Rating: 4.6/ 5
Siapa yang tak mengenal Jack London dengan karya legendarisnya yaitu sebuah novel klasik berjudul White Fang? Jika Grameds menyukai karya sastra klasik yang mengangkat genre petualangan dan fiksi sejarah, maka wajib membaca buku satu ini.
Novel White Fang pertama kali terbit pada tahun 1906 dan terus dicetak ulang hingga tahun 2023. Novel klasik ini sangatlah populer hingga beberapa kali diangkat ke layar lebar. Salah satunya dirilis oleh Disney pada tahun 2014.
White Fang menceritakan tentang seekor serigala dengan sifat liar dan kejamnya serta bagaimana ia tumbuh di alam lalu dipisahkan dengan ibu tercintanya. Serigala setengah anjing itu kemudian berubah menjadi sosok yang penuh dengan cinta.
Apa yang membuat serigala ganas tersebut berubah? Bagaimana review dan apa yang membuat novel ini sangat dicintai banyak orang? Simak reviewnya!
Table of Contents
Sinopsis Buku White Fang Karya Jack London
White Fang mengisahkan tentang kehidupan seekor serigala separuh anjing yang ditempa kehidupan keras di alam liar. Sejak bayi, sang serigala dilahirkan sebagai seekor petarung yang ganas.
Ia terlahir dari seorang ibu yang juga mengalami tempaan kuat di alam liar. Hanya ada dua pilihan hidup di alam liar, berburu atau diburu, makan atau dimakan, membunuh atau dibunuh dan pilihan tersebut menjadi pegangan hidup sang serigala di alam liar.
Hingga pada suatu hari, White Fang serta sang ibu berjumpa dengan seorang manusia yang dahulu adalah tuan dari ibunya. Sehingga White Gang harus tinggal di sana, karena ibunya tak mau meninggalkan tuannya.
Terlahir sebagai seekor serigala, membuat White Fang tidak diterima dengan baik oleh anak-anak anjing yang ada di perkampungan. Lip-lip seekor anak anjing serta kawanannya selalu berusaha merundung White Fang.
Dijauhi dan dirundung membuat White Fang menjadi seekor serigala pemurung, kesepian, tidak penyayang dan memiliki sifat galak yang ganas. Sikapnya itu membuat White Fang terpaksa dipisahkan dari sang ibu.
Sang ibu dibawa pergi untuk diberikan pada tuan yang lain. Setengah mati White Fang berusaha mengejar ibu tersayangnya, namun usahanya itu hanya berakhir sia-sia. Penderitaan White Fang pun terus berlanjut.
White Fang akhirnya dipindahkan dan harus tinggal bersama seorang dewa sinting. Dewa gila itu menggunakan White Fang sebagai senjata balasan pada setiap orang yang sering menghinanya.
Ia menjadi White Fang sebagai serigala petarung. White Fang kemudian terus tumbuh dengan karakter yang tak bersahabat. Entah berapa banyak ekor anjing yang sudah ia bunuh dalam pertarungannya. Ia pun menjadi seekor serigala paling kuat.
Hingga pada suatu hari ketika White Fang sedang bertarung dengan seekor anjing bulldog dan hampir mati, datanglah seseorang bernama Weedon Scott yang ia beri julukan sebagai tuan cinta.
Tuan cinta itu mengakhiri menghentikan penderitaan White Fang sebagai seekor serigala petarung. White Fang untuk pertama kalinya merasa menemukan tuan cintanya dan tidak ingin pergi jauh dari sang tuan.
Dalam diri seekor serigala yang penuh kebencian itu, akhirnya White Fang merasakan kasih sayang dari Weedon Scott yang memperlakukannya dengan sangat baik dan berbeda dari tuan-tuan sebelumnya.
Hingga pada akhirnya White Fang mengikuti sang tuan cinta ke kota, meskipun insting alamiahnya tak bisa ia lupakan dan terkadang muncul rasa rindu dengan kehidupannya di masa lalu, bersama sang tuan cinta White Fang akhirnya berhasil melupakan kehidupannya di alam liar.
Novel White Fang merupakan sebuah karya sastra klasik. Menceritakan tentang seekor serigala liar bernama White Fang yang hidup di hutan belantara di Alaska pada sekitar akhir abad ke-19.
Review Novel White Fang Karya Jack London
Jack London adalah seorang novelis, jurnalis serta aktivis terkenal di Amerika. Ia adalah seorang pelopor novel fiksi komersial dan menjadi penulis Amerika pertama yang menjadi selebriti internasional hingga mampu meraup banyak uang dari menulis.
Ada dua karya legendaris dari Jack London yaitu “The Call of the Wild” yang terbit di tahun 1903 dan menceritakan kehidupan seekor anjing yang lahir serta dibesarkan di sebuah rumah seorang manusia di California.
Berbeda dengan White Fang, The Call of the Wild ini menceritakan seekor anjing rumahan yang sebelumnya jinak dan penuh kasih sayang menjadi ganas ketika berada di alam liar.
The Call of the Wild
Dikarenakan kemiripan latar cerita, banyak orang mengira bahwa White Fang adalah sekuel dari The Call of the Wild. Namun sebenarnya kedua novel karya Jack London ini hanyalah karya pendamping saja.
Sebab meskipun Jack London banyak menggunakan setting yang sama, akan tetapi kedua novel menceritakan sebuah kisah yang merupakan kebalikan dari tema satu sama lain.
White Fang mendapatkan rating yang cukup tinggi melalui laman GoodReads, banyak pembaca terpukau dengan cara Jack London menceritakan kisah seekor serigala dan seolah menjelma menjadi salah satunya.
Selain itu penulis juga sangat pintar ketika menceritakan riwayat pertemuan dari ibu dan ayah White Fang, terutama karena sang ibu adalah seekor anjing yang kabur dan bergabung dengan kawanan serigala liar untuk bertahan hidup hingga akhirnya bertemu dengan ayah White Fang, sang serigala sejati dan pemimpin kawanan.
Ayah White Fang juga digambarkan sebagai serigala pemenang yang berhasil mengawini ibu White Fang, meskipun ia hanya memiliki satu mata. Maka tak heran jika White Fang akhirnya memiliki kemampuan bertarung yang menakjubkan, seperti sang ayah.
Sementara itu White Fang digambarkan sebagai seekor serigala setengah anjing yang liar namun berubah menjadi jinak ketika bertemu seorang manusia. Sifatnya yang liar dan ganas bukan tanpa alasan, tetapi karena lingkungan membuatnya terpaksa bersikap kejam untuk bertahan hidup.
White Fang yang ganas kemudian berubah menjadi sosok serigala penuh cinta ketika bertemu dengan si dewa cinta. Dalam buku ini, London menyebut manusia sebagai dewa.
Penyebutan manusia sebagai dewa dalam novel ini bukan tanpa alasan, tetapi karena London menggunakan sudut pandang White Fang sang serigala. Bagi si serigala, manusia adalah dewa yang mampu memerintahkannya dan bahkan mampu menjauhkan dirinya dari sang ibu tercinta.
Jack London dinilai cukup gila ketika menerbitkan novel White Fang dan The Call of the Wild. Kedua novel legendarisnya tersebut memiliki alur menarik dengan sudut pandang tokoh yang tidak biasa, yaitu hewan.
Bagi sebagian orang, hewan mungkin tak memiliki perasaan dan bahasa tubuhnya sulit dimengerti. Namun, jauh sebelum kisah-kisah menarik tentang kehidupan hewan seperti Bambi terbit, Jack London sudah lebih dahulu menjelaskan bagaimana kehidupan hewan di alam liar yang sering kali dianggap biasa atau bahkan wajar.
Jika White Fang dibaca tahun 2024, Grameds mungkin akan merasa lebih tertarik karena banyak video-video dokumenter tentang kehidupan hewan di alam liar yang menyentuh dan rupanya sama menariknya.
Dengan bumbu-bumbu fantasi, Jack London seolah merasuk dan menjadi seekor serigala setengah anjing yang memiliki rasa dan kisah tersendiri. Novel ini menyajikan kisah yang runtut, dimulai dari sosok orang tua White Fang hingga bagaimana serigala ganas berubah menjadi penuh cinta.
Jack mendeskripsikan sifat White Fang berdasarkan pengalaman hidupnya yang tidak pendek di alam liar hingga ketika ia dipelihara oleh seorang Indian kejam yang memerlukannya sangat buruk.
Setiap perjalanan kisah kehidupan sang serigala diceritakan secara perlahan, tenang hingga ombak kehidupan mulai semakin ganas dan tidak terkendali. Melalui buku ini, Jack membuat sisi manusiawi pembaca tersentuh melalui kaca mata binatang.
Terutama dengan akhir kisah bahagia yang akan membuat pembaca merasa lega setelah mengikuti kisah panjang White Fang yang penuh dengan penderitaan.
Tak hanya menceritakan tentang kisah serigala kesepian yang sedih karena perjalanan hidupnya, White Fang juga menyisipkan pesan-pesan menyentuh yang bisa menjadi pelajaran bagi pembaca.
Jack London seolah memberikan pesan kepada pembaca, bahwa manusia dan hewan sebenarnya tidak jauh berbeda. Kita akan menjadi sosok yang lembut dan penuh kasih apabila berada di lingkungan yang memberikan ruang tersebut.
Namun begitu pula sebaliknya, apabila lingkungan tempat seseorang berada kejam, penuh dengan hal-hal negatif dan buruk, maka begitulah seseorang atau seekor hewan menjadi sosok yang keras serta penuh kebencian.
Buku ini berisi petualangan mendebarkan yang akan membuat Grameds tak mampu berpindah tempat sebelum mengetahui akhir kisah dari sang serigala. Jack London novelis cemerlang pecinta hewan akan membuat Grameds masuk dalam hutan belantara dan ikut merasakan dinginnya angin malam yang dirasakan oleh White Fang.
Selain White Fang dan The Call of the Wild, novel legendaris penuh petualangan dari Jack London lainnya adalah The Sea Wolves. Novel fiksi satu ini menceritakan tentang petualangan seorang pelaut yang diserang oleh bajak laut ganas.
Pelaut tersebut kemudian dihadapkan pada banyak peristiwa-peristiwa tak terduga seperti hantu, seorang kapten kejam dan bagaimana karismanya ketika menghadapi ombak kejam di laut yang ganas.
The Sea Wolves
Kelebihan dan Kekurangan White Fang Karya Jack London
White Fang adalah sebuah karya legendaris yang tidak boleh dilewatkan, terutama bagi pecinta novel-novel dengan genre petualangan dan aksi. Dalam novel ini, Jack menulis secara detail bagaimana penderitaan dan kemudian kebahagiaan seekor serigala setengah anjing yang hidup di alam liar hingga bertemu sang tuan.
Sebagai sebuah karya sastra klasik, White Fang mendapatkan banyak ulasan positif dari pembaca yang mengikuti petualangan serigala ganas ketika menyerang anjing-anjing lainnya. Pertengkaran dan bagaimana buasnya seekor binatang membuat banyak pembaca kesulitan tidur setelahnya.
Namun, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari novel sastra klasik ini yang menambahkan warna dan corak menarik dalam alurnya.
Kelebihan White Fang Karya Jack London
Kelebihan lain dari novel ini adalah Jack London mampu menyentuh sisi manusiawi para pembaca dengan detail-detail penting dari kehidupan kedua orang tua White Fang dan perjalanan White Fang sendiri.
Mulai dari bagaimana ayahnya yang seekor serigala asli dan ibunya yang setengah anjing bertemu hingga bagaimana permulaan puncak penderitaan White Fang terjadi, yaitu ketika ia dijual ke seorang manusia yang membuat dirinya menjadi anjing petarung.
Hidup di lingkungan keras dengan masa lalu penuh kebencian dari para anjing membuat White Fang menjadi serigala kuat yang akhirnya berhasil membunuh banyak anjing-anjing lainnya. Jack London juga menjelaskan detail bagaimana White Fang terluka dan menderita dalam pertarungan-pertarungan tersebut.
Lingkungan yang kejam dan pengalaman White Fang yang dijauhi oleh anjing lain membuat anak serigala tersebut memiliki perilaku buruk, ia membenci belaian tangan manusia dan lebih suka mengoyak-oyak daging anjing yang mendekatinya.
Tetapi kekejaman White Fang berubah ketika dewa cinta datang dan mengajarkan apa arti kasih sayang pada serigala ganas tersebut. White Fang yang tadinya ganas dan kejam berubah menjadi hewan penuh cinta, seperti tuannya.
Perubahan drastis yang terjadi pada novel karya Jack London ini menyiratkan sebuah pesan yang dapat diartikan secara berbeda-beda bergantung pembaca. Pesan tersirat ini membuat novel fiksi satu ini menjadi lebih menarik.
Jack London juga memberikan akhir yang manis untuk pembaca yang lelah mengikuti penderitaan White Fang. Akhir cerita tersebut membuat karya sastra klasik satu ini menjadi lebih menarik untuk dibaca.
Kekurangan White Fang Karya Jack London
White Fang memiliki alur yang sederhana dan runtut. Jack London menceritakan setiap detail kisah serigala mulai dari kehidupan orang tuanya hingga bagaimana akhirnya White Fang lahir ke dunia.
Kehidupan serigala ganas ini diceritakan secara perlahan yang membuat novel fiksi ini memiliki kekurangan. Alurnya terlalu lambat, terutama pada bab-bab awal dan membosankan bagi sebagian pembaca.
Namun, jika Grameds adalah tipe pembaca menyukai kisah detail, maka kekurangan tersebut tentu bukanlah masalah besar. Apalagi setelah mengetahui petualangan besar yang menanti dari kehidupan sang serigala.
Jack memastikan para pembacanya mengetahui setiap detail kesedihan dan penderitaan yang dirasakan oleh serigala setengah anjing yang dirundung oleh anjing-anjing desa dan disiksa oleh si dewa kejam.
Tertarik dengan buku-buku serupa seperti White Fang? Grameds bisa membaca novel karya Jack London lainnya seperti The Secret Journeys of Jack London, Book One: The Wild yang menceritakan tentang tokoh Jack, seorang petualang yang sedang mencari emas.
Namun, perjalanannya dalam mencari emas bukan hanya sekadar menemukan harta karun tetapi juga mencari keberuntungan lainnya seperti petualangan yang menyenangkan dan tantangan.
Tetapi apa yang Jack hadapi di alam liar rupanya lebih dari itu. Ia menghadapi hal-hal ganas serta kejam yang tak pernah ia hadapi sebelumnya, seperti penculikan, perbudakan, munculnya sifat pembunuh dari orang-orang yang putus asa hingga makhluk gaib dalam hutan.
The Secret Journeys of Jack London, Book One: The Wild
Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku terkait, lho. Yuk langsung saja dapatkan bukunya hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Khansa
Sumber:
- https://lazionebudy.wordpress.com/2019/03/12/white-fang-jack-london/
- https://www.goodreads.com/book/show/43035.White_Fang
- 14 Days Isabella
- A dan Z
- Agensi Rumah Tangga
- Albiandra: The Untold Story
- Anne of Avonlea
- Antologi Cerita Anak Muslim di Mancanegara
- April : Fallen
- Anatomi Rasa Karya
- Athar: Cinta dalam Ikhlas
- Arkananta
- Book’s Kitchen
- Bukan Kekasih Impian
- Catatan Harian Menantu Sinting
- Children of Blood and Bone
- Diskoneksi
- Eat Drink Sleep
- Enola Holmes dan Kereta Kuda Hitam
- Garis Batas
- Ghosting Writer
- Gyo
- Haji Murad
- Highly Unlikely
- Hotel Mooi Indie
- Iblis Menjelma Senapan Berburu
- Imama Al-Hafidzh
- Istana Merah
- Jais Darga Namaku
- Kemelut Rodansih dan Dua Anaknya
- Kenangan Manis Takkan Pernah Habis
- Klasik Bahasa Inggris White Fang
- Konstelasi Andro dan Mega: Dunia Tanpa Zodiak
- Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?
- Laiqa: Mana Hijrah?!
- Laiqa: Siniar Semut Kecil
- Laiqa: Hijab for Sisters
- Laiqa: Rope That Binds
- Lelap dalam Lautan Bintang
- Lit: Left Unsaid
- Malam Seribu Jahanam
- Mari Pergi Lebih Jauh
- Masquerade Hotel
- Me Minus You
- Mencintaimu Sampai Kau Mau
- Menyelamatkan Teetee
- Merah Kirayu
- Mickey7
- Muslimah Keren
- Nadira
- Norwegian Wood
- Mata Hari (The Spy)
- My Long Black : Unsent Letters
- Paracosm D'arte
- Parnassus Keliling
- Pada Sebuah Kapal
- Perempuan di Rumah No 8
- Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
- Rara Mendut
- Romansa Stovia
- Rumah di Mango Street
- Rumus Ciuman Sempurna
- Sang Pemenang Berdiri Sendirian
- Sarhad
- Seandainya
- Senyum Karyamin
- Seperti Sungai Yang Mengalir
- Serikat Anjing Mandiri
- Sidney Sheldon's The Phoenix
- Sikencur
- Sihir Perempuan
- Suluh Rindu
- Sumur Anjing Gila
- The Boyfriend
- The Count of Monte Cristo
- The Dragon's Promise
- Ther Melian - Discord
- The Night Mark
- The Night Swim
- The Power
- The Snatched and The Snapped
- Toko Buku Kucing Hitam
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3
- Tumbal Genderuwo
- Yang Katanya Cemara Karya
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- We Hunt the Flame: Memburu Api