Tantrum adalah – Pernah nggak sih, kamu mendengar kata “tantrum” dalam kehidupan asmara dan merasa penasaran dengan artinya? Dalam bahasa gaul, tantrum sering banget dipakai buat menggambarkan seseorang yang tiba-tiba menunjukkan emosi berlebihan, terutama ketika nggak mendapatkan apa yang diinginkan. Meski sering dianggap sebagai reaksi anak-anak, ternyata tantrum juga bisa terjadi pada orang dewasa lho.
Nah, dalam artikel ini, kita bakal bahas lebih dalam tentang arti tantrum dalam bahasa gaul, ciri-cirinya, apa sih yang menyebabkan seseorang bisa melakukannya, dan tentunya, bagaimana cara mengatasinya supaya kamu bisa lebih bijak dalam menghadapi emosi. Penasaran? Yuk, simak terus!
Table of Contents
Arti Tantrum dalam Bahasa Gaul
Dalam bahasa gaul, tantrum adalah perilaku seseorang yang menunjukkan kemarahan, frustrasi, atau emosi berlebihan secara tiba-tiba, biasanya disertai dengan tindakan yang tidak terkontrol seperti diam mendadak, menangis, ngedumel atau bahkan mendadak jadi pasif agresif. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak bisa mengendalikan emosinya, terutama ketika situasi tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Meskipun asalnya berasal dari perilaku anak-anak yang rewel, sekarang kata tantrum juga dipakai untuk menggambarkan sikap orang dewasa yang kehilangan kendali karena emosi.
Misalnya, kalau ada orang yang marah besar hanya karena hal kecil seperti antrean panjang atau makanan yang salah pesan, orang tersebut sering disebut ngomel atau mengalami tantrum. Biasanya, orang yang mengalami tantrum sulit untuk menenangkan dirinya sendiri, sehingga bisa menimbulkan ketegangan dengan orang di sekitarnya. Jadi, dalam bahasa gaul, tantrum bukan hanya soal anak kecil yang menangis atau rewel, tapi juga bisa diterapkan pada orang dewasa yang emosinya meledak-ledak tanpa kontrol.
Ciri-ciri Orang Tantrum
Mengenali tanda-tanda pasangan yang sedang tantrum bisa membantu kamu untuk merespons dengan lebih baik. Berikut beberapa ciri-ciri yang bisa menunjukkan bahwa pasanganmu sedang mengalami tantrum:
- Mudah Marah dan Frustrasi
Pasangan yang sedang tantrum cenderung menjadi mudah marah dan frustrasi, bahkan karena hal-hal kecil atau sepele. Ketika ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai keinginan mereka, mereka akan langsung menunjukkan emosi berlebihan, seperti membentak atau mengeluh tanpa henti. - Tidak Bisa Mengontrol Emosi
Ciri utama tantrum adalah ketidakmampuan untuk mengontrol emosi. Pasanganmu mungkin mulai berbicara dengan nada tinggi, berteriak, atau bahkan menangis tanpa bisa menjelaskan secara rasional apa yang membuat mereka begitu marah atau kesal. - Menggunakan Kata-kata Kasar atau Menyakitkan
Saat tantrum, pasanganmu bisa mengeluarkan kata-kata yang tajam dan menyakitkan. Mereka mungkin mengatakan hal-hal yang tidak mereka maksudkan hanya karena emosi yang sedang meluap. Ini adalah tanda bahwa mereka sedang kesulitan mengelola perasaan mereka. - Menyalahkan Orang Lain
Ketika pasanganmu sedang tantrum, mereka sering kali mencari pihak lain untuk disalahkan. Entah itu kamu, orang lain, atau bahkan situasi tertentu, mereka akan merasa bahwa semuanya tidak adil dan tidak sesuai dengan keinginan mereka, tanpa melihat peran mereka dalam masalah tersebut. - Cenderung Menghindari Pembicaraan Rasional
Pasangan yang tantrum sering kali tidak mau diajak bicara secara rasional. Mereka akan menghindar atau bahkan menolak untuk mendiskusikan masalah dengan tenang. Emosi yang meledak-ledak membuat mereka sulit untuk berpikir jernih dan terbuka untuk berdiskusi. - Perubahan Sikap Secara Drastis
Perubahan sikap yang tiba-tiba juga bisa menjadi indikasi tantrum. Pasangan yang tadinya tenang bisa langsung berubah menjadi sangat emosional, bahkan bertindak seolah-olah dunia sedang runtuh di sekitar mereka, padahal penyebabnya bisa jadi sesuatu yang tidak terlalu besar. - Mencari Perhatian
Tantrum juga bisa berupa tindakan mencari perhatian. Pasanganmu mungkin berusaha menarik perhatian dengan cara yang dramatis, seperti bertindak berlebihan atau mengeluh keras-keras, berharap kamu akan segera mengerti dan memberikan perhatian lebih.
Jika kamu mulai mengenali ciri-ciri tersebut pada pasangan, penting untuk memberikan ruang dan waktu bagi mereka untuk menenangkan diri. Menangani tantrum dengan sabar dan empati bisa membantu memperbaiki situasi tanpa menambah ketegangan.
Tantrum pada anak tentu terasa menjengkelkan dan terkadang membuat orang tua stres. Tanpa sebab yang jelas, anak tiba-tiba menangis, berteriak, membentak, mengamuk, bahkan melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor emosi, strategi, ataupun sesuatu yang “spesial” di dalam diri anak. Sehingga, teknik penanganan tantrum pun perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Lewat buku ini, penulis membagikan pengalaman pribadinya dalam menghadapi tantrum pada anak. Ia sempat frustrasi sebelum menemukan cara yang tepat untuk menghadapi tantrum dengan tenang. Tips-tips untuk mendengarkan anak dan memahami bahasa tubuhnya juga disajikan dalam buku ini agar Anda mampu menghadapi tantrum tanpa stres. Selamat Membaca!
Penyebab Orang Tantrum
Penyebab orang tantrum bisa bervariasi tergantung pada individu dan situasi yang mereka hadapi. Namun, ada beberapa faktor umum yang sering menjadi pemicu tantrum, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Berikut adalah beberapa penyebab orang tantrum:
- Kelelahan dan Stres
Salah satu penyebab utama tantrum adalah kelelahan fisik dan mental. Ketika seseorang merasa sangat lelah atau stres, mereka akan lebih mudah kehilangan kontrol atas emosinya. Kelelahan membuat seseorang merasa kewalahan dan tidak mampu menghadapi masalah atau tantangan, yang akhirnya bisa berujung pada ledakan emosi atau tantrum. - Frustrasi karena Tidak Diperhatikan
Kehilangan perhatian atau merasa tidak dihargai juga bisa memicu tantrum, terutama pada orang yang sangat membutuhkan perhatian atau pengakuan. Ketika seseorang merasa bahwa kebutuhan emosional mereka diabaikan, mereka bisa bereaksi dengan cara yang berlebihan untuk mendapatkan perhatian. - Tidak Mendapatkan Apa yang Diinginkan
Ketika seseorang tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka mungkin merasa sangat kecewa atau frustrasi. Ini bisa terjadi ketika ekspektasi mereka tidak tercapai, atau ketika mereka merasa bahwa situasi atau orang lain menghalangi keinginan mereka. Ketidakmampuan untuk memenuhi keinginan atau harapan mereka bisa memicu ledakan emosi. - Perasaan Tidak Berdaya atau Tidak Dapat Mengontrol Situasi
Rasa tidak berdaya atau tidak bisa mengontrol situasi bisa menjadi penyebab tantrum, terutama dalam situasi yang sangat membebani atau tidak terduga. Orang yang merasa tidak bisa mengendalikan hidupnya atau keadaan di sekitarnya sering kali merasa frustrasi dan mungkin melampiaskannya dalam bentuk tantrum. - Ketidakmampuan Menyampaikan Perasaan
Beberapa orang mengalami kesulitan dalam menyampaikan perasaan mereka dengan jelas. Ketika mereka tidak tahu bagaimana mengungkapkan kemarahan, kesedihan, atau frustrasi mereka dengan cara yang sehat, mereka mungkin merasa terjebak dan akhirnya meledak dengan cara yang tidak terkendali. - Masalah Hubungan atau Komunikasi yang Buruk
Masalah dalam hubungan, baik itu hubungan percintaan, keluarga, atau pertemanan, dapat menyebabkan seseorang merasa sangat emosional. Ketika komunikasi buruk atau konflik tidak terselesaikan dengan baik, seseorang bisa merasa cemas, kesal, atau terluka, yang berujung pada tantrum sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan tersebut. - Masalah Kesehatan Mental
Pada beberapa orang, tantrum bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan kontrol impuls. Kondisi ini dapat memperburuk kemampuan mereka untuk mengatur emosi, sehingga lebih mudah terpicu untuk meledak dalam bentuk tantrum. - Perubahan Besar dalam Hidup
Perubahan besar dalam hidup, seperti pindah ke tempat baru, kehilangan pekerjaan, perceraian, atau kematian seseorang yang dekat, bisa menambah tekanan emosional yang sudah ada. Perubahan yang tidak terduga atau sulit diterima dapat menyebabkan perasaan tidak stabil, yang mengarah pada tantrum sebagai respons terhadap situasi yang penuh ketidakpastian.
Penyebab tantrum ini menunjukkan betapa pentingnya mengelola emosi dan mencari cara untuk mengatasi stres. Memahami penyebab di balik tantrum bisa membantu kamu atau orang lain untuk menghadapinya dengan lebih bijak dan efektif.
Marah merupakan emosi yang akan tetap ada di dalam diri kita. Kita sebagai manusia yang memiliki akal budi, dapat memutuskan untuk memilih menanggapi stimulus dengan tenang atau marah berapi-api. Marah tentu diperbolehkan asal tetap dapat terkontrol. Penting bagi Anda untuk mengekspresikan diri dan bertanggung jawab atas perasaan Anda, tidak menyalahkan orang lain atas apa yang Anda rasakan. Pernyataan yang asertif untuk mengkomunikasikan rasa marah terdiri atas dua pemikiran: •Fakta bahwa Anda marah dan ada alasan mengapa Anda marah •Anda ingin orang lain melakukan sesuatu atau Anda ingin situasinya berubah Buku ini dapat membantu Anda untuk mengatasi emosi marah yang ada dalam diri. Mengingat penulis menempuh pendidikan Psikologi, langkah-langkah terapi sederhana dalam buku ini biasa digunakan oleh para psikolog untuk para pasiennya. Anda pun dapat mempraktekkannya
Cara Mengatasi Sifat Tantrum
Mengatasi sifat tantrum, baik pada diri sendiri maupun orang lain, memerlukan pendekatan yang sabar dan penuh pengertian. Tantrum sering kali merupakan reaksi emosional yang dipicu oleh berbagai faktor seperti kelelahan, frustrasi, atau kesulitan dalam mengungkapkan perasaan. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mengatasi sifat tantrum:
1. Identifikasi Penyebabnya
Langkah pertama untuk mengatasi tantrum adalah dengan mencoba memahami apa yang memicu emosi tersebut. Tanyakan pada diri sendiri atau orang yang sedang tantrum, “Apa yang membuat kamu merasa marah atau frustrasi?” Menyadari penyebab dasar dari tantrum akan membantu untuk mencari solusi yang lebih efektif dan mencegahnya terjadi lagi di masa depan.
2. Berbicara dengan Tenang dan Empati
Ketika seseorang mulai tantrum, sering kali mereka kesulitan untuk mendengarkan atau berpikir jernih. Dalam situasi ini, berbicara dengan tenang dan menggunakan nada suara yang empatik bisa sangat membantu. Cobalah untuk mendengarkan tanpa menghakimi, dan tunjukkan bahwa kamu memahami perasaan mereka, meskipun tidak selalu setuju dengan cara mereka mengungkapkannya.
3. Beri Ruang untuk Menenangkan Diri
Kadang-kadang, memberi sedikit ruang atau waktu untuk orang yang sedang tantrum bisa sangat efektif. Tantrum sering kali terjadi karena seseorang merasa kewalahan. Dengan memberikan waktu untuk mereka menenangkan diri, baik melalui berjalan sejenak, duduk, atau sekadar menyendiri, kita memberi mereka kesempatan untuk mereset emosi mereka sebelum melanjutkan percakapan atau mencari solusi.
4. Ajak Berbicara secara Rasional
Setelah seseorang mulai menenangkan diri, cobalah untuk beralih ke percakapan rasional. Bantu mereka untuk memproses perasaan mereka dengan cara yang lebih konstruktif. Misalnya, kamu bisa berkata, “Saya tahu ini sangat membuatmu kesal. Ayo kita cari solusi yang bisa membantu.” Ini memberikan mereka perasaan kontrol dan bisa membantu mereka mengalihkan perhatian dari ledakan emosional.
5. Teknik Pernafasan atau Relaksasi
Untuk orang yang cenderung tantrum, mengajarkan teknik pernapasan atau relaksasi bisa sangat efektif. Teknik pernapasan dalam dan perlahan, atau latihan mindfulness, dapat membantu menenangkan tubuh dan pikiran. Ketika emosi mulai meluap, menyarankan seseorang untuk menarik napas dalam-dalam atau fokus pada perasaan tubuh mereka bisa membantu mereka untuk menenangkan diri.
6. Berikan Penghargaan untuk Perubahan Positif
Jika seseorang berhasil menenangkan diri atau mengatasi tantrum dengan cara yang lebih baik, berikan pengakuan atau pujian. Ini bisa memperkuat perubahan positif dan memberi dorongan agar mereka lebih sadar akan cara-cara yang lebih sehat untuk mengungkapkan perasaan. “Saya senang kamu bisa menenangkan diri dan berbicara dengan lebih tenang, itu menunjukkan kemajuan,” misalnya.
7. Cari Solusi Praktis
Setelah emosi mereda, cobalah untuk mencari solusi praktis untuk masalah yang dihadapi. Misalnya, jika dipicu oleh masalah tertentu seperti stres kerja atau hubungan yang tegang, berbicarakan langkah-langkah konkret yang bisa diambil untuk memperbaiki situasi tersebut. Solusi praktis membantu untuk memecahkan masalah daripada hanya berkutat pada emosi.
8. Konsultasikan dengan Profesional
Jika terus terjadi atau menjadi sangat intens, bisa jadi ada masalah emosional atau psikologis yang perlu ditangani. Dalam kasus seperti ini, berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor bisa sangat membantu. Terapis dapat memberikan wawasan dan strategi untuk mengelola emosi dengan lebih sehat.
9. Praktikkan Kesabaran
Kesabaran adalah kunci dalam menghadapi sifat tantrum. Perubahan perilaku membutuhkan waktu, dan terkadang seseorang memerlukan beberapa kali percakapan atau pendekatan sebelum benar-benar bisa mengelola emosinya dengan lebih baik. Cobalah untuk tetap tenang dan konsisten dalam memberikan dukungan.
Mengatasi sifat tantrum bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang tepat dan kesabaran, kamu bisa membantu diri sendiri atau orang lain untuk mengelola emosi dengan cara yang lebih sehat. Tantrum adalah respons emosional yang bisa diubah seiring waktu, terutama dengan dukungan yang tepat.
Apa kamu pernah merasa bahwa emosimu berada di luar kendalimu? Atau, apa kamu kerap lepas kontrol terkait setiap hal yang kamu lakukan setiap hari, entah kamu menyadarinya maupun tidak? Kadang manusia, termasuk kamu mungkin, sulit mengekspresikan emosi sehingga hal tersebut justru mengarahkan pada hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam buku ini, sebagai seorang psikolog, penulis membagikan tips-tips praktis dalam melatih diri sendiri untuk mengenali, mengakui, dan mengekspresikan emosi dengan cara-cara baru yang baik, benar, dan tepat. Selamat berproses dalam mengenali, mengakui, dan mengekspresikan emosi dengan cara-cara konstruktif yang tidak merugikan/menyakiti diri kamu sendiri maupun orang lain.
Kesimpulan
Penulis: Yasmin
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Buku Tentang Insecure
- Rekomendasi Buku Motivasi Kerja
- Rekomendasi Buku Shio
- Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan
- Rekomendasi Buku TOEFL
- Rekomendasi Buku Menambah Wawasan
- Rekomendasi Novel Motivasi
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien