in

Review Buku Museum Kehilangan

Rating 3,6/5

Grameds, Buku Museum Kehilangan merupakan buku kumpulan puisi karya Wawan Kurniawan. Buku puisi ini akan menggetarkan dan akan membuat pembaca masuk ke dalam gelombang emosi yang mendalam. Kumpulan puisi ini akan menggambarkan kehilangan tidak hanya dalam konteks personal melainkan juga menggabungkannya ke dalam konteks sosial dan politik yang lebih luas. Isi puisi-puisi dalam buku ini menggambarkan pengalaman kehilangan dalam kehidupan sehari-hari yang dituliskan dengan pengamatan dan jujur. Banyak peristiwa kehilangan dirangkum dalam buku ini mulai dari kehilangan orang yang dicintai hingga kehilangan harapan.

Museum Kehilangan

button cek gramedia com

Nah grameds, buku Museum Kehilangan ini wajib kamu miliki jika kamu pecinta buku-buku puisi. Namun sebelum kamu membaca buku ini, berikut adalah artikel yang akan membahas mengenai buku puisi Museum Kehilangan ini mulai dari sinopsis, tentang penulis hingga kelebihan dan kekurangan buku. Selamat membaca !

Sinopsis Buku Museum Kehilangan

Museum Kehilangan

button cek gramedia com

hari-hari mencuri wajahmu esok kita hanya mendengar suara tawa seorang nakhoda pemabuk dari neraka paling celaka dia bawa beribu cerita perihal menemukan seluruh harta karun yang kita cari tapi tak seorang pun akan percaya lagi setelah di museum kehilangan: terpanjang cermin, terpasung wajahmu dan kesunyian berabad-abad lamanya.

Seperti yang kita tahu bahwa sejarah politik di negara ini menyisakan banyak ketidakadilan contohnya adalah kasus pembunuhan Munir. Munir adalah aktivis Hak Asasi Manusia yang dibunuh pada saat perjalanannya ke Belanda, ia diduga diracun dalam pesawat. Munir dipercaya memiliki data-data penting mengenai ketidakadilan HAM yang ada di Indonesia dan dapat membahayakan beberapa orang penting di Indonesia. Sehingga Munir dijadikan sasaran pembunuhan untuk menghilangkan bukti-bukti.

Buku ini berhasil dibentuk dalam sebuah kumpulan 65 puisi yang kebanyakan akan memberitahu mengenai keresahan, duka dan kemarahan apa yang menimpa Munir melalui bait-bait puisi yang sangat membuat emosi bercampur aduk.

Racun Arsenik

racun arsenik yang menjalar melalui darahmu adalah ketakutan, setelah gagal menggedor kepalamu dengan

ujung senapan yang dingin beku.

kematian yang tiba-tiba bukanlah kematian

melainkan jawaban bagi sehimpun keyakinan

yang mengisi detak jantungmu hingga teteskan

bening air mata, melahirkan sungai

tempat kekasihmu berlayar selamanya

setelah melepaskan diri dari kutukan ketakutan.

Tentang Penulis Buku Museum Kehilangan

Museum Kehilangan

button cek gramedia com

Wawan Kurniawan adalah seorang penulis yang produktif dalam berbagai genre, mulai dari puisi, cerpen, hingga esai. Ia juga dikenal sebagai penerjemah beberapa karya sastra. Buku puisi pertamanya, Persinggahan Perangai Sepi, diterbitkan pada tahun 2013 dan menjadi salah satu tonggak penting dalam karier kepenulisannya. Pada tahun 2015, Wawan diundang sebagai penulis dari Indonesia Timur dalam ajang bergengsi Makassar International Writers Festival (MIWF), menandai pengakuan lebih luas terhadap kiprahnya di dunia sastra.

Karya-karya Wawan terus berkembang, di mana pada Januari 2017, buku puisi keduanya berjudul Sajak Penghuni Surga diterbitkan oleh Penerbit Basabasi. Bulan berikutnya, pada Februari 2017, ia menerbitkan buku esai Sepi Manusia Topeng melalui Penerbit Nala Cipta Litera. Tidak berhenti di sana, pada Maret 2021, kumpulan cerita pendek pertamanya berjudul Aku Mengeong diterbitkan oleh Penerbit Indonesia Tera. Salah satu karya novelnya bahkan terpilih sebagai Novel Pilihan dalam ajang Unnes International Novel Writing Contest 2017. Karya-karya Wawan telah dimuat di berbagai media besar seperti Jawa Pos, Kompas, Republika, hingga Tribun Timur. Untuk lebih mengenal penulis ini, kamu bisa mengunjungi akun Instagram-nya di @wawankurn.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Museum Kehilangan

Museum Kehilangan

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Mengangkat tema mengenai kehilangan berdasarkan kejadian nyata sejarah
  • Setiap puisi memiliki struktur dan gaya penyusunan yang berbeda
  • Setiap puisi juga memiliki pesan moral yang dekat dengan kehidupan kita
  • Dituliskan secara universal meskipun mengangkat tema kehilangan seseorang
  • memiliki cover yang menarik dan sangat memiliki arti yang sesuai dengan isi ceritanya
Cons
  • Bahasa yang sulit dipahami untuk para pemula yang baru membaca buku kumpulan puisi

Kelebihan Buku Museum Kehilangan

Museum Kehilangan

button cek gramedia com

Buku ini berhasil menjadi buku puisi yang mengangkat tema mengenai kehilangan, kehilangan seseorang yang tidak tau siapa pembunuhnya dan keadilan yang hingga saat ini juga tidak ditemukan yaitu Munir. Buku ini berhasil menyoroti berbagai isu yang masih relevan dengan kehidupan kita seperti ketidaksetaraan, ketidakadilan dan konflik sosial. Kualitas puisi dengan tema yang diangkat sangat kuat dan mendalam sehingga emosi manusia yang digambarkan sangat kompleks.

Setiap puisi nya memiliki struktur dan gaya penyusunan yang berbeda-beda sehingga pembaca dapat menambah kedalaman dalam membaca karya puisinya. Hal ini juga digunakan agar pembaca tidak merasa bosan dengan model puisi yang sama. Ada beberapa puisi yang singkat dan langsung pada intinya namun ada beberapa puisi yang panjang sehingga membutuhkan refleksi yang lebih dalam. Meski ada 65 puisi di dalamnya namun tidak semua dituliskan dengan struktur yang sama, hal ini agar pembaca tidak mudah merasa bosan dan akan terus penasaran dengan apa yang dituliskan selanjutnya.

Yang lebih penting dari buku ini yaitu setiap pesan moral yang ada dalam setiap puisinya yang berbeda-beda. Setiap pesan yang ada didalam puisi ini mengajak pembacanya untuk lebih merenungkan dan bertindak atas isu-isu yang diangkat. Mulai dari ketidakadilan, kehilangan, masalah sosial dan politik serta mengenai hak asasi manusia. Setiap puisi akan memberikan pesan yang masih harus dilihat dan diperhatikan oleh kita sebagai masyarakat.

Meski buku ini menceritakan mengenai kehilangan seseorang yang tak kunjung mendapat keadilan namun bahasa yang digunakan oleh penulis ini sangat tidak menunjukan secara langsung. Penulis berhasil menggunakan metafora dan imaji yang baik sehingga dapat dipahami secara universal meski tertuju pada satu kejadian. Meski bahasanya harus diperhatikan lebih dalam agar pembaca dapat memahaminya dengan baik buku ini masih bisa dinikmati dengan kata-katanya yang indah.

Buku ini juga memiliki cover yang sangat pas dengan isinya jika dilihat cover buku ini yaitu sebuah pintu jendela pesawat dengan langit senja yang indah. Cover bukunya sederhana namun kaya akan arti yaitu menjelaskan juga mengenai Munir yang mati dibunuh ketika berada dipenerbangan pesawat menuju Belanda. Selain itu jika kamu sadari bahwa judul buku ini merupakan salah satu judul dari isi puisi di dalamnya dimana seluruh buku ini merupakan sebuah museum untuk mengabadikan setiap peristiwa kehilangan.

Kekurangan Buku Museum Kehilangan

Museum Kehilangan

button cek gramedia com

Museum Kehilangan adalah sebuah buku puisi yang menuntut ketekunan dan kepekaan dalam membacanya. Buku ini tidak hanya menyajikan puisi-puisi biasa, melainkan kumpulan karya yang penuh dengan makna mendalam dan kompleksitas emosional. Bagi pembaca yang baru mulai menjelajahi dunia puisi, buku ini mungkin terasa berat dan memerlukan usaha lebih untuk memahaminya.

Setiap baris puisinya membawa beban emosi dan refleksi tentang kehilangan yang tidak dapat begitu saja ditangkap pada pembacaan pertama. Oleh karena itu, membaca buku ini memerlukan fokus dan konsentrasi agar pesan yang disampaikan oleh penulis dapat terserap dengan baik. Ini adalah pengalaman membaca yang menuntut kesabaran sekaligus kesediaan untuk merenung.

Lebih dari sekadar kumpulan puisi, Museum Kehilangan mengajak pembacanya untuk memahami konteks peristiwa yang melatarbelakangi emosi-emosi dalam setiap puisinya. Seringkali, memahami sepenuhnya puisi-puisi ini memerlukan pengetahuan tambahan tentang peristiwa sejarah atau sosial yang terkait dengan tema kehilangan tersebut.

Oleh karena itu, membaca artikel atau sumber-sumber lain yang relevan bisa menjadi kunci untuk merasakan kedalaman emosi yang ingin disampaikan oleh penulis. Buku ini menantang pembacanya untuk tidak hanya membaca dengan mata, tetapi juga dengan hati dan pikiran terbuka, agar pengalaman kehilangan yang dihadirkan melalui kata-kata bisa benar-benar dirasakan.

Penutup

Museum Kehilangan

button cek gramedia com

Nah grameds itu dia adalah beberapa ulasan singkat mengenai buku Museum Kehilangan. Buku ini sangat cocok untuk kamu yang ingin membaca buku kumpulan puisi. Buku ini termasuk pada kategori kumpulan puisi berat baik itu dari pembahasannya atau dari bahasa yang digunakan. Maka dari itu buku ini kurang cocok jika kamu belum bisa mengartikan artinya dengan baik dan fokus. Sesuai dengan judul bukunya, Museum Kehilangan ini sebagai karya sastra yang berasal dari kumpulan kisah dari Munir yang sangat berpangaruh terhadap dunia politik dan sosial Indonesia.

Jika Grameds tertarik membaca buku Museum Kehilangan, ataupun buku Museum Kehilangan. Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Antologi Puisi Cerita Di Balik Jendela

Antologi Puisi Cerita Di Balik Jendela

button cek gramedia com

Jiwa – jiwa yang terkubur tak berani bangkit, dia bertoleransi dengan ketakutan yang membungkam hati yang bergejolak, Membinasakan rasa menjadi amarah lalu dia hanya termangu menunggu sepi membiarkan rintik hujan yang menerbangkan seluruh janji-janji jiwa. Jangan matikan senter yang selalu menyala di jiwa ketakutan hanya khayalan kegagalan masa depan belum pasti tetapkan haram bagimu untuk terus diam dan melahap segala kepalsuan. Idealism adalah roh kekokohan jiwa lepaskan seperti anak panah yang lepas dari busurnya dan tancapkan tepat pada uluh hati, hancurlah biar hancur keberanian akan tercatat dalam deretan kata-kata yang ter eja dengan indah kadang untuk bangum dan merasakan kenikmatan semesta butuh ketenangan dalam tenang ada sepi dalam sepi hadir rasa sedih…, pilu…, lelah…, jengah…, sumringah…, juga marah nah boleh tertawa atau menangsilkan nanti akan kembali seperti semula bebaskan hatimu dari penjara rasa.

Goresan Pena Bermakna (Antologi Puisi)

Goresan Pena Bermakna (Antologi Puisi)

button cek gramedia com

Menjalani kehidupan dengan baik adalah impian semua orang. Namun hidup tak pernah lepas dari masalah. Entah itu masalah dengan teman, sahabat, rekan kerja, bahkan keluarga. Karena itulah manusia harus berusaha mencari solusi dan menyelesaikannya. Ketika segala upaya telah dilakukan, maka berserah pada Tuhan akan membuat hati merasa lebih tenang. Bukan berarti menyerah, tetapi meyakini bahwa Tuhan sudah memiliki rencana yang terbaik bagi hidup seseorang. Nikmati segala lika-liku kehidupan dengan senantiasa bersyukur dan berdoa. Untuk menyelami lebih dalam tentang makna kehidupan, Rangkaian kata-kata bijak dan bermakna sangat menyentuh jiwa.Menelaah arti kehidupan dengan sebait kata terangkai menjadi sebuah kalimat yang indah penuh teka-teki dalam kehidupan. Mau tahu,seperti apakah kalimat bermakna itu? Semuanya telah ada di buku sederhana ini. Buku ini salah satu cara muhasabah / instropeksi diri untuk menjadi manusia lebih peka terhadap sesama dan lebih dekat dengan Tuhan yang mencipta alam beserta isinya. Semoga buku ini bermanfaat,Selamat membaca!

Indahnya Cinta Nikmatnya Resah (Kumpulan Puisi)

Indahnya Cinta Nikmatnya Resah (Kumpulan Puisi)

button cek gramedia com

Sekelumit rasa unik dituangkan dalam goresan kata penuh makna. Ada banyak cerita yang tersaji dalam buku ini. Sebuah rasa yang tak biasa yang dinamakan cinta, mimpi yang belum teraih, sebuah tanya yang masih memerlukan jawaban, kisah curhat nyelenehnya pada Sang Pencipta, tentang kekecewaan, rasa sakit dan jejak kisah yang tertinggal. Judul dan isi dalam kumpulan puisi ini merupakan bentuk karya dengan menyajikan 95 judul. Penulis ingin mengajak pembaca untuk membaca sembari menajamkan rasa secara perlahan dan kita resapi makna demi makna pada setiap baitnya. Menikmati indahnya cinta tanpa saling memiliki, menikmati resah, memaknai keadaan dan berkeluh kesah pada Sang Pencipta.

 

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.