Tidur merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan baik fisik maupun mental, namun sayangnya, semakin banyak orang yang mengalami kesulitan dalam memperoleh tidur yang berkualitas. Dari berbagai faktor mulai dari stres dan kecemasan hingga gaya hidup yang tidak sehat, orang seringkali berjuang untuk meraih malam yang nyenyak. Lalu, apa sajakah penyebab orang sulit tidur dari sisi psikologi? Yuk, kita bahas di artikel berikut.
Table of Contents
Orang yang Susah Tidur Menurut Psikologi
(Sumber foto: www.pexels.com)
Menurut ilmu psikologi, kesulitan tidur atau insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling berinteraksi, termasuk faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa aspek yang sering dikaitkan dengan masalah tidur dari perspektif psikologis:
1. Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan merupakan penyebab utama kesulitan tidur atau insomnia. Ketika seseorang mengalami stres atau kecemasan, tubuh mereka berada dalam keadaan waspada tinggi, yang memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol.
Hormon ini meningkatkan detak jantung dan menjaga otak tetap aktif, membuatnya sulit untuk rileks dan tertidur. Pikiran yang gelisah, kekhawatiran berlebihan, dan perasaan cemas dapat memicu siklus berpikir negatif yang sulit untuk dihentikan saat waktu tidur.
Selain itu, kecemasan dapat menyebabkan seseorang terus-menerus memikirkan masalah atau situasi yang membuat stres, yang mengakibatkan sulitnya menenangkan pikiran dan tubuh. Hal ini diperburuk oleh lingkungan tidur yang tidak kondusif atau kebiasaan tidur yang buruk, seperti menggunakan perangkat elektronik sebelum tidur.
Akibatnya, orang yang mengalami stres dan kecemasan seringkali berbaring terjaga di tempat tidur, memperburuk masalah tidur mereka dan mengakibatkan kelelahan dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
2. Depresi
Depresi adalah salah satu penyebab utama gangguan tidur, termasuk insomnia. Depresi sering kali disertai dengan gangguan tidur, di mana penderita mengalami kesulitan untuk tertidur, sering terbangun di malam hari, atau bangun terlalu pagi dan tidak bisa kembali tidur.
Hal ini disebabkan oleh perubahan kimia dalam otak yang mempengaruhi neurotransmiter yang mengatur suasana hati dan tidur, seperti serotonin dan melatonin. Penderita depresi seringkali merasa cemas, putus asa, atau terbebani oleh pikiran negatif yang berulang, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk rileks dan tertidur.
Selain itu, rasa lelah yang berlebihan dan kehilangan minat atau motivasi yang merupakan gejala umum depresi dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Depresi juga dapat memperburuk pola tidur yang sudah tidak teratur, menciptakan siklus yang memperparah kondisi mental dan fisik penderita. Oleh karena itu, mengatasi gangguan tidur pada orang dengan depresi memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk terapi psikologis dan intervensi medis, untuk membantu memperbaiki suasana hati dan kualitas tidur mereka.
3. Kebiasaan Tidur yang Buruk
Menurut psikologi, kebiasaan tidur yang buruk adalah salah satu penyebab utama kesulitan tidur atau insomnia. Kebiasaan ini dapat mencakup rutinitas tidur yang tidak teratur, seperti tidur dan bangun pada jam yang berbeda setiap hari, yang mengganggu ritme sirkadian tubuh.
Penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, atau televisi sebelum tidur juga berkontribusi besar terhadap masalah tidur, karena cahaya biru yang dipancarkan oleh layar dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur.
Konsumsi kafein atau alkohol dalam jumlah berlebih, terutama di malam hari, juga dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk tertidur dan mendapatkan tidur yang nyenyak. Lingkungan tidur yang tidak kondusif, seperti ruangan yang terlalu terang, berisik, atau tidak nyaman, turut memperparah kesulitan tidur.
Selain itu, kebiasaan tidur siang yang terlalu lama atau terlalu dekat dengan waktu tidur malam juga dapat mengganggu pola tidur. Semua faktor ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk tertidur, sering terbangun di malam hari, atau bangun terlalu pagi, yang berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.
Mengatasi kebiasaan tidur yang buruk melalui perubahan gaya hidup dan pembentukan rutinitas tidur yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kualitas tidur dan kesejahteraan individu.
4. Gangguan Psikologis Lainnya
Menurut psikologi, gangguan psikologis lainnya seperti gangguan kecemasan umum, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan gangguan bipolar dapat menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia. Orang yang menderita gangguan kecemasan umum sering mengalami pikiran yang berlebihan dan kecemasan yang tidak terkendali, yang membuat mereka sulit untuk menenangkan pikiran saat waktu tidur.
Penderita PTSD sering kali mengalami mimpi buruk atau kilas balik traumatis di malam hari, yang mengakibatkan tidur yang terfragmentasi dan gelisah. Gangguan bipolar, yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, dapat menyebabkan fase mania di mana individu merasa sangat energik dan kurang membutuhkan tidur, serta fase depresi di mana insomnia sering terjadi.
Selain itu, gangguan psikologis ini seringkali disertai dengan gejala fisik seperti ketegangan otot, palpitasi jantung, dan berkeringat di malam hari, yang semuanya dapat mengganggu tidur. Akibatnya, kualitas tidur yang buruk memperburuk gejala gangguan psikologis, menciptakan siklus yang sulit diputus.
Penanganan insomnia yang disebabkan oleh gangguan psikologis memerlukan pendekatan terpadu yang mencakup terapi psikologis, seperti terapi kognitif perilaku, dan, dalam beberapa kasus, intervensi medis untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas tidur.
5. Perubahan Lingkungan atau Gaya Hidup
perubahan lingkungan atau gaya hidup dapat menjadi penyebab kesulitan tidur atau insomnia. Perubahan lingkungan seperti pindah rumah, perubahan pekerjaan, atau situasi kehidupan yang menimbulkan stres dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.
Stres yang disebabkan oleh perubahan signifikan dalam kehidupan sehari-hari dapat memicu pikiran yang gelisah dan kekhawatiran yang berlebihan, yang membuat seseorang sulit untuk rileks dan tertidur. Selain itu, kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, atau konsumsi zat-zat seperti kafein atau alkohol dalam jumlah berlebihan, juga dapat mengganggu pola tidur.
Penggunaan teknologi modern, seperti perangkat elektronik dengan layar yang terang, juga dapat memengaruhi produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Lingkungan tidur yang tidak kondusif, seperti suhu ruangan yang tidak nyaman atau kebisingan yang mengganggu, juga dapat menghambat kemampuan seseorang untuk tertidur atau tidur nyenyak.
Akibatnya, perubahan lingkungan atau gaya hidup yang tidak sehat dapat mengganggu pola tidur seseorang dan berkontribusi pada masalah tidur yang lebih serius. Mengadopsi kebiasaan hidup yang sehat dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kesejahteraan secara keseluruhan.
6. Kondisi Medis
Menurut psikologi, kondisi medis atau gaya hidup tertentu dapat menjadi penyebab kesulitan tidur atau insomnia. Beberapa kondisi medis seperti nyeri kronis, gangguan pernapasan saat tidur seperti sleep apnea, atau gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan, dapat menyebabkan gangguan tidur.
Kondisi seperti nyeri kronis dapat membuat seseorang sulit untuk merasa nyaman saat tidur, mengganggu kemampuan mereka untuk tertidur atau tetap tidur. Gangguan pernapasan saat tidur seperti sleep apnea menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam tubuh saat tidur, yang sering kali mengakibatkan terbangunnya penderitanya secara teratur di malam hari. Kondisi kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan seringkali disertai dengan gangguan tidur, di mana pikiran yang gelisah atau perasaan putus asa membuat sulit bagi seseorang untuk rileks dan tertidur.
Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol atau kafein dalam jumlah berlebihan, atau kebiasaan tidur yang tidak teratur dapat mengganggu pola tidur seseorang. Mengatasi kesulitan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis atau gaya hidup memerlukan pendekatan yang komprehensif, yang mungkin melibatkan perawatan medis untuk mengelola kondisi medis yang mendasarinya, serta perubahan gaya hidup yang sehat dan praktik tidur yang baik.
Efek Samping Orang Kurang Tidur
(Sumber foto: www.pexels.com)
Kurang tidur dapat memiliki berbagai efek samping yang merugikan bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat kurang tidur:
1. Kurangnya Konsentrasi dan Kinerja Kognitif
Orang yang kurang tidur cenderung mengalami kesulitan berkonsentrasi, memproses informasi, dan membuat keputusan yang tepat. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja kognitif dan produktivitas dalam kegiatan sehari-hari, baik di tempat kerja maupun dalam aktivitas sosial.
2. Gangguan Mood
Kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati seseorang, meningkatkan risiko mengalami iritabilitas, mudah marah, atau perasaan sedih yang berlebihan. Hal ini dapat berdampak negatif pada hubungan interpersonal dan kesejahteraan emosional secara keseluruhan.
3. Menurunnya Daya Tahan Tubuh
Tidur yang tidak cukup dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko terkena infeksi dan penyakit. Orang yang kurang tidur cenderung mengalami pemulihan yang lambat dari penyakit, serta rentan terhadap kondisi kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.
4. Gangguan Metabolisme dan Berat Badan
Kurang tidur dapat memengaruhi regulasi hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan, terutama untuk makanan berkalori tinggi dan karbohidrat, serta mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur berat badan secara efektif.
5. Risiko Kecelakaan
Orang yang kurang tidur memiliki reaksi yang lambat dan waktu respons yang lebih lambat, meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kerja. Ketidakmampuan untuk tetap fokus dan waspada saat mengemudi atau melakukan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi tinggi dapat berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
6. Gangguan Sistem Saraf Pusat
Kurang tidur yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, meningkatkan risiko mengalami gangguan memori jangka pendek dan jangka panjang, serta meningkatkan risiko terkena penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Penyakit yang Diakibatkan dari Kurang Tidur
Kurang tidur atau insomnia yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit dan kondisi kesehatan yang serius. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan atau diperparah oleh kurang tidur antara lain:
1. Penyakit Jantung
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, hipertensi, dan gangguan irama jantung. Kurang tidur yang berkepanjangan dapat memengaruhi fungsi pembuluh darah dan meningkatkan kadar hormon stres, yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jantung.
2. Obesitas dan Diabetes
Kurang tidur dapat mengganggu regulasi hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme, meningkatkan keinginan untuk makan makanan berkalori tinggi dan karbohidrat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko utama untuk obesitas dan diabetes tipe 2.
3. Gangguan Metabolik
Kurang tidur dapat mengganggu regulasi gula darah dan insulin dalam tubuh, meningkatkan risiko resistensi insulin, intoleransi glukosa, dan sindrom metabolik. Sindrom metabolik ini terdiri dari kombinasi faktor risiko kesehatan, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan kadar glukosa darah tinggi, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
4. Gangguan Mental
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko gangguan mood seperti depresi dan kecemasan. Ketidakseimbangan kimia dalam otak akibat kurang tidur dapat memengaruhi regulasi emosi dan meningkatkan risiko mengalami gangguan suasana hati.
5. Penurunan Daya Tahan Tubuh
Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko terkena infeksi, penyakit, dan kondisi medis lainnya. Sistem kekebalan tubuh bekerja paling efektif saat tubuh beristirahat dan pulih selama tidur.
6. Gangguan Kognitif
Kurang tidur dapat mengganggu kinerja kognitif dan fungsi otak, meningkatkan risiko mengalami gangguan memori, konsentrasi, dan penurunan fungsi kognitif secara umum.
Tips agar Terhindar dari Kurang Tidur
(Sumber foto: www.pexels.com)
Terdapat beberapa tips yang dapat membantu seseorang untuk memperbaiki ritme tidur dan meningkatkan kualitas hidup:
-
Buatlah Rutinitas Tidur yang Konsisten
Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di hari libur. Mempertahankan rutinitas tidur yang konsisten membantu mengatur jam biologis tubuh dan meningkatkan kualitas tidur.
-
Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman
Pastikan kamar tidur Grameds dalam keadaan tenang, gelap, dan sejuk. Gunakan penutup mata atau tirai tebal untuk menghalangi cahaya yang masuk, serta gunakan bantal atau matras yang nyaman.
-
Hindari Stimulan Sebelum Tidur
Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh, atau minuman energi beberapa jam sebelum tidur. Batasi konsumsi alkohol, nikotin, dan makanan berat yang dapat mengganggu tidur.
-
Hindari Perangkat Elektronik
Hindari menggunakan perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, atau laptop sebelum tidur, karena cahaya biru yang dipancarkan oleh layar dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang penting untuk tidur.
-
Lakukan Aktivitas Relaksasi Sebelum Tidur
Coba lakukan aktivitas relaksasi seperti membaca, mendengarkan musik yang menenangkan, atau melakukan meditasi sebelum tidur untuk membantu tubuh bersiap untuk tidur.
-
Batasi Waktu Tidur Siang
Hindari tidur siang terlalu lama atau terlalu dekat dengan waktu tidur malam. Tidur siang yang terlalu lama dapat mengganggu pola tidur malam.
-
Hindari Kafein dan Gula di Malam Hari
Batasi konsumsi minuman berkafein atau makanan manis yang tinggi gula di malam hari, karena dapat mengganggu tidur.
-
Jaga Aktivitas Fisik Kamu
Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Namun, hindari latihan yang terlalu keras di malam hari, karena ini dapat membuat Grameds sulit tidur.
-
Kelola Stres dengan Baik
Cari cara untuk mengelola stres Grameds, seperti berbicara dengan teman, meditasi, atau yoga. Stres yang tidak terkelola dapat mengganggu tidur.
-
Perhatikan Pola Makan
Hindari makan makanan berat atau besar di malam hari, dan hindari makan makanan pedas atau asam yang dapat menyebabkan masalah pencernaan dan mengganggu kualitas tidur.
Kesimpulan
Kesulitan tidur atau insomnia merupakan masalah yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang. Dari perspektif psikologi, orang yang mengalami insomnia sering menghadapi efek samping seperti penurunan kinerja kognitif, gangguan mood, dan peningkatan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, dan gangguan mental.
Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang penyebab dan konsekuensi kurang tidur, serta penerapan strategi yang sesuai, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan pola tidur. Membuat rutinitas tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, menghindari stimulan sebelum tidur, dan mengelola stres dengan baik adalah beberapa tips yang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur seseorang. Dengan memprioritaskan tidur yang berkualitas dan mengadopsi praktik tidur yang sehat, seseorang dapat mengurangi risiko kesulitan tidur dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Grameds juga dapat memperbaiki pola tidur dengan mencoba membaca buku sebelum tidur melalui koleksi buku terbaru di Gramedia.com.
- Alasan Orang yang Susah Tidur Menurut Psikologi
- Alasan Mengapa Seseorang Menyukai Kamu
- Alpha Female
- Boys Don’t Cry
- Cara Berdamai dengan Diri Sendiri
- Cara Membahagiakan Diri Sendiri
- Cara Menenangkan Diri Sendiri
- Cara Memaafkan Diri Sendiri
- Ciri-ciri Orang yang Membenci Kita Diam-diam
- Ciri-ciri Energi Negatif dari Orang Lain
- Cara Agar Hati Tenang Menghadapi Masalah dalam Kehidupan
- Faktor dan Ciri Asertif
- Gaya Komunikasi
- How To Heal Your Inner Child
- Fake Smile atau Genuine Smile
- Gelisah Tanpa Sebab di Malam Hari
- Jangan Merasa Paling Benar
- Komunikasi Pasif
- Komunikasi Pasif Tegas
- Kebutuhan vs Keinginan
- Lembaga Pendidikan Non Formal
- Love Yourself
- Macam-macam Kepribadian berdasarkan MBTI
- Menghargai Diri Secara Berlebih
- Manifesting
- Merasa Bersalah atas Kematian Anak
- Penyebab Kenapa Hati Gelisah dan Ingin Menangis
- Perudungan
- People Come and Go
- Perilaku Tidak Asertif
- Perbedaan Asertif dan Agresif
- Perudungan
- People Pleaser
- People Come and Go
- Sanguinis, Melankolis, Plegmatis dan Koleris
- Sulit Mengambil Keputusan
- Warna Yang Menarik Perhatian
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien