in

Review Buku The Punk Karya Gideon Sams

Rating: 3.52

Buku ini, yang terdiri dari 114 halaman, menawarkan alur cerita yang menarik dan unik, menggambarkan kehidupan para remaja punk di sebuah kota. Di antara para tokoh tersebut, terdapat dua karakter utama, yaitu Adolph Spitz dan Thelma. Adolph Spitz jatuh cinta pada Thelma, seorang perempuan yang sebelumnya menjalin hubungan dengan seorang anggota kelompok yang disebut “Ted.” Nama Ted sendiri diambil dari kata Teddy Bear, yang menggambarkan sebuah komunitas kelas bawah yang memiliki kebencian mendalam terhadap kaum punk. Kisah cinta antara Spitz dan Thelma diliputi oleh berbagai bentuk pemberontakan khas remaja, mulai dari pertengkaran dengan orang tua, berpenampilan punk dengan gaya berani, menghadiri konser musik punk, hingga terlibat dalam perkelahian antar kelompok.

The Punk

button cek gramedia com

Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1977, tepat di masa ketika Inggris sedang mengalami gelombang besar pengaruh budaya punk. Hal yang membuat buku ini begitu istimewa adalah kenyataan bahwa penulisnya, Gideon Sams, baru berusia 14 tahun ketika menulisnya. Buku ini pada awalnya ditulis sebagai proyek sekolahnya, tetapi siapa sangka, karya ini kemudian menjadi salah satu tonggak penting dalam literatur punk, bahkan dianggap sebagai buku punk pertama di dunia. Meskipun ditulis oleh seorang remaja, The Punk berhasil menangkap esensi budaya punk dengan begitu kuat.

Edisi Bahasa Indonesia buku ini diterbitkan oleh Immortal Publisher pada 15 November 2019, memberi kesempatan bagi pembaca Indonesia untuk menikmati cerita ini. Kehidupan remaja punk yang digambarkan dalam buku ini penuh dengan semangat perlawanan, keberanian, dan kesedihan, mencerminkan perlawanan anak muda terhadap norma-norma sosial. Buku ini tidak hanya mengisahkan romansa, tetapi juga menggali lebih dalam tentang pemberontakan dan ketidakpuasan yang sering kali menjadi ciri khas budaya punk.

Bagaimana Grameds, apakah kalian tertarik untuk membaca buku ini? Gramin sudah siapkan ulasan lengkap tentang buku ini, simak informasinya dibawah ini ya!

Profil Gideon Sams – Penulis Buku The Punk

The Punk

button cek gramedia com

Gideon Sams, lahir di Inggris pada tahun 1962, mulai menulis bukunya saat masih remaja. Ia menjadi pionir dalam menggambarkan kehidupan anak-anak punk, yang pada masanya dianggap penuh dengan tantangan dan risiko. Dengan karyanya, Sams berhasil membawa dunia punk ke permukaan, menjadikannya salah satu penulis pertama yang berani mengangkat tema ini dalam sastra.

Ada kisah menarik dan lucu di balik proses kreatifnya. Saat naskahnya dikoreksi oleh gurunya karena kesalahan ejaan, Sams yang saat itu masih muda merasa sangat kesal. Dalam rasa frustrasi, ia memutuskan untuk membuang bukunya ke tempat sampah, menganggapnya sebagai kegagalan.

Namun, keberuntungan berpihak padanya. Sang ibu menemukan naskah yang dibuang itu dan menyelamatkannya. Berkat tindakan ibunya, buku tersebut tidak hanya terhindar dari kehancuran, tetapi juga berhasil terbit dan memperkenalkan Sams kepada dunia sastra sebagai penulis muda yang berbakat.

Sinopsis Buku The Punk

The Punk

button cek gramedia com

Adolph Spitz dan Thelma menjalani kehidupan punk dengan sepenuh hati, meresapi setiap aspek dari budaya yang mereka cintai. Mereka menindik telinga dan hidung sebagai simbol kebebasan, mabuk-mabukan tanpa peduli konsekuensi, terlibat dalam hubungan fisik yang intens, serta tak segan-segan terlibat perkelahian. Keduanya hidup dalam perlawanan terhadap tatanan sosial yang ada, menolak konsep masa depan yang terikat pada norma-norma masyarakat. Sebaliknya, mereka lebih memilih tenggelam dalam musik Punk Rock yang menggema keras, mencerminkan gaya hidup yang liar dan bebas.

Kisah cinta antara Spitz dan Thelma adalah gambaran hubungan yang penuh gairah namun tragis, khas dari kehidupan kaum punk yang tidak mengenal batasan. buku ini tidak hanya sekadar menampilkan romansa, tetapi juga mengungkap sisi gelap kehidupan mereka—kekerasan yang brutal, penggunaan bahasa kasar, serta eksplorasi tema-tema seperti seks dan narkoba. The Punk adalah sebuah karya yang monumental, bukan hanya karena isinya yang kontroversial dan penuh dengan realisme kehidupan bawah tanah.

Kelebihan dan Kekurangan Buku The Punk

The Punk

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Pemilihan tema cerita yang unik dan jarang diangkat.
  • Memberikan sudut pandang lain tentang dunia punk.
  • Kisah romansa yang unik.
  • Terjemahan yang rapi dan tidak membingungkan.
  • Mengeksplorasi dunia punk secara mendalam.
  • Cerita yang menarik.
  • Jumlah halaman yang tidak terlalu banyak. 
Cons
  • Banyak hal eksplisit.

Kelebihan Buku The Punk

The Punk

button cek gramedia com

Buku ini memiliki banyak sekali kelebihan. Salah satu kelebihan dari buku The Punk adalah pemilihan tema yang unik dan jarang diangkat dalam dunia literatur, terutama di kalangan remaja. Mengambil latar belakang tentang kehidupan anak-anak punk, Buku ini berhasil memberikan sudut pandang yang berbeda tentang dunia punk yang penuh dengan pemberontakan dan kebebasan.

Selain itu, kisah romansa antara Adolph Spitz dan Thelma juga menjadi nilai tambah yang menarik untuk buku ini. Hubungan mereka digambarkan dengan cara yang tidak biasa karena penuh dengan konflik, hal ini mencerminkan realitas kehidupan anak-anak punk yang keras dan penuh emosi. Poin ini berhasil memberikan kedalaman pada karakter dan hubungan yang tidak ditemukan dalam kisah cinta biasa, mengingatkan pembaca pada kisah klasik Romeo dan Juliet, namun dengan latar belakang dunia punk dan konflik antara kelompok punk dan Ted.

Satu hal lain yang patut diapresiasi adalah terjemahan buku ini ke dalam bahasa Indonesia yang dilakukan dengan rapi dan mudah dipahami. Meskipun mengandung banyak istilah dan ungkapan khas subkultur punk, terjemahannya tetap terasa alami dan tidak membingungkan pembaca. Terjemahan yang baik ini tentunya berperan penting dalam menjaga alur cerita tetap menarik.

Dengan panjang cerita yang relatif singkat hanya 114 halaman, buku ini tidak terasa bertele-tele. Jumlah halaman yang tidak terlalu banyak membuat ceritanya padat dan cepat, tanpa kehilangan detail penting yang membuat pembaca tetap terlibat dari awal hingga akhir. Buku ini juga mengeksplorasi dunia punk secara mendalam, menggambarkan berbagai aspek kehidupan punk seperti gaya hidup, musik, dan pandangan mereka terhadap dunia sehingga memberikan pembaca wawasan yang lebih luas tentang subkultur ini.

Keistimewaan buku The Punk terletak pada caranya menggambarkan pergerakan punk dari sudut pandang seorang anak remaja yang benar-benar menjalani kehidupan itu. Seperti sebuah memoar yang disajikan dengan kejujuran dalam sebuah buku harian.

Kekurangan Buku The Punk

The Punk

button cek gramedia com

Buku The Punk mengangkat berbagai tema eksplisit yang cukup kontroversial, mulai dari kekerasan, seks, hingga penggunaan narkoba. Keberanian penulis dalam mengulas topik-topik ini membuat buku tersebut tidak cocok untuk pembaca di bawah umur. Menariknya, topik-topik yang berat ini diangkat oleh seorang penulis yang masih sangat muda, yaitu Gideon Sams yang baru berusia 14 tahun ketika menulisnya.

Namun, dengan adanya konten eksplisit seperti ini, target pembaca tentu menjadi lebih terbatas. Pembaca muda yang biasanya tertarik dengan subkultur punk mungkin perlu mempertimbangkan konten yang ada sebelum memutuskan untuk membaca. Terlepas dari keaslian ceritanya, buku ini tidak direkomendasikan untuk mereka yang tidak nyaman dengan tema-tema berat yang penuh risiko dan kekerasan.

Memahami buku The Punk membutuhkan kebijaksanaan dari sisi pembaca. Bagi mereka yang tidak terbiasa atau merasa terganggu dengan unsur eksplisit tersebut, mungkin akan lebih baik mencari bacaan yang lebih ringan. Buku ini lebih cocok bagi mereka yang ingin mendalami kehidupan anak-anak punk secara jujur dan tanpa filter.

Pesan Moral Buku The Punk

The Punk

button cek gramedia com

Buku The Punk mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang hanya dari penampilan luar atau stigma negatif yang beredar di masyarakat. Orang yang hidup dalam dunia punk, mungkin terlihat liar, memberontak, dan kasar dari luar. Dengan gaya hidup penuh tato, tindikan, serta kehadiran mereka di konser-konser punk yang riuh, mereka sering kali dipandang rendah oleh masyarakat umum. Namun, melalui kisah ini, pembaca diajak untuk melihat lebih dalam ke balik tampilan dan perilaku yang tampaknya keras tersebut. Ada sisi lain dari diri mereka, sisi lain yang juga bisa mencintai, merasakan, dan berjuang menghadapi kehidupan dengan caranya sendiri.

Masyarakat seringkali terlalu cepat melabeli kelompok punk dengan cap negatif, seperti anarkis, pemabuk, dan tidak beradab. Namun, Buku ini memperlihatkan bahwa mereka juga manusia yang memiliki kisah, latar belakang, dan alasan di balik gaya hidup mereka. Dalam kehidupan Spitz dan Thelma, kita melihat bahwa mereka tidak hanya sekadar anak-anak yang marah tanpa arah, tetapi ada keresahan yang mendalam dalam jiwa mereka yang sering kali diabaikan. Stigma yang melekat pada mereka sering kali mengaburkan fakta bahwa mereka, sama seperti kita, hanya manusia biasa yang mencoba mencari tempat di dunia ini yang sering kali tidak adil.

Pesan moral dari cerita ini mengajak kita untuk lebih bijaksana dalam melihat orang lain. Jangan langsung menilai seseorang hanya dari penampilan atau identitas kelompoknya, terutama jika itu berdasarkan stigma negatif. Setiap orang, termasuk anak-anak punk, memiliki cerita dan perasaan yang mungkin tidak terlihat dari luar, namun sangat nyata jika kita bersedia melihat lebih dalam

Nah Grameds, itu dia sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari Buku The Punk karya Gideon Sams. Untuk kalian yang ingin mengenal lebih dalam tentang dunia anak punk buku ini wajib sekali untuk kalian miliki, dan pastinya hanya bisa kalian di Gramedia.com! Selain itu, Gramin juga merekomendasikan Buku-Buku lain yang menarik di bawah ini. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

REBEL-35 BAND PUNK PALING BERPENGARUH

REBEL-35 BAND PUNK PALING BERPENGARUH

button cek gramedia com

Punk sejatinya adalah jenis musik yang sangat idealis, begitupun para penganutnya. Mereka tidak semata-mata menuangkan tingkat musikalitasnya dalam bentuk lagu, lalu direkam oleh salah satu industry rekaman, dan dijual luas di pasaran. Melainkan sebagai sarana untuk menyampaikan kritik atas fenomena sosial-politik tertentu, penyimpangan kekuasaan pemerintahan dan kesewenangan para pengambil kebijakan.

Dalam perjalanannya, Punk kemudian menjelma menjadi salah satu aliran musik yang kian komersil. Belakangan tidak sedikit band Punk yang kemudian “memilih” untuk membisniskan aliran musik Punk itu sendiri. Banyak lagu berirama Punk yang diciptakan lalu dinikmati pasar komersil secara luas, contohnya lagu-lagu kepunyaan Green Day atau Blink 182 terdahulu

Good Night Stories for Rebel Girls

Good Night Stories for Rebel Girls

button cek gramedia com

“Buku yang wajib ada di samping tempat tidur setiap anak atau remaja perempuan yang kau kena” l—Geri Stengel, Forbes

“Ini adalah kumpulan cerita sebelum tidur yang harus kita bacakan pada anak-anak perempuan kita” —Hollee Actman Becker, Parents magazine

“Buku dongeng sebelum tidur ini mengganti tokoh-tokoh putri kerajaan dengan wanita-wanita yang mengubah dunia” —Taylor Pittman, The Huffington Post

“Anak-anak yang membaca buku ini sebelum tidur dijamin mendapatkan mimpi yang hebat dan menginspirasi” —Fiona Noble, The Guardian

“Buku dongeng sebelum tidur terbaik yang akan kau baca” —Caroline Siegrist, Cool Mom Picks

Drug Aren’t Cool, The Make You Like a Fool (Hidup Keren Tanpa Narkoba)

Drug Aren't Cool, The Make You Like a Fool (Hidup Keren Tanpa Narkoba)

button cek gramedia com

Buku ini ditulis dengan niat tulus untuk mencegah dan mengendalikan pengguna Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat adiktif lainnya. Keempatnya biasa disingkat dengan NAPZA, serta menanggulangi bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Sebagai orang yang berkecimpung di bidang kedokteran komunitas (community medicine). Penulis merasa bertanggung jawab untuk terus melakukan promosi kesehatan dengan berbagai cara, tidak hanya melalui buku ini, tapi saya bersama dengan tim melakukan edukasi kesehatan ke sekolah-sekolah dan komunitas remaja. Indonesia disebut sebagai pasar narkoba paling besar di Asia. Ini masalah kesehatan masyarakat yang serius.

Seperti kita ketahui, Hari Anti NAPZA/Narkoba Sedunia jatuh setiap tanggal 26 Juni. Peringatan ini dirancang karena masalah penyalahgunaan obat-obat telah menjadi masalah global. Penulis sangat berharap buku ini akan bermanfaat bagi siapapun yang tengah membacanya, terutama anak-anak usia remaja yang menjadi target pembaca buku ini. Semoga kalian menikmati buku yang sengaja disajikan dengan isi berwarna dan penuh oleh ilustrasi. Maka, saya menyambut gembira terbitnya buku Drugs aren’t Cool, They Make You Act Like a Fool karya Ibu Weka.

 

Sumber:

  • https://www.instagram.com/berdikaribook/p/CRImng3ruq3/?hl=en&img_index=1
  • https://www.imdb.com/name/nm0760251/bio/?ref_=nm_ov_bio_sm
  • https://www.goodreads.com/en/book/show/1687776.The_Punk

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.