in ,

Mengenal Ekosistem Terumbu Karang dan Cara Menjaganya

Indonesia dikenal sebagai negara penghasil terumbu karang terbanyak di dunia. Tak heran, banyak orang mulai menjual terumbu karang ke negara tetangga bahkan dalam jumlah besar hingga mengeksploitasi ekosistem aslinya.

Ekosistem terumbu karang yang rusak karena dieksploitasi manusia tersebut, tentu memberikan efek negatif bagi keberlangsung karang-karang yang ada di perairan Indonesia, mulai dari rusak hingga mati.

Penjagaan ekosistem terumbu karang perlu dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namun sebelum ikut menjaganya, Grameds juga perlu mengetahui apa itu ekosistem terumbu karang alami dan bagaimana cara menjaganya. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Definisi Ekosistem Terumbu Karang

Holiday Sale

(Sumber foto: pexels.com)

Terumbu karang memiliki banyak manfaat dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, ekonomi dan tentunya lingkungan sekitar. Terumbu karang juga memiliki nilai ekologis penting sebagai penyedia habitat untuk lebih dari ratusan spesies bawah air.

Biasanya, lautan dengan terumbu karang sehat dan banyak akan mengundang banyak spesies tinggal di sekitarnya, seperti ikan-ikan kecil, gurita hingga bintang laut. Biota laut ini kemudian banyak mengundang wisatawan mancanegara yang ingin melihat keindahan bawah laut.

Selain itu terumbu karang juga menjadi habitat atau tempat berkembang bagi biota-biota laut. Oleh karena itu terumbu karang ini memiliki peran sangat penting bagi ekosistem laut.

Untuk mempertahankan dan menikmati manfaat dari terumbu karang, Grameds perlu ikut andil dalam menjaga ekosistem terumbu karang agar tidak rusak. Bagaimana caranya? Salah satu caranya adalah dengan menjaga lingkungan seperti yang dijelaskan dalam buku Pemeliharaan Terumbu Karang untuk mengembalikan ekosistemnya.

 

Pemeliharaan terumbu karang

 

Dikutip dari laman Kompas.com, ekosistem terumbu karang merupakan lingkungan habitat yang berperan penting pada daerah pesisir serta laut. Ekosistem terumbu karang menjadi habitat bagi satwa laut serta berperan sebagai penjaga keanekaragaman hayati dalam laut.

Ekosistem bawah laut tersebut kemudian menjadi tempat hidup serta rumah untuk beraneka ragam spesies mulai dari kan kecil hingga predator yang membentuk suatu hubungan rantai makanan.

Ekosistem tersebut memiliki banyak plasma nutfah yang terlihat kuat serta kokoh, namun sebenarnya sangat sensitif serta rapuh pada perubahan lingkungan. Bahkan sedikit sentuhan saja dapat membuat terumbu karang rusak hingga mati.

Terumbu karang sendiri terbentuk dari kalsium karbonat yang telah mengendap. Endapan kalsium tersebut dihasilkan oleh hewan pembentuk terumbu karang atau yang disebut pula sebagai hermatipik.

Selain itu, kandungan kalsium karbonat juga dapat diperoleh dari tumbuhan alga dengan kandungan kapur yang memiliki fungsi untuk mengereksi kandungan dari kalsium karbonat tersebut.

Terumbu karang telah menjadi ekosistem bagi banyak organisme dan biasanya organisme-organisme tersebut memiliki struktur yang terbuat dari perpaduan kapur serta tumbuhan alga yang menghasilkan kapur.

Ekosistem terumbu karang dapat ditemukan di sekitar wilayah perairan suhu tropis, sehingga ekosistem tersebut cenderung rentan terhadap perubahan suhu, sedimentasi, eutrofikasi, salinitas serta pristine atau keadaan di lingkungan secara alaminya.

 

Cara Menjaga Ekosistem Terumbu Karang

(Sumber foto: pexels.com)

Terumbu karang adalah ekosistem kompleks yang khas serta unik dengan ditandai banyaknya jenis biota laut yang menjadi penghuni nya. Jika dilihat fungsi secara fisik, terumbu karang memiliki fungsi sebagai pemecah ombak.

Dengan adanya terumbu karang, maka pantai pun akan terlindungi dari badai atau ombak besar. Selain itu, terumbu karang atau coral reefs juga memiliki nilai estetik yang mengundang banyak wisatawan mancanegara untuk berkunjung.

Peran dari terumbu karang ini tidak terlepas dari peran ekologinya sebagai spawning ground atau daerah pemijahan, nursery ground atau tempat pengasuhan, feeding ground atau tempat mencari makan serta rearing ground atau daerah pembesaran.

Lautan di Indonesia sendiri sebenarnya memiliki keindahan terumbu karang yang menakjubkan, namun terumbu karang di Indonesia lebih banyak ditemui di Provinsi Sumatra Barat seperti di Pulau Angso, Pulau Kasiak dan lainnya.

Pulau-pulau tersebut memiliki banyak terumbu karang indah karena kondisi perairan serta lingkungan yang masih baik. Dari beberapa daerah di Indonesia, hanya laut dengan kondisi bersih dan baik sajalah yang masih memiliki keindahan terumbu karang di dalamnya.

Dari kondisi beberapa pulau itu, Grameds tentu bisa menarik kesimpulan bahwa salah satu cara menjaga serta mempertahankan ekosistem terumbu karang adalah dengan menjaga kebersihan di sekitar area pesisir.

Kenapa? Karena terumbu karang memerlukan daerah dengan kondisi serta kualitas perairan yang baik untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu ada pula beberapa kondisi lain yang mendukung pertumbuhan karang seperti berikut:

  • Suhu air lebih dari 18 derajat Celcius dengan suhu optimal mulai dari 23 hingga 25 derajat Celcius dan maksimal 36 sampai 40 derajat Celcius.
  • Memiliki kadar salinitas air berkisar 32 sampai 35 ppt.
  • Kedalaman perairan kurang dari 50 meter dengan maksimal kedalaman 25 meter.
  • Kondisi perairan yang cerah serta bebas dari sedimentasi.
  • Kondisi perairan jernih, bersih dari segala macam limbah.

Dari beberapa faktor yang mampu menjaga ekosistem terumbu karang tersebut, Grameds bisa ikut berkontribusi melestarikan ekosistem terumbu karang dengan lima cara berikut ini:

1. Membersihkan Area Pantai

Ekosistem terumbu karang dapat berkembang dengan baik apabila lingkungan di sekitar pesisir bersih tanpa adanya limbah. Oleh karena itu, langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menjaga terumbu karang adalah dengan membersihkan area pantai.

Limbah yang ada di sekitar pantai dapat mempercepat pertumbuhan alga yang berakibat merusak serta menurunkan kualitas air. Selain itu, polusi juga dapat membuat terumbu karang rentan terhadap penyakit.

Polusi serta limbah di sekitar pantai juga dapat menghambat pertumbuhan serta reproduksi dari koral yang akibatnya akan terjadi perubahan struktur makanan pada terumbu karang di bawah laut.

Meskipun begitu, sumber daya yang ada di sekitar area pantai masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan batas yang wajar serta cara pemanfaatan yang benar. Teknik Eksplorasi Sumber Daya Pesisir (Terumbu Karang dan Mangrove) Berbasis Geospasial menjelaskan cara melakukan eksplorasi sumber daya yang ada di sekitar area pantai tanpa merusak ekosistem sekitarnya. Grameds juga dapat mengetahui cara melakukan rehabilitasi pada ekosistem terumbu karang yang terlanjur rusak.

Teknik Eksplorasi Sumber Daya Pesisir (Terumbu Karang dan Mangrove) Berbasis Geospasial

 

2. Tidak Menyentuh Terumbu Karang saat Snorkeling 

Terumbu karang memiliki bentuk-bentuk yang unik dengan warna indah, tak heran jika banyak wisatawan menyelam serta snorkeling untuk menikmati keindahan ekosistem koral di bawah laut tersebut.

Ekosistem terumbu karang yang sehat juga akan mengundang berbagai jenis biota laut unik dan hal ini menjadikan lautan sebagai objek wisata yang digemari oleh banyak orang. Sayangnya, terumbu karang sangatlah sensitif.

Sedikit sentuhan dari manusia saja dapat membuat koral sakit atau bahkan mati. Oleh karena itu, salah satu cara menjaga ekosistem terumbu karang adalah dengan bersikap bijaksana ketika snorkeling atau menyelam.

Patuhi pedoman yang diberikan oleh guide ketika akan melakukan snorkeling, selain itu pastikan untuk tidak berkontak langsung pada koral karena sedikit sentuhan akan memberikan dampak besar pada ekosistem terumbu karang.

3. Menerapkan Reduce, Reuse dan Recycle atau 3R

Menjaga lingkungan tetap bersih tidak hanya mampu melestarikan ekosistem terumbu karang, tetapi juga mencegah global warming yang akan berdampak buruk pada kehidupan manusia. Salah satu caranya adalah dengan bijak mengolah sampah pribadi.

Grameds bisa menerapkan 3R yaitu reduce, reuse dan recycle dimulai pada sampah pribadi milik Grameds. Dengan gerakan 3R ini, Grameds dapat mengurangi limbah dan ikuti berperan dalam menciptakan kehidupan berkelanjutan.

Aksi 3R bisa dimulai dengan gerakan sederhana yaitu dengan membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai atau tidak membeli barang-barang yang tidak diperlukan.

Grameds juga bisa memilih menggunakan barang-barang yang dapat dimanfaatkan berkali-kali, namun perhatikan juga untuk membeli barang tersebut dalam batas wajar agar tidak menciptakan limbah lainnya.

Setelah melakukan dua gerakan tersebut, langkah terpenting selanjutnya adalah dengan disiplin tidak membuang sampah sembarangan atau meninggalkan limbah di sekitar area pantai yang akan merusak ekosistem terumbu karang.

4. Menghindari Menggunakan Pestisida dan Pupuk Kimia

Pupuk dan pestisida dari bahan kimia saat ini bukanlah suatu hal asing dan sering digunakan oleh para petani untuk membasmi hama. Tak hanya digunakan dalam jumlah besar, tak jarang pestisida juga digunakan oleh perseorangan untuk membuat halaman rumahnya semakin subur.

Meskipun cukup ampuh membasmi hama menyebalkan, tetapi pupuk kimia memiliki dampak buruk untuk lingkungan. Hal ini dikarenakan kebanyakan pestisida memiliki kandungan fosfor serta nitrogen yang sangat beracun.

Penggunaan pestisida berlebihan akan membuat kualitas tanah menurun dan akibatnya, tanah yang tadinya subur dan kaya akan unsur hama pun perlahan mati hingga tidak dapat ditanami tumbuhan apapun.

Tak hanya sampai situ saja, dampak buruk dari pestisida juga bahkan bisa mengalir hingga ke laut lepas dan akhirnya dapat merusak ekosistem terumbu karang.

5. Mengurangi Jejak Karbon

Cara terakhir untuk menjaga ekosistem terumbu karang adalah dengan mengurangi keluaran emisi gas rumah kaca atau dikenal juga sebagai jejak karbon. Salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah dengan menggunakan transportasi ramah lingkungan.

Transportasi ramah lingkungan yang dimaksud tidak melulu harus berupa kendaraan listrik, tetapi bisa juga dimaknai dengan berjalan kaki, bersepeda atau bahkan memilih menggunakan kendaraan umum.

 

Mengapa Menjaga Ekosistem Terumbu Karang Penting?

(Sumber foto: pexels.com)

Setelah membaca apa itu ekosistem terumbu karang, kini Grameds tentunya tahu bahwa keberadaan terumbu karang sangatlah penting untuk menjaga ekosistem bawah air. Oleh sebab itu, terumbu karang ini perlu dijaga.

Tak hanya memiliki manfaat untuk lingkungan sekitar saja, terumbu karang juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dikutip dari laman Mongabay dijelaskan bahwa berdasarkan data dari United Nations Environment Programme World Conservation Monitoring Center (UNEP WCMC) tahun 2006 nilai terumbu karang bisa mencapai Rp9 miliar per tahunnya.

Wah, ternyata nilainya cukup fantastis, ya? Maka tak heran jika kini masyarakat pesisir mulai ikut membudidayakan serta memanfaatkan terumbu karang sebagai bahan baku perhiasan dan lain sebagainya.

Akan tetapi, nilai fantastis tersebut sebenarnya hanya bisa didapatkan apabila terumbu karang terlindungi dengan baik dan salah satu tolok ukurnya adalah ekosistem terumbu karang tersebut mampu memberikan nilai pada bidang perikanan, wisata hingga lingkungan hidup.

Sayangnya, menurut pengamatan di 1.153 titik ada sekitar 33.82 persen terumbu karang yang berada dalam kondisi buruk, sementara 37.38% lainnya terpantau memiliki kondisi cukup.

Dari pengamatan tersebut, diketahui bahwa penyebab kerusakan pada terumbu karang di Indonesia adalah karena efek pemanasan global.  Kenaikan dari suhu permukaan bumi ikut berperan memberikan dampak buruk bagi ekosistem terumbu karang.

Kenaikan pemanasan global sebanyak 1 hingga 2 derajat Celcius saja mampu memberikan dampak buruk bagi terumbu karang. Selain itu, kondisi terumbu karang juga terancam karena aktivitas manusia.

Contoh aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang adalah penggunaan bom untuk menangkap ikan serta membuang jangkar sembarangan.

Masyarakat perlu memahami pentingnya terumbu karang untuk ekosistem laut, perekonomian, wisata hingga obat tradisional. Selain karena manfaat-manfaat tersebut, menjaga ekosistem terumbu karang juga penting karena hal-hal berikut:

1. Memiliki Nilai Ekologis

Terumbu karang memiliki nilai ekologis dan berperan sebagai penyedia habitat hingga menjadi pengasuhan biota laut.

2. Memiliki Nilai Tinggi

Alasan kedua mengapa ekosistem terumbu karang perlu dijaga adalah karena nilainya yang tinggi. Menurut UNEP – WCMC, kisaran nilai terumbu karang mencapai 100.000 USD hingga 600.000 USD atau setara dengan Rp9 miliar per kilometer per tahunnya.

3. Banyak Terumbu Karang dalam Kondisi Buruk

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa terumbu karang memiliki nilai yang cukup tinggi dihitung per kilometer per tahunnya. Akan tetapi, nilai fantastis tersebut hanya bisa didapatkan apabila terumbu karang dalam keadaan baik atau tidak rusak.

Sayangnya, banyak terumbu karang di Indonesia yang mengalami kerusakan yaitu sekitar 33.82 persen dari 1.153 titik pengamatan. Apabila hal ini terjadi, tentunya nilai tersebut pun tidak bisa diambil secara maksimal oleh negara dan menyebabkan kerugian.

Masyarakat sekitar pesisir pun juga dapat merasakan manfaat dari terumbu karang, apabila tahu cara mengolahnya dengan benar dan tidak mengeksploitasinya. Dalam buku Mengenal Dan Mengelola Terumbu Karang, Grameds bisa mengetahui dengan jelas tips mengelola terumbu karang hingga akhirnya mampu meningkatkan kondisi masyarakat sekitar melalui berbagai bidang.

Mengenal Dan Mengelola Terumbu Karang

 

Penutup

Nah, itulah penjelasan tentang ekosistem terumbu karang dan bagaimana cara menjaganya. Terumbu karang yang hanya tampak seperti batu rupanya menyimpan ribuan manfaat dan harus dijaga kelestariannya. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa ekosistem terumbu karang bukan hanya harta karun alam yang menakjubkan, melainkan juga bagian penting dari keseimbangan ekosistem laut yang mendukung kehidupan di bumi.

Dengan memahami peran dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, kita dapat lebih sadar akan tanggung jawab kita untuk melindungi dan menjaga keutuhan terumbu karang. Mari kita bersatu untuk menjaga keajaiban alam ini demi keberlangsungan hidup di lautan dan di daratan. Grameds, kamu bisa membaca lebih banyak cara melestarikan dan membudidaya terumbu karang melalui kumpulan buku best seller yang tersedia di Gramedia.com.

 

Sumber:

  • Arrohman, Muhammad Maulidi dkk. 2023. Mengulik Ekosistem Terumbu Karang Beberapa Daerah di Pulau Sumatra. https://fpk.unair.ac.id/mengulik-ekosistem-terumbu-karang-beberapa-daerah-di-pulau-sumatera/
  • Baan, Winy Mukti. 2024. Ingin Menjaga Keindahan Terumbu Karang? Lakukan 5 Cara Ini. https://zonaebt.com/lingkungan/ingin-menjaga-keindahan-terumbu-karang-lakukan-5-cara-ini/
  • Ningrum, Desi Selvia dan Silmi Nurul Utami. 2023. Apa itu Ekosistem Terumbu Karang. https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/23/163000869/apa-itu-ekosistem-terumbu-karang-#google_vignette
  • Abdullah, Gafur. 2021. Pentingnya Menjaga Terumbu Karang. https://www.mongabay.co.id/2021/11/22/pentingnya-menjaga-terumbu-karang/

 

Penulis: Khansa

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila