Budidaya Kopi – Kopi adalah salah satu andalan Indonesia dalam urusan ekonomi, baik dari level daerah sampai nasional. Menurut data dari dari Badan Pusat Statistik, budidaya kopi di Indonesia menghasilkan 774,60 ribu ton kopi pada tahun 2021. Artinya, ini bisa menjadi peluang menggiurkan.
Grameds bisa menemukan petani kopi hampir seluruh provinsi di Indonesia. Tak hanya itu, keberadaan kedai kopi juga mulai menjamur di banyak daerah. Mayoritas kedai kopi ini memanfaatkan produk petani lokal.
Di samping itu, potensi ekspor kopi juga tak kalah besar. Nah, Grameds bisa memanfaatkan peluang-peluang ini dengan menjadi pembudidaya kopi. Namun sebelum mulai, kamu harus tahu bagaimana menanam kopi dengan baik dan benar agar hasilnya bisa berkualitas.
Table of Contents
Cara Budidaya Kopi yang Baik dan Benar
1. Memilih Jenis Biji Kopi
Supaya kamu bisa mendapatkan hasil yang berkualitas, maka pemilihan biji harus diperhatikan dengan baik. Bahkan sejak dari penentuan varietas dan jenisnya.
Perlu kamu tahu, kopi termasuk tanaman tahunan. Yang artinya butuh puluhan tahun untuk bisa diproduksi, tepatnya 20 tahun. Dengan karakteristik seperti ini, pemilihan bibit tidak boleh sembarangan. Karena sekali memilih, tidak bisa diganti lagi.
Ada banyak sekali jenis kopi yang bisa kamu tanam, namun yang paling terkenal hanya empat jenis, yaitu:
a. Kopi arabika
Ini adalah jenis yang paling diminati karena rasanya paling nikmat dibanding jenis lainnya. Buah kopi arabika akan berwarna merah terang saat matang. Rendemen atau persentase produk akhir dan hasil panennya sekitar 18% sampai 20%.
b. Kopi robusta
Termasuk jenis kopi yang populer di Indonesia. Dibanding arabika, jenis ini bisa panen lebih cepat. Bentuk buah nya membulat dan akan berwarna merah cenderung gelap saat matang. Rendemennya juga lebih tinggi, yaitu sekitar 22% namun dengan harga yang lebih murah dari arabika.
c. Kopi liberika
Dibanding dua jenis lainnya, liberika masih kalah pamornya. Akan tetapi, kopi ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah. Ukuran buahnya cenderung tidak rata dan memiliki rendemen sekitar 12% (sangat rendah).
d. Kopi excelsa
Kopi excelsa bisa dibilang menjadi jenis yang cukup kuat karena tahan pada kekeringan dan bisa tumbuh subur di mana saja. Baik dataran rendah, dataran tinggi, maupun lahan gambut.
Kulit buahnya lembut dan bisa dikupas dengan mudah, sejak tahun 2006 excelsa diklasifikan sebagai bagian dari jenis liberika.
Terlepas dari pilihan jenis kopinya, untuk memperoleh benih kopi kamu bisa melakukan dua cara, pertama dengan pembiakan generatif atau menyemai biji. Yang kedua pembiakan vegetatif atau stek, cangkok, kultur jaringan, dan sejenisnya.
Dalam pembahasan ini, kita akan fokus pada pembiakan generatif yang lebih mudah dan sudah banyak digunakan petani kopi di Indonesia. Di samping itu, cara ini juga bisa menghasilkan biji kopi yang akar tunjangnya sempurna. Dengan begitu, tanaman bisa jadi lebih kokoh.
Lalu bagaimana cara mendapatkan bibitnya? Gampang, kok, kamu bisa membelinya di toko pertanian atau langsung dari balai pertanian terdekat biar lebih aman. Sebab balai pertanian biasanya menjual benih yang sudah diseleksi terlebih dulu.
Supaya kamu lebih paham lagi soal jenis-jenis biji kopi, coba baca buku Rahasia Sukses Budidaya Kopi yang ditulis oleh Tim Karya Tani Mandiri. Buku ini bisa membantu kamu mendapatkan biji kopi berkualitas dan informasi-informasi penting tentang seluk beluk tanaman kopi.
2. Menyeleksi Calon Benih Kopi
Mari anggap kamu membeli bibit kopi dari balai pertanian yang telah melalui proses seleksi, namun ini bukan berarti kamu harus menanam semua benihnya. Lakukan penyortiran ulang di rumah untuk memilah mana biji yang benar-benar baik dan mana yang tidak.
Biji calon benih kopi yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini:
- Berasal dari tanaman induk yang sudah terbukti menghasilkan buah yang berkualitas. Artinya, sebisa mungkin cari rekomendasi dari petani kopi yang berpengalaman.
- Pastikan tanaman induk nya sehat dan tahan pada serangan hama juga penyakit
- Kalau bisa, tanaman induknya harus yang berasal dari hasil persilangan pertama alias F1
- Pastikan calon benih merupakan buah yang sudah masak agar cadangan nutrisinya banyak sehingga cukup sampai proses perkecambahan nanti.
- Pilih yang mulus, tidak cacat, dan berukuran normal.
Setelah menyeleksi buah kopi yang berkualitas, maka kamu bisa melanjutkan ke tahap pembenihan. Berikut langkah-langkahnya:
- Masukkan buah yang sudah diseleksi ke dalam karung goni
- Kemudian rendang karung goni ke dalam air sampai basah seluruhnya
- Setelah itu, angkat karung dan injak-injak. Proses ini akan membuat kulit buah terkelupas secara mudah
- Cuci biji kopi sambil digosok dengan abu supaya lendirnya hilang
- Rendam biji kopi di dalam air sekali lagi. Jika ada biji yang mengapung, sebaiknya buang saja karena dalam biji tersebut sudah tidak ada kandungan sel benih
- Pilah biji yang berukuran hampir seragam dan buang yang ukuranya terlalu besar maupun terlalu kecil.
- Pastikan biji kopi yang sudah dipilah bentuknya sempurna serta tidak cacat
- Anginkan biji selama 1 sampai 2 hari untuk mengeringkannya. Hindari menjemur biji di bawah sinar matahari langsung
- Bila sudah kering, rendam biji ke dalam larutan anti jamur (larutan fungisida) selama 5 menit. Jangan lupa, pastikan dosis dan aturan pakainya sudah sesuai dengan yang ada di dalam kemasannya.
- Simpan biji di tempat yang gelap, sejuk, dan kering jika tak ingin langsung digunakan. Sayangnya, kalau tak langsung digunakan, kualitas benih bisa menurun. Bahkan kalau lebih dari 6 bulan, persentase biji yang berhasil tumbuh hanya 60%-70%. Sedangkan kalau langsung disemaikan, peluang tumbuhnya bisa sampai 90%-100%.
3. Proses Penyemaian Biji
Untuk menyemai biji kopi yang sudah diseleksi, kamu bisa mengikuti panduan ini:
- Pertama pilih dulu lokasi persemaian yang berada di bawah pohon
- Setelah tempatnya cocok, buat bedengan selebar 1 meter atau bisa juga disesuaikan dengan kondisi lahannya.
- Lapisi dengan menggunakan pasir halus dengan tebal 5 cm – 10 cm
- Taburkan furadan untuk mencegah munculnya jamur, kalau tidak bisa dengan menggunakan larutan fungisida secukupnya.
- Tanamkan biji kopi hasil seleksi dengan posisi berbaris ke bedengan. Kedalamannya cukup 0,5 cm – 1 cm.
- Buat larikan secara rapi dengan jarak tanam 3 cm x 5 cm
- Pastikan bagian punggung biji menghadap ke atas saat dibenamkan.
- Jika kamu ingin mempercepat proses perkecambahan, kamu bisa melepas bagian kulit tanduk. Cara ini sudah banyak digunakan oleh petani-petani kopi di Indonesia.
- Letakkan alang-alang atau potongan jerami hingga menutupi bedengan supaya kelembabannya terjaga
- Siram bedengan pada pagi dan sore hari secara teratur sambil terus dipantau perkembangannya.
Biasanya biji kopi akan mulai berkecambah saat menginjak umur 4-8 minggu jika ditanam di dataran tinggi yang hawanya sejuk. Sedangkan di dataran rendah, biji dapat berkecambah lebih cepat, yaitu sekitar 3-4 minggu.
Setelah berkecambah, bagian kepalanya akan terlihat seperti biji bulat dan seolah-olah berhenti tumbuh, ini disebut juga dengan fase serdadu. Setelah satu bulan, bagian kepala akan merekah dan muncul lembar-lembar daun kecil.
Jika sudah ada dua lembar daun, itu berarti benih sudah memasuki fase kepelan atau berumur 2-3 bulan. Nah jika sudah berada dalam fase ini, kamu bisa memindahkan benih ke media polybag.
4. Menyiapkan Lahan untuk Menanam
Sebenarnya, lahan untuk menanam harus disiapkan jauh sebelum kamu siap menanam benih. Apalagi jika di lahan tersebut belum ada tanaman peneduh, sebab kamu harus menyiapkannya 2-4 tahun sebelum memulai budidaya kopi.
Mengapa begitu? Sebab tanaman peneduh ini memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu mengatur intensitas sinar matahari yang masuk, karena kopi tidak memerlukan sinar matahari yang penuh dan intens.
Untuk jenis pohon peneduhnya, kamu bisa menggunakan pohon sengon, dadap, atau lamtoro. Daun-daun yang jatuh dari pohon ini dapat menjadi pupuk kandang bagi benih tanaman kopi.
Selain pohon peneduh, kamu juga harus memeriksa tingkat keasaman (pH) tanah. Pastikan pH-nya sudah sesuai dengan jenis kopi yang akan kamu tanam. Untuk kopi arabika, pH yang baik berkisar antara 5 – 6,5 dan 4,5 – 6,5 untuk kopi robusta.
Kalau Grameds masih punya lahan kosong, bisa sekalian ditanami pisang yang mudah tumbuh. Lumayan kan, kamu bisa punya penghasilan juga dari budidaya pisang. Untuk panduannya bisa dilihat di buku Sukses Budi Daya Pisang di Pekarangan & Perkebunan karangan Bambang Cahyono.
5. Memindahkan Kopi ke Polybag
Setelah lahannya siap dan biji sudah berada dalam fase kepelan, kamu bisa mulai memindahkannya ke polybag, caranya:
- Siapkan sebuah tempat dengan atap paranet satu lapis untuk tempat pembibitannya. Paranet ini nantinya akan mencegah sinar matahari dan juga air hujan secara langsung.
- Kemudian, siapkan polybag yang sudah diisi media tanam sebelumnya. Media tanam ini terdiri dari 1 bagian pasir, 2 bagian kompos, dan 2 bagian tanah
- Letakkan polybag di tempat pembibitan yang sudah kamu siapkan
- Pindahkan benih kopinya ke dalam polybag dengan cara mencungkil tanahnya. Jangan mencabut akar benih untuk memindahkannya sebab dapat merusak akar yang baru tumbuh.
- Pilih benih yang akarnya lurus, sebab kalau tidak lurus biasanya benih akan tumbuh menjadi pohon yang kerdil.
- Letakkan polybag dengan posisi berbaris dan beri jarak sekitar 1 meter agar perawatannya jadi lebih mudah.
- Siram bibit yang sudah dimasukan ke dalam polybag sebanyak 1 – 2 kali sehari.
- Berikan juga pupuk di bulan ke-3 agar bibit tumbuh subur. Pupuk yang digunakan bisa terbuat dari campuran urea, kotoran sapi, dan air dengan rasio 1:10:10. Untuk dosisnya cukup 1 batok kelapa per tanaman untuk setiap minggu.
- Setelah 8-9 bulan, bibit kopi sudah siap ditanam di perkebunan
6. Memindahkan Bibit ke Lahan
Jika bibit, lahan, dan pohon peneduhnya sudah siap, Grameds hanya perlu memindahkan bibit yang ada di polybag ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan. Dalam tahap ini, ada beberapa hal yang perlu Grameds perhatikan:
- Jika biji yang kamu tanam adalah kopi robusta, maka gunakan jarak tanam sekitar 2,75 x 2,75 m2. Lalu untuk kopi arabika, jarak tanamnya 2,5 x 2,5 m2.
- Perhatikan ketinggian lahan yang kamu miliki. Idealnya, semakin tinggi lahan maka jarak tanamnya juga harus makin renggang. Begitupun sebaliknya, semakin rendah lahannya, semakin rapat jarak tanamnya.
- Pastikan lubang tanam dibuat 3-6 bulan sebelum penanaman, dan ukurannya harus 60 x 60 x 60 cm3.
- Saat menggali lubang tanam, tanah galian bagian atas dan bawah harus dipisahkan. Kemudian biarkan lubang tanamnya terbuka.
- Dua bulan sebelum bibit ditanam ke lahan, campurkan tanah bagian bawah dengan 200 gram belerang dan 200 gram kapur. Setelah itu masukkan kembali tanah ke lubang tanam.
- Satu bulan sebelum penanaman, tanah bagian atas dicampur dengan 20 kg pupuk kompos, lalu masukkan kembali ke lubang tanam.
- Ambil bibit di polybag, kemudian pangkas daunnya, sisakan ? saja untuk mengurangi penguapan.
- Setelah semuanya dilakukan, pindahkan bibit ke lubang tanam. Namun sebelumnya, kamu harus menggali sedikit lubang agar seluruh akar bibit bisa masuk ke dalamnya.
- Tutup kembali lubang supaya tanamannya berdiri dengan baik. Bila perlu, pasangkan penopang pada tanaman.
7. Proses Penyiraman
Setelah bibit berada di perkebunan, Grameds harus mulai melakukan perawatan secara rutin. Saat umur penanamannya masih sekitar 1 sampai 6 bulan, lakukan perawatan paling tidak sebulan sekali. Setelah itu, tingkatkan intensitasnya menjadi dua kali per minggu.
Bagian penting dalam perawatan yang wajib kamu perhatikan adalah penyiraman. Aktivitas ini tidak perlu dilakukan setiap hari, tapi pastikan kamu menyelesaikannya secara berkala.
Khusus saat musim kemarau, lakukan penyiraman setiap dua minggu sekali dan air tidak boleh menggenang terlalu lama di sekitar batang tanaman. Jika dibiarkan, akan membuat akar menjadi busuk.
8. Proses Penyiangan
Penyiangan atau pencabutan gulma perlu Grameds lakukan secara teratur. Tujuannya agar tanaman kopi bisa mendapatkan makanan yang cukup dari hara dan humus yang ada di dalam tanah.
Maka dari itu, semua tanaman liar yang ada di sekitar pohon kopi harus dihilangkan dengan sempurna. Jika tidak, mereka akan merebut nutrisi yang dari humus sehingga tanaman kopi tidak bisa tumbuh dengan baik. Lakukan penyiangan setiap dua minggu sekali sampai tanaman kopi tumbuh besar.
9. Proses Penyulaman
Dalam perawatan tanaman kopi, Grameds juga harus melakukan proses penyulaman atau mengganti tanaman yang rusak/mati dengan yang baru. Hal ini penting supaya jumlah tanaman kopi di area tanam tetap terkontrol.
Gunakan benih kopi yang sama dengan yang sudah kamu tanam. Selama kamu melakukan perawatan secara intensif, benih yang baru bisa tumbuh lebih cepat, kok.
10. Pemupukan
Ada dua opsi yang bisa kamu pilih dalam tahap ini. Pertama menggunakan pupuk buatan dan yang kedua menggunakan pupuk organik. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri, namun sebaiknya utamakan pupuk organik dulu.
Soalnya pupuk organik tidak mengandung bahan kimia seperti insektisida dan peptisida yang bisa membahayakan tanaman kopi. Di samping itu, kamu bisa membuat pupuk organik sendiri dengan menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar kebun kopi.
Contohnya, manfaatkan kulit buah kopi sisa pengupasan serta daun-daun dari pohon pelindung untuk diolah menjadi kompos. Pemberian pupuk ini bisa kamu kerjakan 1 – 2 tahun sekali dengan dosis 20 kilogram per tanaman.
Buatlah lubang melingkar di sekitar tanaman, kemudian masukkan kompos atau pupuk buatan ke dalamnya.
11. Memanen Kopi
Budidaya kopi, jika semua prosesnya dilakukan secara intensif maka membuahkan hasil dalam waktu kurang dari lima tahun. Tergantung jenis kopi yang kamu tanam. Untuk kopi robusta, buahnya akan mulai muncul pada umur 2,5 tahun – 3 tahun. Sedangkan arabika pada umur 3 tahun – 4 tahun.
Setelah buahnya matang, kamu bisa mulai proses pemanenan dengan cara manual, yaitu memetik buah dari pohonnya langsung. Sayangnya, saat panen perdana, biasanya belum bisa menghasilkan dalam jumlah banyak. Tapi tanaman kopi akan terus berbuah hingga mencapai puncak produksi pada umur 7 tahun – 9 tahun.
Satu periode panen umumnya berlangsung antara 4 – 5 bulan. Dalam periode ini, pemetikan harus dilakukan sekitar 10 – 14 hari sekali sampai tanaman tidak berbuah lagi.
12. Mendistribusikan Hasil Panen Kopi
Saat panen, semua kopi yang dipetik dalam hari yang sama harus dikumpulkan dan disortir berdasarkan kualitasnya. Setelah itu, lakukan beberapa tahapan ini:
- Mengupas kulit buah menggunakan mesin pengupas berjenis silinder atau secara tradisional seperti pada proses seleksi calon benih
- Untuk kopi arabika, lakukan fermentasi agar lapisan lendir hilang.
- Mengeringkan biji untuk mengurangi kadar air di dalamnya menjadi 12%
- Sortir kembali biji berdasarkan ukuran, kebersihan, dan kemulusan
- Simpan biji kopi yang siap didistribusikan di dalam gudang
Setelah menyelesaikan kelima proses tersebut, kamu bisa mulai mendistribusikan hasil budidaya kopi ke konsumen. Tapi ingat, hindari menjual ke tengkulak karena harga jualnya sangat murah.
Daripada dijual ke tengkulak, coba bermitra dengan koperasi atau memasarkan hasilnya sendiri. Sekarang kamu bisa memanfaatkan media sosial dan internet untuk membangun jaringan pemasaran.
Cara berikutnya adalah menjual langsung ke pemilik kedai kopi yang ada di kotamu. Jika tidak ada, coba berangkat ke kota lain yang memang terkenal dengan wisata kuliner kopinya.
Gambaran lebih jelas mengenai semua tahap budidaya kopi di artikel ini dapat kamu temukan dalam buku Panduan Berkebun Kopi yang ditulis oleh Pudji R.
Demikian panduan singkat budidaya kopi untuk pemula. Grameds juga bisa membaca dan mendapatkan buku-buku terkait budidaya kopi di Gramedia.com agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang
BACA JUGA:
- Angkak Merah
- Budidaya Bawang Merah
- Budidaya Jamur Tiram
- Budidaya Jamur Merang
- Budidaya Jahe
- Budidaya Jahe Merah
- Budidaya Jagung
- Budidaya Kelapa
- Budidaya Kopi
- Budidaya Melon
- Budidaya Tanaman Tomat
- Budidaya Tanaman Porang
- Budidaya Vanili
- Cara Memilih Sayuran
- Cara Menanam Jagung
- Cara Menanam Bawang Putih
- Daun Katuk
- Jenis Alpukat
- Jenis Apel
- Kandungan Gizi Apel yang Baik Untuk Kesehatan
- Jenis Buah Berry
- Jenis Cabai
- Jenis Durian
- Jenis Kopi
- Jenis Pisang
- Jenis Mangga
- Jenis Kacang-Kacangan
- Jenis Tanaman Porang
- Manfaat dari Pisang Kepok
- Kapulaga Jawa
- Manfaat kencur
- Manfaat Lidah Buaya
- Manfaat Daun Jati Cina
- Manfaat Daun Insulin
- Manfaat Daun Kratom
- Manfaat Ubi Ungu
- Macam Macam Bumbu Dapur
- Manfaat Temu Kunci
- Manfaat Temu Ireng
- Sayur Kale
- Tanaman Yang Cocok Di Dataran Tinggi
- Tanaman Cabe
- Tanaman Obat
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien