Alat musik Maluku – Apa yang Grameds ingat kali pertama jika berbicara soal Pulau Maluku? Beberapa dari Grameds mungkin berpikir mengenai pantainya yang indah dan mempesona. Sebut saja Pantai Natsepa, Pantai Pintu Kota, atau Pantai Sulamadaha, yang kerap menjadi tempat kunjungan wisata bagi turis lokal atau mancanegara.
Atau mungkin, Grameds mengasosiasikan Pulau Maluku dengan makanan-makanan lezatnya? Wajar, mengingat Maluku memang rumah bagi sejumlah hidangan lezat. Beberapa nama seperti Sagu Papeda, Nasi Lapola, hingga Ikan Kuah Pala Bunda, adalah nama-nama makanan yang terkenal akan cita rasa lezatnya.
Bisa jadi ada di antara Grameds yang mengenal maluku karena kesenian tari tradisionalnya. Beberapa jenis tradisional seperti tari poco-poco, tari bambu gila, dan tari tide-tide, adalah tarian-tarian yang unik dan tidak kalah menarik dengan tarian tradisional dari daerah lain di Indonesia.
Terlepas dari apapun yang Grameds ingat soal Pulau Maluku, kalian pasti sepakat bahwa pulau dari Indonesia bagian timur ini memiliki keragaman budaya, tradisi dengan keunikannya tersendiri, dan tentunya kekayaan alamnya, membuat pulau ini dijuluki sebagai The Spicy Island.
Table of Contents
Ragam Alat Musik Maluku
Perlu Grameds ketahui juga bahwa Pulau Maluku juga dikenal sebagai pulau yang menghasilkan aneka kreasi musik. Grameds pasti pernah mendengarkan musik-musik daerah dari Maluku seperti “Rasa Sayange“, “Nona Manis“, “Ayo Mama“, hingga lagu anak-anak seperti “Burung Kakak Tua“.
Tidak hanya itu, Pulau Maluku juga menjadi tempat asal beberapa musisi legendaris terkemuka di Indonesia. Para musisi ini nantinya akan dibahas pada sesi khusus dalam artikel ini. Grameds pasti setidaknya pernah mendengar beberapa nama yang nantinya akan disebutkan.
Terakhir, tidak lupa Pulau Maluku juga memiliki alat musik tradisional khas mereka sendiri. Alat musik Maluku ini, layaknya alat-alat musik tradisional lainnya, kerap dimainkan sebagai pendamping tarian, atau menjadi alunan musik untuk menemani orang yang sedang menyanyi.
Dalam artikel ini, Grameds akan mempelajari apa-apa saja alat musik Maluku, mulai dari bentuk, sekelumit sejarah alat musik, dan pastinya, cara memainkan alat musik ini. Semoga, setelah membaca artikel ini, Grameds dapat lebih terbuka wawasannya mengenai seni musik dari Pulau Maluku.
Tifa
Alat musik yang pertama akan dibahas ini bisa jadi merupakan salah satu alat musik Maluku paling terkenal di antara alat musik tradisional lainnya. Ketika ada acara yang melibatkan tari tradisional Maluku, alat musik tifa hampir pasti akan menjadi pendamping tarian tradisional tersebut.
Tifa sendiri memiliki berbagai macam jenis, di mana masing-masing memiliki bentuk serta cara pemakaiannya tersendiri. Tifa juga tidak hanya digunakan khusus oleh masyarakat Maluku saja, melainkan masyarakat Indonesia bagian timur lainnya, misalnya dari Pulau Papua.
Sebagai alat musik tabuh, cara memainkan tifa sudah pasti dengan cara ditabuh pula. Grameds bisa menabuh tifa menggunakan tangan kosong. Penggunaan tifa sendiri juga cukup mirip dengan gendang khas Jawa atau Sunda, yakni sebagai pengatur ritme sebuah tarian atau pertunjukan musik.
Fu
Dari gambar di atas, mungkin Grameds merasa bingung mengenai benar atau tidaknya kerang tersebut adalah alat musik. Jika benar, bagaimana seseorang memainkan alat musik ini? Tetapi, percaya atau tidak, alat musik Fu ini jika piawai memainkannya, bisa menghasilkan melodi yang unik lho.
Benar adanya bahwa Fu terbuat dari kerang, khususnya kerang dengan ukuran besar. Kerang tersebut didapatkan di sekitar dasar laut. Kerang tersebut nantinya akan dikikis beberapa bagiannya, dan dibuatkan lubang agar bisa menghasilkan suara.
Dari penjelasan di atas, Grameds dapat menyimpulkan kalau Fu dimainkan dengan cara ditiup. Suara yang dihasilkan menyerupai dengungan keras yang cukup unik. Alat musik ini sekarang biasa dipakai ketika upacara adat berlangsung, atau digunakan sekadar untuk mendampingi orang yang sedang menyanyi.
Ukulele
Mendengar kata ukulele, Grameds mungkin berpikir kalau alat musik ini merupakan alat musik khas Amerika Serikat, khususnya dari Pulau Hawaii. Tetapi, karena sejarah yang cukup panjang, ukulele akhirnya berhasil mencapai Indonesia, dan menjadi alat musik tradisional khas Maluku.
Memang benar bahwa ukulele memang kali pertama populer di Pulau Hawaii, tepatnya pada sekitar tahun 1880-an. Alat musik ini konon kemudian dibawa oleh pelaut Portugis ke Pulau Maluku, yang saat itu masih dijajah oleh negara tersebut karena menginginkan rempah-rempah khasnya.
Barulah kemudian masyarakat sana mengadaptasi alat musik ini, hingga akhirnya menjadi alat musik Maluku. Untuk cara memainkannya sendiri, seperti yang Grameds ketahui ukulele dimainkan dengan cara dipetik senarnya layaknya gitar. Bedanya, ukulele biasanya hanya memiliki 4 senar, sementara senar gitar berjumlah 6.
Hawaian
Selain ukulele, Pulau Maluku juga memiliki alat musik petik lainnya. Alat musik ini bernama Hawaian, yang juga terinspirasi dari ukulele. Meskipun sesama alat musik petik, mayoritas masyarakat menganggap hawaian sebagai alat musik non-tradisional.
Hal ini dapat Grameds lihat dari badan hawaian yang meskipun terbuat dari kayu, tetapi senar-senarnya terbuat dari baja layaknya gitar modern pada umumnya. Beberapa dari Grameds mungkin juga berpikir kalau hawaian memiliki bentuk yang lebih futuristik dibandingkan alat musik tradisional pada umumnya.
Cara memainkannya pun juga sedikit berbeda dengan ukulele. Meskipun sama-sama dimainkan dengan cara dipetik, hawaian memiliki 8 senar sehingga suara yang dihasilkan juga cukup berbeda. Tidak hanya itu, hawaian juga biasanya dimainkan jika sudah tersambung arus listrik, seperti gitar atau bas elektrik.
Yangere
Lagi-lagi alat musik tradisional yang memiliki bentuk sedikit berbeda dengan alat musik pada umumnya. Sekilas, yangere hanyalah sebuah kotak besar dengan senar. Meskipun begitu, alat musik Maluku ini memiliki sejarah yang cukup panjang terkait perkembangannya.
Rupanya, yangere diadaptasi dari alat musik dengan senar, seperti biola, cello, gitar, atau banyo, yang dimainkan oleh penjajah Portugis. Masyarakat Pulau Maluku di masa lampau melihat hal tersebut, dan mengadaptasi alat musik ini dengan bahan seadanya hingga menjadi yangere ini.
Yangere sendiri dimainkan dengan cara digesek senarnya, layaknya biola atau cello. Di masa sekarang, masyarakat Maluku menggunakan alat musik ini sebagai pendamping tarian atau ketika sedang terjadi upacara maupun hari raya. Tahun 2018, yangere dinobatkan menjadi Warisan Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Totobuang
Apakah Grameds masih ingat alat musik tifa yang paling pertama dibahas dalam artikel ini? Totobuang adalah salah satu dari sekian banyak jenis tifa yang tadi sudah sempat dibahas. Yang sedikit membedakan adalah cara memainkannya serta bentuk dari alat musik ini sendiri.
Jika tifa memiliki bentuk mirip dengan gendang, totobuang sekilas berbentuk menyerupai alat musik tradisional khas Minangkabau, talempong. Alat musik Maluku ini terdiri dari sekumpulan gong yang ditaruh di sebuah papan penyanggah, atau diletakkan saja di atas meja.
Totobuang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan sebuah pemukul. Di masa sekarang, cukup jarang kita bisa melihat seseorang beraksi bermain totobuang. Alat musik ini biasanya hanya dimainkan ketika sedang melangsungkan upacara adat, atau jika ingin menyambut tamu penting.
Bulu Aer
Dibandingkan alat musik Maluku lainnya, alat musik bulu aer bisa jadi menjadi alat musik tradisional yang paling jarang diketahui masyarakat luas. Meskipun demikian, bulu aer cukup populer digunakan oleh masyarakat Indonesia bagian timur lainnya, yakni Papua.
Serupa dengan namanya, bulu aer memang memiliki sejumlah kandungan air di dalamnya. Alat musik ini terbuat dari semacam besi atau pipa, yang di bagian dalamnya dimasukan air. Bentuknya sendiri belum banyak diketahui masyarakat, karena dokumentasi bulu aer memang cukup langka.
Cara memainkan bulu aer adalah dengan ditiup bagian lubangnya untuk membuat suara. Di Maluku atau Papua, bulu aer biasanya digunakan masyarakat setempat sebagai musik yang mendampingi upacara adat atau upacara keagamaan di lingkungan mereka.
Floit
Alat musik selanjutnya memiliki bentuk yang mirip dengan seruling. Grameds mungkin sudah mengetahui kalau tiap daerah di Indonesia memiliki alat musik menyerupai seruling. Tidak terkecuali dengan Pulau Maluku, yang memiliki alat musik tiup bernama floit.
Floit sendiri sekilas mirip dengan nama alat musik seruling dalam bahasa Inggris, yakni “flute“. Alat musik Maluku ini bisa dipakai dalam berbagai macam kesempatan, seperti di dalam orkestra, mengiringi tarian tradisional Maluku, atau menjadi pendamping seseorang yang sedang menyanyi.
Dan cara memainkannya sendiri juga tidak berbeda dengan seruling pada umumnya. Grameds meniup satu lubang di ujung floit, dan menutup lubang-lubang lainnya di badan alat musik. Jika kalian memainkannya dengan benar, kalian bisa menghasilkan suara yang indah dari alat musik ini.
Rumba
Jika Grameds pernah mendengar alat musik bernama marakas, kalian pasti cukup familier dengan alat musik Maluku bernama rumba ini. Dari bentuknya, Grameds bisa membayangkan adanya kemiripan dari alat musik tradisional ini dengan alat musik asal Benua Afrika ini.
Faktanya, rumba memang mengambil inspirasi dari marakas. Lagi-lagi ini terjadi ketika masa penjajahan Portugis ke Pulau Maluku, di mana pelaut dari sana membawa alat musik marakas dan dimainkan di pulau tersebut. Alhasil, masyarakat Maluku di masa itu juga ikut membuat marakas mereka sendiri, dan diberi nama rumba.
Rumba khas Maluku biasanya terbuat dari tempurung kelapa yang diisi kerikil atau pasir. Rumba sendiri merupakan alat musik perkusi, yang dimainkan dengan cara dikocok atau digoyangkan hingga membuat suara. Alat musik Maluku ini biasa dimainkan bersama alat musik Maluku lainnya, yakni hawaian.
Musisi Terkenal dari Maluku
Tadi sudah disinggung, selain alat musiknya, Pulau Maluku juga dikenal memiliki penduduk yang memiliki suara emas dan piawai di dunia tarik suara. Stereotip tersebut sudah cukup melekat ke pulau tersebut karena Maluku memang memiliki sejumlah penyanyi terkenal.
Kepopuleran mereka bahkan sudah mencapai taraf nasional. Beberapa di antaranya sudah dianggap sebagai legenda musik Nusantara. Berikut adalah sosok-sosok yang berhasil mengharumkan Pulau Maluku karena suara merdunya.
Marcello Tahitoe
Nama pertama adalah sosok yang populer karena lagu “Masih Ada” dan “Pergi Untuk Kembali“. Penyanyi bernama Marcello Tahitoe atau biasa disebut juga dengan nama panggung “Ello” ini kepopulerannya sempat melejit memasuki tahun 2009 sampai dengan tahun 2010.
Ello sendiri adalah penyanyi keturunan Maluku dan Batak, yang tidak hanya berkecimpung di dunia tarik suara saja, tetapi juga di belakang layar. Pria kelahiran 20 Februari 1983 ini juga bekerja sebagai penulis lagu dan produser musik. Hingga saat ini, Ello juga masih aktif berkarya di bidang musik.
Yopie Latul
Apakah Grameds pernah melakukan senam poco-poco bersama teman sekolah atau tetangga? Jika iya, ada kemungkinan kalian pernah mendengar lagu “Poco-Poco” karya Yopie Latul ini. Sosok kelahiran 7 September 1952, berhasil mempopulerkan lagu ini hingga menjadi lagu yang dipakai jika sedang menari atau senam poco-poco.
Yopie Latul sendiri juga merupakan sosok kondang di dunia permusikan Indonesia. Sebelum lagu “Poco-Poco“, dirinya menyanyikan lagu “Ayun Langkahmu” dan “Kembalikan Baliku“. Tanggal 9 September 2020 silam, Yopie Latul wafat karena terkena penyakit Covid-19.
Harvey Malaiholo
Sosok lain yang juga merupakan penyanyi kondang asal Pulau Maluku ini bernama Harvey Malaiholo. Saat ini, dirinya memang merupakan politikus Partai Demokrat. Tetapi, jauh sebelum itu, pria kelahiran 3 Mei 1962 ini juga dikenal sebagai penyanyi dan juga aktor layar lebar.
Harvey Malaiholo dikenal sebagai penyanyi yang membawakan lagu-lagu seperti “Jerat“, “Seandainya Selalu Satu“, dan “Gempita Dalam Dada“. Lagu-lagu tersebut memang buatan musisi lain. Namun, pria ini berhasil mempopulerkan lagu-lagu dari para musisi lain tersebut.
Ruth Sahanaya
Grup musik 3 Diva berisikan 3 orang penyanyi wanita yang memiliki bakat luar biasa dalam menyanyi. Salah satu anggota dari grup ini adalah penyanyi keturunan Maluku bernama Ruth Sahanaya, yang lahir di Bandung pada 1 September 1965. Dirinya sudah banyak mendapatkan penghargaan dalam kariernya.
Penyanyi yang memiliki single “Keliru“, “Kaulah Segalanya“, dan “Ingin Kumiliki” ini sudah meraih sejumlah penghargaan dari BASF Award, yang kini dinamakan Anugerah Musik Indonesia. Ruth Sahanaya juga pemegang rekor Platinum Records untuk beberapa album musik.
Glenn Fredly
Nama terakhir bisa jadi adalah sosok paling populer di dalam daftar ini. Bagaimana tidak, lagu-lagu buatan pria kelahiran 30 September 1975 ini kerap menghiasi playlist atau stasiun radio masyarakat Indonesia. Sebut saja “Terserah“, “Akhir Cerita Cinta“, dan “Sedih Tak Berujung“, adalah beberapa karyanya yang dinikmati banyak lapisan masyarakat.
Pada 8 April 2020 silam, penyanyi berdarah Maluku ini menghembuskan napas terakhirnya, setelah berjuang menghadapi penyakit meningitis yang diderita sejak lama. Sosok ini sudah dianggap sebagai legenda musik Indonesia karena karya-karyanya yang hingga saat ini masih didengar banyak orang.
Dengan ini, kita dapat menyimpulkan kalau Pulau Maluku memang menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki sumbangsih besar dalam dunia musik di Indonesia. Baik itu alat-alat musiknya maupun musisinya, keindahan seni musik yang dimiliki pulau ini sudah menjadi tradisi tersendiri.
Jika Grameds tertarik untuk mempelajari musik, mulai dari alat hingga lagu-lagu, kami mempunyai beberapa buku rekomendasi untuk dibaca. Buku-buku tersebut adalah buku “Why? Musical Instrument & Sound – Alat Musik & Suara“, buku “Koleksi Lengkap Lagu-lagu Daerah & Wajib Nasional“, dan buku “Dua Dekade Musik Indonesia 1998-2018“.
Why? Musical Instrument & Sound – Alat Musik & Suara
Koleksi Lengkap Lagu-lagu Daerah & Wajib Nasional
Dua Dekade Musik Indonesia 1998-2018
Demikian ulasan mengenai alat musik Maluku. Buku yang direkomendasikan di atas juga dapat Grameds baca dan temukan di www.gramedia.com. Ayo Grameds, mari kita sama-sama budayakan membaca buku. Karena, kalian bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca. Selamat membaca dan selamat menggali ilmu lebih dari buku ya, Grameds!
Penulis: M. Adrianto S.
BACA JUGA:
- Alat Musik Bali
- Alat Musik Jawa Tengah
- Alat Musik Sumatera Barat
- Alat Musik Melodis
- Alat Musik Petik
- Alat Musik Ritmis
- Alat Musik Rebab
- Alat Musik Sasando
- Alat Musik Tradisional
- Anggota Band Stinky
- Contoh Alat Musik Idiofon
- Contoh Alat Musik yang Dipetik
- Contoh Lagu Nusantara
- Daftar Lagu Daerah & Alat Musik Khas Daerah di Indonesia
- Daftar Lagu Galau Inggris
- Daftar Lagu Romantis Indonesia
- Genre Musik
- Harga Gitar di Nusantara
- Harga Ukulele di Gramedia
- Irama
- Jenis Alat Musik
- Kecapi Berasal dari Mana?
- Kunci Dasar Gitar Akustik
- Kunci Dasar Gitar Aku Bukan Jodohnya
- Lagu Bahasa Inggris Yang Mudah
- Lagu Korea Sedih
- Lagu Thomas Arya
- Lagu Pamungkas
- Lagu Rohani Kristen
- Biografi Dan Beberapa Lagu Glenn Fredly
- Macam Alat Musik
- Mengenal Alat Musik Keyboard Piano & Rekomendasi Terbaik
- Musik Kontemporer
- Merek Gitar Terbaik
- Perbedaan Gitar Akustik dan Klasik
- Profil Guyon Waton
- Rekomendasi Merek Piano Terbaik
- Rekomendasi Lagu Pop untuk Hari Perpisahan
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien