Rating: 4.32
Win-Win Solution merupakan novel bergenre romansa karya penulis muda, Hilda Wardani. Novel ini diterbitkan oleh Penerbit Naratama pada 14 Maret 2022, dengan total 339 halaman. Win-Win Solution mengisahkan tentang Bagas yang mengagumi Retha, adik dari teman mainnya. Bagas tak sangka jika gadis itu kian bertumbuh menjadi wanita yang cantik.
Sayangnya, Retha sudah punya pacar. Namun, hubungan Retha dengan kekasihnya tak berjalan dengan indah, karena Retha berada dalam hubungan yang toxic. Gathan, pacar Retha, kerap kali kasar kepada Retha dan terlalu mengekangnya. Sejak Retha menjalin hubungan dengan Gathan, Retha seperti tak butuh teman.
Lebih tepatnya, teman-temannya memilih untuk pergi meninggalkannya. Melihat situasi seperti itu, Bagas menawarkan suatu kesepakatan yang akan menguntungkan bagi dia dan juga Retha. Apa kesepakatan yang Bagas tawarkan kepada Retha?
Penasaran akan solusi yang sama-sama akan menguntungkan Bagas dan Retha? Simak bocoran kelanjutan dan keseruan ceritanya di sinopsis yang sudah Gramin siapkan di bawah ini! Perlu diperhatikan, novel ini mengandung hal dewasa, jadi tidak bisa dibaca oleh anak-anak ya!
Table of Contents
Sinopsis Novel Win-Win Solution
Rumah-rumah yang padat penduduk menciptakan banyak gang sempit yang menyerupai lorong, menghubungkan satu tempat dengan tempat lainnya. Genangan air sesekali terciprat ketika anak-anak kecil berlarian di dalam gang, sementara warung-warung kecil yang menjajakan dagangan mereka dan tembok-tembok yang penuh dengan coretan-coretan tidak berbentuk menjadi bagian dari perjalanan Retha saat menyusuri salah satu pemukiman padat di kawasan Jakarta Barat.
Retha mengeratkan genggaman tangannya pada kekasihnya, yang berjalan lebih dulu di depannya karena jalanan terlalu sempit untuk dilewati dua orang dewasa sekaligus. Sepanjang perjalanan, Retha dilanda rasa takut yang terus-menerus menyelimuti hatinya, semakin kuat dengan setiap langkah yang diambilnya.
“Than, aku haus,” kata Retha, sambil menarik tangannya tanpa melepaskan genggamannya dari tangan Gathan. Langkahnya terhenti, membuat Gathan yang berjalan di depannya menoleh ke belakang.
“Udah keburu sore, loh, Tha. Nanti keburu tutup,” sahut Gathan.
“Beli air mineral doang sebentar. Kita udah jalan jauh banget, loh, dari tempat kamu parkir mobil.”
Gathan menghembuskan napas, lalu mengangguk setuju. “Ya udah, cepetan. Aku tunggu di sini.”
Retha melepaskan genggaman tangannya lalu berbalik arah, menghampiri warung kecil yang tadi sempat ia lewati. Dalam setiap langkahnya, Retha kembali memikirkan keputusan yang telah diambilnya. Ia meremas jari-jarinya hingga tangannya mengepal.
Keraguan kembali muncul di benaknya. Apakah langkah yang akan ditempuhnya adalah pilihan yang tepat?
“Nyari apa, Neng?”
Suara pemilik warung menyadarkan Retha dari lamunannya. Tanpa sadar, ia sudah berdiri di dekat warung kecil di gang yang dilewatinya.
“Air mineral satu, Bu.” Retha menyodorkan uang lima ribuan pada pemilik warung, tangannya membuka showcase yang berada di depan warung, lalu mengambil sebotol air mineral. Setelah menerima uang kembalian, Retha kembali menuju Gathan yang masih menunggu di tempat semula. Tatapannya kini menerawang jauh ketika melihat sosok lelaki yang terus dipertahankannya mati-matian, meskipun banyak orang di sekitarnya yang berpendapat bahwa Gathan tidak baik untuknya.
Sejak bersama Gathan, Retha merasa tidak memerlukan teman-temannya lagi, semua temannya memilih menjauh darinya. Ia juga tidak peduli dengan nasihat Rafka, kakaknya, yang sering kali menentang hubungannya dengan Gathan. Pendapat kakaknya yang keras itu membuat kedua orangtuanya pun ikut tidak menyukai Gathan.
Retha berdecak. Ketika menyangkut Rafka, lelaki itu memang selalu menyalahkan setiap keputusan yang diambilnya. Rafka selalu merasa benar dengan segala ucapannya. Karena memiliki kakak yang sok tahu, hidup Retha selalu bergulir dalam bayang-bayang Rafka.
Penentangan Rafka terhadap Gathan justru menjadi salah satu alasan yang memperkuat keyakinan Retha untuk terus bersama lelaki itu. Ia ingin membuktikan bahwa keputusannya tidak salah.
Untuk sekali ini saja, Retha ingin mengambil keputusan sendiri. Ia merasa berhak atas keputusan yang diambilnya demi kelangsungan hidupnya.
“Yuk.” Gathan kembali menggenggam tangan Retha, menuntunnya untuk terus menyusuri gang sempit yang bahkan tidak bisa dilalui sepeda motor. Setelah berjalan kaki selama lima belas menit, keduanya sampai pada sebuah bangunan yang lebih cocok disebut gubuk. Meskipun tidak terbuat dari bilik bambu, cat tembok yang mengelupas sukses memberikan kesan mengerikan, terutama saat Retha menyadari apa yang akan dilakukan di dalam bangunan itu.
Retha sampai mundur beberapa langkah karena ketakutan. Keraguannya semakin besar untuk melakukan apa yang diinginkan Gathan.
“Aku takut…” Suaranya bergetar, keraguan tampak semakin jelas di wajah Retha.
Gathan mendengkus. Dengan sabar, ia mendekati Retha. Ia kembali menggenggam tangan Retha, mencoba menyalurkan kekuatannya.
“Sayang,” panggilnya lembut. “Percayalah, semuanya akan baik-baik saja.” Retha menggeleng. Ucapan Gathan seolah tidak mampu menenangkan hatinya.
“Aku nggak mau. Kita bisa bilang ini ke orangtuaku, mungkin mereka akan marah, beberapa hari, tapi setelahnya mereka pasti tetap menerima kita.”
“Gimana sama orang tuaku? Mereka jelas nggak bakal terima. Tha, kita masih muda.”
Umurnya baru dua puluh tiga tahun, baru setahun lalu ia menyelesaikan kuliah sarjananya. Enam bulan menganggur sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan. Menikah muda dan menjadi ibu muda jelas tidak baik untuk kariernya.
“Retha…” panggil Gathan lembut. Lelaki itu meraih pipi Retha, mengangkat wajahnya agar mereka bisa saling menatap, dengan sorot mata yang sering kali membuat Retha luluh. “Bahkan setelah keluar dari sini, aku janji nggak akan ninggalin kamu.”
Retha mencari kesungguhan dalam tatapan itu. Setelah mempertimbangkan banyak hal tentang masa depannya, ia akhirnya mengangguk pasrah.
Retha menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan. Rasa sakit itu kemungkinan hanya akan ia rasakan selama beberapa jam. Setelah itu, hidupnya akan kembali normal.
Retha akhirnya melangkah masuk ke dalam klinik aborsi ilegal. Di dalam bangunan itu, tersedia ruang tunggu bagi para pasien yang sedang antre. Retha duduk di kursi panjang yang tersedia sementara Gathan mengisi berkas-berkas untuk keperluan administrasi, dan ia hanya tinggal membubuhkan tanda tangan saja.
Saat gilirannya tiba, ia memasuki sebuah kamar tempat berlangsungnya ‘operasi’ ilegal itu. Sepanjang hidupnya, Retha tidak akan melupakan rasa sakit yang ia rasakan ketika benda asing merobek alat vitalnya. Bahkan, ia ragu apakah masih bisa keluar dari ruangan ini dalam kondisi bernyawa. Ajal terasa begitu dekat, seolah malaikat pencabut nyawa sudah siap menjemputnya, kemudian menyerahkannya pada malaikat penjaga pintu neraka.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Win-Win Solution
Kelebihan Novel Win-Win Solution
Win-Win Solution karya Hilda Wardani memiliki kelebihan yang sangat menonjol, dimulai dari intensitas emosional yang dihadirkan dalam alurnya. Kisah cinta Retha dan Gathan dibalut oleh trauma yang cukup mendalam, mengangkat topik yang sangat relevan dengan kehidupan nyata, seperti hubungan toxic dan konflik keluarga. Penggunaan bahasa yang sangat sederhana membuat cerita ini mudah diikuti, ditambah dengan jalan ceritanya yang ringan mampu membuat pembaca terpikat dari awal hingga akhir.
Penokohan dalam cerita ini juga sangat realistis, dengan menggambarkan sisi baik dan buruk dari setiap karakter secara seimbang. Retha, sebagai tokoh utama, digambarkan dengan sangat mendalam, terutama dari sisi psikologisnya yang menghadapi berbagai tekanan dan keraguan. Pembaca bisa sampai merasakan emosi yang sama, bahkan mungkin menangis membayangkan jika berada di posisinya, karena detail yang diberikan sangat mengena.
Cerita ini juga dilengkapi dengan istilah-istilah asing yang menambah pengetahuan pembaca, sehingga memberikan nilai edukatif untuk pembaca. Ending cerita ini juga memberikan penyelesaian yang sangat baik, merangkum keseluruhan konflik dan menunjukkan bagaimana masing-masing karakter akhirnya berhasil menemukan cara untuk menyembuhkan diri dan mengatasi stres yang mereka hadapi. Poin kelebihan terakhir adalah novel ini memberikan banyak sekali pembelajaran hidup untuk para pembacanya.
Kekurangan Novel Win-Win Solution
Meskipun novel Win-Win Solution memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh pembaca. Novel ini memilih tema yang cukup berat seperti hubungan toxic, konflik keluarga, dan trauma, memang lebih cocok untuk pembaca dewasa. Sebab pemilihan topik-topik ini cukup berat dan mungkin bisa berpotensi menjadi pemicu trauma bagi beberapa pembaca, terutama bagi mereka yang pernah mengalami situasi serupa. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan dan kesiapan emosional dalam memaknai kisah ini.
Pesan Moral Novel Win-Win Solution
Novel Win-Win Solution menyajikan banyak pembelajaran dari ceritanya. Dari tokoh-tokoh yang ada dalam novel ini, kita kembali diingatkan bahwa di samping memiliki sisi buruknya, pasti seseorang memiliki kebaikan. Tidak ada manusia yang benar-benar jahat atau yang benar-benar baik di dunia ini. Dan setiap orang memiliki pandangan yang berbeda atas karakter seseorang.
Contohnya, Bagas yang pantang menyerah saat mengejar Retha, sangat sayang dengan adik-adiknya, perhatian, setia, solid dalam pertemanan, dan selalu ada bagi orang-orang tercintanya, bahkan di titik terendahnya. Namun, Bagas adalah seseorang yang menyebalkan untuk Arin.
Dari pengalaman Retha, kita diajak untuk berpikir panjang sebelum berkata dan bertindak. Kita hendaknya selalu memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi jika melakukan suatu hal. Jika berada di posisi Retha juga sebaiknya tidak terbuai dengan janji manis orang lain yang masih punya kemungkinan tidak menepatinya.
Bagi Grameds yang sedang berada dalam hubungan tidak sehat, baik itu hubungan asmara, pertemanan, organisasi, atau keluarga, jangan takut untuk memutus hubungan tersebut. Masih banyak orang yang tulus menghargai dan menyayangi dirimu, dan orang yang benar mencintaimu pasti akan berusaha membuat kamu bahagia. Sebaliknya, mereka yang berlindung di balik kata “cinta” tapi membuatmu sengsara, perlu dipertanyakan.
Bagi Grameds yang ingin membaca buku Win-Win Solution karya Hilda Wardani, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku karya Hilda Wardani yang tak kalah seru di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Khadijah 1
Seyra Citra Anandya rela mengorbankan waktu untuk bekerja demi menghidupi Ibu dan adik-adiknya, sampai lupa untuk menikah. Sebutan perawan tua kerap kali datang, hingga akhirnya dia pasrah dan merasa jika pernikahan tak berhak dia dapatkan. Sebagai usaha terakhir dia memberanikan diri melamar seorang mubaligh llham Qaidu Muktafi.
Namun, sebelum jawaban dia dapat lelaki lain asal Jiran Malaysia tiba-tiba saja datang melamar. Kedatangan Ben Hazaq begitu tak disangka, hingga menjadikan dirinya seorang wanita patuh, taat dan pasrah.
Belajar dari istri Baginda Nabi Khadijah, Seyra ikhlas menerima jodoh yang datang untuknya tanpa penolakan. Juga pasrah menjalani pernikahan yang berliku demi syariat, hingga dirinya diberkahi kekayaan sampai berakhir ikhlas melepas segalanya demi lelaki yang mau mengajaknya dalam jalan dakwah.
Dia Yang Haram
Bu, Haram itu bukannya babi ya? tanyaku pada ibu. saat itu usiaku baru enam tahun. pertanyaanku kala itu dan rentetan kejadian setelahnya masih kuingat sampai sekarang. Hmmmm bukannya menjawab ibu hanya berdehem sementara tangannya sibuk mengiris bawang di dapur warteg tempat ibu bekerja.
“Kenapa aku dipanggil anak haram? Apa aku anak babi? tanyaku lagi tak sabar.
Ibu menghentikan gerakan tangannya mengiris bawang, memandangku dengan sorot mata tajam dan rahang yang mengeras, tangannya mengepal.
“Kamu tuh bisa diam enggak sih!” bentak Ibu.
Bentakan Ibu seketika membuat napasku berhenti beberapa detik. Kakiku gemetar. Tatapan ibu membuatku langsung melengos takut.
“Main sana! Nanya yang enggak-enggak!”
Berlari aku keluar, kemudian duduk di pelataran warteg dengan napas terhimpit. Tubuhku menyelorot di balik dinding. Hingga beberapa lama aku hanya bisa duduk diam tanpa tahu harus melakukan apa.
Ibu tak paham, bukannya aku tak ingin bermain. Tapi mereka yang tak mau berteman denganku. Anak-anak di lingkungan tempatku tinggal selalu saja mengejekku dengan sebutan anak haram. Mereka jijik bermain denganku. Tetapi Ibu tak pernah mau tahu dan peduli. Yang kutahu, haram adalah babi dan babi haram untuk dimakan karena wajahnya yang jelek. Jadi di usiaku saat itu, aku mengira, aku adalah anak haram karena wajahku jelek….
I Think I Am Ugly
Dunia seharusnya tak terburu-buru untuk memberikan label pada gadis bertubuh sintal itu dengan sebutan buntelan kentut, gendut bahkan jelek sekali pun. Karena seharusnya mereka tahu, bahwa sesungguhnya keindahan yang Tuhan ciptakan bukan serta merta hanya yang dilihat. Namun, yang terpenting bisa dirasakan. Khanza Mia Amelia, gadis yang cukup lama menahan diri akibat perundungan yang selalu dialaminya sejak dirinya duduk di bangku SMA. Wajar, jika dirinya tumbuh menjadi manusia insecure yang tak pernah percaya dengan dirinya sendiri, tak pernah yakin jika dirinya pantas dicintai dan dipuja. Selalu saja pasrah dengan keadaan dan berharap Tuhan sendiri yang akan menemukan jalan menuju cinta sejatinya.
Sumber:
- https://books.google.co.id/books?id=BnNXEAAAQBAJ&pg=PA3&source=kp_read_button&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&gboemv=1&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
- https://www.goodreads.com/book/show/61164020-win-win-solution
- A Thousand Stars for Nathan
- Ada Zombie di Sekolah
- Algasya
- Altezza
- Anjanu
- Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong
- Another Episode: S
- April : Fallen
- Arka My Cool Husband
- Arwah
- Asavella
- Be With You
- Bhumi dan Bulan
- Beating Heart
- Big City, Little Things
- Bitter Baby
- Candala
- Class 7e
- City Lite: Behind The Scenes
- Denial Of Death
- Dia Yang Haram
- Dok! Oh Dokter
- Dongeng Kuncing
- God Gives Me You
- Goodbye Fairy
- Hotel Betram (At Betram's Hotel)
- Hiranya dan Margonda
- Hei Intern
- If You Could See The Sun
- Inikah Rasanya?
- Jane's Magical Salon
- Jamila Si Pecinta Gula
- Jas Hujan
- Jeda dan Spasi
- Kamar 807
- Khadijah 1
- L Change The World
- Lautan dan Dendamnya
- Like A Momentary Ray Between Clouds
- Lipstick: A Blackpink Story
- Looking For Mate
- Madar
- Menikah Dengan Setan
- Maktub
- Manuskrip yang Ditemukan di Accra
- Me Minus You
- Museum Kehilangan
- Nirmala
- Nonik Jamu
- Not So Husbandable
- Not Bedtime Stories: 13 Cerita Pendek
- One Enchanted Moment
- Pacar Rasa Selingkuhan
- Perempuan dan Anak-Anaknya
- Perfect Couple
- Petaka Keluarga Inugami
- Perempuan Di Rumah No.8
- Possessive Galaksi
- Possessive Prince
- Princess and the Boss!
- Regret: Ginan dan Nada
- Risol Mas Marvel
- Relung Waktu
- Remuk Redam
- Risalah Teh dan Tiga Keluarga
- Sarinten: Tumbal Kali Tempur
- Scandalicious Siblings
- Sebelas Malam
- Sabariah
- Seminar
- Setelah Putus
- Siklus Pasar Saham
- Siren
- Siwa Sumpah
- Sorry, I Am Gorgeous
- Spiritual Awakening
- Stay With Me Tonight
- Suami 1 Semester
- Summer Triangle
- Sixtwins: Kembar Enam? Emang Ada?
- Tan Peng Nio
- Tantra Ilmu Kuno Nusantara
- TellTale Series: The Cotton Candy Forest
- TellTale Series: Queen of Eye
- TellTale Series: Terdampar di Pulau Berry
- Teenlit: Satria November #2
- True Mothers
- Teori Pernikahan Bahagia
- The Best of BTS Unofficial Book
- Ther Melian - Discord
- The Beast Within The Beauty
- The Doll That Took A Detour
- The Incredible Journey: Perjalanan Pulang
- The Lost Memories
- The Red Affair
- The Ugly Truth
- Toko Buku Abadi
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 5
- Trending Topic
- Tumbal Kosan Bu Andin
- Upacara Kehidupan
- Vio Don't Mess Up
- When Things Don't Go Your Way
- Where The Wild Ladies Are
- Win-Win Solution
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- Yang Tertinggal Darinya (Reminders of Him)
- You Are The Reason
>
>
>
>
>