Rating: 3.88
Novel Kalung Setengah Hati adalah karya Ramajani Sinaga, seorang penulis Indonesia yang telah menghasilkan beberapa Novel lainnya seperti Harmoni Cinta, Anak-Anak Sungai Sondong, dan Jemuran. Pada kesempatan ini, Gramin akan membahas secara mendalam tentang Novel Kalung Setengah Hati. Novel ini terdiri dari 132 halaman dan diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer pada 10 Februari 2020.
Kalung Setengah Hati menceritakan kehidupan tiga remaja SMA. Dua di antaranya, yaitu Jack dan Panda, adalah teman satu kelas yang tengah menjalani masa orientasi sekolah. Tokoh ketiga, Sasha, adalah kakak kelas mereka. Cerita ini berfokus pada dinamika cinta segitiga yang terjadi di antara ketiganya. Jack, yang memendam perasaan mendalam terhadap Sasha, berharap agar Sasha mau menerima cintanya. Keduanya memiliki kesamaan minat dalam seni lukis. Namun, Sasha belum sepenuhnya membuka hatinya. Ketika Jack mulai ragu dengan perasaannya, dia justru menyadari bahwa dia juga mulai memiliki perasaan terhadap Panda, gadis yang selama ini diam-diam menyukainya.
Tanpa diduga, masa lalu Jack dan Panda saling terkait dengan sebuah kalung berbentuk setengah hati. Kalung ini mengingatkan pada kenangan pahit yang tidak ingin Jack ingat, sementara bagi Panda, kalung tersebut selalu mengingatkannya pada seseorang yang dia tunggu untuk kembali. Dalam novel ini, rindu, kegalauan, dan kesalahan yang terjadi di masa lalu menyatu dalam sebuah kisah yang dibungkus dengan sangat menarik.Sebelum kita masuk ke ulasan Novel Kalung Setengah Hati ini kita kenalan terlebih dahulu dengan penulis Novel ini, Yuk!.
Table of Contents
Profil Ramajani Sinaga – Penulis Novel Kalung Setengah Hati
Ramajani Sinaga lahir dan besar di Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Dia sangat mencintai buku, bahkan menyukai aroma dari lembaran-lembaran buku yang baru dicetak. Selain itu, Ramajani juga gemar berada di bawah pohon-pohon rindang. Dia selalu berusaha untuk menulis setiap hari dan melawan hambatan yang sering dialami penulis, yaitu writer’s block.
Ramajani pernah menjadi pemateri dalam sesi fiksi di Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh dan di Bina Bangsa Getsempena. Salah satu cerita anak karyanya yang berjudul Nando Tak Pernah Bersyukur diterbitkan di Harian Kompas dan menjadi objek penelitian dalam skripsi Asis Widyawati yang berjudul Cerita Anak Fabel pada Harian Kompas Tahun 2015. Desember 2011 menandai pertama kalinya ia benar-benar serius dalam menulis, memberanikan diri mengirim karya ke berbagai media, hingga akhirnya tulisannya mulai diterbitkan dan dicetak.
Ramajani juga merupakan lulusan cum laude dari program S-1 FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dari tahun 2015 hingga 2018, ia pernah menjadi tentor di Lembaga Pendidikan Primagama. Antara tahun 2016 hingga 2021, ia mengajar di SMA dan SD Methodist Banda Aceh. Selain itu, ia juga pernah mengajar bimbingan ujian nasional dan SBMPTN di berbagai sekolah di Banda Aceh dan Aceh Besar, termasuk MAN 2 Banda Aceh dan SMA 11 Banda Aceh. Saat ini, Ramajani mengajar di MAN 2 Bener Meriah dan MTsN 2 Bener Meriah.
Sinopsis Novel Kalung Setengah Hati
Tas karung beras menggantung di punggungku, topi kerucut menghiasi kepalaku, kaus kaki berwarna-warni melekat di kakiku, dan papan nama dengan foto memalukan terpampang di tubuhku. Semua perlengkapan itu nyaris sempurna untuk membuatku terlihat seperti orang gila. Aku benar-benar sebal dengan semua ini. Aku benci masa orientasi sekolah yang membuatku tampak konyol. Namun, setidaknya aku berada dalam satu regu dengan Rahma, sahabatku sejak SMP. Hal itu membuatku merasa sedikit lebih nyaman, karena aku tidak merasa harus menanggung semua ini sendirian.
“Siapa yang belum melengkapi semua perlengkapan MOS hari ini?” tanya seorang kakak kelas lelaki bertubuh gembul dengan nada mengancam. Dia berdiri di depan kami, sekelompok siswa baru yang tengah duduk bersila di lapangan. Kakak kelas itu tampak seperti singa gemuk yang berpura-pura lapar. Namun, aku merasa tenang, yakin bahwa semua perlengkapanku sudah lengkap. “Sudah lengkap semua? Tas goni? Sapu lidi?”
Deg. Aku tersentak. “Aku lupa bawa sapu lidi!” bisikku pelan ke telinga Rahma.
Rahma melongo, terkejut. “Bagaimana bisa lupa?! Dasar kamu! Penyakit pelupamu nggak hilang-hilang juga!” omelnya dengan wajah sebal.
“Aduh, ini bukan waktunya untuk ngomel! Mendingan kamu bantu aku!” Aku menangkupkan kedua tanganku, memohon bantuan dari Rahma. Biasanya, dia punya ide-ide brilian di saat-saat genting seperti ini, mirip seperti Hermione di novel Harry Potter yang selalu tahu solusi untuk setiap masalah.
“Tapi aku harus bagaimana?!” Sambil matanya terbuka lebar, Rahma membalasnya dengan keadaan panik
Astaga! Aku merasa kecewa. Hari ini, Rahma tidak secerdas biasanya. Bahkan, hari ini dia lebih buruk dari Neville Longbottom.
“Sudah lengkap semua? Wah, kalian hebat, ya, semua lengkap!” Kakak kelas itu berbicara dengan nada menyindir yang terdengar tidak percaya.
Aku mengambil napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri mengacungkan tangan. Lebih baik mengaku sekarang daripada nanti menghadapi hukuman yang lebih berat.
“Kamu! Berdiri!” teriak sang kakak kelas.
“Saya… saya nggak bawa sapu lidi, Kak,” jawabku pelan setelah menarik napas panjang, merasa lega karena sudah menyampaikan pengakuan.
“Nama?” tanya kakak kelas yang sengaja memasang wajah garang, meskipun tubuhnya yang gemuk tampak tidak cocok dengan tampang sangarnya itu.
“Panda, Kak,” jawabku.
Dia tersenyum sinis begitu mendengar namaku. “Kalau kamu?” tanyanya lagi kepada seorang siswa lain yang berdiri tak jauh di belakangku. Sungguh beruntung, ternyata aku bukan satu-satunya siswa yang lupa membawa perlengkapan. Setidaknya, kalau dihukum, aku tidak sendirian.
“Nama?” ulang kakak kelas itu.
“Jack, Kak,” jawab anak itu dengan santai. Jack. Ternyata dia adalah seorang cowok.
“Kamu nggak bawa apa?” tanya kakak kelas lagi.
“Sapu lidi juga, Kak,” jawab Jack tanpa ragu.
Mendengar suaranya, aku pun tergoda untuk melirik ke arahnya. Dari sudut mataku, aku melihat sosoknya. Seorang cowok tinggi, berkulit putih, dengan hidung mancung dan wajah yang tampan. Sempurna untuk dikategorikan sebagai cowok ideal! Tapi, tunggu sebentar, rasanya aku terlalu cepat mengambil kesimpulan.
“Kalian berdua janjian, ya?!” tanya kakak kelas itu dengan nada menuduh.
Aku tersentak mendengar pertanyaan itu. “E… nggak kok, Kak,” jawabku cepat, membuat kakak kelas itu tersenyum penuh arti. Senyumnya itu membuatku waspada. Aku mencium rencana yang tidak beres dari mereka. Awas saja kalau mereka berani melakukan hal-hal aneh padaku.
“Sebagai hukumannya, kalian berdua harus membersihkan lapangan dan semua kelas di lantai satu begitu acara ini selesai. Dan karena kalian nggak bawa sapu lidi, bersihkan dengan tangan kalian sendiri! Jangan coba-coba meminjam sapu lidi dari teman kalian!” perintah kakak kelas dengan nada tegas.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Kalung Setengah Hati
Kelebihan Novel Kalung Setengah Hati
Novel Kalung Setengah Hati karya Ramajani Sinaga adalah salah satu novel yang sangat menarik untuk dibaca. Ceritanya ringan dan mudah untuk diikuti, membuat pembaca tidak perlu terlalu memikirkan alur yang rumit. Alurnya terasa mengalir dengan lancar, sehingga setiap bab memberikan pengalaman yang menyenangkan. Ini adalah bacaan yang sangat cocok bagi mereka yang ingin bernostalgia atau sekadar mencari hiburan saat beristirahat di waktu luang.
Deskripsi yang manis di beberapa bagian juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi novel ini. Misalnya, deskripsi tentang kalung setengah hati yang selalu dijaga oleh Panda—sebuah kenangan dari masa kecil yang begitu bermakna baginya. Detail-detail seperti ini mampu memberikan sentuhan emosional yang membuat pembaca merasakan betapa berharganya benda tersebut bagi Panda, sekaligus menggambarkan sisi sentimental karakter dalam novel ini dengan lembut.
Penokohan dalam novel ini sangat kuat. Ramajani Sinaga berhasil memperlihatkan perkembangan karakter yang jelas pada tokoh-tokohnya, terutama pada Panda dan Jack. Pembaca dapat melihat bagaimana perubahan perasaan dan sikap mereka seiring dengan berkembangnya cerita. Jack, yang awalnya mengejar cinta Sasha, perlahan menyadari perasaannya terhadap Panda sehingga menciptakan dinamika emosional yang menarik untuk diikuti.
Selain itu, penggunaan bahasa yang sederhana dan dialog yang natural juga semakin memperkuat keasyikan dalam membaca novel Kalung Setengah Hati ini. Percakapan antara karakter terasa begitu nyata, seperti percakapan sehari-hari yang bisa kita dengar di lingkungan kita sendiri, menjadikan karakter-karakternya terasa hidup dan dekat dengan pembaca.
Format penulisan yang rapi juga menjadi poin positif dari novel Kalung Setengah Hati ini. Ramajani Sinaga menata alur cerita dengan sangat baik, menggunakan alur campuran yang menyelipkan kilas balik secara halus. Pembaca tidak akan merasa kebingungan saat cerita berpindah dari masa sekarang ke masa lalu, karena setiap transisi terasa alami dan didukung dengan format penulisan yang rapi dan tidak membingungkan.
Salah satu hal yang menarik lainnya adalah bagaimana novel Kalung Setengah Hati ini membuka sudut pandang baru tentang seorang guru. Dalam cerita ini, ada sedikit bagian yang menggambarkan bagaimana seorang guru menghadapi tantangan dalam mengajar generasi muda. Tak hanya itu, banyak juga kutipan-kutipan epik yang bisa membuat pembaca merenung dan memetik pelajaran dari cerita.
Novel Kalung Setengah Hati ini juga sukses membuat pembaca bernostalgia ke masa-masa sekolah. Dari kisah cinta segitiga antara Jack, Sasha, dan Panda, hingga dinamika pertemanan dan tantangan selama masa orientasi sekolah, semua ini terasa begitu familiar dan mengingatkan kita pada kenangan masa lalu yang mungkin pernah kita alami. Pengalaman-pengalaman tersebut membuat pembaca merasa terhubung secara emosional dengan cerita
Kekurangan Novel Kalung Setengah Hati
Meskipun Kalung Setengah Hati adalah novel yang menarik dan penuh dengan emosi, ada satu kekurangan yang cukup terasa, yaitu alurnya yang cenderung bisa diprediksi. Dalam beberapa bagian, terutama di tengah-tengah cerita, pembaca mungkin sudah dapat menebak bagaimana konflik akan berakhir atau bagaimana perasaan tokoh-tokoh utama akan berkembang. Hal ini membuat beberapa pembaca mungkin merasa bahwa ketegangan atau misteri yang dibangun tidak terlalu kuat.
Pesan Moral Novel Kalung Setengah Hati
Novel Kalung Setengah Hati ini mengajarkan kita tentang pentingnya memahami bahwa cinta tidak bisa dipaksakan, meskipun kita memiliki banyak kesamaan dengan seseorang yang kita sukai. Seperti dalam kisah Jack yang begitu berharap Sasha akan membalas perasaannya, padahal mereka sama-sama menyukai seni lukis dan sering menghabiskan waktu bersama. Namun, cinta tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita. Ketika seseorang yang kita harapkan tidak merespon dengan cara yang kita inginkan, mungkin sudah saatnya untuk mundur sejenak dan menerima kenyataan bahwa cinta tidak bisa dipaksakan.
Seringkali, kita terlalu terpaku pada satu orang yang kita sukai, hingga mengabaikan kesempatan untuk membuka hati kepada orang lain yang mungkin sudah ada di sekitar kita, seperti yang dialami oleh Jack dan Panda. Panda yang diam-diam menyukai Jack, meskipun mereka sering berbagi momen berharga sejak kecil, tetap sabar menanti tanpa memaksakan perasaannya. Ketika Jack akhirnya mulai menyadari perasaannya terhadap Panda, kita diingatkan bahwa cinta bisa datang dari arah yang tak terduga, dan mungkin lebih tulus dari yang kita bayangkan.
Pesan ini sangat relevan bagi anak muda zaman sekarang, yang sering kali merasa putus asa ketika cinta tak berbalas. Jangan takut untuk berhenti mengejar seseorang yang tidak membalas cinta kita, dan sebaliknya, jangan ragu untuk membuka hati kepada orang lain yang mungkin telah menunggu kita. Terkadang, cinta yang sejati hadir bukan dari obsesi atau kesamaan hobi, melainkan dari kebersamaan yang tulus dan kesediaan untuk melihat keindahan dalam orang lain yang selama ini tak kita sadari.
Nah Grameds, itu dia sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari Novel Kalung Setengah Hati karya Ramajani Sinaga. Yuk kita lihat kisah cinta segitiga yang seru ini dengan membaca novel ini yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia.com! Selain itu, Gramin juga merekomendasikan Novel-Novel menarik lainnya di bawah ini. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Novel Terkait
Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring
Ketika menyambut pasien yang sedang berduka, seorang psikiater akan menggali keilmuan yang dimiliki. Dia akan mengulik semua teori duka yang pernah dipelajari di masa kuliah dulu dan mengingat pengalaman dari pasien-pasien sebelumnya. Kemudian, dia menyintesis itu untuk membantu si pasien yang sedang berduka di hadapannya. Tapi, ketika Andreas—seorang psikiater—kehilangan anaknya, dia melakukan hal yang berbeda. Dia melemparkan semua teori tersebut ke luar jendela dan memutuskan untuk mencari makna tentang mengapa ini semua terjadi. Dalam pengalamannya, dia menemukan bahwa duka bisa dilalui dengan mencuci piring kotor yang menumpuk di dapur.
Buku ini adalah proses Andreas memaknai kehilangan besar dalam hidupnya. Diceritakan santai dengan tambahan sedikit bumbu humor gelap, buku ini memuat panduan bermanfaat yang langsung bisa diaplikasikan dalam hidup, seperti: “Tutorial Mencuci Piring”, “Tutorial Menyusun Puzzle”, dan tentunya “Tutorial Menerima Kematian Seorang Anak”. “Hampir semua orang mempertanyakan: apa hubungannya antara duka dan mencuci piring? Jawaban saya adalah duka itu seperti mencuci piring, tidak ada orang yang mau melakukannya, tapi pada akhirnya seseorang perlu melakukannya.”
Beautiful World, Where are You
Beautiful World, Where are You adalah novel ketiga Sally Rooney. Novel ini bercerita tentang Alice, seorang novelis Irlandia yang sangat sukses yang, setelah mengalami gangguan saraf, telah menyewa rumah pendeta tua yang terisolasi dan berukuran besar. Terletak tiga jam dari Dublin di pinggiran kota pesisir, di mana dia tidak mengenal siapa pun, hingga pada akhirnya bertemu dengan Felix, seseorang yang bekerja di gudang pengiriman. Mereka terhubung melalui Tinder. Kemudian Alice bertanya dan mengajak Felix apakah dirinya ingin pergi ke Roma bersamanya.
Sementara, di Dublin, sahabatnya, Eileen, seorang asisten redaksi yang sangat intelektual baru saja putus cinta dan sedang menggoda pria yang sudah dikenalnya sejak kecil bernama Simon. Simon merupakan seorang asisten parlemen yang telah menjadi penyemangat Eileen dalam kehidupannya yang sering kali tidak bahagia sejak masa kanak-kanak. Mereka semua masih muda–tetapi hidup mengejar mereka. Mereka saling menginginkan, mereka menipu satu sama lain, mereka khawatir tentang seks dan persahabatan serta masa-masa yang mereka jalani. Akankah mereka menemukan cara untuk percaya pada dunia yang indah?
Romance is Not for it Folks
Erika Pramudia: 28 tahun, DevOps Engineer, doyan lembur, malas punya hubungan cinta (apalagi dengan kolega kerja). Panca Pramana Putra: 31 tahun, Full Stack Engineer, sering dipanggil P3, pendiam, tidak suka sosialisasi. Lando Nandiko: 36 tahun, VP of Engineering, duda susah move on, dan terus mengejar Erika. Ketiganya bertemu dalam sebuah proyek integrasi antara startup e-commerce dengan e-wallet. Erika yang cuma staf, mau tak mau harus bertemu lagi dengan Lando sebagai atasan barunya.
Di samping itu, Erika mulai penasaran dengan kolega kerjanya bernama Panca, sejak tak sengaja bertemu ibu Panca dalam kondisi yang memprihatinkan. Tampaknya Panca bukan sembarang lelaki. Setidaknya, bukan seperti kebanyakan lelaki yang pernah Erika kenal. Di tengah-tengah rutinitas kerja dan tekanan, Erika malah mengalami kasus penguntitan di kantor bahkan sampai ke rumahnya. Erika bertanya-tanya, apakah kehidupannya sebagai karyawan startup akan selamanya begini? Terpenjara work-life balance yang buruk dan kehidupan personal yang rumit.
Sumber:
- https://www.goodreads.com/book/show/51216529-kalung-setengah-hati
- https://books.google.co.id/books?id=4cnTDwAAQBAJ&printsec=frontcover&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Adat, Kelas, dan Indigenitas
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Kendalikan Uangmu: Yuk, Jadi Financial Planner untuk Diri Sendiri!
- Literature for Teens: The Second Fall
- Leadership Mastery
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Misteri Perpustakaan yang Hilang
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sang Penyelaras Nada
- Sempurna (Perfect)
- Seni Memenangkan Apa Pun ala Sun Tzu
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Night Country
- The Punk
- The Star Diaries
- The Way of Peace
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang