diklasifikasikan sebagai Daiginjo-shu, beras harus digiling hingga tingkat yang sangat tinggi, meninggalkan hanya sebagian kecil dari biji beras yang utuh. Sake ini dikenal dengan aroma yang sangat halus dan rasa yang kompleks.

5. Namazake (??)

Namazake adalah sake yang belum mengalami proses pasteurisasi setelah pembuatan. Hal ini membuat Namazake memiliki aroma dan rasa yang lebih segar dan hidup, tetapi juga membuatnya lebih rentan terhadap perubahan dan perburukan kualitas jika tidak disimpan dengan benar.

6. Nigori (??)

Nigori adalah sake yang disaring dengan kasar atau tidak disaring sama sekali, sehingga ampas beras masih tetap tercampur dalam cairan sake. Hasilnya adalah sake dengan tekstur yang kental dan keruh, serta rasa yang lebih manis dan kompleks.

Konnichiwa Japan!

button cek gramedia com

Melalui buku ini, hal-hal menarik tersebut akan dirangkum ke dalam kategori besar, yaitu travel, yummy food, culture, dan living in Tentu saja, hal-hal yang disajikan mencakup informasi tentang tempat pariwisata yang tersembunyi berikut rutenya, makanan-makanan yang patut dicoba selama di Jepang dan cara mendapatkannya, kebudayaan dan kebiasaan hidup orang Jepang, serta tips menghemat pengeluaran selama berada di Jepang.

 

Proses Pembuatan Sake Jepang

Pembuatan sake melibatkan beberapa tahapan penting:

1. Polishing (Pemolesan Beras)

Proses ini menghilangkan lapisan luar beras, yang dapat mengandung minyak dan protein yang dapat memengaruhi rasa sake. Semakin banyak beras dipoles, semakin halus rasa sake yang dihasilkan.

2. Washing and Soaking (Pencucian dan Perendaman)

Setelah dipoles, beras dicuci dan direndam dalam air untuk mencapai kelembaban yang tepat sebelum dimasak.

3. Steaming (Pengukusan)

Beras kemudian dikukus untuk membuatnya siap untuk fermentasi.

4. Koji Making (Pembuatan Koji)

Beras yang telah dikukus dicampur dengan jamur Aspergillus oryzae, yang mengubah pati dalam beras menjadi gula. Ini adalah salah satu tahapan paling penting dalam pembuatan sake karena sangat memengaruhi rasa akhir dari sake.

5. Yeast Starter (Moto)

Campuran beras, air, koji, dan ragi dibiarkan berfermentasi untuk memulai proses fermentasi.

6. Main Fermentation (Moromi)

Moto kemudian dicampur dengan lebih banyak beras, air, dan koji dalam tangki fermentasi utama. Proses ini berlangsung selama beberapa minggu, di mana ragi mengubah gula menjadi alkohol.

7. Pressing (Pemerasan)

Setelah fermentasi selesai, campuran tersebut diperas untuk memisahkan cairan dari padatan. Cairan inilah yang akan menjadi sake.

8. Filtering, Pasteurizing, and Bottling (Penyaringan, Pasteurisasi, dan Pembotolan)

Sake kemudian disaring, dipasteurisasi untuk membunuh bakteri dan menghentikan fermentasi lebih lanjut, lalu dibotolkan untuk distribusi dan konsumsi.

 

Tradisi atau Budaya Sake Jepang

(Sumber foto: www.pexels.com)

Selain menjadi kebanggan bangsa Jepang, minuman ini tentunya telah menjadi simbol dari banyak upacara, perayaan, dan ritual yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Jepang.

1. Upacara dan Ritual

Sake utamanya digunakan dalam upacara dan ritual, yaitu:

  • Shinto dan Buddha

Sake sering digunakan dalam upacara keagamaan di kuil Shinto dan Buddha. Di kuil Shinto, sake dianggap sebagai persembahan yang penting untuk dewa-dewa (kami). Upacara yang dikenal sebagai kagami biraki, di mana tong sake dibuka, sering dilakukan pada acara-acara penting seperti perayaan Tahun Baru dan upacara pernikahan.

  • Matsuri (Festival)

Pada berbagai festival tradisional di Jepang, sake sering disajikan sebagai bagian dari perayaan. Misalnya, selama festival Tanabata dan Obon, sake disajikan untuk menghormati leluhur dan dewa-dewa.

 

2. Perayaan dan Sosial

Selain upacara dan ritual, sake juuga digunakan untuk perayaan, di antaranya yaitu:

  • Pernikahan

Dalam upacara pernikahan tradisional Jepang, pasangan pengantin melakukan ritual minum sake yang dikenal sebagai san-san-kudo. Dalam ritual ini, pasangan minum sake dari tiga cangkir berbeda, yang melambangkan kesehatan, kebahagiaan, dan keberuntungan.

  • Tahun Baru

Pada perayaan Tahun Baru Jepang (Shogatsu), orang Jepang minum sake khusus yang disebut otoso. Otoso adalah sake yang dibumbui dengan berbagai rempah-rempah dan dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa kesehatan serta panjang umur.

 

3. Kehidupan Sehari-hari

Pada kehidupan sehari-hari pun masyarakat kerap mengonsumsi sake. Biasanya sake diminum dalam rangka sebagai berikut:

  • Minum Bersama

Minum sake adalah bagian integral dari kehidupan sosial di Jepang. Tradisi minum bersama rekan kerja atau teman, yang dikenal sebagai nomikai, adalah cara penting untuk mempererat hubungan sosial dan profesional. Selama nomikai, ada etika yang harus diikuti, seperti menuangkan sake untuk orang lain sebelum menuangkan untuk diri sendiri.

  • Hiburan Tradisional

Sake sering disajikan dalam acara-acara hiburan tradisional seperti upacara minum teh (chanoyu) dan pertunjukan teater Noh atau Kabuki. Minuman ini membantu menciptakan suasana yang sesuai untuk menghargai seni dan budaya tradisional Jepang.

 

4. Seni dan Estetika

Saat ini sake juga termasuk ke dalam budaya yang dilestarikan masyarakat Jepang, karena memiliki nilai seni dan estetika yang tinggi:

  • Keramik dan Kaca

Penyajian sake seringkali melibatkan peralatan khusus yang terbuat dari keramik atau kaca, seperti botol sake (tokkuri) dan cangkir sake (ochoko atau sakazuki). Desain dan estetika peralatan ini merupakan bagian penting dari pengalaman menikmati sake, dengan perhatian terhadap detail yang mencerminkan keindahan dan kesederhanaan budaya Jepang.

  • Kaligrafi dan Lukisan

Label pada botol sake sering dihiasi dengan kaligrafi dan lukisan tradisional, yang tidak hanya menambah nilai artistik tetapi juga memberikan informasi tentang jenis dan asal sake tersebut.

 

Beauty of Japan

Buku BEAUTY OF JAPAN ini mengambarkan semangat kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang dengan penuh liku-liku dalam bentuk nilai-nilai yang indah, dan berakhir dengan kesuksesan masyarakatnya dalam mengangkat Jepang menjadi negara millennium yang sangat maju, bermartabat, dan terpandang. Kehidupan di Jepang yang sangat teratur telah menciptakan keindahan yang sangat terukur sehingga menyebabkan yang bertinggal di sana menjadi sangat betah dan harmoni. 

 

Kesimpulan

Dengan pengenalan yang lebih dalam terhadap sake Jepang, kita dapat menghargai keindahan dan kompleksitas minuman yang telah menjadi bagian penting dari budaya Jepang selama berabad-abad. Sake bukan hanya sekadar minuman beralkohol, tetapi juga merupakan warisan budaya yang menghubungkan tradisi, teknologi, dan seni dalam setiap tegukan. Dengan mengeksplorasi berbagai jenis sake dan memahami proses pembuatannya, kita dapat lebih memperdalam pengalaman dan kekayaan budaya Jepang. Sake memberikan kesempatan bagi kita untuk merayakan keindahan sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan menghargai karya seni yang diciptakan melalui perpaduan antara alam dan keterampilan manusia. Grameds, kamu bisa mempelajari lebih lanjut tentang budaya Jepang melalui kumpulan buku wisata yang tersedia di Gramedia.com.

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila