in

Fictophilia: Mengenal Arti dan Penyebab Mencintai Karakter Fiksi

sumber: dailyevergreen

Fictophilia adalah – Pernahkah kamu merasa lebih terhubung dengan karakter fiksi dalam film, buku, atau game daripada dengan orang-orang di dunia nyata? Jika iya, bisa jadi kamu mengalami yang namanya fictophilia. Ini adalah perasaan ketertarikan atau cinta terhadap karakter fiksi, baik itu dalam bentuk buku, film, atau media lain.

Meskipun terdengar agak aneh, sebenarnya perasaan ini cukup umum lho. Dalam artikel ini, kita bakal bahas lebih dalam tentang fictophilia, mulai dari pengertiannya, tanda-tanda seseorang mengalaminya, hingga apa sih yang bisa menyebabkan seseorang merasa terhubung lebih kuat dengan karakter fiksi daripada dengan orang nyata. Yuk, simak terus!

Arti Fictophilia

Holiday Sale

Fictophilia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketertarikan atau bahkan perasaan cinta terhadap karakter-karakter fiksi dalam berbagai bentuk media, seperti film, buku, komik, video game, atau serial televisi. Orang yang mengalami fictophilia sering kali merasa lebih terhubung dengan karakter-karakter ini daripada dengan orang nyata dalam kehidupan mereka.

sumber: dailyevergreen

Perasaan ini tidak selalu bersifat romantis atau seksual; bisa juga dalam bentuk kekaguman, keinginan untuk melindungi, atau rasa nyaman ketika berada dalam dunia fiksi tersebut. Karakter-karakter ini bisa saja menjadi sosok yang ideal, menyenangkan, atau bahkan penuh konflik yang justru membuat mereka lebih menarik untuk diikuti. Bagi sebagian orang, karakter fiksi memberi rasa penghiburan atau pelarian dari kenyataan yang kurang memuaskan.

Penting untuk dipahami bahwa fictophilia bukanlah hal yang patologis. Banyak orang merasa terhubung dengan karakter fiksi karena mereka menemukan aspek yang relatable atau memberi mereka rasa aman dan bahagia. Namun, jika ketertarikan ini mulai mengganggu kehidupan sosial atau menyebabkan isolasi, mungkin sudah saatnya untuk mengeksplorasi perasaan tersebut lebih dalam.

Tanda-tanda Kamu Seorang Fictophilia

Jika kamu merasa lebih terhubung dengan karakter-karakter fiksi daripada dengan orang-orang di dunia nyata, mungkin kamu termasuk dalam kategori fictophilia. Ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa kamu mengalami perasaan ini, di antaranya:

1. Kamu Lebih Menghargai Karakter Fiksi daripada Orang Nyata

Salah satu tanda paling jelas dari fictophilia adalah kecenderungan kamu untuk lebih mengagumi atau bahkan merasa cinta pada karakter fiksi. Karakter-karakter ini bisa berasal dari buku, film, serial TV, atau bahkan video game. Kamu mungkin merasa lebih dekat atau lebih terhubung dengan mereka daripada dengan teman atau keluarga.

2. Sering Merenung Tentang Karakter Fiksi

Jika kamu sering memikirkan karakter fiksi, berkhayal tentang hubunganmu dengan mereka, atau membayangkan berbagai skenario yang melibatkan mereka, itu bisa menjadi tanda dari fictophilia. Bahkan, terkadang kamu mungkin merasa sangat emosional atau terhibur hanya dengan memikirkan mereka.

3. Mengabaikan Realitas

Kamu mungkin merasa lebih nyaman berada di dunia fiksi daripada di dunia nyata. Ketika menghadapi masalah atau situasi sulit, kamu bisa lebih memilih untuk melarikan diri ke dunia fiksi karena merasa lebih aman atau lebih dihargai di sana.

4. Membandingkan Orang Nyata dengan Karakter Fiksi

Jika kamu sering membandingkan orang-orang di sekitarmu dengan karakter fiksi, atau merasa bahwa orang-orang nyata tidak memenuhi standar atau kualitas yang kamu lihat dalam karakter-karakter tersebut, itu bisa menjadi indikasi kuat dari fictophilia.

5. Merasa Cemas atau Kecewa saat Tidak Bisa Mengakses Dunia Fiksi

Jika kamu merasa cemas, kesepian, atau kecewa saat tidak bisa menikmati media fiksi yang melibatkan karakter favoritmu, itu bisa menunjukkan bahwa hubungan emosional dengan karakter tersebut cukup kuat dalam hidupmu.

6. Membentuk Ikatan Emosional dengan Karakter Fiksi

Banyak orang dengan fictophilia mengembangkan hubungan emosional yang sangat dalam dengan karakter fiksi. Kamu bisa merasa seolah-olah karakter-karakter tersebut benar-benar ada dan memiliki pengaruh besar dalam hidupmu.

Penyebab Fictophilia

Fictophilia bisa muncul karena beberapa alasan yang berhubungan dengan aspek emosional dan psikologis. Meskipun ini bukan kondisi yang secara resmi didiagnosis, ada beberapa faktor yang dapat memicu atau memperburuk ketertarikan berlebihan terhadap karakter fiksi:

1. Pelarian dari Dunia Nyata

Banyak orang merasa lebih nyaman berada dalam dunia fiksi sebagai bentuk pelarian dari masalah atau tantangan yang dihadapi dalam kehidupan nyata. Ketika seseorang merasa tertekan, cemas, atau kesepian, mereka bisa lebih memilih untuk tenggelam dalam dunia fiksi yang terasa aman dan penuh dengan hubungan yang ideal.

2. Kekurangan Dukungan Sosial

Seseorang yang kurang mendapatkan dukungan sosial atau hubungan emosional yang sehat dengan orang-orang di sekitarnya bisa cenderung mencari kenyamanan dalam karakter-karakter fiksi. Karakter-karakter ini bisa menjadi tempat pelarian atau bahkan pengganti dari hubungan nyata yang kurang memadai.

3. Keterikatan Emosional dengan Cerita atau Karakter

Kadang-kadang, karakter fiksi memiliki sifat atau kualitas tertentu yang bisa membuat seseorang merasa sangat terhubung atau terinspirasi. Misalnya, karakter yang kuat, bijaksana, atau penuh kasih bisa menjadi sumber kenyamanan dan dorongan, terutama bagi mereka yang merasa kurang mendapatkannya dalam kehidupan nyata.

4. Persepsi terhadap Cinta yang Ideal

Dalam banyak kasus, karakter fiksi sering digambarkan dalam hubungan yang sempurna dan tanpa cacat. Ini bisa menciptakan pandangan bahwa hubungan yang sempurna memang ada, yang kemudian mendorong seseorang untuk jatuh cinta pada karakter-karakter fiksi, karena mereka lebih memenuhi standar “ideal” dibandingkan hubungan di dunia nyata yang penuh tantangan.

5. Kurangnya Keterhubungan Emosional dengan Pasangan Nyata

Beberapa orang yang mengalami kesulitan dalam hubungan nyata—baik itu romantis atau sosial—mungkin merasa bahwa karakter fiksi lebih mudah dijangkau atau lebih memenuhi kebutuhan emosional mereka. Karakter fiksi sering kali tidak memiliki drama atau konflik yang kompleks, yang bisa membuat mereka lebih menarik dibandingkan hubungan yang rumit dengan orang-orang di dunia nyata.

Cara Mengatasi Fictophilia

Mengatasi fictophilia bisa menjadi tantangan, terutama ketika seseorang merasa terhubung emosional dengan karakter fiksi lebih dari orang nyata. Namun, jika fictophilia sudah mulai mempengaruhi kehidupan sosial dan kesejahteraan, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya:

1. Mengenali dan Menerima Perasaan

Langkah pertama untuk mengatasi fictophilia adalah menyadari dan menerima perasaan tersebut. Mengakui bahwa kamu merasa terhubung dengan karakter fiksi adalah hal yang normal, tetapi penting untuk memahami bahwa dunia nyata dan dunia fiksi adalah dua hal yang berbeda. Penerimaan ini akan menjadi dasar untuk mengambil langkah-langkah berikutnya.

2. Menjaga Keseimbangan Antara Dunia Nyata dan Dunia Fiksi

Salah satu cara efektif untuk mengatasi fictophilia adalah dengan memastikan ada keseimbangan antara waktu yang dihabiskan dalam dunia fiksi dan dunia nyata. Cobalah untuk tidak terlalu tenggelam dalam cerita atau karakter fiksi, dan alokasikan waktu untuk kegiatan lain yang melibatkan interaksi sosial nyata, seperti berkumpul dengan teman-teman atau keluarga.

3. Membangun Hubungan Sosial yang Sehat

Salah satu alasan mengapa seseorang bisa jatuh ke dalam fictophilia adalah kekurangan hubungan emosional yang memadai dengan orang-orang di sekitar mereka. Cobalah untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Menjalin hubungan sosial yang sehat dapat membantu mengurangi ketergantungan emosional pada karakter fiksi.

6. Mengeksplorasi Hobi dan Minat Baru

Cobalah untuk mengalihkan perhatian ke kegiatan atau hobi baru yang bisa menyita perhatian dan waktu, seperti berolahraga, belajar hal baru, atau mengeksplorasi seni dan kreativitas. Dengan menemukan kegiatan yang bisa memberi kepuasan emosional, kamu akan lebih mudah melepaskan diri dari ketergantungan pada karakter fiksi.

7. Bekerja pada Diri Sendiri Secara Emosional

Kadang-kadang, ketertarikan berlebihan pada karakter fiksi bisa berasal dari ketidakpuasan atau kekosongan emosional yang belum terpenuhi. Bekerja pada diri sendiri dengan memahami kebutuhan emosional dan mencari cara untuk memenuhinya melalui hubungan nyata atau kegiatan yang mendukung kesejahteraan emosional bisa sangat membantu.

8. Mendapatkan Bantuan Profesional

Jika fictophilia sudah memengaruhi kehidupan sosial, pekerjaan, atau kesejahteraan emosional kamu secara signifikan, mencari bantuan profesional seperti seorang psikolog atau konselor bisa menjadi langkah yang baik. Terapi bisa membantu mengatasi perasaan keterhubungan yang berlebihan terhadap karakter fiksi dan memberikan wawasan tentang cara mengelola perasaan tersebut dengan lebih sehat.

9. Berlatih Mindfulness

Mindfulness adalah teknik yang membantu kamu untuk tetap hadir di saat ini dan mengurangi keterikatan emosional terhadap dunia fiksi. Dengan berlatih mindfulness, kamu bisa lebih fokus pada kegiatan yang terjadi di dunia nyata dan mengurangi kecenderungan untuk melarikan diri ke dalam dunia fiksi.

10. Buat Tujuan Realistis untuk Hidup Nyata

Menetapkan tujuan hidup yang nyata dan bisa dicapai juga membantu mengalihkan perhatian dari dunia fiksi. Fokus pada pencapaian yang realistis dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan rasa pencapaian dan kepuasan yang lebih besar daripada ketergantungan pada karakter fiksi.

Dengan langkah-langkah ini, kamu bisa mulai mengurangi ketergantungan emosional pada karakter fiksi dan lebih fokus pada membangun kehidupan nyata yang lebih memuaskan. Mengatasi fictophilia memang tidak mudah, tetapi dengan waktu dan usaha, kamu bisa mencapainya.

Kesimpulan

Nah, penting untuk diingat bahwa memiliki ketertarikan pada karakter fiksi adalah hal yang normal, namun jika perasaan tersebut mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari cara untuk mengatasinya. Dengan mengenali tanda-tanda, memahami penyebabnya, dan berusaha untuk menyeimbangkan dunia nyata dan fiksi, kamu bisa menjaga kesehatan emosional dan hubungan sosial yang sehat. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa kesulitan menghadapinya. Yang terpenting, ingatlah bahwa kehidupan nyata jauh lebih berwarna dan penuh potensi untuk dijelajahi daripada sekadar dunia fiksi.

Penulis: Yasmin

Rekomendasi Buku Terkait

Bye-Bye Anxiety – 40 Cara Hidup Bebas Cemas

Bye-Bye Anxiety - 40 Cara Hidup Bebas Cemas

Kecemasan merupakan hal yang bisa dialami oleh semua orang dalam situasi apa pun. Kecemasan tidak selalu hadir dalam bentuk besar, tetapi juga menjelma menjadi hal-hal kecil di sekitar kita, seperti kekhawatiran tentang sesuatu yang belum tentu terjadi. Sebagaimana kebiasaan dan perasaan negatif lainnya, kita dapat mengusir kecemasan dan berusaha berpikir bahwa semua akan berjalan sesuai dengan alurnya.

Seni Hidup Sederhana : Hidup Pas-Pasan adalah Kunci

Seni Hidup Sederhana : Hidup Pas-Pasan adalah Kunci

Mulanya kita akan diajak untuk memahami keberadaan diri kita sendiri sebagai manusia yang ada di dunia. Perubahan demi perubahan kebudayaan manusia di tiap masanya, hingga kondisinya menjadi seperti sekarang ini. Apa pun dapat diukur dengan uang dan orang-orang berlomba untuk memiliki harta yang lebih banyak. Terlepas dari masalah tersebut kita akan mencari tahu mengenai awal mula hasrat manusia untuk memiliki. Kenapa manusia suka memiliki benda-benda dan berlomba-lomba mendapatkannya? Kita akan membicarakan hubungan pria dan wanita, konsep uang, dan konsep modal yang tak bisa lepas dari kehidupan. Semuanya akan bermuara pada besarnya hasrat kita untuk memiliki banyak harta. Nah, pada akhirnya nanti kita akan mengetahui bahwa sebenar-benar dan sebahagia-bahagianya hidup adalah hidup dengan gaya pas-pasan.

Slow Living, Hidup Bukanlah Pelarian Tapi Perjalanan

Slow Living, Hidup Bukanlah Pelarian Tapi Perjalanan

Demi label kesuksesan yang dicapai lebih cepat, kita rela menjadi orang yang miskin waktu dan memiliki kebahagiaan yang tidak menentu. Belum lagi jika kesehatan terganggu karena mesin dalam tubuh terus terpacu. Apakah tidak sayang dengan diri sendiri?

Nyatanya, hidup cepat tidak selalu tepat untuk semua orang. Ada yang sukanya lari, tetapi mungkin kita cocoknya berjalan kaki. Memang lebih lambat, tetapi toh pada akhirnya akan sampai juga pada tujuan. Mengapa harus memaksakan diri untuk mengambil kecepatan yang sama dengan orang lain, jika kemampuan kita berbeda?

Jangan menyiksa, sayangilah dirimu. Bergerak cepat di lintasan yang tidak cocok untukmu justru bisa berbahaya, bukan? Cobalah melambat, karena hidup adalah perjalanan, bukan pelarian.

Untuk mencapai kesuksesan dengan lebih cepat, kita menjadi sibuk dan rela mengorbankan waktu, kebahagiaan bahkan kesehatan diri sendiri. Hidup cepat tidak selalu tepat untuk semua orang. Setiap orang memiliki alurnya sendiri, ada yang mampu berlari tetapi ada pula yang cocok dengan berjalan kaki untuk mencapai tujuan. Tidak perlu memaksakan diri untuk mengambil kecepatan yang sama dengan orang lain jika kemampuan kita berbeda.

Buku Slow Living membahas tentang gaya hidup melambat namun tetap produktif untuk menikmati setiap momen tanpa sibuk berlari sampai ke tujuan. Lambat bukan berarti berhenti namun bergerak sesuai ritme yang tepat.

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.