in

Cara Budidaya Jamur Tiram & Buku Rekomendasi

Budidaya jamur tiram sangatlah bermanfaat, mengingat khasiatnya sendiri yang baik untuk tubuh. Karena prosesnya yang tidak memakan waktu lama, yakni hanya sekitar 4 bulan, petani dapat memperoleh keuntungan yang memuaskan. Lalu, seperti apa tahapan dan perawatan mudah untuk jamur tiram? Berikut ulasannya.

Syarat Tumbuh Jamur Tiram

Ilustrasi Jamur Tiram (sumber: kargoku)

Pleurotus ostreatus atau jamur tiram memiliki nama seperti itu karena memang bentuknya yang tampak seperti oyster mushroom. Jamur yang satu ini termasuk jamur kayu yang tumbuh menyamping, secara berderet. Tampaknya seperti kulit kerang yang mekar dengan batang, seperti corong dangkal.

Beberapa orang mengenalnya sebagai jamur barat dengan berbagai jenis, yakni jamur tiram dengan warna putih susu, merah jambu, kelabu, hingga jenis yang berwarna coklat. Namun, yang paling populer dan banyak dibudidayakan adalah jamur putih. Kelompoknya adalah Basidiomycetes, yakni tumbuhan berwarna putih yang ditandai bercak-bercak memucat pada media tanam yang digunakan.

Sebenarnya, jamur tiram hidup di bawah pohon besar yang memiliki daun lebar. Namun, kebanyakan dari mereka memang tumbuh dalam permukaan berkayu. Habitatnya adalah tempat yang teduh, tanpa memerlukan sinar matahari yang terlalu terik. Jika tidak mendapatkannya sama sekali, jamur tetap bisa tumbuh. Syarat berikut patut untuk diperhatikan supaya budidaya menjadi lebih maksimal.

1. Derajat Keasaman (pH)

Jamur tiram membutuhkan wadah atau habitat dengan kadar keasaman normal, yakni pada kisaran angka 6,8-7. Ukuran ini harus ada pada batas yang tepat karena jika terlalu rendah, pertumbuhan miselium akan terganggu. Dampaknya bisa datang dari tumbuhan lain yang akan mengganggu pertumbuhan dan menyerap nutrisinya. Namun, pH yang terlalu tinggi juga tidak boleh dibiarkan terjadi karena sistem metabolisme jamur sendiri akan terganggu.

2. Kelembapan

Jaga habitat jamur supaya tetap lembab, sehingga kelembapan tempat yang baik dan tepat ada pada kisaran 60-70%. Berbeda ketika masuk pada pertumbuhan badan jamur yang memerlukan kelembaban mencapai 90%. Pastikan untuk mencapai ukuran tersebut dan jaga supaya tidak kering. Substrat tanaman yang juga merupakan bagian penting juga memiliki potensi untuk ikut mengering.

3. Cahaya

Seperti tanaman lainnya, jamur tiram ternyata sangat peka terhadap sinar matahari. Karena itulah, jamur akan mudah mengering dan layu ketika terkena terpaan sinar matahari langsung, apalagi oleh sinar yang terlalu terik. Solusi yang terbaik adalah memberikan sinar matahari secara tidak langsung, guna merangsang pertumbuhan secara sehat. Baik pada masa pertumbuhan awal atau saat memasuki usia yang mulai besar, lebih baik tanam jamur di bawah pohon yang teduh, bisa dalam bangunan atau tempat tanamnya.

4. Udara

Sebisa mungkin, jangan simpan jamur dalam keadaan sempit atau berdempetan dengan jamur yang lainnya. Hal ini dikarenakan jamur yang juga membutuhkan kadar oksigen (O2). Jika kadar oksigen yang seharusnya tidak terpenuhi, maka secara fisik, jamur akan tumbuh dengan bentuk yang kecil. Lebih parahnya lagi, akan layu, kemudian mati jika benar-benar tidak mendapatkan oksigen.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menjaga supaya ventilasi udara tetap ada. Banyaknya karbondioksida yang diserap oleh tanaman akan membuatnya tumbuh abnormal. Konsentrasinya harus ada pada batas 0,02%.

EXO – Jamur Tiram 2 Alam Dataran Rendah
EXO – Jamur Tiram 2 Alam Dataran Rendah dan Tinggi

Beli Buku di Gramedia
Secara umum, jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus) dibudidayakan di dataran tinggi karena suhu dan kelembapan lebih cocok untuk pertumbuhannya. Akan tetapi, dengan memodifikasi lingkungan tumbuhnya jamur pun ramai dibudidayakan di dataran rendah. Simak informasi lengkap panduan Budidaya Jamur di Dataran Rendah yang dilengkapi foto secara detail tentunya di buku ini.

Media yang Perlu Diperhatikan

1. Rak Jamur Tiram

Rak jamur tiram atau kumbung biasanya dibuat dari bilik bambu. Namun, ada pula petani yang menggunakan tembok permanen. Pilihan media disesuaikan dengan kebutuhan pembudidaya masing-masing. Kumbung nantinya akan diisi dengan baglog-baglog berisi miselium.

Kumbung memiliki ukuran yang bervariasi, tergantung pada luas lahan yang dimiliki oleh pembudidaya. Susunan rak harus dibuat dengan tepat supaya sirkulasi udara maupun pemeliharaan yang baik tetap terjaga.

2. Baglog

Inilah media utama yang berbentuk silinder, dibungkus dengan plastik dan dilubangi untuk jamur tiram yang akan tumbuh keluar. Baglog juga menentukan pertumbuhan jamur yang berkualitas. Untuk itu, perhatikan kadar ampas tebu, serbuk gergaji, tepung jagung, dedak halus, dan kapur yang dipakai.

Baglog bisa disimpan dalam susunan vertikal atau horizontal. Dalam susunan horizontal, tanaman akan lebih terjaga dan aman karena siraman air. Jangan melakukan pengiriman secara berlebihan karena air akan sulit untuk masuk ke baglog. Dalam posisi ini, pemanenan akan lebih mudah untuk dilakukan. Meski menyita banyak tempat, keuntungan yang didapatkan lebih berlimpah.

Untung Menjamur dengan Budidaya Jamur
Untung Menjamur dengan Budidaya Jamur

Beli Buku di Gramedia

Dengan semakin populer dan meningkatnya kebutuhan terhadap jamur, tentu membuka peluang tersendiri bagi seseorang yang bisa menangkap iklim tersebut. Buku ini hadir untuk menjawab peluang tersebut, yaitu budidaya jejamuran.

Dengan budidaya jejamuran, kalian bisa memenuhi kebutuhan pasar yang semakin menanjak sehingga dapat menjadi lahan bisnis tersendiri. Dapatkan segera semua informasi dalam buku ini.

Cara Membudidayakan Jamur Tiram Melalui Tahap Sederhana

1. Pemilihan Bibit yang Baik

Ada banyak petani yang tidak memperhatikan langkah ini, sehingga miselium tidak dapat tumbuh dengan seharusnya. Ada dua cara untuk mendapatkan bibit yang baik, yakni membibitkan sendiri bibit murni, hingga mendapatkan hasil EF1 atau membelinya dari instansi terpercaya. Namun, jika masih pemula, lebih baik untuk membeli bibit yang sudah jadi. Pilih bibit jamur dengan BER sekitar 75%, pastikan miselium berwarna putih dan tumbuh merata pada media. Pastikan bibit jamur belum kadaluarsa.

Jika ingin membibitkan sendiri, pembudidaya harus mendapatkan indukan yang berkualitas untuk membuat PDA. Ketika PDA dibuat, jamur diharapkan dapat membawa banyak spora jamur. Bentuknya harus tebal dan ditandai dengan miselium yang bagus.

Nah, jika kualitas F2 yang dihasilkan nanti adalah baik, turunannya bisa diwariskan pada F3. Namun, sebaiknya cukup tuntaskan pada F2 supaya kualitas yang dihasilkan maksimal. Tingkat kerapatan miselium yang meningkat atau menurun dapat dilihat melalui mikroskop. Tingkat kekuatan atau kekuatan tersebut sayangnya akan semakin menurun jika terus diturunkan pada bibit-bibit selanjutnya.

Untuk membuat bibit, pembudidaya bisa menggunakan sejumlah media berbahan jagung, gabah, atau campuran dari gergajian. Saat membuat F2, perkembangannya akan menjadi lebih kuat saat disimpan pada jagung. Namun, kumbung biasanya akan sering diganggu oleh hama tikus. Baglog dapat menjadi rusak karena bibit jagung yang terus digerogoti.

Lubang yang ada pada baglog dapat memicu terjadinya kontaminasi. Karena dampak tersebut, banyak pembudidaya yang akhirnya memilih gergajian. Bahan tersebut dirasa lebih aman dan cocok untuk budidaya jamur. Formula dengan perbandingan 1:2:3 dari perbandingan, jagung, dan gergajian menghasilkan nutrisi yang baik. Selanjutnya, tinggal memperhatikan inokulasi yang tepat pada bibit. Waktu yang dibutuhkan adalah 24 jam dengan suhu berkisar 38°C.

2. Pembuatan Media

Secara umum, jamur tiram tumbuh pada baglog. Bahannya adalah bekatul, serbuk gergaji atau derajat, dan kapur. Campuran ketiga bahan inilah yang nantinya dapat mengeluarkan jamur tiram. Bahan-bahan tersebut harus mengikuti perbandingan yang sesuai, yakni 100 kg grajen serta 10 kg bekatul, serta 1-2 kg kalsium dan kapur. Setelahnya, aduk semua bahan dan tambahkan air sekitar 60% dari berat bahan.

Tutup adukan, bisa menggunakan terpal atau plastik. Gunakan plastik ukuran 17 x 30 atau 15 x 30, kemudian isi dengan adonan bahan. Pastikan bahwa komposisi sudah padat. Wadah yang sudah diisi dengan bahan bisa memiliki berat mencapai 1,8 kg.

3. Fermentasi Media

Hal ini juga perlu diperhatikan sebelum melakukan proses penanaman. Dengan fermentasi, hasil budidaya akan menjadi lebih memuaskan. Fungsi lain dari proses ini adalah untuk membunuh jamur liar lain yang mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Tanah juga mengalami proses pelapukan atau pengomposan pada media.

Caranya cukup mudah, diamkan media tanam tersebut selama 5-10 hari. Hal ini bertujuan untuk pengomposan atau pelapukan material tanah. Dengan proses ini, suhu di sekitar media juga akan meningkat, hingga 70°C. Proses pemerataan media tanah dapat dilakukan dengan cara membolak-balikan material di semua sisi. Media tumbuh jamur sudah siap untuk digunakan jika warnanya sudah cukup hitam.

4. Proses Inokulasi Baglog

Baglog dapat langsung dipindahkan ke tempat inokulasi dan didiamkan selama 1 x 24 jam untuk kembali ke suhu normal. Pastikan sirkulasi udara di sekitar berjalan dengan baik untuk mencegah spora patogen. Setelahnya, tutup mulut botol sebentar menggunakan api spiritus sampai sebagian kapas terbakar, kemudian matikan api, buka kapas penyumbat botol. Aduk dengan benda yang telah disterilkan di atas api. Pemindahan bibit dalam botol ke dalam baglog, hingga mencapai batas leher botol. Tutup kembali baglog tersebut dengan kapas.

Ruangan benar-benar harus dipastikan higienis. Untuk mensterilkannya, pembudidaya bisa memilih alkohol atau spiritus yang dapat disemprotkan menggunakan alat spray. Selain ruangan yang disterilkan, tangan yang akan dipakai untuk melakukan penanaman harus menggunakan alkohol. Untuk mengambil bibit atau menggemburkan media, gunakan sendok kecil yang lebih ringan dan praktis.

5. Masa Inkubasi

Mengapa masa inkubasi sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan jamur? Dengan tahapan ini, mikroorganisme akan diinokulasikan pada media yang telah disediakan, sehingga pembudidaya dapat memantau pertumbuhannya. Ruang inkubasi harus memenuhi aturan-aturan tertentu supaya miselium dapat tumbuh dengan cepat.

Karena itulah, jamur tiram harus diletakkan pada suhu ruang dengan rentang 22°C-28°C. Kelembaban yang dibutuhkan adalah 60-70%. Untuk memantau suhu dan kelembaban dalam ruangan, petani biasanya akan menggunakan termometer dan hygrometer.

Proses inkubasi berlangsung selama beberapa minggu, hingga miselium dapat tumbuh menjadi sempurna. Tanda keberhasilan tersebut dapat dilihat setelah dua minggu, dimana miselium akan tumbuh merambat ke arah bawah.

Di atas ruangan inkubasi, baglog dapat diletakkan dengan posisi berdiri dan ditumpuk menjadi tiga. Jika miselium sudah muncul, buang tutup media. Jangan lupa untuk menyemprot jamur setiap hari supaya kelembapannya tetap terjaga. Setelahnya, jamur akan terus bertumbuh besar sampai bisa dipanen.

Proses tersebut dapat dikatakan gagal jika baglog ditumbuhi oleh miselium yang tidak sehat atau busuk. Jika sampai hal tersebut terjadi, langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengganti media. Baglog dapat dicuci atau disterilkan ulang, kemudian melewati prosesnya selama 20 hari sebelum dipindahkan ke kumbung.

TIRAM: Menabur Jamur, Menuai Rupiah
TIRAM: Menabur Jamur, Menuai Rupiah

Beli Buku di Gramedia

Bisnis jamur tiram merupakan salah satu bisnis yang andal. Pengembangan jamur tiram secara intensif dan komersial berprospek sangat bagus. Peluang pemasaran jamur tiram untuk memenuhi permintaan masyarakat, baik dalam lingkup rumah tangga maupun industri kecil, restoran, dan hotel berbintang tergolong besar.

Buku ini membedah berbagai persoalan seputar jamur tiram secara jelas, dari syarat tumbuh sampai analisis usaha taninya. Siapa pun yang tertarik dengan bisnis yang satu ini akan segera mengetahui bahwa jamur tiram tergolong mudah penanganannya, dapat diusahakan dalam skala rumah tangga, dan menghasilkan keuntungan yang memuaskan.

Cara Mencegah Hama Jamur

Supaya hama atau penyakit tidak menyerang jamur, perhatikan media yang dipakai, beserta kelembaban dan kadar air yang menjadi kebutuhan penanaman. Pencegahan sejak dini sangat penting dilakukan karena jika tanaman sudah terserang, pembudidaya tentu akan terkena dampak kerugian.

Faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab yang paling berpengaruh. Cara mencegahnya adalah dengan melakukan penyemprotan formalin. Lakukan secara berkala, tepat pada area sekitar kumbung. Sebaiknya, jangan dilakukan terlalu sering karena obat buatan dapat merusak jamur. Obat tersebut juga akan meninggalkan bau yang cukup menyengat.

Ulat dapat muncul di tempat yang lembab dan kotor. Jadi, meski lingkungan tempat bertumbuhnya jamur lembab, kehigienisan tetap harus dijaga. Kumbung dan rak jamur harus dibersihkan, setidaknya untuk beberapa kali dalam seminggu.

Jamur dan ampas yang tidak dipakai bisa dibersihkan atau dibuang. Jamur-jamur kecil yang masuk dalam keluarga hama tidak boleh dibiarkan tumbuh lebih lama. Ventilasi udara dapat dibuka saat musim hujan. Penyiraman yang dilakukan terlalu sering dapat menambah kelembaban udara.

Bersihkan kumbung dengan formalin. Kepik yang biasanya hinggap pada pangkal jamur dapat ikut terbasmi. Selain itu, jangan menyimpan kumbung atau rak dekat dengan kandang ternak.

Masa Panen Jamur Tiram

Setelah membutuhkan waktu dua minggu sejak dibukanya baglog, jamur sudah dapat dipanen. Jika dirawat dengan baik, jamur dapat dipanen sebanyak 5-8 kali. Berat baglog bisa mencapai 1 kg dengan 0,7-0,8 kg berat jamur. Tahap panen bisa dilakukan selama 5-7 hari di waktu siang atau sore hari, tergantung banyaknya jamur yang dihasilkan. Pastikan bahwa bakal atau pinhead jamur mulai keluar. Namun, ada beberapa cara panen yang tepat untuk diterapkan.

1. Jamur Harus Disayat dengan Baik

Untuk mendapatkan hasil yang berkualitas saat panen, sayat jamur tiram di bagian pangkal batang supaya akarnya juga ikut terbawa. Jika ingin melakukannya, pembudidaya bisa menggunakan cutter, pisau, atau benda apapun yang memiliki permukaan tajam. Saat menyiapkan alat-alat tersebut, jangan lupa pula untuk menyiapkan ember sebagai tempat penyimpanan jamur.

2. Pilih Jamur Terbaik

Tidak semua jamur dapat dipanen. Meski kenyataan tersebut cukup menyakitkan, tetapi pembudidaya memang hanya bisa mengambil jamur yang berkualitas. Pastikan jamur yang dipilih sudah matang dan tumbuh dengan baik, tanpa terserang penyakit.

3. Jangan Terlambat Memanen

Jamur memang memiliki sifat yang mudah rusak, seperti sayuran-sayuran pada umumnya. Mutunya yang menurun ditandai dengan warna yang berubah menjadi lebih coklat, layu, lunak, dan cita rasanya sudah tidak lagi sama.

Untuk itu, jangan sampai telat memanen karena warna dari jamur akan lebih cepat berubah menjadi kuning, sehingga tidak terlihat bersih lagi. Kerusakan produk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kontaminasi mikroba, pengaruh suhu air dan udara, dan kadar air. Setelah membeli produk, lebih baik langsung mengolahnya terlebih dahulu sebelum mengalami penurunan mutu.

Selain itu, jamur mengandung kadar air yang sangat banyak, yakni mencapai 86,6%. Kadar air inilah yang memicu pertumbuhan mikroorganisme. Karena cukup mudah untuk dibudidayakan, banyak petani yang memilih jahe tiram sebagai peluang usahanya. Namun, jumlahnya lebih besar, daripada masyarakat yang membelinya. Stok jamur menjadi lebih banyak, sehingga dijual dengan harga murah.

4. Langsung Dikemas

Memang belum banyak tindakan pengawetan jamur tiram secara komersial di Indonesia. Namun, beberapa pasar biasanya menyimpan jamur tiram pada suhu dingin 15-20°C. Itupun hanya bertahan selama 3-5 hari untuk menjaganya supaya terhindar dari pembusukan.

Mengemasnya dengan plastik polietilen juga akan membantu. Jamur tiram suka lingkungan yang tertutup atau kering. Menyimpannya di lemari pendingin juga tidak akan membuat jamur tahan lama. Dalam keadaan kering, tanaman tersebut bisa bertahan, hingga satu tahun. Tepung jamur tiram putih dapat menjadi salah satu alternatif yang lebih awet dan praktis. Meski secara tekstur berbeda, rasa maupun pemanfaatan tidak kalah berbeda.

Itu dia tahapan budidaya jamur tiram yang benar-benar harus diterapkan jika sudah diputuskan. Dengan kombinasi pupuk dan pendukung bahan material lainnya, kesediaan tanah untuk menanam jahe akan menjadi sangat solid dan menghasilkan buah yang melimpah.

Pacu Produksi Jamur Tiram
Pacu Produksi Jamur Tiram

Beli Buku di Gramedia

Kini, penggunaan zat perangsang pertumbuhan maupun hormon mulai populer digunakan dalam budidaya jamur tiram. Penggunaannya mampu meningkatkan produksi tiram hingga 30 persen. Simak informasi lengkap mengenai bisnis jamur tiram dari pekebun jamur tiram berpengalaman. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi dan foto menarik tentang teknik pembibitan jamur tiram.

sumber : dari berbagai sumber

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Siti M

Bagi saya, menulis merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan karena selain bisa berbagai informasi, saya juga bisa menambah wawasan. Tema yang sangat suka dalam menulis adalah seputar ilmu pengetahuan serta pemerintahan.