in

Review Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam karya Lasmana Fajar Hapriyanto diterbitkan pada 5 Juni 2024 oleh Penerbit Anak Hebat Indonesia. Buku yang memuat 272 halaman ini menyajikan kisah penuh ketegangan, menghadirkan atmosfer mencekam melalui sebuah cerita mistis yang terasa begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari kita.

Tokoh utama dalam kisah ini, Maudy Fatimatuzzahra, yang akrab dipanggil Tima, mulai terseret ke dalam misteri menyeramkan sejak ia pindah ke sebuah kos di pedesaan. Desa yang ia tinggali tersebut ternyata menyimpan banyak rahasia gelap dan kisah-kisah horor yang menghantui setiap penduduknya. Bersama sahabatnya, Noor, Tima mulai mengalami berbagai kejadian aneh yang membuat mereka semakin penasaran dengan fenomena mengerikan yang melibatkan andong pocong.

Misteri Andong Pocong : Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

button cek gramedia com

Salah satu kepercayaan yang mengerikan adalah bahwa siapa pun yang menatap langsung ke mata pocong tersebut, dipastikan akan meninggal dunia keesokan harinya. Untuk menghentikan teror ini, Tima dan Noor harus menelusuri jejak misteri andong pocong tersebut sebelum nyawa-nyawa yang tidak bersalah melayang sia-sia. Seiring mereka berusaha memecahkan misteri ini, perlahan terungkap pula kisah masa lalu yang melibatkan Adam, kekasih Tima. Teka-teki mengenai siapa sebenarnya ibu Adam dan bagaimana masa lalunya yang kelam pun mulai terkuak.

Apa sebenarnya hubungan antara Adam dan misteri andong pocong yang menghantui desa ini? Mampukah Tima dan Noor mengungkap rahasia mengerikan yang tersembunyi di balik teror mistis ini dan menyelamatkan orang-orang dari kematian yang mengintai?

Dengan alur cerita yang penuh intrik dan kengerian, novel ini mengajak pembacanya untuk menyelami kegelapan yang menyelimuti kehidupan para tokohnya. Jadi, apakah kamu siap untuk larut dalam kisah kelam dan menyeramkan ini, Grameds? Sebelum kita mengulas lebih lanjut, mari kita berkenalan dengan penulisnya, Lasmana Fajar Hapriyanto, dan lihat bagaimana ia menciptakan karya penuh ketegangan ini.

“Aku ada di sini. Ketika kau mendengar lonceng bergemerincing dan langkah kaki kudaku menghentak pasir-pasir malam yang dingin, ketahuilah bahwa aku sedang mengikutimu! Aku menderap bersamamu dalam setiap jejak langkahmu. Aku hadir di mana pun kau berada!”

Profil Lasmana Fajar Hapriyanto – Penulis Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

Misteri Andong Pocong : Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

button cek gramedia com

Lasmana Fajar Hapriyanto adalah seorang mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ia menempuh pendidikan dasarnya di SD Negeri Tebel, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 1 Waru dan SMA Negeri 1 Gedangan. Lahir di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Lasmana memiliki minat yang luas dalam berbagai hobi, seperti membaca, mewarnai, menggambar, mengoleksi ikan hias, budidaya, bermain badminton, berenang, dan tentu saja, menulis.

Sejak remaja, Lasmana dikenal aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, mulai dari OSIS, Palang Merah Remaja (PMR), Konselor Sebaya, hingga kegiatan jurnalistik di kampusnya. Dia juga terlibat dalam kepanitiaan mahasiswa dan bahkan mendirikan Komunitas KSPP, komunitas yang dia kelola. Sebagai seorang penulis, Lasmana telah menghasilkan beberapa buku, baik dalam bentuk karya solo maupun antologi. Salah satu karyanya yang terbaru adalah buku berjudul Cara Mudah Mengatasi Insecure: Dengan Memaknai Hal-hal Kecil Kamu akan Menemukan Arti Bahagia, yang kini bisa ditemukan di Toko Buku Gramedia. Karyanya yang beragam membuktikan dedikasinya terhadap dunia literasi dan kreativitas.

Sinopsis Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

Misteri Andong Pocong : Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

button cek gramedia com

Rembulan berada tepat di puncak singgasananya. Udara dingin merayap, menembus setiap pori-pori yang tipis. Di tengah kesunyian malam, terdengar suara jangkrik yang bersahutan dengan keras, sementara burung-burung berkicau di atas rumah-rumah penduduk. Desa mendadak sepi, tanpa aktivitas yang terlihat. Orang-orang yang bekerja di malam hari sudah meninggalkan rumah mereka, berusaha mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di sisi lain, sebagian besar warga lainnya tengah menikmati tidur lelap, bermimpi indah bersama keluarga mereka. Burung-burung yang sejak tadi terbang liar kini bertengger di atap rumah seorang pria.

Pemuda itu berbaring di atas ranjang berwarna putih, menarik selimutnya lebih rapat karena kedinginan. Ia menggigil, berusaha kembali tidur setelah terbangun karena suhu udara yang begitu menusuk. Entah mengapa, udara malam itu terasa jauh lebih dingin dibandingkan malam-malam sebelumnya. Tenggorokannya terasa kering, dan ia pun berdiri dengan selimut masih membalut tubuhnya, sempoyongan seperti orang mabuk. Pandangannya sekilas menatap jam dinding yang menggantung di atas pintu kamarnya yang berwarna cokelat. “Ah, masih jam dua belas malam,” gumamnya, sambil menguap lebar dan berharap bisa segera kembali ke kamar.

Dengan mata yang masih buram, ia berjalan ke dapur untuk mengambil cerek air berwarna biru dan satu gelas kaca yang ada di rak piring. Sambil mengucek matanya, ia berharap bisa berjalan dengan benar setelahnya. Rambut keringnya ditiup angin, sementara kain-kain di sekitarnya mulai berjatuhan ke tanah. Tiba-tiba, asap tebal muncul, menyelimuti pria yang masih berada di dapur dan belum sempat meneguk minumannya.

Pandangan pria itu mulai tak keruan, terlebih setelah lampu di rumah padam akibat korsleting listrik. Dengan kepala yang semakin pusing, ia bertanya-tanya dalam hati, “Bagaimana caraku keluar dari kabut ini?” Hingga saat itu, belum ada sesuatu yang terlihat mencurigakan. Udara semakin dingin, menembus tulang, membuat embun muncul dari arah yang tak dapat ia tentukan. Pemuda itu masih terpaku di tempatnya, merasa terjebak di tengah kabut tebal yang menyelimutinya.

Matanya yang awalnya mengantuk kini membelalak lebar, saat ia menangkap bayangan putih yang melintas cepat dan kemudian menghilang begitu saja. Bayangan itu tampak seperti sosok seorang wanita. Rasa takut mulai merayap, tubuhnya gemetar, kaku, dan mulutnya tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Ia ingin jatuh terkulai, namun tak ada tenaga untuk melakukannya. Tubuhnya gemetar hebat, sementara jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Pria itu terus saja mengusap lengannya yang basah oleh keringat dingin sejak tadi.

“ARRRKHHH”

Teriakannya menggema di tengah keheningan malam, tepat ketika sosok wanita itu muncul di hadapannya. Pria itu menelan ludah dengan berat. Perlahan, ia melangkah mundur dua langkah, berusaha melarikan diri dari situasi mengerikan ini. Namun, hantu wanita itu hanya tersenyum menyeramkan ke arahnya. Kulitnya terlihat retak-retak, matanya merah, sementara dari mulutnya keluar belatung-belatung yang menggeliat menjijikkan. Wajahnya dipenuhi borok yang menambah kesan ngeri yang menusuk hati. Pakaian wanita itu lusuh, masih dipenuhi lumpur yang belum mengering sepenuhnya. Darah mengalir dari hidungnya, dan rambut panjangnya tergerai liar ditiup angin.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

Misteri Andong Pocong : Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Cerita yang seru dan bikin merinding.
  • Tema cerita yang cukup unik.
  • Latar belakang yang terasa dekat dengan pembaca karena mengangkat budaya Indonesia.
  • Format penulisan rapi.
  • Page turner dan membuat pembaca penasaran.
  • Latar suasana yang mendetail dan mencekam.
  • Terdapat ilustrasi pendukung.
Cons
  • Alur yang cepat dan melompat-lompat. 

Kelebihan Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

Misteri Andong Pocong : Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

button cek gramedia com

Salah satu kelebihan utama dari novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam karya Lasmana Fajar Apriyanto adalah ceritanya yang benar-benar seru dan sukses menghadirkan ketegangan. Dari sinopsis saja sudah bisa bikin merinding, apalagi saat membacanya secara keseluruhan. Tema yang diangkat juga cukup unik dan berbeda dari horor-horor kebanyakan. Penulis berhasil menyajikan teror mistis dengan latar cerita yang terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, sehingga membuat pembaca lebih mudah tenggelam dalam alur cerita yang dibangun. Dengan mengangkat budaya lokal, seperti mitos andong pocong, buku ini memberikan sentuhan yang otentik dan menambah nilai lebih pada keseluruhan plotnya.

Latar suasana yang disajikan dalam novel ini pun terasa begitu mendetail dan mencekam. Narasi yang digarap dengan apik membuat pembaca seperti merasakan dinginnya malam dan ketakutan yang dialami oleh karakter-karakternya. Penulis benar-benar sukses dalam membangun ketegangan melalui pilihan kata-kata yang menarik, sehingga setiap halaman seolah membawa kita semakin dekat dengan inti misteri yang menghantui desa tersebut. Format penulisan yang rapi dan pembagian sub bab yang relatif singkat menjadikan novel ini sebagai page turner yang sulit untuk diletakkan. Setiap akhir bab selalu menyimpan misteri yang membuat pembaca penasaran dan ingin segera melanjutkan ke halaman berikutnya.

Cerita di dalam novel ini juga tidak hanya fokus pada misteri utama mengenai andong pocong, tetapi juga merambah ke kisah para tokohnya, keadaan lingkungan sekitar, dan latar belakang hantu yang menghantui. Hal ini membuat plot terasa lebih luas dan mendalam, memberikan ruang bagi pembaca untuk mengenal lebih jauh hubungan antara karakter-karakter dan misteri yang melingkupinya. Penulis mampu mengembangkan alur yang tidak monoton dengan memadukan elemen horor dan cerita personal yang kompleks.

Selain itu, novel ini juga dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih yang memperkuat imajinasi visual pembaca. Ilustrasi tersebut membantu membayangkan beberapa adegan dan tokoh, sehingga kesan seram yang ditampilkan semakin jelas dan mendalam. Dukungan gambar ini memperkaya pengalaman membaca, terutama bagi mereka yang menikmati unsur visual dalam sebuah cerita.

Kekurangan Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

Misteri Andong Pocong : Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

button cek gramedia com

Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam menawarkan pengalaman membaca yang menarik dengan alur cerita yang cepat. Namun, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa alurnya cenderung terlalu tergesa-gesa, terutama pada pergantian sub-bab. Transisi yang cepat ini terkadang membuat cerita terasa meloncat-loncat, sehingga mengurangi kedalaman dalam menjelaskan detail peristiwa atau konflik yang terjadi.

Meskipun pembagian bab yang singkat menjadikan novel ini lebih mudah dibaca dan membuat pembaca penasaran untuk terus melanjutkan, transisi antar bab kadang-kadang tidak berjalan dengan mulus. Pergantian yang tiba-tiba dari satu adegan ke adegan lain bisa memberikan kesan bahwa beberapa momen penting dalam cerita kurang mendapatkan ruang yang cukup untuk dikembangkan.

Akibatnya, beberapa peristiwa atau konflik di dalam cerita terasa kurang tuntas atau kurang mendalam. Pembaca mungkin merasa ada bagian-bagian tertentu yang berpotensi digali lebih jauh agar bisa memberikan dampak emosional yang lebih kuat. Meskipun begitu, bagi mereka yang menikmati novel dengan ritme cepat dan penuh kejutan, gaya penceritaan ini bisa menjadi kelebihan tersendiri.

Penutup

Misteri Andong Pocong : Teror Lonceng Kematian Tengah Malam

button cek gramedia com

Itulah, Grameds, ulasan lengkap tentang Novel Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam karya Lasmana Fajar Hapriyanto. Bagi kalian yang merasa cukup pemberani dan memiliki ketertarikan mendalam pada cerita-cerita horor yang mampu membuat jantung berdegup kencang, novel ini adalah bacaan yang tak boleh kalian lewatkan. Teror yang dibangun dengan detail yang mencekam akan membuat setiap halaman seperti memanggil untuk terus dibaca, tetapi berhati-hatilah, karena bisa jadi bulu kuduk kalian akan berdiri tanpa kalian sadari.

Selengkapnya tentang kisah tumbal ini hanya bisa didapatkan dengan membaca buku Misteri Andong Pocong: Teror Lonceng Kematian Tengah Malam karya Lasmana Fajar Hapriyanto ini. Gramedia bisa dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku yang juga bikin merinding di bawah ini. Yuk langsung saja check out buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Tumbal Kosan Bu Andin

Tumbal Kosan Bu Andin

button cek gramedia com

Anak Indigo adalah sebutan untuk anak-anak yang dianggap istimewa karena memiliki kemampuan dan sifat yang berbeda dari teman sebayanya. Mereka juga kerap dianggap memiliki kemampuan layaknya paranormal, seperti dapat membaca pikiran orang lain atau memprediksi masa depan. Tak hanya itu, anak Indigo juga memiliki watak yang unik dan lebih peka dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Di dalam buku ini menceritakan seorang anak Indigo yang menemukan “sesuatu” di sekolahnya. Apakah bakat itu sebuah berkah atau kutukan?

Menikah dengan Setan

Menikah Dengan Setan

button cek gramedia com

“Menikah dengan Setan” merupakan novel horor karangan Isrina Sumia. Novel ini menceritakan tentang Halimah, seorang wanita yang mendapat perlakuan tak manusiawi dari warga desa karena fitnah zina yang dilayangkan padanya. Halimah difitnah, rumahnya dibakar, keluarganya disakiti. Tiada satupun orang yang dapat membantunya.

Hingga akhirnya Halimah datang menuju Gedong tua. Keyakinan Halimah bahwa Gedong tua berpenghuni ternyata benar. Seorang lelaki berwajah garang tinggal di sana dan mau membantunya, dengan syarat Halimah menikah dengannya. Demi keluarganya, Halimah terpaksa menikah dengan laki-laki berwajah menyeramkan, yang belakangan ia tahu namanya Rhandra Abyakta..

Sarinten: Tumbal Kali Tempur

Sarinten : Tumbal Kali Tempur

button cek gramedia com

Sebuah puisi yang seharusnya menampilkan bait-bait keindahan bisa berubah menjadi kengerian lantaran jiwa penulisnya yang tersia-siakan. Kesederhanaan yang semula begitu bersahabat, menjelma menjadi sebuah dendam karena tindak aniaya yang berlatar penolakan rasa cinta. Di balik bara dendam yang merenggut sebuah jiwa, teror dari alam kegelapan datang untuk menuntut balas.

 

Sumber:

  • https://books.google.co.id/books?id=a-YTEQAAQBAJ&pg=PA2&source=kp_read_button&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&gboemv=1&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.