in

Review Buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could Be Heroes)

Apakah kamu salah satu pecinta buku superhero? Jika ya maka buku ini wajib menjadi list bacaan kamu. Buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could Be Heroes) ini menceritakan mengenai dua orang berkekuatan super yang masing-masing memiliki julukan untuk mereka  sendiri, mereka masing-masing melakukan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Sebut saja dia Si Perampok Pikiran dan Si Bintang Pelempar, Si perampok dikenal karena kemampuannya menghapus ingatan setelah melakukan perampokan dan si bintang pelempar dikenal karena kecepatan, kekuatan dan ia lah yang memburu si perampok pikiran.

Rampok Memori dan Bintang Sambit

button cek gramedia com

Namun diluar dugaan mereka berdua memiliki masalah yang sama mengenai ingatan. Akankah Si Bintang Pelempar akhirnya bisa memburu Si Perampok Pikiran? Atau justru mereka berdua kembali bertemu di tempat yang tidak kita duga sama sekali? Jika grameds tertarik untuk membaca buku ini, maka sebelum itu kamu bisa membaca artikel dibawah ini yang akan membahas mengenai sinopsis, kelebihan serta kekurangan buku ini.

Cetakan terbaru buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could Be Heroes) ini yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 26 Maret 2024. Buku dengan total 392 halaman ini akan menyajikan kisah science fiction yang akan membawa kamu pada situasi superhero yang sangat menarik dan unik. Selamat Membaca!

Sinopsis Buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)

Holiday Sale

Rampok Memori dan Bintang Sambit

button cek gramedia com

Jamie Sorenson bukan sekadar rampok bank. Ia si Rampok Memori yang bisa mengintip dan mengingatnya. Ancam, ambil uang, hapus memori, angkat kaki. Biasanya begitu, tetapi aksi terakhirnya nyaris menjadi bencana dan ia dikejar-kejar Bintang Sambit, pahlawan super kesayangan San Delgado yang bisa terbang.

Zoe Wong tukang antar makanan pada siang hari, tetapi identitas rahasianya sebagai Bintang Sambit membuatnya terasa lebih berarti. Dengan kecepatan super, kekuatan yang tidak kalah super, dan kemampuan melayangnya, reputasinya sebagai kurir sekaligus pahlawan tak bercela.

Setelah bahu-membahu menyelamatkan orang-orang dari kebakaran, Jamie dan Zoe sadar mereka memiliki kesamaan: terbangun tanpa ingatan akan identitas mereka di apartemen asing dua tahun yang lalu. Maka, keduanya memutuskan bekerja sama menggali petunjuk tentang masa lalu mereka.

Namun sepenting itukah masa lalu? Mungkinkah sebenarnya mereka cukup ditentukan oleh pilihan yang mereka ambil saat ini, bukan dulu?

Tentang Penulis Buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)

Rampok Memori dan Bintang Sambit

button cek gramedia com

Mike Chen adalah penulis terkenal, yang telah meraih gelar penulis buku terlaris versi New York Times untuk beberapa karyanya, termasuk Star Wars: Brotherhood, Here and Now and Then, serta A Quantum Love Story, di samping berbagai novel dan komik lain seperti Star Trek: Deep Space Nine. Karya debutnya, Here and Now and Then, telah berhasil menjadi finalis dalam penghargaan bergengsi seperti Goodreads Choice, CALIBA Golden Poppy, dan Compton Crook, menunjukkan kepiawaiannya dalam menciptakan cerita yang memikat banyak pembaca.

Selain menulis novel, Mike Chen juga dikenal sebagai penulis yang meliput budaya geek untuk berbagai situs populer seperti Nerdist dan The Mary Sue. Sebelum mendalami dunia fiksi, ia pernah bekerja sebagai jurnalis yang meliput NHL. Dengan latar belakang yang beragam ini, Chen mampu memadukan kecintaannya pada fiksi ilmiah, budaya populer, dan olahraga dalam karya-karyanya, menjadikannya sosok yang menarik di dunia sastra.

Saat ini, Mike Chen tinggal di Bay Area bersama istri, putrinya, dan hewan-hewan peliharaan yang telah ia selamatkan. Ia juga aktif di media sosial, khususnya Twitter dan Instagram di bawah nama pengguna @mikechenwriter, tempat di mana penggemar dapat mengikuti perkembangan karya-karyanya serta pandangannya tentang dunia sastra dan budaya geek.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)

Rampok Memori dan Bintang Sambit

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Mengangkat tema yang unik mengenai super hero yang kehilangan jati diri.
  • Alur yang disajikan cepat dan tidak terlalu berat sehingga tidak membosankan pembaca
  • Memiliki nilai kehidupan yang bisa kita terapkan
  • Perkembangan karakter yang sangat baik dari awal hingga akhir masalah
Cons
  • Ada beberapa terjemahan yang sulit dipahami

Kelebihan Buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)

Rampok Memori dan Bintang Sambit

button cek gramedia com

Buku ini mengangkat tema yang mungkin jarang ada di dalam sebuah literatur dimana seorang superhero juga memiliki kekurangan dan memiliki keinginan untuk menjadi diri yang biasa seperti manusia pada umumnya. Jauh dari kata superhero yang tak terkalahkan justru mereka memiliki hal yang membuat itu menjadi kelemahannya. Namun buku ini berhasil mengemas hal itu menjadi lebih menarik dan bermakna. Kamu akan menemukan banyak pembahasan mulai dari keluarga, sahabat, keraguan diri, hingga cara mengatasinya. Untuk kamu yang mungkin sedang kebingungan dengan jati diri buku ini mungkin cocok untuk kamu baca

Buku ini memiliki cerita yang ringan untuk dibaca, karena memiliki tempo yang cepat dan tidak terlalu berat. Buku ini tidak menceritakan kisah dengan konflik superhero yang menegangkan dan dilengkapi pembunuhan atau sebagainya. Buku ini memiliki cerita superhero yang ringan, dimana justru menceritakan seseorang yang kehilangan identitas mereka. Penulis berhasil membuat cerita ini semakin mudah dinikmati oleh pembaca dimana pembaca akan bersama-sama dengan para karakter menemukan identitas mereka di dalam cerita yang akan disajikan.

Buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could Be Heroes) ini sebenarnya tidak hanya menceritakan mengenai pahlawan super, namun ada nilai kehidupan yang bisa kita ambil untuk pembelajaran hidup kita. Yang uniknya superhero didalam buku ini berbeda dengan superhero pada umumnya, mereka sama seperti kita manusia biasa, mereka berantakan, ingin santai, berbaring di pantai, minum terlalu banyak dan sebagainya. Mereka tidak hanya mencari tahu diri mereka saat ini melainkan juga masa depan. Penulis ingin menjelaskan bahwa meski kita memiliki kekuatan super, apa yang kita pilih untuk dilakukan dengan kekuatan tersebutlah yang akan mempengaruhi peran kita di dunia. Dimana semua tergantung ada perspektif, pembingkaian dan pilihan. Buku ini akan membawa kita merefleksikan diri apakah kita yang saat ini hasil diri kita dimasa lalu atau karena moment yang dilakukan saat ini.

Selain itu yang membuat kamu wajib membaca buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could Be Heroes) ini adalah perkembangan karakter yang sangat keren. Kekuatan super masing-masing tokoh berkembang selama buku dan digunakan untuk memecahkan masalah dari awal hingga akhir masalah. Karakter mereka berkembang dari pribadi yang tidak tahu dan bingung akan dirinya menjadi pribadi yang bisa menyadari diri masing-masing. Jamie bukan seseorang yang jahat, ia mudah tersinggung namun akhirnya ia tidak ingin menyakiti siapapun. Zoe pribadi yang suka berpetualang, pemarah, tetapi bermaksud baik tapi juga terkadang tidak bisa ditebak dan rentan terhadap dorongan buruk.

Kekurangan Buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)

Rampok Memori dan Bintang Sambit

button cek gramedia com

Salah satu kekurangan dari buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could Be Heroes) ini adalah bahwa sebagai buku terjemahan, terdapat beberapa bagian yang kurang optimal dalam penyampaiannya. Beberapa kalimat diterjemahkan dengan menggunakan bahasa atau istilah yang jarang didengar atau kurang umum di kalangan pembaca. Hal ini dapat mempengaruhi pengalaman membaca secara keseluruhan.

Akibat dari penerjemahan yang kurang tepat tersebut, beberapa aspek dari plot menjadi sedikit sulit dipahami. Alur cerita yang seharusnya mengalir lancar bisa terasa membingungkan karena penggunaan kata-kata yang tidak familiar. Ini juga memengaruhi perkembangan karakter, di mana nuansa dan detail penting kadang hilang dalam proses penerjemahan, sehingga pembaca kesulitan merasakan kedalaman karakter.

Meskipun demikian, secara keseluruhan pesan yang disampaikan oleh buku Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could Be Heroes) ini masih dapat diterima oleh pembaca. Namun, bagi mereka yang lebih peka terhadap detail dan gaya bahasa, penerjemahan yang kurang halus ini bisa menjadi hambatan dalam menikmati cerita secara penuh.

Penutup

Nah grameds itu dia adalah ulasan singkat mengenai buku Rampok Memori dan  Bintang Sambit (We Could be Heroes) buku ini merupakan kisah lucu dan menyentuh hati mengenai persahabatan, tujuan dan keputusan untuk menjadi siapa diri kita. Dikemas dalam bentuk superhero dan penjahat yang akhirnya memiliki tujuan yang sama. Buku ini buku yang wajib kamu baca jika kamu mencari bacaan yang seru, bermakna dan tidak biasa.

Jika Grameds tertarik membaca buku Rampok Memori dan  Bintang Sambit (We Could be Heroes), Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Dulu, Kini, Nanti (Here And Now And Then)

https://gramedia.com/products/dulu-kini-nanti-here-and-now-and-then

button cek gramedia com

Sepintas lalu, Kin Stewart tampak biasa-biasa saja: sibuk bekerja dan suka memasak untuk keluarganya. Namun ketika serangkaian sakit kepala tak tertahankan muncul bersama fragmen demi fragmen memori aneh, perlahan ia ingat siapa dirinya sesungguhnya: seorang agen rahasia penjelajah waktu dari tahun 2142. Setelah terdampar di tahun 1990-an dalam sebuah misi dan tak dapat kembali ke era asalnya, Kin meneruskan hidup dan membangun keluarga, dengan segudang rahasia yang disimpannya rapat-rapat. Kini, mendadak seorang agen penjemput datang terlambat delapan belas tahun menurut eranya sekarang siap membawanya pulang ke kehidupan dan keluarga sebenarnya, yang sayangnya tak dapat Kin ingat. Namun Kin tak bisa begitu saja melupakan istri dan anaknya yang hanya dianggap anomali, dan belakangan, ancaman dalam lini masa. Maka dengan putus asa ia berusaha menyelamatkan putrinya, tak peduli itu akan merusak sejarah, melanggar peraturan, atau bahkan mengancam nyawanya sendiri.

Rumah Kaca di Ujung Bumi

https://gramedia.com/products/rumah-kaca-di-ujung-bumi

button cek gramedia com

Tahun 2058. Bumi hancur akibat serangan dust—debu beracun yang mematikan. Manusia berlindung di dalam kota-kota kubah dan berusaha bertahan hidup dengan segala cara. Kakak adik Naomi dan Amara berkelana dari satu reruntuhan kota ke reruntuhan kota lain dalam upaya mencari tempat berlindung, sampai akhirnya tiba di Frim Village, sebuah desa di tengah hutan tempat manusia hidup tanpa perlindungan kubah dan tanaman bisa tumbuh subur. Apakah keajaiban ini ada hubungannya dengan ahli botani misterius yang mendekam di rumah kaca di puncak bukit? Tahun 2129. Ah-yeong, peneliti tumbuhan di Pusat Riset Ekologi Dust, berusaha meneliti asal-usul tumbuhan merambat bernama mossvana yang mewabah di kota Haewol. Tumbuhan beracun dan konon bisa berpendar biru di tengah malam itu mengingatkan Ah-yeong pada pemandangan misterius yang pernah ia lihat di kebun tetangganya ketika ia masih kecil— kebun penuh ilalang lebat yang memancarkan cahaya kebiruan. Penelitian Ah-yeong mempertemukannya dengan Naomi yang berhasil bertahan hidup melewati Era Dust. Banyak sekali yang ingin ditanyakannya kepada Naomi. Bagaimana Naomi dan Amara berhasil bertahan hidup di luar kota kubah? Apakah Frim Village sungguh ada? Kenapa Naomi dan Amara meninggalkan desa surgawi itu? Dan benarkah mossvana yang menyelamatkan umat manusia dari kehancuran?

Masa Depan yang Tidak Boleh Dibicarakan

Masa Depan yang Tidak Boleh Dibicarakan

button cek gramedia com

Pada suatu podcast, Danu dan Geraldy membayangkan apa yang akan terjadi pada dunia di masa depan. Mereka bermimpi tentang dunia di mana kapitalisme dikalahkan, manusia tidak lagi mengenal uang, dan manusia bekerja bukan demi upah, tapi demi kesejahteraan bersama. Mereka membahas hal-hal yang seharusnya tidak boleh dibicarakan. Tanpa diduga, obrolan penuh canda itu menjadi kenyataan di masa depan. Pasca perang dunia ketiga, Neopolis berdiri sebagai peradaban terakhir umat manusia di bumi. Kota yang dikelilingi tembok tinggi itu sepakat untuk meninggalkan demokrasi, dan menyerahkan kepemimpinan pada kecerdasan buatan bernama Sang Komputer. Semua penduduk Neopolis berbahagia dengan kehidupan mereka yang tanpa sistem ekonomi seperti sekarang. Kecuali satu orang. Ben, seorang urologis yang sudah bosan dengan tugasnya untuk mensterilisasi manusia, kini harus berjuang untuk sebuah kebebasan. Ia memprediksi batas antara kebebasan dan ketaatan dalam peradaban yang dibangun di atas trauma. Apakah kebebasan itu hal utopis atau memang layak diperjuangkan?

 

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.