Rating: 3.5/5
Apakah Grameds pernah mendengar istilah ghost writer? Istilah ini digunakan untuk merujuk penulis yang menulis untuk serta atas nama orang lain. Biasanya ghost writer ini dipekerjakan oleh seseorang atau perusahaan dan bertugas untuk menulis bagi orang atau perusahaan tersebut.
Di Indonesia sendiri, pekerjaan ini sudah tidak lagi asing, bahkan diangkat menjadi salah satu topik novel teenlit karya Ayu Widjaja dengan judul Ghosting Writer Novel teenlit ini menceritakan tentang seseorang yang tertarik dengan dunia kepenulisan.
Ketertarikannya tersebut membuat Wilma, sebagai tokoh utama dalam novel ini menjadi seorang penulis di sebuah platform online. Tetapi ada seorang ghost writer yang terus mendapatkan peringkat pertama di platform tersebut.
Jika Grameds tertarik dengan novel ringan yang cerita yang dekat dengan keseharian, maka novel karya Ayu Widjaja satu ini bisa jadi pilihan. Penasaran bagaimana rating dan reviewnya? Baca ulasannya di bawah ini ya!
Table of Contents
Sinopsis Buku Teenlit Ghosting Writer Karya Aya Widjaja
“Ghosting writer? Nama pena apaan tuh! Pasti dia cuma writer tukang ghosting pembaca, alias nulis cerita nggak kelar-kelar!”
Sebagai penulis di T3, salah satu platform menulis online, Wilma tak bisa berhenti bersikap julis setiap kali mendengar Ghosting Writer disebut-sebut oleh teman sekelasnya.
Masalahnya adalah, Wilma sudah lebih lama menulis di T3 dan ia bersusah payah mendapatkan peringkat tinggi dengan mempromosikan naskahnya ke seluruh media sosial dan bahkan mengikuti keinginan pembacanya.
Sedangkan Ghosting Writer sudah bisa melampaui popularitas Wilma tanpa melakukan promosi atau bahkan bersusah payah. Argh! Nyebelin! Belum lagi kakak kelasnya yang bernama Ganindra, terus-terusan menggagunya tanpa alasan.
Ganindra mengejeknya penjajah karena namanya mirip dengan ratu Belanda di jaman penjajahan, memanggilnya dengan merek minyak goreng dan bahkan sering melempar gombalan jayus yang bikin dirinya merinding. Ganindra ada masalah apa sih sama Wilma? Keisengan Ganindra ini bikin Wilma yang sudah bete karena masalah Ghosting Writer dan peringkat di T3 jadi semakin mumet. Duhh! Apa yang harus Wilma lakukan untuk menyingkirkan Ganindra dan memperbaiki peringkatnya di T3 yang di balap oleh Ghosting Writer?
Novel teenlit satu ini menceritakan tentang seorang penulis remaja yang mengalami dilemma karena ingin terkenal dengan mudah atau terkenal karena kualitas tulisannya, menceritakan konflik antara keinginan anak dengan orang tua, kisah persahabatan hingga percintaan anak remaja yang manis.
Profil Penulis
Aya Widjaja selalu bingung ketika diminta untuk mengisi bagian profil penulis. Isinya hanya diganti sedikit-dikit dari buku-buku sebelumnya yang telah terbit. Coretan serta kerandoman tulisannya bisa ditemukan di sosial media dan berbagai platform menulis dengan username @ayawidjaja.
Beberapa karyanya sebelumnya adalah Starstruck Syndrome (Bentang Belia), Failure Tale (Elexmedia), Editor’s Block (Storial Publishing), HELLOVE (Katadepan), Alegori Valerie (Noura Publishing) dan Monster Minister. Novelnya yang berjudul Monster Minister juga cukup terkenal karena menceritakan tentang seorang karyawan bernama Kalita Yuma yang terjebak dengan seorang bos muda tampan, tetapi selalu membuatnya bekerja keras.
Karena merasa lelah dengan tuntutan sang bos kejam bernama Aldrich Avery Sharga tersebut, Kalita akhirnya memutuskan untuk pindah dan menjadi salah satu staf di Kementerian Penerangan Informasi.
Meskipun gajinya di kementerian tersebut berkurang jauh, akan tetapi ia lebih bahagia di kantornya yang baru. Sayangnya, kebahagiaan Kalita tak bertahan lama karena Aldrich Avery Sharga rupanya menjadi salah satu menteri muda di kementerian tersebut.
Bagaimana kisah Kalita kembali bekerja di bawah bos kejam muda yang tampan? Akankah ia mampu bertahan dan mengulang kisah yang sama? Atau akankah kisah Kalita dengan Aldrich kini berakhir berbeda?
Monster Minister
Review Buku Teenlit Ghosting Writer Karya Aya Widjaja
Jika Grameds menyukai buku-buku ringan dengan cerita menarik dan penuh dengan kisah manis, maka buku karya Aya Widjaja sangat cocok untuk Grameds! Terutama novel terbarunya yang berjudul Ghosting Writer.
Ghosting Writer mengangkat kisah seorang penulis teenlit di sebuah platform bernama T3 yang sebelumnya sempat booming, namun rating novelnya dikalahkan oleh penulis pendatang bernama Ghosting Writer. Buku ini bisa jadi salah satu solusi jika Grameds sedang mengalami reading slump atau suatu kondisi ketika seseorang kehilangan motivasi untuk melakukan hal yang disukai yaitu membaca buku.
Novel teenlit yang ringan bisa jadi awal yang baik untuk mengatasi reading slump dan menarik minat Grameds ketika membaca. Terlebih lagi, novel Ghosting Writer ini menceritakan tentang masa SMA dengan permasalahan yang realistis atau tak banyak khayalan, sehingga membuat pembaca merasa dekat, terutama jika Grameds menyukai menulis dan membaca buku.
Permasalahan yang dialami oleh tokoh utama yaitu Wilhelmina Ghaisani atau dikenal dengan Wilma dengan Ganindra dan Nehru cukup realistis. Ganindra yang digambarkan sebagai bad boy dan sosok usil pun sebenarnya masih cukup sering ditemui di kehidupan sehari-hari.
Grameds mungkin juga pernah mengenal teman seperti Ganindra yang rajin bolos sekolah ketika SMA, suka meledek teman seangkatan atau bahkan adik kelasnya atau ijin ke kamar mandi di tengah pelajaran tetapi justru mampir ke kantin? Nah, kira-kira seperti itulah sosok Ganindra dalam novel Ghosting Writer ini.
Ayu Widjaja memang bukan penulis baru, sudah banyak karya-karya yang terbit dan cukup viral karena kemahirannya dalam menulis. Kemampuannya ini juga ia buktikan dalam novel terbarunya Ghosting Writer. Ayu membuat perkembangan karakter dari setiap tokoh menarik dan matang, tak hanya Ganindra saja yang digambarkan secara detail, tetapi Wilma tokoh utama dalam novel ini pun memiliki perkembangan karakter yang menarik.
Wilma memang digambarkan oleh Ayu sebagai tokoh utama yang sulit disukai oleh para pembaca. Pasalnya, Wilma digambarkan sebagai tokoh yang tak bisa membuat keputusan baik, sehingga pembaca akan merasa ikut gregetan dengan apa yang ia lakukan.
Rupanya, tokoh Wilma ini juga akan banyak ditemui di dunia nyata. Penggambaran karakternya cukup nyata dan dekat, sehingga sekali lagi, Ayu Widjaja mampu membuat kisah Ghosting Writer related dengan para pembacanya.
Grameds mungkin pernah menemukan orang yang memiliki watak seperti Wilma, orang yang super impulsif, tidak tahu apa yang ia mau, tetapi juga tidak mudah menyerah, sehingga mereka biasanya membutuhkan pendamping atau mentor agar mampu bersinar lebih terang.
Tidak hanya Genindra dan Wilma saja, Ayu Widjaja mampu membuat tokoh memiliki lapisan-lapisan cerita yang menarik seperti bawang merah. Semakin lama Grameds mengenal setiap tokoh dari buku ini, maka akan makin jauh Grameds terjun dalam kisah Ghosting Writer. Berbeda dengan novel teenlit pada umumnya, Ghosting Writer tak hanya menceritakan tentang kisah asmara dua sejoli semasa SMA. Novel ini juga mencerita tentang bagaimana hubungan anak dan orang tua.
Orang tua Wilma rupanya mengetahui bahwa anaknya memiliki bakat sebagai penulis dan itulah hobinya. Namun orang tua Wilma justru menentang mimpinya untuk menjadi penulis terkenal dan berbakat.
Tak hanya menentang Wilma menjadi penulis, orang tua Wilma juga diceritakan menentang mimpi-mimpinya yang lain. Melalui novel ini, Ayu Widjaja menggambarkan bagaimana sulitnya seorang anak yang ingin mewujudkan mimpinya, meskipun tanpa restu orang tua. Melalui tokoh Wilma yang mungkin agak menyebalkan, Grameds bisa melihat semangat seseorang yang selalu memperjuangkan mimpinya dan hobinya.
Hal menarik lainnya dari novel ini adalah bagaimana Ayu Widjaja mampu memotret kehidupan seorang penulis yang terkadang dilupakan oleh pembaca. Tak banyak pembaca yang mengetahui bahwa seorang penulis harus melalui banyak hal sebelumnya akhirnya mampu menerbitkan sebuah karya fenomenal.
Kritik dan review negatif berdatangan, meskipun sebagai penyemangat, tentu hal ini bisa mematahkan mimpi seseorang. Melalui buku Ghosting Writer ini, Ayu seolah membuka mata pembaca bahwa karya yang luar biasa hadir tidak semerta-merta, tetapi melalui perjuangan-perjuangan panjang yang harus dialami oleh seorang penulis, seperti Wilma.
Selain alur cerita dan plot menarik, buku ini juga banyak membahas tentang tips dan trik menulis cerita yang baik. Jadi, membaca Ghosting Writer juga bisa menambah wawasanmu tentang dunia kepenulisan. Ayu Widjaja juga menulis novel teenlit menarik lainnya dengan topik yang sangat berbeda jauh dari Ghosting Writer. Novel tersebut berjudul Alegori Valeri. Berbeda dengan Ghosting Writer, novel satu ini lebih cocok untuk Grameds yang ingin membaca kisah aksi tentang balas dendam.
Alegori Valerie menceritakan tentang tokoh bernama Valerie yang kehilangan arti hidup setelah ibunya meninggal dunia dan ia dituduh membunuh tiga orang, termasuk ayah kandungnya sendiri. Teenlit berjudul Alegori Valerie satu ini mengangkat tema kriminal dan melibatkan organisasi rahasia serta mafia yang mengancam hidup seseorang.
Alegori Valerie
Kelebihan dan Kekurangan Buku Teenlit Ghosting Writer Karya Aya Widjaja
Aya Widjaja kembali membuktikan bahwa ia mampu menulis plot-plot cerita yang menarik dan mudah dibaca. Melalui Ghosting Writer ia mampu menceritakan alur menarik tentang seorang penulis muda dan bagaimana ia meraih impiannya tersebut.
Selain topik utama tersebut, Ayu juga menambahkan beberapa bumbu lainnya seperti permasalahan keluarga, pertemanan hingga sedikit romansa manis antara remaja. Novel ini juga mendapatkan rating cukup baik yaitu 3.91 di GoodReads.
Kelebihan Buku Teenlit Ghosting Writer Karya Ayu Widjaja
Dari Wilma, Ayu membuat para pembaca mengerti bahwa impian yang sedang diharap-harapkan perlu diperjuangkan, meskipun tanpa restu orang tua, asalkan tujuannya positif serta baik.
Ayu juga memberikan beberapa tips dan trik dalam novel fiksinya. Hal ini jadi salah satu poin plus, karena jarang ditemui di beberapa novel fiksi teenlit lainnya. Dengan membaca Ghosting Writer, pembaca tak hanya senang dengan alur yang menarik, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang cara menulis yang baik.
Mencantumkan tips dan trik tentang cara menulis adalah suatu hal yang brilian, karena Ayu paham betul bahwa dalam novel ini ia mengangkat sudut pandang penulis remaja yang mungkin para pembacanya pun memiliki mimpi yang sama, menjadi penulis sukses di platform online dan akhirnya mampu menerbitkan sebuah novel cetak.
Dengan tips dan trik tersebut, Ayu membuat novel ini semakin relate atau dekat dengan target pembacanya. Tak hanya menyenangkan membaca Ghosting Writer, tetapi juga bisa menjadi sumber inspirasi untuk menjadi Wilma sebagai penulis sukses atau bahkan si Ghosting Writer itu sendiri. Ghosting Writer adalah novel dengan cerita yang ringan dan mudah diikuti. Novel teenlit karya Ayu Widjaja ini cocok untuk Grameds yang ingin membaca novel dengan plot menyenangkan tanpa perlu pusing memikirkan konspirasi teori yang rumit.
Novel ini bisa menjadi salah satu inspirasi agar tidak menyerah untuk terus berusaha meraih mimpi dan tidak menghakimi orang lain yang memiliki mimpi berbeda dari diri kita. Meskipun mungkin cita-cita yang dimiliki oleh orang lain terdengar asing atau aneh, asalkan hal tersebut positif dan baik, maka tak perlu menghakimi cita-cita orang lain.
Novel Ghosting Writer ini cocok untuk Grameds yang sedang duduk di bangku SMP atau SMA dan tertarik dengan novel-novel teenlit remaja dengan topik romansa dan pahit manisnya perjalanan meraih cita-cita.
Akan tetapi, ada beberapa kekurangan dari novel Ghosting Writer karya Ayu Widjaja ini. Meskipun begitu, kekurangan tersebut tidak membuat alur cerita dari novel teenlit ini menjadi kurang menarik.
Kekurangan Buku Teenlit Ghosting Writer Karya Ayu Widjaja
Dari beberapa review di laman GoodReads, ada kekurangan dari novel teenlit satu ini. Salah satunya adalah Ayu Widjaja tidak banyak dan menjelaskan secara detail tentang alasan Wilma sebagai tokoh utama membenci Ghosting Writer.
Wilma adalah tokoh utama dalam novel ini dan diceritakan sangat membenci seorang penulis dengan nama pena Ghosting Writer. Hal ini menjadi topik utama dalam novel, tetapi perkembangan masalahnya tidak dijelaskan dengan detail.
Kekurangan kedua adalah beberapa plot atau alur cerita tidak dijelaskan lebih detail, seperti permasalahan para tokoh dengan orang tuanya dan penyelesaiannya terkesan terburu-buru. Padahal plot ini adalah salah satu hal yang membuat Ghosting Writer semakin menarik.
Selain dua kekurangan tersebut, Ghosting Writer bisa disebut sebagai angin segar di antara novel teenlit lainnya. Sebab Ayu tidak hanya mengangkat tema percintaan remaja saja, tetapi juga permasalahan mendasar tentang mimpi dan hubungan antara orang tua dan anak.
Tentunya topik-topik ini sangat menarik, terutama bagi target pembaca dari Ayu Widjaja yang mungkin kebanyakan adalah anak-anak remaja yang saat ini sedang bersemangat meraih mimpi dan memiliki banyak gambaran tentang masa depan sukses.
Tertarik dengan novel bertema romansa, kehidupan yang ringan seperti Ghosting Writer? Grameds bisa memasukkan novel berjudul Rasa karya Nuril Basri dalam book listmu.
Novel berjudul Rasa ini menceritakan tentang Maya yang sedang mempertanyakan arti hidup, meragukan diri sendiri dan ingin menyerah pada keadaannya. Rasa menceritakan tentang bagaimana kehidupan Maya berjuang menghadapi hidup yang tak terlalu manis.
Rasa
Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku terkait, lho. Yuk langsung saja dapatkan bukunya hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Khansa
Sumber: https://www.goodreads.com/book/show/123169826-ghosting-writer
- 14 Days Isabella
- A dan Z
- Agensi Rumah Tangga
- Albiandra: The Untold Story
- Anne of Avonlea
- Antologi Cerita Anak Muslim di Mancanegara
- April : Fallen
- Anatomi Rasa Karya
- Athar: Cinta dalam Ikhlas
- Arkananta
- Book’s Kitchen
- Bukan Kekasih Impian
- Catatan Harian Menantu Sinting
- Children of Blood and Bone
- Diskoneksi
- Eat Drink Sleep
- Enola Holmes dan Kereta Kuda Hitam
- Garis Batas
- Ghosting Writer
- Gyo
- Haji Murad
- Highly Unlikely
- Hotel Mooi Indie
- Iblis Menjelma Senapan Berburu
- Imama Al-Hafidzh
- Istana Merah
- Jais Darga Namaku
- Kemelut Rodansih dan Dua Anaknya
- Kenangan Manis Takkan Pernah Habis
- Klasik Bahasa Inggris White Fang
- Konstelasi Andro dan Mega: Dunia Tanpa Zodiak
- Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?
- Laiqa: Mana Hijrah?!
- Laiqa: Siniar Semut Kecil
- Laiqa: Hijab for Sisters
- Laiqa: Rope That Binds
- Lelap dalam Lautan Bintang
- Lit: Left Unsaid
- Malam Seribu Jahanam
- Mari Pergi Lebih Jauh
- Masquerade Hotel
- Me Minus You
- Mencintaimu Sampai Kau Mau
- Menyelamatkan Teetee
- Merah Kirayu
- Mickey7
- Muslimah Keren
- Nadira
- Norwegian Wood
- Mata Hari (The Spy)
- My Long Black : Unsent Letters
- Paracosm D'arte
- Parnassus Keliling
- Pada Sebuah Kapal
- Perempuan di Rumah No 8
- Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
- Rara Mendut
- Romansa Stovia
- Rumah di Mango Street
- Rumus Ciuman Sempurna
- Sang Pemenang Berdiri Sendirian
- Sarhad
- Seandainya
- Senyum Karyamin
- Seperti Sungai Yang Mengalir
- Serikat Anjing Mandiri
- Sidney Sheldon's The Phoenix
- Sikencur
- Sihir Perempuan
- Suluh Rindu
- Sumur Anjing Gila
- The Boyfriend
- The Count of Monte Cristo
- The Dragon's Promise
- Ther Melian - Discord
- The Night Mark
- The Night Swim
- The Power
- The Snatched and The Snapped
- Toko Buku Kucing Hitam
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3
- Tumbal Genderuwo
- Yang Katanya Cemara Karya
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- We Hunt the Flame: Memburu Api