in

5 Arti Bersin Berdasarkan Jam dalam Primbon Jawa, Ini Penjelasannya!

Seorang wanita bersin (Tina Franklin/Creative Commons Attribution 2.0 Generic).

Arti Bersin – Bersin merupakan proses keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan deras melalui mulut dan hidung.

Udara tersebut bisa mencapai kecepatan 70 meter/detik (250 kilometer/jam). Bersin juga dapat menyebarluaskan penyakit melalui butir-butir air yang terinfeksi dengan diameternya berkisar antara 0,5–5 µm. Sekitar 40.000 butiran air seperti itu bisa dibuat dalam sekali bersin.

Arti Bersin
Seorang wanita bersin (Tina Franklin/Creative Commons Attribution 2.0 Generic).

Kepercayaan dan Aspek Kebudayaan terkait Bersin

Holiday Sale

Pada 400 SM, Jenderal Athena bernama Xenofon memberikan pidato cukup dramatis yang memerintahkan agar para anggota pasukannya mengikutinya mencapai kemerdekaan atau mati melawan tentara Persia.

Dia berbicara selama satu jam dan berusaha melecut semangat pasukannya dengan menyatakan jika mereka nantinya akan kembali dengan selamat ke Athena.

Salah seorang tentaranya mencatat pidato tersebut, bahkan menggarisbawahinya dengan suatu bersin. Para tentara Athena yakin jika bersin itu merupakan tanda dari dewa yang melimpahkan kekuatan mereka. Inilah yang membuat tentara-tentara tersebut memberikan penghormatan kepada Xenofon dan melaksanakan perintahnya.

Bersin yang terjadi setelah seseorang membuat suatu pernyataan di negara Hongaria, Slovenia, Slowakia, dan beberapa negara Timur Tengah terkadang ditafsirkan sebagai penegasan dari Tuhan jika pernyataan tersebut benar adanya.

Sementara itu, ada kepercayaan di Jepang yang menganggap jika bersin merupakan isyarat ada seseorang atau orang lain di tempat jauh yang menjelek-jelekan di belakangnya.

Masyarakat umum di India di sisi lain meyakini jika seseorang yang bersin akan merangsang orang yang disayanginya. Mayoritas orang India menganggap jika bersin merupakan sesuatu yang menyehatkan, sedangkan seseorang yang tidak dapat bersin perlu mengonsultasikan kesehatannya.

Situs Psychology Today melaporkan jika para ilmuwan India menyatakan ketidakmampuan untuk bersin sebagai “asneezia“. Masyarakat India sejak lama memiliki kebiasaan untuk menghirup tembakau sebagai cara untuk menyebabkan bersin secara artifisial.

Tanggapan Tradisional Jika Seseorang Bersin

Masyarakat di negara-negara berbahasa Inggris memiliki suatu kebiasaan untuk setidaknya mengatakan “God bless you” (semoga Tuhan memberkatimu) atau hanya “bless you” (kiranya kau diberkati) jika ada seseorang yang bersin.

Tradisi tersebut berasal dari Abad Pertengahan ketika masyarakat meyakini jika jantung seseorang yang bersin akan berhenti berdetak, jiwanya terlepas dari tubuhnya, dan dapat diambil oleh berbagai roh jahat.

Kata-kata tersebut saat ini diucapkan hanya sekadar sebagai sopan-santun, terkadang seseorang yang bersin lantas menjawabnya “terima kasih”. Kebiasaan ini juga muncul saat demam merah pertama kali merebak di dunia.

Orang-orang sering kali meninggal dunia karena bersin, sehingga mereka mulai mengatakan “semoga Tuhan memberkatimu”, dengan harapan jika mereka akan memperoleh keselamatan.

Masyarakat Spanyol akan mengatakan “salud”, yang berarti kesehatan jika ada seseorang yang bersin. Sementara itu, dalam budaya Islam yang didasarkan kepada berbagai hadis dan ajaran dari Muhammad Saw, misalnya hadis riwayat Al-Bukhari dari Abu Hurairah yang menyebutkan jika Muhammad pernah berkata:

Saat salah satu dari kita bersin, biarkan dia berkata, ‘al-hamdu-lillah’ (segala puji bagi Allah SWT), dan membiarkan saudaranya atau pendampingnya berkata kepadanya, ‘yarhamukallah’ (semoga Allah SWT merahmatimu). Jika dia mengatakan, ‘yarhamukallah’, kemudian biarkanlah (hidung itu) berkata, ‘Allah wa yahdiikum yuslihu baalakum’ (semoga Allah SWT membimbingmu dan memperbaiki kondisimu)“.

Arti Bersin Berdasarkan Waktunya

1. Tanda-Tanda Bersin pada Pukul 3–4 Pagi

Menurut penjelasan primbon Jawa, jika kalian mengalami bersin pada kisaran pukul 3 sampai 4 pagi, itu merupakan tanda kalian akan kedatangan tamu yang akan membawakan rezeki yang melimpah.

Tamu itu bisa saja teman lama, saudara jauh, atau orang-orang yang memang mempunyai kepentingan dengan kalian dan membawakan kabar baik maupun rezeki.

2. Tanda-Tanda Bersin pada Pukul 5–6 Pagi

Selanjutnya, jika kalian mengalami bersin pada kisaran pukul 5 sampai 6 pagi, itu merupakan tanda kalian akan memperoleh rezeki yang melimpah. Rezeki ini bisa saja berasal dari bisnis maupun pekerjaan yang sedang kalian jalankan.

3. Tanda-Tanda Bersin pada Pukul 7–9 Pagi

Jika kalian mengalami bersin pada kisaran pukul 7 sampai 9 pagi, itu merupakan tanda akan ada seseorang yang mengundang kalian bepergian maupun makan enak di suatu restoran. Hal ini dalam bahasa Jawa disebut dengan arep diajak ngelencer. Namun, hal tersebut terkadang terjadi secara tiba-tiba maupun tidak terduga.

4. Tanda-Tanda Bersin pada Pukul 1–2 Siang

Ketika kalian mengalami bersin pada kisaran pukul 1 sampai 2 siang, itu merupakan tanda akan akan memperoleh keberuntungan atau undangan makan besar.

Namun, satu hal penting yang perlu diingat adalah bersih atau tidaknya dalam keadaan alergi. Terkadang, seseorang yang sering bersin tidak menyadari jika hal tersebut hanyalah suatu kebetulan dan bukanlah pertanda.

5. Tanda-Tanda Bersin pada Malam Hari

Bagi seorang wanita yang mengalami bersin pada kisaran pukul 7 sampai 8 malam atau pukul 11 sampai 12 malam, itu merupakan tanda akan ada seseorang yang akan melamar atau meminang dirinya.

Namun, hal ini hanya berlaku jika mereka masih belum menikah maupun janda. Sementara itu, makna bersin untuk laki-laki pada malam hari tidak disebutkan dengan jelas.

Itulah artikel terkait “arti bersin menurut primbon Jawa” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi. Namun, tetaplah diingat bahwa bersin hanyalah hal yang biasa dan tidak selalu menjadi suatu pertanda.

Sebagai catatan, penjelasan di atas hanyalah sebagai penambah wawasan pembaca. Percaya atau tidaknya merupakan hak dari masing-masing pembaca. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!


Rujukan

  • Anies (2005). Pencegahan Dini Gangguan Kesehatan: Berbagai Penyakit dan Gangguan Kesehatan yang Perlu Diwaspadai dan Dicegah Secara Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  • Haruna, Sri Rahmah, dkk (2021). Kepatuhan Masyarakat dalam Penggunan Masker Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Covid-19. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
  • Koentjaraningrat (1984). Kebudayaan Jawa: Seri Etnografi Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Mansur, Arif Rohman; Farlina, Mutia (2023). Influenza pada Anak dan Perawatannya. Indramayu: Penerbit Adab.

Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait Arti Bersin

1. Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen

Arti Bersin

Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat Kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen bukanlah sebuah agama, walaupun merupakan suatu kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan Kejawen relatif taat dengan agamanya.

Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat Kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran Kejawen sendiri, yakni yang dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadi”.

Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang pada dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.

Selain diperoleh dari sang penemu, ajaran dalam agama Jawa juga dilengkapi dengan ajaran yang diperoleh dari para leluhur yang memang terbukti memperhalus batin. Petuah-petuah para leluhur tertuang dalam Serat Piwulang. Berbagai doktrin menyangkut ajaran dirinci dan diperdalam dengan penghayatan untuk memperoleh gambaran umum konsep suatu doktrin yang menjadi benang merah seluruh paguyuban.

Berbagai konsep ajaran yang diuraikan, yaitu kosmologi, sangkan paraning dumadi, cakramanggilingan, sedulur papat lima pancer, metamorfosis diri, guru sejati, ajaran tentang semut, lebah, kupu-kupu, dan laron.

Istilah agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, bagi banyak orang Jawa, dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang bagaimana ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap dalam buku ini.

2. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa

Arti Bersin

Dalam kehidupan masyarakat Jawa dikenal dengan istilah beberapa falfasah yang menghendaki manusia berperilaku ke arah ketenteraman hidup dan bukan konflik yang terus-menerus. Sikap dan perilaku masyarakat Jawa pun perlu dilandasi kehendak untuk menghiasi dunia dan bukan merusak tatanan dunia. Adapun cerminan beberapa falsafah tersebut seperti diungkapkan di dalam sangkan paraning dumadi (asal dan tujuan hidup manusia), berarti kesadaran mengenai asal mula (sangkan) dan tujuan (paran) hidup.

Bagi orang Jawa, segala sesuatu sudah ditetapkan oleh Tuhan dan harus kembali kepada-Nya. Inilah yang membuat perlu suatu usaha atau cara agar manusia bisa dan pantas sampai ke asalnya, yaitu Tuhan. Orang Jawa menekankan laku prihatin untuk mencari kesempurnaan hidup, misalnya puasa mutih atau puasa ngebleng serta berendam di sungai. Mereka memiliki timbunan sistem filosofis berupa endapan pengalaman para pujangga dan leluhur yang berusaha mencari arti kehidupan manusia, asal-usul, tujuan akhir, dan hubungan manusia dengan Tuhan.

Buku bertajuk Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa yang merupakan renungan dan refleksi seorang budayawan dan aktivis pekerja lingkungan, H.M. Nasruddin Anshoriy Ch dan Kepala PPLH Regional Jawa, Sudarsono ini merupakan buku yang relevan untuk kondisi sekarang, karena memiliki bobot tinggi untuk dibaca bukan hanya oleh para akademisi, tetapi juga para pengambil keputusan di pemerintahan dan masyarakat luas (Sri Sultan Hamengkubuwana X).

3. Kitab Primbon Jawa Serbaguna Tetap Relevan Sepanjang Masa

Arti Bersin

Kitab primbon adalah sekumpulan kearifan lokal supaya seseorang mampu memahami dirinya, sesamanya, dan alam makrokosmos maupun mikrokosmos tempat dirinya menjalani kehidupan. Selama ratusan tahun, kitab primbon menjadi pedoman sehari-hari bagi orang Jawa untuk mengartikan berbagai fenomena.

Kandungan ilmu dan ngelmu di dalam primbon Jawa akan membuat kita mengerti segala sesuatu yang tidak dimengerti oleh orang lain. Ilmu dan ngelmu ini terbukti tetap relevan dalam berbagai situasi dan berguna sepanjang masa.

Hal-hal penting yang termuat dalam Kitab Primbon Jawa Serbaguna ini antara lain:

  • Sifat, hari, pasaran, neptu, bulan, dan tahun.
  • Tabiat manusia menurut waktu kelahiran dan ciri fisik (letak tahi lalat, bentuk kepala, bibir, dagu, raut wajah, dan lain sebagainya).
  • Aneka perhitungan tentang jodoh dan pernikahan, prosesi perkawinan adat Jawa lengkap dengan upacara selamatannya.
  • Pengobatan tradisional untuk anak dan orang tua, dari jamu khusus untuk ibu hamil dan menyusui, memperbanyak air susu ibu (ASI), agar semakin dicintai oleh suami, hingga aneka resep tradisional untuk merawat bayi.
  • Makna berbagai firasat (dari mimpi, kedutan, hati yang tiba-tiba berdebar-debar, telinga berdenging, dan lain sebagainya).
  • Arti dari fenomena alam dan lingkungan sekeliling (mulai gempa bumi, lolongan anjing, perilaku kucing, tikus, kicau burung, datangnya kupu-kupu, terjadinya halilintar, gerhana matahari dan bulan, dan lain sebagainya).
  • Perhitungan tentang suatu barang dapat ditemukan atau tidak.

4. Sejarah Agama Jawa: Menelusuri Kejawen Sebagai Subkultur Agama Jawa

Indonesia merupakan negara multikultural, di negeri ini semuanya sangat beragam, mulai dari budaya hingga agama yang ada. Sebelum agama-agama sekarang ada dan berkembang, nenek moyang di Indonesia memercayai dan menganut aliran animisme dan dinamisme, selanjutnya barulah mulai tersebar beberapa agama yang bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar di Nusantara.

Saat ini, Indonesia meyakini adanya enam agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konfusianisme. Namun demikian, ternyata di berbagai daerah Jawa masih banyak orang-orang yang masih berpaham kejawen atau agama Jawa. Kejawen sendiri merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa.

Kejawen sebenarnya bukanlah suatu agama, meskipun merupakan kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa yang tidak dapat dilepaskan dari spiritualitas suku Jawa.

Buku ini menyajikan sejarah agama orang Jawa. Secara geneologis, ditelusuri asal keyakinan yang sampai sekarang masih dipercaya oleh orang Jawa. Pembahasan itu untuk menelusuri kejawen sebagai subkultur agama orang Jawa yang dapat adaptif di beberapa agama samawi yang ada di Indonesia. Dengan penelusuran data-data yang valid, penulis meyakinkan bahwa buku ini layak menjadi referensi siapa saja yang ingin mempelajari seluk-beluk tentang agama orang Jawa, terutama kejawen sebagai subkultur. Disajikan pula sumber-sumber apa saja yang menjadi naungan dan melengkapi ajaran kejawen ini.

5. Dari Siwaisme Jawa ke Agama Hindu Bali

Dari Siwaisme Jawa ke Agama Hindu Bali

Buku ini berisi satu kumpulan artikel yang ditulis oleh Andrea Acri (dosen dan peneliti di EPHE, PSL University, Paris) yang berfokus kepada Siwaisme (agama Siwa), tantrisme, dan Yoga di Jawa dan Bali pada zaman kuno, serta kelanjutannya (sebagai “agama Hindu”) di Bali pada zaman modern.

Acri menggarisbawahi keterkaitan praktik agama di Jawa dan Bali dengan tradisi Siwaisme, Brahmanisme, dan agama Hindu di India, sembari juga menyoroti transformasi dan pribumisasi tradisi itu di daerah Jawa dan Bali sepanjang waktu dengan orisinalitas dan nilai intelektual maupun spiritual yang tinggi. Ditekankan pula kesinambungan antara tradisi kuno dan wacana baru yang telah berkembang dalam periode modern dan kontemporer, baik di Jawa (setelah kedatangan Islam pada abad ke-15) dan di Bali (setelah reformasi agama Hindu pada awal abad ke-20).

Buku ini diharapkan akan berguna untuk memperkenalkan keistimewaan keagamaan dan kebudayaan Jawa zaman kuno kepada khalayak luas di Indonesia, serta membantu untuk mengerti permasalahan bangsa dan negara Indonesia masa kini melalui pemahaman masa lalu.

Pemaparan di dalam buku ini meliputi:

  • Bab 1. Sastra Tutur Sanskerta Jawa Kuno dari Bali.
  • Bab 2. Sekte Vaimala Pasupata.
  • Bab 3. Sekilas tentang Saiva Siddhanta Awal.
  • Bab 4. Meninjau Kembali Kultus Siva–Buddha di Jawa dan Bali.
  • Bab 5. Penerapan Suku Kata.
  • Bab 6. Tradisi Yoga dan Meditasi di Kepulauan Asia Tenggara.

Baca juga:

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.